PKK7 - LP DM - INDI - D4tk3 - 2020
PKK7 - LP DM - INDI - D4tk3 - 2020
KEPERAWATAN KELUARGA
PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELLITUS
Disusun Oleh:
Indi Andini
NIM. 20176322019
Dosen Pembimbing:
Ns. Gusti Barlia, S. Kep
B. Etiologi
1) Diabetes Mellitus Tipe 1
Menurut brunner & suddarth 2013. Diabetes tipe I ditandai oleh
penghancuran sel-sel beta pankreas. Kombinasi faktor genetik,
imunologi dan mungkin pula lingkungan (misalnya, infeksi virus)
diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta.
Berikut faktor-faktor yang berisiko:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri;
tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik
kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetik ini
dimiliki pada individu yang memiliki tipe antigen HLA (human
leucocyte antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang
bertanggung jawab atas antigen transplantasi dan proses imun
lainnya.
b. Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respo
otoimun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibodi
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap
jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan
asing.
c. Faktor lingkungan
Penyelidikan juga dilakukan terhadap kemungkinan faktor-
faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel beta. Sebagai
contoh, hasil penyelidikan yang menyatakan bahwa virus atau
toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan
produksi sel beta.
2) Diabetes Mellitus Tipe 2
Menurut brunner & suddarth 2013. Mekanisme yang tepat
menyababkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada
diabetes tipe II masih belum diketahui secara pasti. Namun faktor
genetik diperkirakan memegang peran sebagai proses terjadinya
resistensi insulin. Selain itu terdapat beberapa faktor-faktor resiko
tertentu yang dapat berhubungan dengan proses terjadinya diabetes
mellitus tipe II.
Adapun faktor-faktor resikonya adalah:
a. Usia
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang
secara drastis menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun.
Diabetes sering muncul setelah seseorang memiliki usia rawan
tersebut, terutama setelah 45 tahun pada mereka yang berat
badannya berlebih , sehingga tubuhnya tidak peka lagi terhadap
insulin.
b. Obesitas
Pada yang mengalami obesitas (kegemukan) terdapat korelasi
bermakna antara obesitas dan kadar gula glukosa darah, pada
derajad kegemukan dengan IMT >23 dapat menyebabkan
peningkatan kadar glukosa darah menjadi 200 mg/dl.
c. Riwayat keluarga
Diabetes mellitus menurut silsilah keluarga yang mengidap
diabetes mellitus, karena kelainan gen yang mengakibatkan
tubuhnyan tidak dapat menghasilakan insulin dengan baik.
C. Patofisiologi
Menurut brunner & suddarth tahun 2013 patofisiologi pada diabetes
mellitus tipe I terdapat ketidak mampuan untuk menghasilkan insulin
karna sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun.
Hiperglikrmia-puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur
oleh hati. Di samping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat
disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan
menimbulkan hiperglikrmia postprandial (sesudah makan).
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar; akibatnya,
glukosa tersebut muncul dalam urin (glukosuria). Ketika glukosa yang
berlebihan diekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan disertai
pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini
dinamakan diuresis osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan yang
berlebihan , pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih
(poliuria) dan rasa haus (polidipsia).
Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak
yang menyebakan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami
peningkatan selera makan (polifagia) akibat menurunnya simpanan
kalori. Gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan.
Menurut brunner & suddarth tahun 2013 patofisiologi pada diabetes
mellitus tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan
insulin, yaitu: resistansi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya
insulin akan terikat dengan reseptor tersebut, terjadi sel resistansi insulin
pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intra sel ini.
Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi
pengambilan glukosa oleh jaringan.
Untuk mengatasi resistansi insulin dan mencegah terbentuknya
glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang
disekresikan pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini
terjadi akibat sekresi insulin berlebihan , dan kadar glukosa akan
dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun
untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin , maka kadar
glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II.
Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas
dibetes tipe II namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adkuat
untuk mencegah pemecahan lemak produksi badan keton yang
menyertainya. Karena itu , ketoasidosis diabetik tidak terjadi proses
diabete tipe II. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat
( selama betahun-tahun) dan progresif, maka awitan diabetes tipe II dapat
berjalan terdeteksi. Juka gejalanya dialami pasien, gejal tersebut sering
bersifat ringan dan dapat mencakup kelelahan , iritabilitas, poliruria,
polipsia, lika pada kulit yang lama sembuh-sembuh, infeksi vagina atau
pandangan yang kabur jika kadar glukosanya sangat tinggi (brunner &
suddarth, 2013).
D. Pathway
Gambar 2.1. Pathway (patofisiologi) diabetes mellitus
Defisiensi insulin
Glukagon ↑
Penurunan pemakaian glukosa oleh sel
Glukoneogenesis Hiperglikemia
Asidosis Trombosis
Koma Aterosklerosis
kematian
Makrovaskuler Mikrovaskuler
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
1. Kadar glukosa darah
Pemeriksaan glukosa darah untuk menetapkan DM meliputi:
i. Glukosa darah puasa
ii. Glukosa 2 jam post prandial (2 jam pp)
iii. Glukosa darah sewaktu
ADA ( american diabetic association )/ WHO ( World health
organization ) menetepkan kriteria menegakkan diagnosa DM adalah bila
glukosa darah sewaktu >200 mg/dl, atau glukosa darah puasa . 126
mg/dl.
Sebagai persiapan, penderita diminta puasa selam 10 jam dan tidak
boleh lebih. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan pagi hari karena ada efek
diurnal horman terhadap glukosa. Yang digunakan sebagai sampel
biasanya serum atau plasma. Bila whole blood yang digunakan sebagai
sampel nilai kadar glukosa umumnya lebih rendah 15% dibanding
glukosa plasma atau serum.
b. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap harinya adalah:
i. Meningkatakan kepekaan insulin
ii. Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore
iii. Memperbaikan aliran perifer dan menbah suplai ke oksigen
iv. Meningkatkan kadar kolestrol -high density lipoprotein
v. Merangsang pembentukan glikogen baru
vi. Menurunkan kolestrol (total) dan trigliserida dalam darah
karena pembakaran asam lemak menjadi lebih baik.
c. Penyuluhan
Tujuan penyuluhan yaitu klien mampu mempertahankan
hidup dan mencegah komplikasi yang lebih lanjut. Penyuluhan
meliputi , penyuluhan untuk mencegah primer ditujukan untuk
kelompok resiko tinggi, penyuluhan pencegahan sekunder
ditujukan pada diabetes terutama pasien yang baru, materi yang
diberikan meliputi : pengertian diabetes , gejela dan
pentalakasanan.
Penyuluhan untuk mencegah tersier ditujukan pada diabetes
lanjut dan materi yang diberika meliputi ; cara perawatan dan
pencegah komplikasi, upaya rehabilitasi dan lain-lain. Penyulahan
kesehatan masyarakat rumah sakit (PKMRS) merupakan salah
satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita DM , melalui
bermacam-macam cara atau media misalnya : leaflet, poster, tv,
kaset, vidio, diskusi, kelompok, dan sebgainya.
d. Obat-obatan
i. Tablet OAD ( oral antidiabetes)
1. Mekanisma kerja sulfanailurea
a. Kerja OAS tingkat perseptor pankreatik, ekstra pancreas
b. Kerja OAD tingkat perseptor
2. Mekanisme kerja biguanida
Biguanida mempunyai efek yang dapat meningkatkan
efektivitas insulin yaitu:
a. Biguanida pada tingkat prereseptor ekstra pankreatik
i. Menghambat absorbsi karbohidrat
(b) Menghambat glukoneogenesis dihati
(c) Meningkatkan afinita pada reseptor insulin
b. Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan
jumlah reseptor insulin
c. Biguanida pada tingkat pascareseptor : mempunyai
efek intraseluler
ii. Insulin
1. Indikasi penggunaan insulin
a. DM tipe I
b. DM tipe II yang pada saat tertentu dapat dirawat
dengan OAD
c. DM kehamilan
d. DM dan gangguan pada hati yang berat
e. DM dan koma lain pada DM
f. DM operasi
g. DM patah tulang
2. Beberapa cara pemberian insulin
a. Suntikan insulin subkutan
Insulin reguler mencapai pincak kerjanya pada 1-4
jam, sesudah suntikan subcutan.
b. Lokasi suntikan
Ada 3 tempat suntikan yang sering dipakai yaitu
dinding perut, lengan, dan paha.
c. Dalam suntikan
Makin dalam suntikan makin cepat puncak kerja
insulin dicapai, ini berarti suntikan intramuskuler
akan lebih cepat efeknya daripada subkutan.
8) Aktivitas
Aktivitas yang berlebihan atau tidak sesuai dengan
keinginan yang membuat seseorang kehilangan banyak
kalori, jika tidak didukung dengan asupan energi/ kalori
yang seimbang akan mengakibatkan keadaan yang lebih
buruk. Pada saat gula darah pasien < 100 anjurkanlah pasien
untuk makan cemilan terlebih dahulu sebelum melakukan
aktivitas yang berlebihan.
2. Tahap dan riwayat perkembangan
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh usia anak
tertua dari keluarga inti, riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
upaya pencegahan penyakit, upaya dan pengalaman keluarga
terhadap pelayanan kesehatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan kesehatan.
3. Data lingkungan
1) Karakteristik rumah, yang menjelaskan tentang hasil
identifikasi rumah yang dihumni keluarga meliputi luas, tipe,
jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi,
peletakan perabotan rumah tangga, sarana pembuangan air
limbah, dan kebutuhan MCK , keadaan akan lebih mudah
dipelajari bila digambar dengan denah.
2) Karateristik tetangga dan komunitas setempat.
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh
mana keluarga berinteraksi dengan masyarakat.
4. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga menjelaskan bagaimana cara
keluarga berkomunikasi, siapa pengambil keputusan utama,
dan bagaimana peran anggota keluarga dalam menciptakan
komunikasi.
2) Nilai atau norma keluarga menjelaskan nilai atau norma yang
dipelajari dan dianut oleh keluarga yang berhubugan dengan
kesehatan.
3) Struktur peran yang menjelaskan peran masing-masing
anggota keluarga secara formal maupan informal baik di
keluarga atau di masyarakat.
5. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif, hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri
anggota keluarga, perasaan keluarga, bagaiman keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
2) Fungsi sosialisasi menjelaskan tentang hubungan keluarga,
sejauh mana anggota keluarga belajar tentan disiplin, nialai,
norma, budaya, dan perilaku yang berlaku di keluarga dan
masyarakat.
3) Fungsi reproduksi hal yang perlu dikaji adalah apakah
keluarga mampu mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
4) Fungsi ekonomi, hal yang dikaji adalah kemampuan keluarga
dalam memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi, tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu, serta upaya
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
5) Fungsi pemenuhan atau pemeliharaan kesehatan, tujuan
pengkajian yang berkaitan dengan tugas keluarga di bidang
kesehatan:
a) Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal
masalah kesehatan. Hal yang perlu dikaji adala sejuah
mana kemampuan keluarga untuk dapat mengetahui fakta
dari masalah kesehatan yang sedang dialami , meliputi
pengertian, tanda dan gejala, penyebab, faktor yang
mempengarruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah
kesehatan terutama yang di alami anggota keluarga.
b) Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,
dengan mempertimbangkan siapa diantara keluarga yang
mempunyai kemampuan untuk memutuskan tindakan
keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh
keluarga diharapkan tepat agar maslah kesehatan dapat
dikurangi atau bahkan teratasi.
c) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan ,
sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat
dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbsatan yang telah
diketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian anggota
keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu
memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar
masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat
dilakukan ditempat pelayanan kesehatan ataudi rumah
apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan
tindakan untuk pertolongan pertama.
d) Memodifikasi lingkungan rumah adalah salah satu upaya
untuk pemenuhan atau pemeliharaan kesehtan yang dapat
menunjang kesehatn keluarga, ketidaksanggupan dalam
hal ini dapat berpengaruh teerhadap kesehatan anggota
keluaraga . ketidak sanggupan tersebut disebabkan karena
ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit.
e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada, pemanfaatan
fasilitas kesehatan yang ada secara optimal oleh keluarga
dapat membantu keluarga mngenali secara dini dan
mengatasi masalah kesehatan yang timbul pada anggota
keluaraga. Yang perlu dikaji sejauh mana keluarga
mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, sejauh mana
keluarga mengetahui keuntungan-keuntungan
mengunakan fasilitas kesehatan.
6. Pola istirahat tidur
Kebutuhan istirahat tidur harus dikaji berapa tidur siang
atau pun malam hari. Kemudian bagaimana dengan tidurnya
nyenyak atau terganggu.
7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
Metode yang digunakan pada pemerikasan fisik tidak berbeda
dengan pemeriksaan di klinik. Yaitu head to toe dimana pada
tahap memeriksakan fisik ini akan dilakukan secara detail dari
ujung rambut hingga ujung kaki. Yang tujuannya untuk mencari
data objektif untuk menemukan maslah yang memungkinkan ada
dari data objektif untuk menemukan masalah yang kemungkinan
ada dari masing-masing anggota keluarga.
8. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada. Hal ini agar dapat
melakukan asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan harapan
keluarga yang diinginkan serta membantu dalam menentukan
tujuan dari asuhan keperawatan pada keluarga.
B. Perumusan masalah
Setelah dilakukan pengkajian, selanjutnya data di analisis untuk
dapat perumusan diagnosa keperawatan. Analisa data adalah
kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir rasional
sesuai latar belakang ilmu pengetahuan.
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokkan dan
dilakukan analisa serta sintesa data. Dalam mengelompokan data
dibedakan atas data subjektif dan data objektif dan berpedoman pada
teori abraham maslow yang terdiri dari:
a. Kebutuhan dasar atau fisiologis
b. Kebutuhan rasa aman nyaman
c. Kebutuhan cinta dan kasih sayang
d. Kebutuhan harga diri
e. Kebutuhan aktualisasi diri
Data yang telah dikelompokkan tadi di analisa sebagian dapat
diambil kesimpulan tentang maslah keperawatan dan kemungkinan
penyebab, yang dirumuskan dalam bentuk diagnosa keperawatan
meliputi aktual, potensial dan kemungkinan.
4 Menonjolnya masalah 2 1
- Masalah berat harus segera 1
ditangani 0
- Ada masalah tapi tidak
perlu segera ditangani
- Masalah tidak dirasakan
Total skor
2. Manajemen Setelah dilakukan tindakan - menjelaskan tentang : pengertian, - Keluarga menjadi tahu tentang
kesehatan keluarga pendidikan, kesehatan, keluarga
tujuan perawatan keluarga DM, masalah penyakit DM dan
tidak kefektif pada mampu merawat anggota
perawatan kaki dan senam kaki DM, perawatan kaki dan senam kaki
keluarga b.d keluarga dengan masalah DM Hal-hal yang tidak boleh dilakukan pada DM
ketidakmampuan kaki penderita DM. - Pasien mampu dan mau
keluarga mengenali - mendemontrasikan senam kaki DM mendemontrasikan senam kaki
masalah dalam - memberikan motivasi kepada keluarga DM.
merawat anggota untuk melakukan senam kaki secara
keluarga dengan DM rutin
3. Pemeliharaan Setelah dilakukan pendidikan Anjurkan keluarga menciptakan Supaya lingkungan kelihatan
kesehatan tidak kesehatan keluarga mampu lingkungan yang bersih dan sehat bagi bersih dan nyaman.
efektif b.d merawat /memodifikasi individu dan keluarga
ketidakmampuan masalah lingkungan - Membuka jendela
5
1