Anda di halaman 1dari 20

AREA KERJA DAN RESIKO SEORANG

PERAWAT DI RUMAH SAKIT


Resum diajukan Sebagai Tugas
Mata Kuliah Keselamatan Pasien dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Dosen: Ema Hikmah, S.kep, M.kep

Disusun oleh:

1. Ajeng Vildah Setyaningsih (P27905119001)


2. Angelita (P27905119003)
3. Awanda Fitria Nugraha (P27905119005)
4. Nofitasari (P27905119023)

POLTEKKES KEMENKES BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS
2020
A. Hospital Nurses (perawat rumah sakit)
Adalah kelompok terbesar dari seluruh perawat. Pada umumnya para perawat
memberikan asuhan keperawatan dan memberikan tindakan keperawatan. Mereka diatur
pekerjaanya oleh supervisor. Perawat di rumah sakit akan ditugaskan dibagian-bagian seperti
bedah, maternitas, anak, gawat darurat, intensive care unit, ruang perawatan kanker dll.
Perawat rumah sakit akan mengalami risiko yang tinggi terhadap penularan berbagai
penyakit dan mengalami kecelakaan akibat kerja, karena tingginya intensitas kontak dengan
pasien, seperti:
1. Penyakit Menular
Tenaga perawat kemungkinan melakukan kontak yang berhubungan dengan cairan
darah berkuman, cairan tubuh, busa, cairan mulut, cairan urine, kotoran manusia,
muntahan dan lain-lain sehingga mendapat penularan. Media penularan yang sering
terjadi adalah sebagai berikut:

2. Sakit otot dan tulang


Tindakan memindahkan pasien, membalikkan dan menepuk-nepuk punggung pasien,
latihan penyembuhan, dikarenakan sering mengeluarkan tenaga berlebihan, gerakan yang
tidak benar atau berulang-ulang, mudah menyebabkan cedera di bagian otot dan tulang,
apabila tenaga perawat berusia agak tua, maka akan menambah resiko dan tingkat
keseriusan cedera di otot dan tulang.

3. Gangguan tidur
Tenaga perawat perlu waktu sepanjang malam atau waktu yang tidak tentu untuk
menjaga pasien, sehingga mudah mengalami kondisi tidur pendek, tidur kurang lelap,
kesulitan tidur.

4. Kimia
Contohnya formaldehid, alcohol (Terlalu sering menggunakan disenfektan membuat
tangan kita sangat berisiko terjadi iritasi), ethiline okside, bahan pembersih lantai,
desinfectan, clorine.
Pada kasus terkait dengan bahan kimia, maka perlu dipelajari Material Safety Data
Sheets (MSDS) untuk setiap bahan kimia yang digunakan, pengelompokan bahan kimia
menurut jenis bahan aktif yang terkandung, mengidentifikasi bahan pelarut yang
digunakan, dan bahan inert yang menyertai, termasuk efek toksiknya. Ketika ditemukan
dua atau lebih faktor risiko secara simultan, sangat mungkin berinteraksi dan menjadi
lebih berbahaya atau mungkin juga menjadi kurang berbahaya. Sumber bahaya yang ada
di RS harus diidentifikasi dan dinilai untuk menentukan tingkat risiko yang merupakan
tolok ukur kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja.

5. Psikososial
Contohnya beban kerja, hubungan atasan dan bawahan, hubungan antar pekerja yang
tidak harmonis, dan hubungan antara perawat dengan pasien dan keluarga yang terkadang
tidak berjalan mulus, karena sering terjadi miskomunikasi diantara keduanya.

6. Mekanikal
Contohnya terjepit mesin, tergulung, terpotong, tersayat, tertusuk (Perawat sangat
berisiko terkena tusukan jarum, ketika sedang melakukan tindakan).

Dan juga terdapat risiko, ketika melakukan asuhan keperawatan pada pasien:
 Saat Melakukan Asuhan Keperawatan
Risiko & hazard dalam pengkajian asuhan keperawatan
 Pelecehan verbal saat berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
 Kekerasan fisik pada perawat ketika melakukan pengkajian
 Pasien dan keluarga acuh tak acuh dengan pertanyaan yang diajukan perawat
 Resiko tertular penyakit dengan kontak fisik maupun udara saat pemeriksaan fisik
 Perawat menjadi terlalu empati dengan keadaan pasien dan keluarganya
Risiko & hazard dalam perencanaan asuhan keperawatan
 Perencanaan tindakan asuhan keperawatan tidak sesuai dengan apa yang harus
diberikan kepada pasien
 Perawat tidak mengetahui rencana tindakan apa yang harus diberikan kepada pasien
Risiko & hazard dalam implementasi asuhan keperawatan
 Perawat tidak kompeten dalam memberikan tindakan asuhan keperawatan
 Perawat beresiko terhadap tindakan yang di lakukan tidak menggunakan standar
oprasional prosedur
 Perawat gagal dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan
 Tindakan yang dilakukan tidak sesuai dengan rencana tindakan
Risiko & hazard dalam evaluasi asuhan keperawatan
 Perawat tidak mampu mengumpulkan data-data pasien, dan pasien berisiko terlalu
lama dirumah sakit.
 Risiko pasien terlalu lama dirumah sakit pasien tertular berbagai macam penyakit
yang ada dalam ruangan maupun ruangan luar.
 Tidak ada peningkatan pada hasil evaluasi asuhan keperawatan

B. Perawat Klinik/Office Nurses


Memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang berobat jalan, di poliklinik atau di
medical center, di ambulatory surgical centers, emergensi medical center. Tugasnya
mempersiapkan pasien dan membantu persiapan pemeriksaan, memberikan obat dan
suntikan, membalut luka dan insicisi, membantu operasi minor, serta melakukan
pendokumentasian, terkadang juga melakukan pemeriksaan laboratorium rutin dan pekerjaan
administrasi lainya.
Perawat klinik juga akan mengalami risiko yang tinggi terhadap penularan berbagai
penyakit dan mengalami kecelakaan akibat kerja, karena tingginya intensitas kontak dengan
pasien, seperti:
1. Penyakit Menular
Tenaga perawat kemungkinan melakukan kontak yang berhubungan dengan cairan
darah berkuman, cairan tubuh, busa, cairan mulut, cairan urine, kotoran manusia,
muntahan dan lain-lain sehingga mendapat penularan. Media penularan yang sering
terjadi adalah sebagai berikut:

2. Sakit otot dan tulang


Tindakan memindahkan pasien, membalikkan dan menepuk-nepuk punggung pasien,
latihan penyembuhan, dikarenakan sering mengeluarkan tenaga berlebihan, gerakan yang
tidak benar atau berulang-ulang, mudah menyebabkan cedera di bagian otot dan tulang,
apabila tenaga perawat berusia agak tua, maka akan menambah resiko dan tingkat
keseriusan cedera di otot dan tulang.

3. Gangguan tidur
Tenaga perawat perlu waktu sepanjang malam atau waktu yang tidak tentu untuk
menjaga pasien, sehingga mudah mengalami kondisi tidur pendek, tidur kurang lelap,
kesulitan tidur.

4. Kimia
Contohnya formaldehid, alcohol (Terlalu sering menggunakan disenfektan membuat
tangan kita sangat berisiko terjadi iritasi), ethiline okside, bahan pembersih lantai,
desinfectan, clorine.
Pada kasus terkait dengan bahan kimia, maka perlu dipelajari Material Safety Data
Sheets (MSDS) untuk setiap bahan kimia yang digunakan, pengelompokan bahan kimia
menurut jenis bahan aktif yang terkandung, mengidentifikasi bahan pelarut yang
digunakan, dan bahan inert yang menyertai, termasuk efek toksiknya. Ketika ditemukan
dua atau lebih faktor risiko secara simultan, sangat mungkin berinteraksi dan menjadi
lebih berbahaya atau mungkin juga menjadi kurang berbahaya. Sumber bahaya yang ada
di RS harus diidentifikasi dan dinilai untuk menentukan tingkat risiko yang merupakan
tolok ukur kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja.

5. Psikososial
Contohnya beban kerja, hubungan atasan dan bawahan, hubungan antar pekerja yang
tidak harmonis, dan hubungan antara perawat dengan pasien dan keluarga yang terkadang
tidak berjalan mulus, karena sering terjadi miskomunikasi diantara keduanya.

6. Mekanikal
Contohnya terjepit mesin, tergulung, terpotong, tersayat, tertusuk (Perawat sangat
berisiko terkena tusukan jarum, ketika sedang melakukan tindakan).

Dan juga terdapat risiko, ketika melakukan asuhan keperawatan pada pasien
 Saat Melakukan Asuhan Keperawatan
 Risiko & hazard dalam pengkajian asuhan keperawatan
 Pelecehan verbal saat berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
 Kekerasan fisik pada perawat ketika melakukan pengkajian
 Pasien dan keluarga acuh tak acuh dengan pertanyaan yang diajukan perawat
 Resiko tertular penyakit dengan kontak fisik maupun udara saat pemeriksaan fisik
 Perawat menjadi terlalu empati dengan keadaan pasien dan keluarganya
Risiko & hazard dalam perencanaan asuhan keperawatan
 Perencanaan tindakan asuhan keperawatan tidak sesuai dengan apa yang harus
diberikan kepada pasien
 Perawat tidak mengetahui rencana tindakan apa yang harus diberikan kepada pasien
Risiko & hazard dalam implementasi asuhan keperawatan
 Perawat tidak kompeten dalam memberikan tindakan asuhan keperawatan
 Perawat beresiko terhadap tindakan yang di lakukan tidak menggunakan standar
oprasional prosedur
 Perawat gagal dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan
 Tindakan yang dilakukan tidak sesuai dengan rencana tindakan
Risiko & hazard dalam evaluasi asuhan keperawatan
 Perawat tidak mampu mengumpulkan data-data pasien, dan pasien berisiko terlalu
lama dirumah sakit.
 Risiko pasien terlalu lama dirumah sakit pasien tertular berbagai macam penyakit
yang ada dalam ruangan maupun ruangan luar.
 Tidak ada peningkatan pada hasil evaluasi asuhan keperawatan

C. Nursing Care Facility/ Fasilitas Pelayanan Keperawatan


Perawat mengatur pelayanan perawatan pada pasien-pasien fraktur sampai
Alzheimer’s disease. Registered nurse mengkaji kesehatan penduduk, mengembangkan
rencana pengobatan, mengawasi pekerjaan ‘licensed practical nurses’ dan ‘nursing aides’
dan melakukan prosedur invasive misalnya memasang infuse. Mereka bekerja dibagian
khusus misalnya unit rehabilitasi untuk pasien stroke dan trauma kepala.
Oleh karena itu, perawat fasilitas pelayanan tetap berisiko mengalami kecelakaan
akibat tindakan keperawatan yang dilakukan, meskipun intensitas bahayanya tidak sebesar
perawat rumah sakit, karena tidak menangani penyakit menular melainkan pasien
rehabilitasi, contohnya seperti:
1. Sakit otot dan tulang
Tindakan memindahkan pasien, membalikkan dan menepuk-nepuk punggung pasien,
latihan penyembuhan, dikarenakan sering mengeluarkan tenaga berlebihan, gerakan yang
tidak benar atau berulang-ulang, mudah menyebabkan cedera di bagian otot dan tulang,
apabila tenaga perawat berusia agak tua, maka akan menambah resiko dan tingkat
keseriusan cedera di otot dan tulang.

2. Gangguan tidur
Tenaga perawat perlu waktu sepanjang malam atau waktu yang tidak tentu untuk
menjaga pasien, sehingga mudah mengalami kondisi tidur pendek, tidur kurang lelap,
kesulitan tidur.

3. Kimia
Contohnya formaldehid, alcohol (Terlalu sering menggunakan disenfektan membuat
tangan kita sangat berisiko terjadi iritasi), ethiline okside, bahan pembersih lantai,
desinfectan, clorine.
Pada kasus terkait dengan bahan kimia, maka perlu dipelajari Material Safety Data
Sheets (MSDS) untuk setiap bahan kimia yang digunakan, pengelompokan bahan kimia
menurut jenis bahan aktif yang terkandung, mengidentifikasi bahan pelarut yang
digunakan, dan bahan inert yang menyertai, termasuk efek toksiknya. Ketika ditemukan
dua atau lebih faktor risiko secara simultan, sangat mungkin berinteraksi dan menjadi
lebih berbahaya atau mungkin juga menjadi kurang berbahaya. Sumber bahaya yang ada
di RS harus diidentifikasi dan dinilai untuk menentukan tingkat risiko yang merupakan
tolok ukur kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja.

4. Psikososial
Contohnya beban kerja, hubungan atasan dan bawahan, hubungan antar pekerja yang
tidak harmonis, dan hubungan antara perawat dengan pasien dan keluarga yang terkadang
tidak berjalan mulus, karena sering terjadi miskomunikasi diantara keduanya.

5. Mekanikal
Contohnya terjepit mesin, tergulung, terpotong, tersayat, tertusuk (Perawat sangat
berisiko terkena tusukan jarum, ketika sedang melakukan tindakan).

Dan juga terdapat risiko, ketika melakukan asuhan keperawatan pada pasien:
 Saat Melakukan Asuhan Keperawatan
Risiko & hazard dalam pengkajian asuhan keperawatan
 Pelecehan verbal saat berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
 Kekerasan fisik pada perawat ketika melakukan pengkajian
 Pasien dan keluarga acuh tak acuh dengan pertanyaan yang diajukan perawat
 Resiko tertular penyakit dengan kontak fisik maupun udara saat pemeriksaan fisik
 Perawat menjadi terlalu empati dengan keadaan pasien dan keluarganya
Risiko & hazard dalam perencanaan asuhan keperawatan
 Perencanaan tindakan asuhan keperawatan tidak sesuai dengan apa yang harus
diberikan kepada pasien
 Perawat tidak mengetahui rencana tindakan apa yang harus diberikan kepada pasien
Risiko & hazard dalam implementasi asuhan keperawatan
 Perawat tidak kompeten dalam memberikan tindakan asuhan keperawatan
 Perawat beresiko terhadap tindakan yang di lakukan tidak menggunakan standar
oprasional prosedur
 Perawat gagal dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan
 Tindakan yang dilakukan tidak sesuai dengan rencana tindakan
Risiko & hazard dalam evaluasi asuhan keperawatan
 Perawat tidak mampu mengumpulkan data-data pasien, dan pasien berisiko terlalu
lama dirumah sakit.
 Risiko pasien terlalu lama dirumah sakit pasien tertular berbagai macam penyakit
yang ada dalam ruangan maupun ruangan luar.
 Tidak ada peningkatan pada hasil evaluasi asuhan keperawatan

D. Home Health Nurse


Memberikan pelayanan keperawatan pasien dirumah. Seorang registered nurse
mengkaji lingkungan pasien dan memberi petunjuk kepada pasien dan keluarganya. Perawat
ini akan memberikan pelayanan keperawatan secara luas dan sebagai manajer kasus misalnya
pada pasien yang baru sembuh dari penyakit atau kecelakaan, kanker dan melahirkan.
Mereka akan bekerja sendiri (independen) dan juga mensuvervisi pembantu/penunggu orang
sakit dirumah.
Perawat rumah tetap berisiko terhadap kecelakaan akibat kerja, baik itu penularan
penyakit maupun cedera fisik, akan tetapi intensitas kemungkinannya akan lebih ringan
dibanding perawat rumah sakit dan juga klinik, kemungkinannya seperti:
1. Penyakit Menular
Tenaga perawat kemungkinan melakukan kontak yang berhubungan dengan cairan
darah berkuman, cairan tubuh, busa, cairan mulut, cairan urine, kotoran manusia,
muntahan dan lain-lain sehingga mendapat penularan. Media penularan yang sering
terjadi adalah sebagai berikut:

2. Sakit otot dan tulang


Tindakan memindahkan pasien, membalikkan dan menepuk-nepuk punggung pasien,
latihan penyembuhan, dikarenakan sering mengeluarkan tenaga berlebihan, gerakan yang
tidak benar atau berulang-ulang, mudah menyebabkan cedera di bagian otot dan tulang,
apabila tenaga perawat berusia agak tua, maka akan menambah resiko dan tingkat
keseriusan cedera di otot dan tulang.

3. Gangguan tidur
Tenaga perawat perlu waktu sepanjang malam atau waktu yang tidak tentu untuk
menjaga pasien, sehingga mudah mengalami kondisi tidur pendek, tidur kurang lelap,
kesulitan tidur.

4. Kimia
Contohnya formaldehid, alcohol (Terlalu sering menggunakan disenfektan membuat
tangan kita sangat berisiko terjadi iritasi), ethiline okside, bahan pembersih lantai,
desinfectan, clorine.
Pada kasus terkait dengan bahan kimia, maka perlu dipelajari Material Safety Data
Sheets (MSDS) untuk setiap bahan kimia yang digunakan, pengelompokan bahan kimia
menurut jenis bahan aktif yang terkandung, mengidentifikasi bahan pelarut yang
digunakan, dan bahan inert yang menyertai, termasuk efek toksiknya. Ketika ditemukan
dua atau lebih faktor risiko secara simultan, sangat mungkin berinteraksi dan menjadi
lebih berbahaya atau mungkin juga menjadi kurang berbahaya. Sumber bahaya yang ada
di RS harus diidentifikasi dan dinilai untuk menentukan tingkat risiko yang merupakan
tolok ukur kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja.

5. Psikososial
Contohnya beban kerja, hubungan atasan dan bawahan, hubungan antar pekerja yang
tidak harmonis, dan hubungan antara perawat dengan pasien dan keluarga yang terkadang
tidak berjalan mulus, karena sering terjadi miskomunikasi diantara keduanya.

6. Mekanikal
Contohnya terjepit mesin, tergulung, terpotong, tersayat, tertusuk (Perawat sangat
berisiko terkena tusukan jarum, ketika sedang melakukan tindakan).

5. Public Health nurses


Bekerja pada agensi pemerintahan maupun swasta termasuk klinik, sekolah-sekolah,
komunitas pensiun dan berbagai pelayanan komunitas. Fokus mereka adalah meningkatkan
kesehatan komunitas, individu dan keluarga. Mereka bekerjasama dengan komunitas untuk
membantu merencanakan dan mengimplementasikan program. Public health nurses memberikan
petunjuk kepada individu, keluarga dan kelompok sehubungan dengan isu-isu kesehatan seperti
pencegahan penyakit, nutrisi, perawatan anak. Mereka memberikan imunisasi, mengecek
tekanan darah dan screening kesehatan lainya. Perawat ini bekerja dengan kepala desa, pemuka
agama, guru-guru, orang tua dan dokter untuk memberikan pendidikan kesehatan.

Perawat public, meskipun bukan bekerja langsung dengan orang sakit, melainkan
cenderung melakuka promosi kesehatan, akan tetapi tetap ada risiko penularan penyakit, karena
kita tidak tahu, dengan siapa kita berinteraksi, apalagi pada saat pandemic seperti ini, sangat
tidak disarankan untuk berkumpul dengan banyak orang, karena sangat berisiko tertular atau
menularkan virus, berikut contoh risiko penularan perawat public:

1 .Penyakit Menular
Tenaga perawat kemungkinan melakukan kontak yang berhubungan dengan
cairan darah berkuman, cairan tubuh, busa, cairan mulut, cairan urine, kotoran manusia,
muntahan dan lain-lain sehingga mendapat penularan. Media penularan yang sering
terjadi adalah sebagai berikut:

2. Sakit otot dan tulang


Tindakan memindahkan pasien, membalikkan dan menepuk-nepuk punggung
pasien, latihan penyembuhan, dikarenakan sering mengeluarkan tenaga berlebihan,
gerakan yang tidak benar atau berulang-ulang, mudah menyebabkan cedera di bagian otot
dan tulang, apabila tenaga perawat berusia agak tua, maka akan menambah resiko dan
tingkat keseriusan cedera di otot dan tulang.

6. Occupational Health Nurses / Industrial Nurses


Memberikan pelayanan keperawatan pada tempat kerja karyawan yang mengalami
kecelakaan kerja atau sakit. Mereka memberikan asuhan keperawatan gawat darurat,
mempersiapkan laporan kecelakaan dan mempersiapkan pelayanan lanjutan yang diperlukan.
Mereka juga memberikan pelayanan konseling kesehatan, melakukan pemeriksaan kesehatan,
mengkaji lingkungan kerja untuk mengidentifikasi masalah kesehatan actual dan potensial.
Perawat industry, akan mengalami beban yang cukup berat karena menangani keadaan
gawat darurat akibat kecelakaan kerja, meskipun tidak semua kejadian kecelakaan gawat darurat,
akan tetapi terkadang membutuhkan pertolongan pertama yang efektif, sehingga membutuhkan
perawat yang siap tanggap, dan memiliki risiko yang sama dengan perawat pada umumnya,
seperti:

1 .Penyakit Menular
Tenaga perawat kemungkinan melakukan kontak yang berhubungan dengan
cairan darah berkuman, cairan tubuh, busa, cairan mulut, cairan urine, kotoran manusia,
muntahan dan lain-lain sehingga mendapat penularan. Media penularan yang sering
terjadi adalah sebagai berikut:

2. Sakit otot dan tulang


Tindakan memindahkan pasien, membalikkan dan menepuk-nepuk punggung
pasien, latihan penyembuhan, dikarenakan sering mengeluarkan tenaga berlebihan,
gerakan yang tidak benar atau berulang-ulang, mudah menyebabkan cedera di bagian otot
dan tulang, apabila tenaga perawat berusia agak tua, maka akan menambah resiko dan
tingkat keseriusan cedera di otot dan tulang.

3. Kimia
Contohnya formaldehid, alcohol (Terlalu sering menggunakan disenfektan
membuat tangan kita sangat berisiko terjadi iritasi), ethiline okside, bahan pembersih
lantai, desinfectan, clorine.
Pada kasus terkait dengan bahan kimia, maka perlu dipelajari Material Safety
Data Sheets (MSDS) untuk setiap bahan kimia yang digunakan, pengelompokan bahan
kimia menurut jenis bahan aktif yang terkandung, mengidentifikasi bahan pelarut yang
digunakan, dan bahan inert yang menyertai, termasuk efek toksiknya. Ketika ditemukan
dua atau lebih faktor risiko secara simultan, sangat mungkin berinteraksi dan menjadi
lebih berbahaya atau mungkin juga menjadi kurang berbahaya. Sumber bahaya yang ada
di RS harus diidentifikasi dan dinilai untuk menentukan tingkat risiko yang merupakan
tolok ukur kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja.

4. Mekanikal
Contohnya terjepit mesin, tergulung, terpotong, tersayat, tertusuk (Perawat
sangat berisiko terkena tusukan jarum, ketika sedang melakukan tindakan).

7. Head Nurses atau Nurse Supervisor


Para manajer keperawatan ini mengatur aktifitas pelayanan keperawatan, khususnya
rumah sakit. Mereka membuat rencana jadwal/schedule dan mengorganisasi pekerjaan perawat
dan pembantu perawat sesuai dengan metode penugasannya, mempersiapkan pendidikan
tambahan atau training. Mereka mengobservasi seluruh pasien di unitnya dan memastikan bahwa
semua pasien telah memperoleh pelayanan keperawatan yang baik. Mereka juga
bertanggungjawab bahwa semua kejadian telah didokumentasikan serta menyiapkan peralatan
serta bahan-bahan lain yang diperlukan untuk memberikan pelayanan keperawatan.

Perawat manager ini, memang intensitas bertemu pasien tidak terlalu banyak karena
memang tugasnya mengkoordinasi apakah semua pasien telak mendapatkan pelayanan dengan
optimal, jadi, tetap ada risiko penularan karena kontak dengan pasien tapi dengan intensitas yang
tidak terlalu tinggi, seperti:

1 .Penyakit Menular
Tenaga perawat kemungkinan melakukan kontak yang berhubungan dengan
cairan darah berkuman, cairan tubuh, busa, cairan mulut, cairan urine, kotoran manusia,
muntahan dan lain-lain sehingga mendapat penularan. Media penularan yang sering
terjadi adalah sebagai berikut:

2. Psikososial
Contohnya beban kerja, hubungan atasan dan bawahan, hubungan antar pekerja
yang tidak harmonis, dan hubungan antara perawat dengan pasien dan keluarga
yang terkadang tidak berjalan mulus, karena sering terjadi miskomunikasi
diantara keduanya.

8. Nurse Practitioner
Memberikan pelayanan kesehatan primer yang dasar. Mereka mendiagnosa dan
memberikan pengobatan pada penyakit yang umum dan kecelakaan. Nurse Practioner boleh
membuat resep obat yang diijinkan oleh pemerintah setempat (yang berbeda aturanya untuk
masing-masing negara bagian).

Perawat Kesehatan primer, meskipun melakukan Tindakan-tindakan dasar, tetap


mengalami risiko penularan penyakit dan juga kecelakaan kerja, seperti:
1 .Penyakit Menular
Tenaga perawat kemungkinan melakukan kontak yang berhubungan dengan
cairan darah berkuman, cairan tubuh, busa, cairan mulut, cairan urine, kotoran manusia,
muntahan dan lain-lain sehingga mendapat penularan. Media penularan yang sering
terjadi adalah sebagai berikut:

2. Sakit otot dan tulang


Tindakan memindahkan pasien, membalikkan dan menepuk-nepuk punggung
pasien, latihan penyembuhan, dikarenakan sering mengeluarkan tenaga berlebihan,
gerakan yang tidak benar atau berulang-ulang, mudah menyebabkan cedera di bagian otot
dan tulang, apabila tenaga perawat berusia agak tua, maka akan menambah resiko dan
tingkat keseriusan cedera di otot dan tulang.

3. Gangguan tidur
Tenaga perawat perlu waktu sepanjang malam atau waktu yang tidak tentu untuk
menjaga pasien, sehingga mudah mengalami kondisi tidur pendek, tidur kurang lelap,
kesulitan tidur.

4. Kimia
Contohnya formaldehid, alcohol (Terlalu sering menggunakan disenfektan
membuat tangan kita sangat berisiko terjadi iritasi), ethiline okside, bahan pembersih
lantai, desinfectan, clorine.
Pada kasus terkait dengan bahan kimia, maka perlu dipelajari Material Safety
Data Sheets (MSDS) untuk setiap bahan kimia yang digunakan, pengelompokan bahan
kimia menurut jenis bahan aktif yang terkandung, mengidentifikasi bahan pelarut yang
digunakan, dan bahan inert yang menyertai, termasuk efek toksiknya. Ketika ditemukan
dua atau lebih faktor risiko secara simultan, sangat mungkin berinteraksi dan menjadi
lebih berbahaya atau mungkin juga menjadi kurang berbahaya. Sumber bahaya yang ada
di RS harus diidentifikasi dan dinilai untuk menentukan tingkat risiko yang merupakan
tolok ukur kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja.

5. Psikososial
Contohnya beban kerja, hubungan atasan dan bawahan, hubungan antar pekerja
yang tidak harmonis, dan hubungan antara perawat dengan pasien dan keluarga yang
terkadang tidak berjalan mulus, karena sering terjadi miskomunikasi diantara keduanya.

6. Mekanikal
Contohnya terjepit mesin, tergulung, terpotong, tersayat, tertusuk (Perawat sangat
berisiko terkena tusukan jarum, ketika sedang melakukan tindakan).

9. Clinical Nurse Specialists, Certified Registered Nurse Anesthetists dan Cerified Nurse
Midwives.
Tingkat ini yang tertinggi di lingkup kerja keperawatan. Para ahli/specialist klinik
keperawatan ini harus menempuh pendidikan yang lebih tinggi dan mempunyai pengalaman
klinik yang lama dan luas.

Jika perawat tersebut, bekerka di rumah sakit jelas memiliki risiko penularan yang sama,
dengan perawat rumah sakit lainnya, seperti:
1 .Penyakit Menular
Tenaga perawat kemungkinan melakukan kontak yang berhubungan dengan
cairan darah berkuman, cairan tubuh, busa, cairan mulut, cairan urine, kotoran manusia,
muntahan dan lain-lain sehingga mendapat penularan. Media penularan yang sering
terjadi adalah sebagai berikut:

2. Sakit otot dan tulang


Tindakan memindahkan pasien, membalikkan dan menepuk-nepuk punggung
pasien, latihan penyembuhan, dikarenakan sering mengeluarkan tenaga berlebihan,
gerakan yang tidak benar atau berulang-ulang, mudah menyebabkan cedera di bagian otot
dan tulang, apabila tenaga perawat berusia agak tua, maka akan menambah resiko dan
tingkat keseriusan cedera di otot dan tulang.

3. Gangguan tidur
Tenaga perawat perlu waktu sepanjang malam atau waktu yang tidak tentu untuk
menjaga pasien, sehingga mudah mengalami kondisi tidur pendek, tidur kurang lelap,
kesulitan tidur.

4. Kimia
Contohnya formaldehid, alcohol (Terlalu sering menggunakan disenfektan membuat
tangan kita sangat berisiko terjadi iritasi), ethiline okside, bahan pembersih lantai,
desinfectan, clorine.
Pada kasus terkait dengan bahan kimia, maka perlu dipelajari Material Safety
Data Sheets (MSDS) untuk setiap bahan kimia yang digunakan, pengelompokan bahan
kimia menurut jenis bahan aktif yang terkandung, mengidentifikasi bahan pelarut yang
digunakan, dan bahan inert yang menyertai, termasuk efek toksiknya. Ketika ditemukan
dua atau lebih faktor risiko secara simultan, sangat mungkin berinteraksi dan menjadi
lebih berbahaya atau mungkin juga menjadi kurang berbahaya. Sumber bahaya yang ada
di RS harus diidentifikasi dan dinilai untuk menentukan tingkat risiko yang merupakan
tolok ukur kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja.

5. Psikososial
Contohnya beban kerja, hubungan atasan dan bawahan, hubungan antar pekerja
yang tidak harmonis, dan hubungan antara perawat dengan pasien dan keluarga yang
terkadang tidak berjalan mulus, karena sering terjadi miskomunikasi diantara
keduanya.

6. Mekanikal
Contohnya terjepit mesin, tergulung, terpotong, tersayat, tertusuk (Perawat sangat
berisiko terkena tusukan jarum, ketika sedang melakukan tindakan).

Dan juga terdapat risiko, ketika melakukan asuhan keperawatan pada pasien:
 Saat Melakukan Asuhan Keperawatan
Risiko & hazard dalam pengkajian asuhan keperawatan
 Pelecehan verbal saat berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
 Kekerasan fisik pada perawat ketika melakukan pengkajian
 Pasien dan keluarga acuh tak acuh dengan pertanyaan yang diajukan perawat
 Resiko tertular penyakit dengan kontak fisik maupun udara saat pemeriksaan fisik
 Perawat menjadi terlalu empati dengan keadaan pasien dan keluarganya
Risiko & hazard dalam perencanaan asuhan keperawatan
 Perencanaan tindakan asuhan keperawatan tidak sesuai dengan apa yang harus diberikan
kepada pasien
 Perawat tidak mengetahui rencana tindakan apa yang harus diberikan kepada pasien
Risiko & hazard dalam implementasi asuhan keperawatan
 Perawat tidak kompeten dalam memberikan tindakan asuhan keperawatan
 Perawat beresiko terhadap tindakan yang di lakukan tidak menggunakan standar
oprasional prosedur
 Perawat gagal dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan
 Tindakan yang dilakukan tidak sesuai dengan rencana tindakan
Risiko & hazard dalam evaluasi asuhan keperawatan
 Perawat tidak mampu mengumpulkan data-data pasien, dan pasien berisiko terlalu lama
dirumah sakit.
 Risiko pasien terlalu lama dirumah sakit pasien tertular berbagai macam penyakit yang
ada dalam ruangan maupun ruangan luar.
 Tidak ada peningkatan pada hasil evaluasi asuhan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai