Anda di halaman 1dari 28

FILARIASIS

Disusun oleh :
Instalasi Parasitologi
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
Filariasis biasanya dikelompokkan menjadi
tiga macam, berdasarkan bagian tubuh atau
jaringan yang menjadi tempat bersarangnya:
filariasis limfatik, filariasis subkutan (bawah
jaringan kulit), dan filariasis rongga serosa
(serous cavity).
FILARIASIS
(LIMFATIK)

• sering dikenal dengan kaki gajah


• penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di
wilayah tropika seluruh dunia
• penyakit menular menahun
• disebabkan oleh cacing filaria, cacing nematoda
parasit yang tergabung dalam superfamilia Filarioidea
• ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles, Culex,
dan Armigeres. Cacing filaria hidup di saluran
kelenjar getah bening (Nasrin, 2008)
• dapat menimbulkan cacat seumur hidup berupa
pembesaran tangan, kaki, payudara, dan buah zakar.
(Depkes RI, 2005)
Gejala
penyebab
Filaria dan cacing Guinea yang menginfeksi manusia

Spesies Distribusi Vektor Lokasi Lokasi Gejala


dewasa m.f..
m.f penyakit
Wuchereria Tropic Nyamuk Limfe Darah Hidrocel
bancrofti Limfadenitis
Elephantiasis

Brugia malayi Asia Timur Nyamuk Limfe Darah Limfa denitis


Elephantiasis

Brugia timori Indonesia, Afrika Nyamuk Limfe Darah Calabarswelling


Loaloa Tengah & Barat Chrysops Jar. Ikat Darah

Mansonella Afrika, Amerika Chrysops Rongga badan & Darah Tak bergejala
perstans Tengah & Selatan memb. Serosa

M. Strepto Afrika Tengah & Culicoides Kulit Kulit Tak bergejala


cerca Barat Culicoides
Amerika Tengah & Simulium Rongga Darah Tak bergejala
M. Ozzardi
Selatan peritoneal
memb. Serosa
Onchoeurca Afrika Simulium
volvulus Amerika Tengah &
Selatan
Dr. Afrika & India Copepoda Jaringan ikat Ulcerasi
medinencis
 Mikrofilaria berselubung, ukuran rata-rata 260 x 8
µm, keluar dalam darah sesudah minimum 8 bulan
(W. bancrofti) dan 3 bulan (B. malayi).
 Mikrofilaria dihisap vektor nyamuk betina sewaktu
memerlukan darah untuk keperluan siklus
hidupnya.
 Mikrofilaria keluar dari selubung  larva stadium 1
menembus dinding lambung, migrasi ke otot
dada, nyamuk berkembang (pergantian kulit) 2 kali
menjadi larva stadium 3 yang infektif.
 Perkembangan minimum memakan waktu 10-12
hari.
 Larva infektif migrasi ke bagian mulut nyamuk
(1500 x 20 jam) dan baru ke dalam kulit manusia
sewaktu nyamuk menghisap darah untuk
kebutuhan makannya.
 Larva berkembang ke jaringan limfa, menjadi
dewasa dan menghasilkan mikrofilaria dan hidup
lebih dari 20 th., tapi rata-rata waktunya lebih
pendek.
 W. bancrofti, B. malayi, B. timori memperlihatkan
periodisitasnya sesuai konsentrasi m.f. dalam
darah tepi.
 Di beberapa daerah, periodisitas W. bancrofti dan
B. malayi adalah noktural (malam), dengan
puncak konsentrasi m.f. dalam darah pada malam
hari dan tidak ada atau sedikit pada pagi/siang
hari.
 B. malayi di Filipina memperlihatkan subperiodik
noktural.
 Cacing dewasa jarang ditemukan dari jaringan,
diagnosis parasitologis ditemukannya m.f. dalam
darah penderita
 Tidak adanya m.f. tidak menyingkirkan penyakit
filaria
Perbedaan mikroskopis

No. Karakteristik W. bancrofti B. malayi B. timori


1. Gambaran umum Melengkung Melengkung Melengkung
dalam sediaan darah mulus kaku dan patah kaku dan
patah
2. Perbandingan lebar 1:1 1:2 1:3
dan panjang ruang
kepala
3. Warna sarung Tidak berwarna Merah muda Tidak
berwarna
4. Ukuran panjang (m) 240-300 175
5. Inti badan Halus, tersusun Kasar, Kasar,
rapi berkelompok berkelompok
6. Jumlah inti di ujung 0 2 2
ekor
7. Gambaran ujung ekor Seperti pita ke Ujuang agak Ujung agak
arah ujung tumpul tumpul
DISTRIBUSI

Th 2004, diperkirakan 1/5 penduduk dunia di 83 negara berisiko terinfeksi


filariasis, terutama daerah tropis dan beberapa daerah subtropis
Di Indonesia : Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Papua
baik perkotaan maupun pedesaan. Kasus di pedesaan ditemukan di kawasan
Indonesia bagian timur, sedangkan untuk di perkotaan banyak ditemukan di
daerah seperti, Bekasi, Tangerang, Pekalongan, dan Lebak (Banten).
Di Indonesia penyakit Kaki Gajah tersebar luas hampir di Seluruh propinsi.
Berdasarkan laporan dari hasil survei pada tahun 2000 yang lalu tercatat
sebanyak 1553 desa di 647 Puskesmas tersebar di 231 Kabupaten 26 Propinsi
sebagai lokasi yang endemis, dengan jumlah kasus kronis 6233 orang. Hasil
survai laboratorium, melalui pemeriksaan darah jari, rata-rata Microfilaria
rate (Mf rate) 3,1 %, berarti sekitar 6 juta orang sudah terinfeksi cacing filaria
dan sekitar 100 juta orang mempunyai resiko tinggi untuk ketularan karena
nyamuk penularnya tersebar luas.
CARA PENULARAN
FAKTOR RISIKO

1. Faktor manusia dan nyamuk


a. Manusia (jenis kelamin, imunitas dan ras)
b. Nyamuk (perilaku nyamuk, frekuensi menggigit
manusia, siklus gonotropik dan umur nyamuk)
2. Faktor lingkungan (fisik, kimia, biologi, sosekbud)
3. Agent (penyebab-penyakit = cacing mikrofilaria)
PENGOBATAN

UMUR DEC (100 mg) Albendazol Paracetamol


(400 mg) (500 mg)

2-5 thn 1 tablet 1tablet ¼ tablet

6-14 thn 2 tablet 1 tablet ½ tablet

≥ 14 thn 3 tablet 1 tablet 1 tablet


 Diethyl Carbamazin Citrat (DEC) biasa digunakan,
selain membunuh mikrofilaria juga dapat
membunuh W. brancofti, B. malayi dan B. timori
bentuk dewasa
 DEC aksinya tak langsung membunuh m.f., rupanya
memodifisir mereka menghilangkannya oleh sistem
kekebalan tubuh hospes.
PENCEGAHAN

1. Menghindari gigitan nyamuk


2. Pemberantasan sarang nyamuk
3. Memeriksakan diri kepada petugas kesehatan bila
ada tanda-tanda penyakit kaki gajah
4. Bersedia meminum obat secara teratur sesuai
jumlah dosis yang dianjurkan petugas kesehatan
 Pencanangan INDONESIA ELIMINASI FILARIASIS
2020 sesuai ketetapan WHO tahun 2000
 Pedoman Pengendalian Filariasis KepMenKes RI
Nomor 1582/MENKES/SK/XI/2005
 Sebelumnya perlu : penentuan daerah endemis
melalui Survei Kasus Kronis, dilanjutkan Survei
Darah Jari → survei evaluasi prevalensi mikrofilaria
untuk penentuan apakah perlu pengobatan massal
 Wajib bagi setiap puskesmas yg blm punya data
kasus kronis dari tahun 2001
 Definisi : cara menemukan kasus kronis dan pada
desa yg ditemukan kasus kronis terbanyak akan
dilakukan survei darah jari (SDJ)
 Dapat ditentukan Chronic Disease Rate (CDR)
 Wajib bagi setiap puskesmas yg punya kasus kronis
 Definisi : identifikasi mikrofilaria dalam darah tepi
pada suatu populasi yang bertujuan untuk
menentukan endemisitas dan intensitas infeksi
 Populasi : penduduk usia ≥ 13 th; sampel minimal
500 org
 Pelaksana : tenaga mikroskopis/pranata lab, medis
dan penyuluh kesehatan, TPE (tenaga pembantu
eliminasi)/kader
 Koordinasi dan persiapan bahan/alat
 Pengambilan darah mulai pukul 20.00
 KS bersih, diberi nomor/label sesuai data nomor sebelumnya
 Ujung jari kedua atau ketiga atau keempat dibersihkan dg kapas
alkohol 70%, setelah kering ditusuk tegak lurus alur garis pada tangan
dg lancet hingga darah menetes (penekanan ringan)
 Tetesan darah pertama dihapus dg kapas kering
 Tetesan selanjutnya diteteskan 3 tetes pd kaca slide ( jika ingin tahu
kepadatan digunakan tabung mikrokapiler / kira-kira 20µL dg cara
menghisap darah tsb)
 Buat apusan, diratakan/dilebarkan → sediaan darah tebal, oval
diameter 2 cm, dikeringkan satu malam
 Setelah sediaan kering,dihemolisis, difiksasi dg methanol, diwarnai dg
giemsa (utk 500 SD dibutuhkan ± 500 mL = 25 mL giemsa dan 500 mL
buffer pH 7,2)
 Diperiksa dg pembesaran rendah 10 x 10 (penentuan jml mikrofilaria),
pembesaran tinggi 10 x 40 (penentuan spesies)
 Kepadatan rata-rata = rata-rata mikrofilaria per mm³
darah yg dihitung dg menjumlahkan semua mikrofilaria
yg ditemukan pd semua sediaan darah (SD) dibagi jml org
yg positif kali faktor pengali
 Mf – rate = jml SD positif/jml SD yg diperiksa x 100%
Mf-rate ≥ 1% → endemis → pengobatan massal bila
minimal 2 Desa/Kelurahan endemis (pengobatan selama 5
thn, setahun hanya 1x minum obat)
Mf-rate < 1% → non endemis → pengobatan selektif
(hanya kepada penderita/penduduk positif mikrofilaria)
 Endemis
 Endemis rendah
 Tidak endemis
 Belum ditetapkan endemisitasnya

 JML DAERAH YG DISURVEI KASUS KRONIS, JML


KASUS KRONIS, JML LOKASI SDJ, HASIL SDJ (mf-
rate , batas 1%)
 Menentukan prevalensi (Mf-rate) dan densitas
(kepadatan) mikrofilaria setelah pengobatan massal
 Lokasi : dua desa sentinel dan dua desa spot check
 Waktu : 11 bulan sebelum pengobatan massal tahun
ke-3 dan ke-5
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai