Anda di halaman 1dari 30

BAHAN AJAR

Judul : Prinsip- prinsip bioteknologi , jenis bioteknologi,


dan dampak bioteknologi bagi masyarakat
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/Semester : XII/ Ganjil
Topik : Bioteknologi
Alokasi Waktu : 12 x 45 menit

I. Tinjauan Umum:
A. Kompetensi Dasar : 3.10 Memahami tentang prinsip-prinsip
bioteknologi yang menerapkan bioproses dalam menghasilkan produk baru untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia dalam berbagai aspek kehidupan
B. Topik : Bioteknologi
C. Indikator kecapaian kompetensi :
3.10.1 Mengemukakan prinsip-prinsip bioteknologi melalui kajian literatur
3.10.2 Mengklasifikasikan jenis –jenis bioteknologi melalui kajian literatur
3.10.3 Menganalisis bioproses produk bioteknologi konvesional dan bioteknogi
modern
3.10.4 Menilai dampak produk bioteknogi di masyarakat
D. Materi prasyarat :
 Memahami tentang mikrobiologi
 Memahami tentang genetika
 Memahami tentang biokimia
E. Petunjuk bagi perserta didik untuk mempelajari bahan ajar
Untuk memudah dalam mempelajari dan memahami materi prinsip-prinsip
bioteknologi, jenis-jenis bioteknologi dan dampak bioteknologi bagi masyarakat
sesebaiknya saudara mengingat kembali tentang materi sebelumnya yaitu
mikrobiologi, genetika dan biokimia.
II. Penyajian
A. Peta konsep

PERNGERTIAN BIOTEKNOLOGI

terdiri

PRINSIP DASAR
BIOTEKNOLOGI BIOTEKNOLOGI

JENIS BIOTEKNOLOGI

dibedakan

BIOTEKNOLOGI BIOTEKNOLOGI MODERN


KONVENSIONAL

menimbulkan

DAMPAK BIOTEKNOLOGI BAGI


MASYARKAT
B. Urain / penjelasan materi yang dibahas secara rinci dengan mengikuti contoh-
contoh / ilustrasi
Bioteknologi berasal dari istilah bio (hidup) ,teknos (teknologi atau penerapan)
dan logos (ilmu). Bioteknologi secara harafiah dapat diartikan sebagai ilmu yang
menerapkan prinsip-prinsip biologi secara lengkap.
Bioteknologi merupakan pemamfaatan prinsip-prinsip ilmiah (sistem dan
proses biologis) atau dengan menggunakan makluk hidup untuk menghasilkn produk
dan jasa bagi kepentingan manusia. Bioteknologi secara umum adalah aplikasi
seluruh tubuh organisme atau bagian tubuh organisme ke dalam teknologi untuk
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Pemanfaatan organisme atau komponen
selulernya secara terarah dan terkontrol yang melibatkan multidisiplin serta aplikasi
yang terpadu antara mikrobiologi, biokimia, biologi sel, fisiologi, genetika
molekuler, dan teknik kimia. Pengertian Bioteknologi Menurut Para Ahli
o Bull Etaf (1982) mendefi nisikan bioteknologi sebagai penerapan asas-asas
sains (Ilmu Pengetahuan Alam) dan rekayasa untuk pengolahan suatu bahan,
dengan melibatkan aktivitas jasad atau mikrobia hidup untuk menghasilkan
barang dan jasa.
o Smith (1981) mendefi nisikan bioteknologi sebagai upaya pemanfaatan
organisme untuk usaha industri dan manufaktur.
o Tri Wibowo (2001) mendefinisikan bioteknologi sebagai suatu penerapan
teknik-teknik biologi, biokimia, dan rekayasa dalam pengolahan bahan dengan
memanfaatkan agensia jasad hidup dan komponen-komponennya untuk
menghasilkan barang dan jasa.
o Primrose (1987) mendefi nisikan bioteknologi secara lebih sederhana, yaitu
eksploitasi komersial organisme hidup atau komponennya (misalnya: enzim).
o Perhimpunan Kimia Murni dan Terapan: Menurutnya, pengertian bioteknologi
adalah penerapan bikimia, biologi, mikrobiologi dan rekayasa kimia dalam
proses industri, pembuatan produk baik itu pelayanan kesehatan, energi dan
pertanian serta pada lingkungan.
o OECD (Organization for Economic Cooperation and Development):Pengertian
bioteknologi menurut OECD adalah suatu penerapan prinsip ilmiah dan
rekayasa pengolahan bahan oleh agen biologi untuk menyediakan barang dan
jasa.
Berdasarkan definisi dan pengertian di atas, maka bioteknologi adalah suatu proses
yang unsur-unsurnya sebagai berikut:

1. Input yaitu bahan kasar (raw material) yang akan diolah seperti; beras,
anggur, atau susu
2. Proses yaitu mekanisme pengolahan yang meliputi; proses penguraian atau
penyusunan oleh agen hayati.
3. Output yaitu produk baik berupa barang dan/atau jasa, seperti; alkohol,
enzim, antibiotika, hormon, pengolahan limbah.

INPUT PROSES INPUT


Gambar 1. Skema proses bioteknologi

Sumber : diklat bioteknologi

Apapun batasan yang diberikan oleh para ahli yang pasti dalam proses bioteknologi
terkandung tiga hal pokok :
1. Agen biologis (mikroba, enzim, sel tanaman, sel hewan)
2. Pendayagunaan secara teknologis dan industrial
3. Produk dan jasa yang diperoleh.
Bioteknologi ini telah
dimanfaatkan disegala
bidang antara lain
dibidang industri,
kesehatan, pertanian ,
dan pengolahan
lingkungan.

Gambar 2. Louis Pasteur seorang Bapak Biotekenologi


Bioteknologi makin

Sumber : Riandari, Henny. 2007.Sains Biologi 3 untuk


berkembang setelah
Kelas XII SMA dan MA Progam Studi Ilmu Pengetahuan kemampuan
Alam . Solo: Tiga Serangkai.
mikroorganisme
melakukan fermentasi .
penelitian mengenai fermentasi yang dipelopori Louis Pasteur sehingga ia dianggap
sebagai bapak bioteknologi karena telah mengembangkan bioteknologi dengan
memanfaatkan mikroorganisme untuk melakukan fermentasi yang selanjutnya
berkembang pesat dalam biologi molekuler. Produk-produk dari bioteknologi sangat
erat hubungannya dengan perkembangan bioteknologi pada zamannya. Adapun era
bioteknologi dapat dibagi atas:

1. Era Pra Pasteur (sebelum 1865), perbaikan teknik fermentasi oleh mikroorganisme
misalnya minuman beralkohol.

2. Era Pasteur (1865-1940), pengembangan industri fermentasi pembuatan etanol,


butanol dan asam organik, perlakuan air buangan.

3. Era Antibiotika (1940-1960), pembuatan penisilin yang mulai digunakan pada saat
pendaratan tentara Amerika di Normandy selama perang dunia kedua, vaksin virus,
teknologi kultur sel hewan.

4. Era Pasca Antibiotika (1960-1975), asam-asam amino, eluidasi struktur DNA,


protein sel tunggal, enzim untuk detergen, gasohol, biogas, teknologi rekombinan
DNA.

5. Era Bioteknologi Modern (1975 - sampai saat ini), rekayasa genetika, zat antibodi
monoklonal, hormon insulin, hormon pertumbuhan ikan tuna.

Prinsip dasar bioteknologi dibedakan menjadi prinsip dasar bioteknologi modern


berbeda dengan bioteknologi konvensional. Prinsip dasar bioteknologi modern yaitu
manipulasi atau rekayasa DNA, manipulasi dilakukan pada susunan gen dalam
kromosom makhluk hidup yang digunakan. Teknik ini bertujuan untuk menghasilkan
organisme yang susunan gen yang telah dibuah sehingga memiliki sifat sesuai dengan
yang diinginkan, sedangkan prinsip dasar bioteknologi konvensional yaitu
menggunakan teknik dan peralatan yang sederhana. Pada bioteknologi konvensional
memanfaatkan mikoorganisme secara utuh. Proses biokimia dan roses genetik terjadi
secara alami. Manipulasi bioteknologi konvensional yang dilakukan hanya sekedar
manipulasi pada lingkungan dan media tumbuh serta tidak sampai pada tahap
rekayasa genetika. Perbedaan bioteknologi modern dan konvensional yaitu pada
prinsip kerja yang digunakan. Pada bioteknologi konvensional, manipulasi sifat-sifat
organisme dilakukan pada kondisi lingkungan dan media tumbuh (substrat). Pada
bioteknologi modern, manipulasi tidak hanya dilakukan pada kondisi lingkungan serta
media kultur, tetapi pada susunan gen dalam kromosom. Pada proses bioteknologi
memiliki ciri-ciri yaitu :
1. Adanya agen biologi yang dipergunakan . agen biologi yang dipergunakan
tidak hanya dalam bentuk fisik yang dipanen , tetapi termasuk didalamnya ,
seperti metabolit sekunder atau enzim yang dihasilkan .
2. Adanya bahan yang diproses sebagai masukan (input )
3. Adanya prinsip ilmu yang melandasi proses bioteknologi.
4. Adanya produk turunan atau jasa yang dipakai dari proses pengunaan gen
biologi (output)

Pada pengembangan bioteknologi ada empat macam langkah yang digunakan, yaitu
bioteknologi produksi makanan dan tanaman , bioteknologi produksi asam-asam organik , zat
pelarut dan biomassa dalam kondisi non steril, proses-proses bioteknologi dalam kondisi
steril dan hasil-hasil keilmuan baru dalam bioteknologi. Bioteknologi makanan dan
tumbuhan dilakukan antara lain melalui fermentasi dengan mikroflora alami serta
memanfaatkan mikroorganisme dalam fiksasi nitrogen. Beberapa jenis mikroorganisme
digunakan untuk mengubah bahan pangan menjadi bentuk lain, seperti jamur Rhizopus
oligosporus dengan mengubah substrat biji kedelai menghasilkan tempe, jamur Neurospora
sitophila dengan substrat kacang tanah atau ampas tahu menjadi oncom, khamir
Saccahoromyces cerevisiae dengan substrat ketan dan ketela pohon menghasilkan tape, serta
bakteri Acetobacter xylinum dengan substrat air kelapa menghasilkan nata de coco.
Penanfaatan mikrooganise dalam fiksasi nitrogen menjadi tanaman yang mampu membuat
pupuknya sendiri, seperti pemanfaatan Rhizobium pada tanaman leguminosae sehingga
mamapu mengikat nitrogen yang ada diudara bebas untuk memenuhi kebutuhan nitrogen.
Bioteknologi produksi asam-asam organik, zat pelarut dan biomassa dalam kondisi nonsteril
yang memungkinkan pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan dapat terjadi,
karena mengunakan fermentasi terbuka Sekilas info
terhadap lingkungan, misalnya pembuatan
Permasalahan utama dari penyediaan pakan ternak
etanaol, asam laktat, asam sitrat, aseton dan ruminansia adalah tidak terpenuhinya jumlah dan
gliserol maupun dalam pengolahan limbah kecukupan nilai nutrisi yang disebabkan antara lain
ketersediaaan pakan yang tidak terus menerus
cair dan pembuatan kompos padat dari (kontinyu) sepanjang tahun. Pada musim penghujan
sampah organik. Proses bioteknologi steril produksi pakan terutama hijauan tinggi dan terjadi
kekurangan pada musim kemarau
dalam proses pembuatan antibiotik
Selain itu, bahan pakan pada umumnya berasal dari
penisilin oleh kapang penicillium,
limbah pertanian yang kandungan nutrisi protein
pembuatan vitamin B12, giberelin, kortison kasarnya rendah dan serat kasarnya tinggi. Kandungan
serat kasar dalam bahan pakan sebagian besar berasal
( kartisol) steroid lain , asam amino, dari komponen selulosa lignin (karbohidrat komplek )
sehingga sulit dicerna oleh ternak. Pengolahan bahan
pakan hijauan untuk meningkatkan kecernaan dari
bahan pakan yang pada umumnya mengandung serat
kasar yang tinggi. Pengawetan bahan pakan dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara kering,
yaitu pembuatan hijauan kering dan jerami kering dan
glumalat. Aplikasi hasil-hasil keilmuan keilmuan baru dalam bioteknologi seperti
penghantian aktivitas sel dan enzim misalnya enzim endonuklease yang mampu memotong
dan menghentikan aktivasi sel yang dikendalikan oleh suatu gen. Pengunaan metabolit
sekunder yaitu kelompok metabolit (mutan ) yang tidak memainkan peranan langsung dalam
kehidupan mikroorganisme, contohnya pembuatan insulin dengan pemanfaatkan bakteri
Escherichia coli yang telah disisipi gen manusia penghasil insulin. Sejalan dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,bioteknologi dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu:

a. bioteknologi konvensional

Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme


(mikrobia) dalam proses biokimiawi dan proses genetik alami (mutasi). Bioteknologi
Konvensional memanfaatkan mikroorganisme untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai
dengan kebutuhan manusia melalui cara fermentasi. Fermentasi merupakan salah satu contoh
dari penerapan bioteknologi konvensional dan telah digunakan dalam menghasilkan produk,
baik dalam skala kecil maupun industri besar (misalnya: tauco, kecap, minuman anggur, dan
sake). Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi tradisional yang masih mengunakan
teknik dan peralatan sederhana. Ciri-ciri bioteknologi konvensional adalah dengan,
diproduksi dalam jumlah kecil serta menerapkan teknik-teknik biologi, bioteknologi, dan
rekayasa genetika yang terbatas, masih menggunakan mikroorganisme seadanya, belum
mengembangkan teknik sampai tingkatan molekuler yang terarah, belum sepenuhnya steril
(bebas dari mikrobia yang tidak diinginkan), dan kualitasnya belum terjamin. Bioteknologi
ini biasanya hanya menggunkan satu mikroorganisme saja seperti bakteri dan fungi. Pada
bioteknologi konvensional, prosesnya memanfaatkan mikrooganisme, proses biokimia, dan
proses genetik alami. Mikroorganisme berperan untuk mengubah bentuk maupun kandungan
gizi melalui fermentasi, seperti untuk memproduksi alkohol, asam asetat, tempe, tape, oncom,
dan kecap. Manipulasi bioteknologi yang dilakukan hanya pada kondisi lingkungan dan
media tumbuh (subtrat), tetapi belum sampai tahap rekayasa genetika. Kelebihan
bioteknologi konvensional adalah sebagai berikut:

1. Biaya produksi murah


2. Teknologi mengunakan peralatan sederhana
3. Pengaruh jangka panjang sudah diketahui
Sementara kelemahan bioteknologi konvensional sebagai berikut:
1. Perbaikan getik tidak terarah
2. Memerlukan waktu relatif lama
3. Belum ada pengajian prinsip-prinsip ilmiah
4. Hasil tidak dapat diperkirakan sebelumnya
5. Tidak dapat mengatasi ketidaksesuaian genetik
6. Hanya diproduksi dalam skala kecil
7. Prosesnya relatif belum steril sehingga kualitas hasinya belum terjamin

Pengolahan bahan makanan yang digunakan dalam bioteknologi konvensional misalnya


pengolahan produk susu dan non susu. Pengolahan produk susu. Susu dapat diolah
menjadi bentuk-bentuk baru, seperti yoghurt, keju, dan mentega.

a) Yoghurt

Yoghurt dibuat dengan mempasteurisasi susu terlebih dahulu, selanjutnya sebagian


besar lemak dibuang. Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt, yaitu
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Kedua bakteri tersebut
ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya disimpan kurang
lebih 5 jam pada temperatur 45 oC dan selama penyimpanan tersebut pH akan turun
menjadi 4,0 sebagai akibat dari kegiatan bakteri asam laktat. selanjutnya susu
didinginkan dan dapat diberi cita rasa.

b) Keju

Keju dibuat dengan digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan
Streptococcus. Bakteri tersebut berfungsi mempermentesikan laktosa dalam susu
menjadi asam laktat. Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan
suhu 90 oC atau dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai 30 oC, selanjutnya bakteri
asam laktat dicampurkan. Kegiatan bakteri mengakibatkan perubahan pH menjadi
menurun dan susu terpisah menjadi whey dan dadih padat, kemudian ditambahkan
enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan dadih. Enzim renin dewasa
ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin. Dadih yang terbentuk
selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32′C-420′C dan ditambah garam, kemudian
ditekan untuk membuang air dan disimpan agar matang. adapun whey yang terbentuk
diperas lalu digunakan untuk makanan sapi.

c) Mentega
Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis dan
Lectonostoceremoris. bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman,
selanjutnya susu diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan. kemudian
lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.

Produk bioteknologi dari bahan makanan nonsusu terdiri dari:

a) Kecap

Kecap dibuat dengan mengunakan jamur Aspregillus oryzae dibiakan pada kulit
gandum terlebih dahulu. jamur Aspregillus oryzae bersama-sama dengan bakteri asam
laktat yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran
gandum, kemuduian setelah proses permantasi karbohidrat berlangsung cukup lama
akhirnya akan dihasilkan produk kecap.

b) Tempe

Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan masyarakat golongan


menengah kebawah sehingga masyarakat merasa gengsi memasukan tempe sebagai
salah satu menu makanannya tetapi setelah diketahui manfaatnya bagi kesehatan, tempe
mulai banyak dicari dan digemari masyarakat dalam maupaun luar negeri. jenis tempe
sebenarnya sangat beragam, tergantung pada bahan dasarnya, namun yang paling luas
penyebarannya adalah tempe kedelai.

Tempe dibuat dengan memerlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi. Ragi
merupakan kumpuan spora mikroorganisme atau kapang. Proses pembuatan tempe
paling sedikit diperlukan 4 jenis kapang dari genus Rhyzopus,yaitu Rhyzopus
oligosporus, Rhyzopus sotolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus oryzae. Miselium
dari kapang tersebut akan mengikat keping-keping baji kedelai mempermentasikan
menjadi produk tempe. proses permentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan
kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat. Perubahan hal tersebut meningkatkan kadar
protein tempe sampai sembilan kali lipat.

c) Tape

Tape merupakan makanan hasil dari proses fermentasi mikroba, terutama kapang dan
ragi dari bahan-bahan yang mengandung karbohidrat seperti beras ketan dan ubi kayu.
Dalam proses fermentasi yang melibatkan aktifitas mikroorganisme ini terjadi proses
pengubahan karbohidrat menjadi alkohol, sehingga bahan makanan hasil fermentasi
menjadi lebih enak rasanya. Rasa manis dari tape dipengaruhi oleh kadar gula dari
tapenya sendiri. Pada proses fermentasi itu pati akan diubah menjadi gula oleh kapang
jenis Chlamydomucor dan oleh ragi Saccharomyces cerevisiae gula diubah menjadi
alkohol. Rasa asam pada tape dapat timbul karena perlakuan (proses) yang kurang teliti,
seperti penambahan ragi yang berlebihan dan penutupan yang kurang rapat pada saat
fermentasi ,selain itu proses fermentasi berlangsung terlalu lanjut. Tape dibuat dari
bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi. Ragi menghasilkan enzim
yang dapat mengubah zat tepung menjadi produk yang berupa gula dan alkohol.
Adonan di dalam ragi tape bersifat amylolytic kuat dan menurunkan pangkat sebagian
besar karbohidrat dari beras atau ketela pohon diuraikan ke dalam gula-gula yang
sederhana yang lalu yang diuraikan lebih lanjut oleh ragi-ragi hingga mengandung
alkohol

d) Nata
Nata adalah bahan menyerupai gel (agar-agar) yang terapung pada medium
mengandung gula dan asam hasil pembentukan bakteri Acetobacter xylinum, pada
dasarnya nata merupakan selulosa. Bakteri Acetobacter xylinum untuk membentuk
lapisan nata yang berserat dan mengandung banyak gizi. Nata merupakan makanan
penambahan yang banyak digemari masyarakat dalam berbagai olahan makanan
maupun minuman. Serat pada nata dibutuhkan dalam proses fisiologis dan dapat
membantu penderita diabetes serta memperlancar penyerapan makanan dalam tubuh.
Nata dapat dibuat dari berbagai macam substrat yang mengandung gula. Substrat yang
biasa digunakan antara lain air kelapa, air syrup dari berbagai buah dan air gula jawa.
Air tebu juga dapat digunakan sebagai substrat dalam pembuatan nata. Pembuatan
nata, harus ada asupan nitrogen sebagai pemacu pertumbuhan bakteri. Selama ini
sumber nitrogen yang banyak digunakan adalah Zwavelzure Ammonia (ZA).
Pengunaan ZA bisa digantikan dengan mengukakan kacang –kacangan. Salah satu
golongan kacang-kacangan adalah tauge yang diduga dapat menggantikan peran ZA
sebagai sumber nitrogen dalam pembuatan nata. Tauge memiliki kandungan protein
2,9 gram, Vitamin A 10 IU, Vitamin B 0,07 mg, Vitamin C 15 mg dan kalori 23 kal
sehingga cocok untuk pertumbuhan bakteri A.xylinum. Selama proses fermentasi
tidak boleh ada goncangan dan suhu harus stabil. Hasil fermentasi akan membentuk
lapisan putih pada nata
Produk-produk lain dari bioteknologi konvensional, antara lain:

Bahan bakar metana, etana, dan propana


Enzim enzim-amilase, lipase, dan proteinase
Metabolit primer asam-asam organik dan alkohol
Metabolit sekunder zat warna dan antibiotik
Asam amino zat glutamat dan lisin

b. Bioteknologi modern
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli telah mulai lagi
mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui
penelitian. Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang mengoptimalkan
pemanfaatan mikroorganisme melalui biologi sel dan biologi molekuler untuk
menghasilkan barang dan jasa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Ciri-ciri
bioteknologi modern adalah dengan menggunakan cara/teknik yang modern/baik,
dengan menggunakan alat-alat yang canggih atau kompleks, diproduksi dalam jumlah
yang besar serta menggunakan metode/prinsip ilmiah. Bioteknologi ini selain
menggunakan mikroorganisme juga menggunakan bagian tubuh organisme lain
seperti hewan atau tumbuhan. Bioteknologi modern bertujuan dapat menghasilkan
produk secara efektif dan efisien. Dengan adanya berbagai penelitian serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka bioteknologi mungkin besar
manfaatnya untuk masa-masa yang akan datang. Kelebihan bioteknologi modern
sebagai berikut:
1) Hasil dapat diperhitungkan
2) Dapat mengatasi kendala ketidakpastian genetik
3) Perbaikan sifat genetik dapat dilakukan secara terarah
4) Dapat menghasilkan organisme yang sifat barunya tidak ada pada sifat alaminya
Kelemahan bioteknologi modern sebagai berikut:
1) Biaya produksi relatif lebih mahal
2) Memerlukan teknologi yang canggih
3) Pengaruh jangka panjang belum diketahui
Penerapan bioteknologi modern sebagai berikut:
a. Rekayasa genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk
menghasilkan makhluk hidup baru yang diinginkan, rekayasa genetika disebut
juga pencangkokoan gen atau rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika
digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA
dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat
direkomendasikan, selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk
hidup secara turun temurun. Proses replikasi DNA merupakan suatu masalah yang
kompleks, dan melibatkan rangkaian protein dan enzim yang secara kolektif
merakit nukleotida dalam urutan yang telah ditentukan. Dalam menanggapi isyarat
molekul yang diterima selama pembelahan sel, molekul-molekul ini melakukan
replikasi DNA, dan mensintesis dua untai baru menggunakan helai yang ada
sebagai template atau ‘cetakan’. Masing-masing menghasilkan dua, molekul DNA
yang identik terdiri dari satu untai baru dan salah satu DNA lama. Oleh karena itu
proses replikasi DNA disebut sebagai semi-konservatif. Rangkaian peristiwa yang
terjadi selama replikasi DNA prokariotik telah dijelaskan di bawah ini.

❶ Inisiasi

Gambar 3. Pelepasan untai DNA


Sumber : http://www.sridianti.com/tahap-proses-replikasi-dna-7-langkah.html

Replikasi DNA dimulai pada lokasi spesifik disebut sebagai asal replikasi, yang
memiliki urutan tertentu yang bisa dikenali oleh protein yang disebut inisiator
DnaA. Mereka mengikat molekul DNA di tempat asal, sehingga mengendur
untuk perakitan protein lain dan enzim penting untuk replikasi DNA. Sebuah
enzim yang disebut helikase direkrut ke lokasi untuk unwinding (proses
penguraian/seperti membuka resleting) heliks dalam alur tunggal. Helikase
melepaskan ikatan hidrogen antara pasangan basa, dengan cara yang tergantung
energi. Titik ini atau wilayah DNA yang sekarang dikenal sebagai garpu replikasi
(Garpu replikasi atau cabang replikasi adalah struktur yang terbentuk ketika DNA
bereplikasi). Setelah heliks yang terbuka, protein yang disebut untai tunggal
mengikat protein (SSB) mengikat daerah terbuka dan mencegah mereka untuk
menempel kembali. Proses replikasi sehingga dimulai, dan garpu replikasi
dilanjutkan dalam dua arah yang berlawanan sepanjang molekul DNA.

❷ Sintesis Primer

Gambar 4. Sintesis DNA Primer


Sumber : http://www.sridianti.com/tahap-proses-replikasi-dna-7-langkah.html

Sintesis baru, untai komplementer DNA menggunakan untai yang ada sebagai
template yang dibawa oleh enzim yang dikenal sebagai DNA polimerase. Selain
replikasi mereka juga memainkan peran penting dalam perbaikan DNA dan
rekombinasi, namun DNA polimerase tidak dapat memulai sintesis DNA secara
independen, dan membutuhkan 3′ gugus hidroksil untuk memulai penambahan
nukleotida komplementer. DNA primase yang merupakan jenis DNA dependent-
RNA polimerase mensintesis bentangan pendek RNA ke untai DNA yang ada,
segmen pendek disebut primer, dan terdiri dari 9-12 nukleotida. Hal ini
memberikan DNA polimerase platform yang diperlukan untuk mulai menyalin
sebuah untai DNA. Setelah primer terbentuk pada kedua untai, DNA polimerase
dapat memperpanjang primer ini menjadi untai DNA baru. Pembukaan resleting
DNA dapat menyebabkan supercoiling (bentukan seperti spiral yang
mengganggu) di wilayah garpu berikutnya. Superkoil DNA yang dibuka oleh
enzim khusus yaitu topoisomerase yang mengikat ke bentangan DNA depan
garpu replikasi. Hal ini menciptakan memotong pada untai DNA dalam rangka
untuk meringankan supercoil tersebut.

❸ Sintesis leading strand
Gambar 5. Replikasi DNA untaian pengawal (leading strand)
Sumber : http://www.sridianti.com/tahap-proses-replikasi-dna-7-langkah.html

DNA polimerase dapat menambahkan nukleotida baru hanya untuk ujung 3′ dari
untai yang ada, dan karenanya dapat mensintesis DNA dalam arah 5′ → 3′ saja.
Tapi untai DNA berjalan di arah yang berlawanan, dan karenanya sintesis DNA
pada satu untai dapat terjadi terus menerus. Hal ini dikenal sebagai untaian
pengawal (leading strand). Di sini, DNA polimerase III (DNA pol III)
mengenali 3′ OH ujung RNA primer, dan menambahkan nukleotida
komplementer baru. Saat garpu replikasi berlangsung, nukleotida baru
ditambahkan secara terus menerus, sehingga menghasilkan untai baru.

❹ Sintesis lagging Strand (untai tertinggal)

Pada untai berlawanan, DNA disintesis secara terputus dengan menghasilkan


serangkaian fragmen kecil dari DNA baru dalam arah 5 ‘→ 3’. Fragmen ini
disebut fragmen Okazaki, yang kemudian bergabung untuk membentuk sebuah
rantai terus menerus nukleotida. Untai ini dikenal sebagai lagging Strand (untai
tertinggal) sejak proses sintesis DNA pada untai ini hasil pada tingkat yang lebih
rendah.
Gambar 6. sintesis lagging Strand
Sumber : http://www.sridianti.com/tahap-proses-replikasi-dna-7-langkah.html

Di sini, primase menambahkan primer di beberapa tempat sepanjang untai


terbuka. DNA pol III memperpanjang primer dengan menambahkan nukleotida
baru, dan jatuh ketika bertemu fragmen yang terbentuk sebelumnya. Dengan
demikian, perlu untuk melepaskan untai DNA, lalu bergeser lebih lanjut kebagian
atas untuk memulai perluasan primer RNA lain. Sebuah penjepit geser memegang
DNA di tempatnya ketika bergerak melalui proses replikasi.

❺ Penghapusan Primer

Meskipun untai DNA baru telah disintesis primer RNA hadir pada untai baru
terbentuk harus digantikan oleh DNA. Kegiatan ini dilakukan oleh enzim DNA
polimerase I (DNA pol I). Ini khusus menghilangkan primer RNA melalui ‘5→
3’ aktivitas eksonuklease nya, dan menggantikan mereka dengan
deoksiribonukleotida baru dengan 5 ‘→ 3’ aktivitas polimerase DNA.

Gambar 7. menghilangkan primer RNA


Sumber : http://www.sridianti.com/tahap-proses-replikasi-dna-7-langkah.html

❻ Ligasi

Setelah penghapusan primer selesai untai tertinggal masih mengandung celah


antara fragmen Okazaki berdekatan. Enzim ligase mengidentifikasi dan
menyumbat celah tersebut dengan menciptakan ikatan fosfodiester antara 5 ‘fosfat
dan 3’ gugus hidroksil fragmen yang berdekatan.

Gambar 8. Ligasi
Sumber : http://www.sridianti.com/tahap-proses-replikasi-dna-7-langkah.html

❼ Terminasi (pemutusan)

Replikasi ini terhenti di lokasi terminasi khusus yang terdiri dari urutan nukleotida
yang unik. Urutan ini diidentifikasi oleh protein khusus yang disebut tus yang
mengikat ke situs tersebut, sehingga secara fisik menghalangi jalur helikase. Ketika
helikase bertemu protein tus itu jatuh bersama dengan untai tunggal protein
pengikat terdekat.

Gambar 9. Pemutusan
Sumber : http://www.sridianti.com/tahap-proses-replikasi-dna-7-langkah.html

Bioteknologi, terutama rekayasa genetika pada awalnya diharapkan dapat


menjelaskan berbagai macam persoalan dunia seperti, polusi, penyakit, pertanian, dan
sebagainya. Contoh hasil rekayasa genetika adalah :
1. Pembuatan vaksin dilakukan melalui rekayasa genetika. Vaksin dibuat dengan
mengisolasi gen yang mengkode antigen dari mikrobia yang bersangkutan. Gen
tersebut disisipkan pada plasmid yang sama tetapi telah dilemahkan. Mikrobia
yang telah disisipi gen tersebut akan membentuk antigen murni. Jika antigen ini
disuntikkan pada tubuh manusia, sistem kekebalan tubuh akan membentuk
antibodi yang berfungsi melawan antigen yang masuk ke dalam tubuh,
misalnyaVaksin hepatitis, dihasilkan dari sel khamir yang telah disisipkan gen
virus akan menghasilkan selubung protein yang akan digunakan untuk membuat
vaksin hepatitis.
2. Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme
terutama bakteri dan jamur yang dapat menghambat pertumbuhan atau
membunuh bakteri atau mikroorganisme yang lain. Dengan demikian, antibiotik
digunakan untuk melawan infeksi bakteri atau jamur. Selain itu, ada juga vaksin
yang dibuat dengan menerapkan bioteknologi konvensional. Pembuatan vaksin
jenis ini tidak melalui rekayasa genetika. Vaksin ini berasal dari mikroorganisme
yang telah dilemahkan. Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh manusia dengan
suntikan atau oral. Dengan demikian, sistem kekebalan tubuh manusia aktif
melawan mikroorganisme tersebut
3. Hormon insulin, dihasilkan dari gen hormone insulin manusia yang disisipkan ke
DNA bakteri dengan menggunakan enzim. . Pembuatan hormon insulin dilakukan
dengan rekayasa genetika, melalui rakayasa genetika, manusia berhasil menyisipi
bakteri Escherichia coli dengan gen pembentuk insulin pada manusia. Gen
penghasil insulin manusia tersebut dapat mengarahkan sel E.coli untuk
menghasilkan insulin. Sebelumnya DNA bakteri dipotong dengan menggunakan
enzim, kemudian DNA bakteri disisipkan ke dalam sel bakteri dan bertumbuh
menggandakan diri bersama dengan gen hormone insulin, sehingga dihasilkannya
hormone insulin dalam jumlah yang besar, dengan demikian bakteri ini mampu
membentuk insulin yang mirip dengan insulin manusia. Insulin yang diperoleh
dapat digunakan untuk mengobati penderita diabetes. Insulin yang dibentuk
bakteri ini terbukti lebih baik daripada insulin hewani dan tidak menimbulkan
dampak negatif pada tubuh manusia
4. Antibodi merupakan protein yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh yang
berfungsi melawan dan melindungi tubuh dari infeksi bakteri. Melalui rekayasa
genetika, manusia dapat membentuk antibodi monoklonal .Antibodi monoclonal,
dihasilkan dengan cara menggabungkan sel limfosit (sel penghasil antibodi)
dengan sel yang terkena penyakit. Antibodi monoklonal yaitu antibodi yang
diperoleh dari penggabungan sel penghasil antibodi dengan sel yang terkena
penyakit. Pada teknologi antibodi monoklonal digunakan sel-sel tumor dan sel-sel
limpa manusia. Sel-sel tumor dapat memperbanyak diri tanpa henti, sedangkan
sel limpa sebagai antigen yang menghasilkan antibodi. Hasil penggabungan
kedua sel tersebut dinamakan sel hibridoma. Sel hibridoma dapat memproduksi
antibodi secara kontinyu. Antibodi yang dihasilkan dapat digunakan untuk
mengobati penyakit kanker atau tumor. Antibodi ini akan menyerang sel-sel
kanker tanpa merusak sel-sel yang sehat. Antibodi monoclonal ini dapat
digunakan untuk pengobatan penyakit kanker serta untuk mencegah keracunan
dan mengetahui tanda-tanda kehamilan.
5. Penggabungan protoplasma, merupakan rekayasa genetika yang dapat digunakan
dalam bidang pertanian. Seperti menggabungkan protoplasma untuk
menghasilkan tanaman hibrida yang memiliki sifat baru serta dapat mengatasi
penyakit. Pengembangan teknologi tanaman hibrida dilandasi oleh suatu
fenomenangenetik yang disebut heterosis, yaitu kecenderungan tanaman F1 untuk
tampil lebih baik dibanding kedua parientalnya. Gejala heterosis telah
dimanfaatkan oleh para pemulia tanaman dalam membentuk varietas hibrid atau
lebih populer disebut varietas hibrida, pemanfaatan gejala heterosis yang paling
berhasil adalah pengembangan jagung hibrida dan pada masa berikutnya
dilakukan pula terhadap sorgum, bunga matahari, kapas, tembakau, dan tanaman
lain seperti padi. Pada tanaman hortikultura (sayuran, tanaman hias, dan buah),
varietas hibrida juga telah banyak dihasilkan karena produktivitas lebih tinggi,
tetapi juga keseragaman, baik dari segi hasil, kualitas, maupun sifat lainnya.
6. Tanaman transgenik merupakan tanaman yang telah disusupi DNA asing sebagai
pembawa sifat yang diinginkan. DNA tersebut dapat berasal dari tumbuhan yang
beda jenis. Untuk menghasilkan tanaman transgenik dibutuhkan teknik rekayasa
genetika dan vector sebagai pembawa gen sifat yang diinginkan. Sebagai vector
digunakanlah DNA yang berasal dari bakteri Agrobacterium tumefaciens yang
lebih dikenal dengan nama Ti plasmid (tumor-inducing plasmid). Ti plasmid
memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam sel tumbuhan selama proses infeksi.
Tahapan untuk memperoleh tanaman transgenik, adalah sebagai berikut:
a) Ti plasmid dikeluarkan dari sel bakteri
b) Ti plasmid dipotong pada sisi yang spesifik dengan menggunakan enzim
restriksi.
c) DNA yang berasal dari sel tanaman dipotong dengan menggunakan enzim
restriksi yang sama agar diperoleh sisi yang speksifik. Kemudian gen
tanaman yang membawa sifat yang diinginkan dipisahkan dari DNA-nya.
d) Gen tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam plasmid sehingga
menghasilkan DNA rekombinan.
e) Plasmid yang telah mengandung gen tersebut dimasukkan ke dalam sel
tanaman yang dikultur. Saat ini, sel tanaman telah memiliki gen dari tanaman
lain.
f) Terjadi regeberasi sel tumbuhan yang akan terus mengalami pembelahan
hingga menjadi satu individu tanaman baru. Tanaman baru ini memiliki sifat
baru yang diinginkan yang merupakan tanaman transgenik.
Teknologi transgenik telah dilakukan pada beberapa tanaman pertanian seperti
jagung, kapas, tomat, padi, kedelai, dan papaya. Pada kedelai telah dimasukkan
beberapa gen yang menyebabkan variasi pada tanaman kedelai. Pada tanaman
jagung telah dimasukkan gen cry dari Bacillus thuringiensis disebut dengan
jagung Bt, yang menyebabkan jagung menghasilkan protein yang dapat
membunuh serangga, seperti kupu-kupu. Tanaman transgenik ini tidak perlu
disemprot dengan pestisida untuk menyingkirkan hama dan penyakit, sebab
dengan sisipan gen tersebut akan menghasilkan senyawa endotoksin ( senyawa
racun) sehingga tanaman transgenik dapat membrantas hama dengan senyawa
racun yang dikandungnya.
b. Kultur Jaringan Tumbuhan
Kultur jaringan merupakan suatu teknik atau metode untuk mengisolasi bagian-
bagian tanaman (sel, jaringan, atau organ seperti akar, batang, daun, dan pucuk)
kemudian menumbuhkan bagian tersebut secara aseptis (teknik untuk
mendapatkan kondisi suci hama) di dalam atau di atas medium budidaya (in
vitro). Isolasi atau pemisahan bagian tanaman dapat dilakukan secara mekanis
maupun kimiawi (enzimatis). Kultur jaringan pada tanaman dapat dilakukan
karena setiap tanaman mempunyai sifat totipotensi. Kultur jaringan memanfaatkan
sifat

Gambar 10 : Kultur Jaringan


Sumber: http://mcrizzwan.blogspot.co.id/2013/07/artikel-jaringan-
tumbuhan-kultur.html#.V2a3ULh97IU
totipotensi sel, yaitu setiap sel membawa informasi genetik yang lengkap sehingga
berpotensi untuk berkembang menjadi individu baru yang lengkap.Totipotensi
adalah kemampuan sel tanaman untuk menjadi tanaman baru yang lengkap, jika
ditumbuhkan dalam medium atau lingkungan yang sesuai.Teknik kultur jaringan
banyak dilakukan untuk menghasilkan bibit tumbuhan dalam jumlah besar dan
seragam sifat genetiknya dalam waktu relatif singkat, misalnya bibit jati, anggrek,
dan kelapa sawit. Kultur jaringan mula-mula dilakukan oleh Frederick C. Steward.
Steward mengkultur sel-sel akar tanaman wortel dalam suatu media buatan. Dari
sel-sel akar itu berhasil tumbuh tanaman wortel yang lengkap. Hasil percobaan ini
membuktikan bahwa sel mengandung semua informasi genetik yang lengkap.
Bagian yang akan ditumbuhkan melalui kultur jaringan disebut eksplan. Eksplan
yang digunakan biasanya dari jaringan tumbuhan yang masih muda, misalnya
ujung akar, tunas, dan daun muda. Berdasarkan jenis eksplannya, kultur jaringan
dapat dibedakan menjadi kultur meristem, kultur antera, kultur embrio, kultur
protoplas, kultur kloroplas, kultur polen, dan lain-lain. Eksplan yang telah
disterilkan ditumbuhan pada media steril yang mengandung nutrisi dan zat
pengatur tumbuh. Selama kultur berlangsung, faktor lingkungan seperti cahaya,
temperatur, kelembapan, dan pH diatur pada kondisi yang paling sesuai untuk
pertumbuhan eksplan. Jika nutrisi, zat pengatur tumbuh, dan keadaan lingkungan
sesuai, eksplan akan tumbuh menjadi massa sel yang belum mengalami
diferensiasi yang disebut kalus. Kalus kemudian tumbuh menjadi tanaman kecil
yang telah lengkap yang disebut plantlet. Sebelum dapat ditanam, plantlet harus
diaklimatisasi selama beberapa waktu sehingga kondisi dan ukurannya sesuai
untuk ditanam. Teknik kultur jaringan sangat menguntungkan dalam perbanyakan
tumbuhan bernilai tinggi. Selain itu tanaman langka yang terancam punah dapat
dilestarikan dengan memanfaatkan kultur jaringan. Dengan demikian kemajuan
industri agrobisnis dapat terwujud dan ketahanan pangan akan meningkat.
c. Kloning
Kloning adalah teknik bioteknologi modern yang dilakukan untuk menghasilkan
individu baru yang identik secara genetik. Melalui kloning, kita dapat
menghasilkan salinan berkas dari DNA, gen, sel, jaringan, atau organisme
tertentu. Contoh penerapan teknik ini misalnya dapat kita temukan pada kloning
domba dolly. Domba dolly dihasilkan dari transfer inti sel autosom (diploid) ke
dalam ovum (haploid) yang
telah diambil inti telurnya.
Ilmu-ilmu pendukung dalam
bioteknologi diantaranya sebagai
berikut:
1. Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan cabang
ilmu biologi yang khusus
mempelajari jasad-jasad renik.
Mikrobiologi berasal dari bahasa
yunani (micros: kecil, bios: hidup,
dan logos: pengetahuan) sehingga
secara singkat dapat diartikan
bahwa mikrobiologi adalah ilmu
Gambar 10. kloning domba dolly
Sumber
yang mempelajari tentang makhluk-makhluk hidup yang kecil-kecil. Makhluk-
makhluk hidup yang kecil-kecil tersebut disebut juga dengan mikroorganisma,
mikrobia, mikroba, jasad renik atau protista.
1) Beberapa aspek yang dibahas dalam mikrobiologi, anatara lain mengkaji
tentang:
2) Karakteristik sel hidup dan bagaimana mereka melakukan kegiatan.
3) Karakteristik mikroorganisme, suatu kelompok organisme penting yang
mampu hidup bebas, khususnya bakteri.
4) Keanekaragaman dan evolusi, membahas perihal cara dan penyebab muncul
macam-macam mikroorganisme.
5) Keberadaan mikroorganisme pada tubuh manusia, hewan dan tumbuhan.
6) Peranan mikrobiologi sebagai dasar ilmu pengetahuan biologi.
7) Memahami karakteristik mikroorganisme dapat membantu dalam memahami
proses-proses biologi organisme yang lebih besar termasuk manusia.
Mikroorganisma tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan biotik maupun
lingkungan abiotik dari suatu ekosistem karena berperan sebagai pengurai. Oleh
karena itu organisme yang hidup di dalam tanah berperan aktif dalam proses-proses
pembusukan dan mineralisasi. Ada juga mikroorganisme tertentu yang dapat
mengikat zat lemas (N) dari udara bebas sehingga dapat menyuburkan tanah.
Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan
peran sebagai bukti keberadaannya. Mulai dari pembentukan minyak bumi di dasar-
dasar samudra sampai proses pembuatan tempe, semuanya merupakan ‘pekerjaan’
mikroorganisme. Bukan hanya itu, sekarang mikroorganisme telah digunakan dalam
pembuatan antibiotika, berbagai bahan makanan, sampai pada teknik rekayasa
genetika modern. Begitu banyak dan dominannya peranan mikroorganisme dalam
kehidupan ini menjadi salah satu unsur dalam cakupan mikrobiologi. Dengan semakin
majunya teknologi mikroskop, semakin mendukung perkembangan mikrobiologi,
sehingga pembahasan tentang ilmu ini semakin luas dan mendalam. Bahkan
mikrobiologi telah dibagi menjadi beberapa cabang, seperti mikrobiologi pertanian,
mikrobiologi kedokteran/medis, mikrobiologi lingkungan dan lain-lain. Pembagian ini
bertujuan untuk mengakomodir perkembangan nikrobiologi yang pesat dan besarnya
peranan serta mungkin dampak dari mikroorganime di dalam kehidupan.
Mikrobiologi dalam kehidupan telah diterapkan di banyak sekali sektor
kehidupan, yang paling mashur adalah di bidang pangan: pembuatan tempe, bir, tape,
keju dan lain-lain; di bidang kedokteran: telah banyak dihasilkan berbagai jenis serum
dan antibiotika dari mikrobia; di bidang lingkungan mikroba telah menjadi bahasan
penting, dan banyak lagi di bidang-bidang lainnya.
2. Biokimia
Biokimia adalah kimia mahluk hidup. Biokimiawan mempelajari molekul dan reaksi
kimia terkatalisis oleh enzim yang berlangsung dalam semua organisme. Biokimia
merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen selular, seperti
protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia
lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat
protein.
Saat ini, biokimia metabolisme sel telah banyak dipelajari. Bidang lain dalam
biokimia di antaranya sandi genetik (DNA, RNA), sintesis protein, angkutan
membran sel, dan transduksi sinyal.
Kebangkitan biokimia diawali dengan penemuan pertama molekul enzim, diastase,
pada tahun 1833 oleh Anselme Payen. Tahun 1828, Friedrich Wöhler menerbitkan
sebuah buku tentang sintesis urea, yang membuktikan bahwa senyawa organik dapat
dibuat secara mandiri. Penemuan ini bertolak belakang dengan pemahaman umum
pada waktu itu yang meyakini bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat oleh
organisme. Istilah biokimia pertama kali dikemukakan pada tahun 1903 oleh Karl
Neuber, seorang kimiawan Jerman. Sejak saat itu, biokimia semakin berkembang,
terutama sejak pertengahan abad ke-20, dengan ditemukannya teknik-teknik baru
seperti kromatografi, difraksi sinar X, elektroforesis, RMI (nuclear magnetic
resonance, NMR), pelabelan radioisotop, mikroskop elektron, dan simulasi dinamika
molekular. Teknik-teknik ini memungkinkan penemuan dan analisis yang lebih
mendalam berbagai molekul dan jalur metabolik sel, seperti glikolisis dan siklus
Krebs. Perkembangan ilmu baru seperti bioinformatika juga banyak membantu dalam
peramalan dan pemodelan struktur molekul raksasa.
Saat ini, penemuan-penemuan biokimia digunakan di berbagai bidang, mulai dari
genetika hingga biologi molekular dan dari pertanian hingga kedokteran. Penerapan
biokimia yang pertama kali barangkali adalah dalam pembuatan roti menggunakan
khamir, sekitar 5000 tahun yang lalu.
3. Genetika
Genetika (dari bahasa Yunani , genno yang berarti “melahirkan”) merupakan cabang
biologi yang penting saat ini. Ilmu ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut
pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus
dan prion). Ada pula yang dengan singkat mengatakan, genetika adalah ilmu tentang
gen. Nama “genetika” diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi
kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional
tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.
Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah molekular hingga populasi (lihat entri
biologi). Secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan:
• material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik),
• cara informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan
• cara informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain (pewarisan
genetik).
Meskipun orang biasanya menetapkan genetika dimulai dengan ditemukannya
kembali naskah artikel yang ditulis Gregor Mendel pada tahun 1900, sebetulnya
kajian genetika sudah dikenal sejak masa prasejarah, seperti domestikasi dan
pengembangan trah-trah murni (pemuliaan) ternak dan tanaman. Orang juga sudah
mengenal efek persilangan dan perkawinan sekerabat serta membuat sejumlah
prosedur dan peraturan mengenai hal tersebut sejak sebelum genetika berdiri sebagai
ilmu yang mandiri. Silsilah tentang penyakit pada keluarga, misalnya, sudah dikaji
orang sebelum itu. Kala itu, kajian semacam ini disebut “ilmu pewarisan” atau
hereditas.
4. Biologi sel
Biologi sel (juga disebut sitologi, dari bahasa Yunani kytos, “wadah”) adalah ilmu
yang mempelajari sel. Hal yang dipelajari dalam biologi sel mencakup sifat-sifat
fisiologis sel seperti struktur dan organel yang terdapat di dalam sel, lingkungan dan
antaraksi sel, daur hidup sel, pembelahan sel dan fungsi sel (fisiologi), hingga
kematian sel. Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala mikroskopik maupun skala
molekular, dan sel biologi meneliti baik organisme bersel tunggal seperti bakteri
maupun sel-sel terspesialisasi di dalam organisme multisel seperti manusia.
Pengetahuan akan komposisi dan cara kerja sel merupakan hal mendasar bagi semua
bidang ilmu biologi. Pengetahuan akan persamaan dan perbedaan di antara berbagai
jenis sel merupakan hal penting khususnya bagi bidang biologi sel dan biologi
molekular. Persamaan dan perbedaan mendasar tersebut menimbulkan tema
pemersatu, yang memungkinkan prinsip-prinsip yang dipelajari dari suatu sel
diekstrapolasikan dan digeneralisasikan pada jenis sel lain. Penelitian biologi sel
berkaitan erat dengan genetika, biokimia, biologi molekular, dan biologi
perkembangan.
5. Enzimologi.
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat
proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia.[1][2] Hampir semua
enzim merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal
reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi
molekul-molekul yang berbeda, disebut produk. Hampir semua proses biologis sel
memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat.
Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi
dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim
menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah
terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis
enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini
disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh,
enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi
glukosa.
Hal-hal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi. Dalam dunia
pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari tersendiri sebagai satu jurusan
tersendiri tetapi sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini. Enzimologi
terutama dipelajari dalam kedokteran, ilmu pangan, teknologi pengolahan pangan, dan
cabang-cabang ilmu pertanian.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat
keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat
mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH
yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan
mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama
sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang
menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas
enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.
6. Virologi
Virologi ialah cabang biologi yang mempelajari makhluk suborganisme, terutama
virus. Dalam perkembangannya, selain virus ditemukan pula viroid dan prion. Kedua
kelompok ini saat ini juga masih menjadi bidang kajian virologi.Virologi memiliki
posisi strategis dalam kehidupan dan banyak dipelajari karena bermanfaat bagi
industri farmasi dan pestisida. Virologi juga menjadi perhatian pada bidang
kedokteran, kedokteran hewan, peternakan, perikanan dan pertanian karena kerugian
yang ditimbulkan virus dapat bernilai besar secara ekonomi
Bioteknologi telah menghasilkan produk – produk yang bermanfaat untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, bioteknologi juga menimbulkan
dampak positif maupun negatif bagi masyarakat dan lingkungan. Dampak dalam bidang
sosial ekonomi dan kesehatan. Salah satu dampak positif dari bioteknologi ini berupa
penemuan tumbuhan yang tahan serangga, membuat lingkungan terbebas dari dampak
pestisida dan bioteknologi juga dapat mengurangi pencemaran limbah dengan
penggunaan Thiobacillus ferrooxidans untuk mimisahkan logam dari bijinya. Dampak
negatif yang ditimbulkan dari bioteknologi:
a) Alergi : Gen asing yang disisipkan pada organisme yang menjadi makanan
manusia dapat menyebabkan alergi terhadap individu tertentu. Dalam
pencegahannya, perlu dilakukan pengujian dalam jangka waktu yang lama
untuk memastikan ada tidaknya efek negatif terhadap konsumen. Selain itu,
produk yang mengandung organisme hasil rekayasa bioteknologi harus diberi
label dengan jelas guna memberi informasi kepada konsumen mengenai
produk yang akan dikomsumsi.
b) Hilangnya plasma nutfah : Plasma nutfah atau keanekaragaman makhluk
hidup dapat musnah akibat budidaya hewan atau tumbuhan unggul saja.
Kepunahan plasma nutfah dapat diatasi dengan melakukan pemeliharaan
berbagai jenis hewan dan tumbuhan di suatu situs konservasi tertentu.
c) Rusaknya ekosistem : Gangguan terhadap kondisi normal lingkungan dapat
menyebabkan rusaknya ekosistem. Salah satu contohnya seperti tanaman
kapas Bt. Selain tanaman tersebut menyebabkan matinya hama ulat yang
memakannya, hal ini juga diduga menjadi penyebab larva kupu – kupu lain
ikut mati.
C. Latihan yang berisi aktivitas/ kegiatan yang harus dilakukan perserta didik
setelah membaca dan mempelajari materi.
Kegiatan yang harus dilakukan perserta didik dengan melakukan diskusi mengenai
bioteknologi, seperti pada terlampir di LKS prinsip-prinsip bioteknologi, jenis
bioteknologi, pembuataan produk bioteknologi konvensional dan dampak
bioteknologi bagi masyarakat kemudian memperentasikan hasil diskusinya.
D. Rangkuman

o Bioteknologi berasal dari istilah bio (hidup) ,teknos (teknologi atau penerapan)
dan logos (ilmu). Bioteknologi secara harafiah dapat diartikan sebagai ilmu
yang menerapkan prinsip-prinsip biologi secara lengkap.
o Perhimpunan Kimia Murni dan Terapan: Menurutnya, pengertian bioteknologi
adalah penerapan bikimia, biologi, mikrobiologi dan rekayasa kimia dalam
proses industri, pembuatan produk baik itu pelayanan kesehatan, energi dan
pertanian serta pada lingkungan.
o OECD (Organization for Economic Cooperation and Development):Pengertian
bioteknologi menurut OECD adalah suatu penerapan prinsip ilmiah dan
rekayasa pengolahan bahan oleh agen biologi untuk menyediakan barang dan
jasa.
o Bioteknologi adalah suatu proses yang unsur-unsurnya sebagai berikut:
1. Input yaitu bahan kasar (raw material) yang akan diolah seperti; beras,
anggur, atau susu
2. Proses yaitu mekanisme pengolahan yang meliputi; proses penguraian atau
penyusunan oleh agen hayati.
3. Output yaitu produk baik berupa barang dan/atau jasa, seperti; alkohol,
enzim, antibiotika, hormon, pengolahan limbah.
o Bioteknologi berdasarkan tingkat kerumitan dalam pelaksanaan proses –proses
bioteknologi dibagi menjadi nioteknologi konvensional dan bioteknologi
modern
o Dampak bioteknologi bagi massyarkat meunculnya alergi , hilangnya plasma
nutfah, dan kerusakan ekosistem

VI. Penutup
a. Tes formatif dan kunci jawaban
Tes formatif
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
• Jelaskan pengerian bioteknologi menurut OECD (Organization for
Economic Cooperation and Development)!
• Jelaskan perbedaan prinsip dasar biologi konvensional dan modern!
• Jelaskan pengeritan bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern
berserta contohnya!
• Apa saja dampak bioteknologi bagi masyarakat?

Jawaban
1. bioteknologi menurut OECD adalah suatu penerapan prinsip ilmiah dan
rekayasa pengolahan bahan oleh agen biologi untuk menyediakan barang dan
jasa. (skor 5)
2. Prinsip dasar bioteknologi modern yaitu manipulasi atau rekayasa DNA,
manipulasi dilakukan pada susunan gen dalam kromosom makhluk hidup yang
digunakan. Teknik ini bertujuan untuk menghasilkan organisme yang susunan
gen yang telah dibuah sehingga memiliki sifat sesuai dengan yang diinginkan,
sedangkan prinsip dasar bioteknologi konvensional yaitu menggunakan teknik
dan peralatan yang sederhana. Pada bioteknologi konvensional memanfaatkan
mikoorganisme secara utuh. Proses biokimia dan roses genetik terjadi secara
alami. Manipulasi bioteknologi konvensional yang dilakukan hanya sekedar
manipulasi pada lingkungan dan media tumbuh serta tidak sampai pada tahap
rekayasa genetika. (skor 10)
3. Bioteknologi Konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan
mikroorganisme untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan
kebutuhan manusia melalui cara fermentasi , contohnya silase, tempe,
keju,kecap. Sedangkan bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang
mengoptimalkan pemanfaatan mikroorganisme melalui biologi sel dan biologi
molekuler untuk menghasilkan barang dan jasa yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia contohnya kultur jaringan , kloning, antibodi monoklonal
(skor 10)
4. Dampak negatif dan penanggulangan dari bioteknologi yaitu Alergi : Gen asing
yang disisipkan pada organisme yang menjadi makanan manusia dapat
menyebabkan alergi terhadap individu tertentu, hilangnya plasma nutfah :
Plasma nutfah atau keanekaragaman makhluk hidup dapat musnah akibat
budidaya hewan atau tumbuhan unggul saja dan rusaknya ekosistem : Gangguan
terhadap kondisi normal lingkungan dapat menyebabkan rusaknya ekosistem.
(skor15)

DAFTAR PUSTAKA

Riandari, Henny. 2007.Sains Biologi 3 untuk Kelas XII SMA dan MA Progam Studi Ilmu
Pengetahuan Alam . Solo: Tiga Serangkai.

Sulisyowati, Endah. et.al. 2015. Buku Guru Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Klaten : Intan
Pariwara

Sulisyowati, Endah. et.al. 2015. Buku Siswa Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Klaten : Intan
Pariwara

Satoto dan B. Suprihatno.2008. Pengembangan Padi Hibrida di Indonesia.Iptek Tanaman


Pangan Vol. 3 No. 1 – 2008

Anonim. 1982.Tape Ketan Paket Industri Pangan Untuk Daerah Pedesaan. Bogor: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pangan lnsitut Pertanian Bogor

Arifiani, Niarda.et.al. Peningkatan kualitas nata de cane dari limbah nira tebu metode
Budchips dengan penambahan ekstrak tauge sebagai sumber nitrogen. Bioteknologi 12 (2):
29-33, November 2015, ISSN: 0216-6887, EISSN: 2301-8658, DOI:
10.13057/biotek/c120201. Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitan Sebelas
Maret

http://www.ebiologi.com/2016/02/bioteknologi-modern.html

http://www.sridianti.com/tahap-proses-replikasi-dna-7-langkah.html

http://fungsi.web.id/2015/05/perbedaan-bioteknologi-modern-dan
konvensional.html21/26/2016/08.5

Anda mungkin juga menyukai