OLEH:
NAMA : LILI ANDINI
NIM : 4171131021
KELAS : KIMIA DIK C 2017
DOSEN PENGAMPU : Drs. Ramli,MA
MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Medan, 2019
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................1
1.3 Manfaat..........................................................................................................1
1.4 Identitas Buku...............................................................................................1
BAB II RINGKASAN ISI BUKU..........................................................................3
2.1 Ringkasan Buku 1.........................................................................................3
2.2 Ringkasan Buku 2.......................................................................................11
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................13
3.1 Kelebihan dan Kelemahan 1.......................................................................13
3.2 Kelebihan dan Kelemahan Buku 2..............................................................13
BAB IV PENUTUP...............................................................................................14
4.1 Kesimpulan..................................................................................................14
4.2 Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan sangat mendasar yang
diperlukan manusia. Di indonesia bnayak ragam atau macam pendidikan baik
secraa formal, informal, non formal, pendidikan Agama Islam, dll. Semua
pendidikan mempunyai fungsi, tujuan dan metode-metode tertentu untuk
mewujudkan suatu visi dan misi dalam sebuah pendidikan tersebut.Namun sering
kali kita tidak memahami bagaimanakah tujuan pendidikan itu sendiri.Bahkan kita
sebagai calon pengajar dalam pendidikan Agama kebanyakan masih belum
banyak menegetahuinya.Pendidikan Agama Islam merupakan mata
pelajaran/kuliah yang sangat penting untuk diajarkan di sekkolah umum ataupun
disekolah Islam, karena untuk mengajarkan Islma kepada generasi umat Islam
maka diperlukan proses pendidikan. Fungsi dari proses pendidikan adalah untuk
mempromosikan atau menafsirkan perubahan yang diinginkan dalam prilaku.
Maka pendidikan Islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk
pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan selurh potensi manusia, baik yang
berbentuk jasmaniah maupun rohaniah, menumbuh suburkan hubungan yang yang
harmonis setiap pribadi dengan Allah dan alam semesta. Pendidikan islam
merupakan upaya manusia untuk melahirkan generasi yang baik generasi yang
selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan CBR dalam makalah ini adalah agar dapat lebih
mengkaji tentang Pendidikan Agama Islam dan dapat menjelaskan dengan ringkas
mengenai isi buku Pendidikan Agama Islam serta kelemahan dan kelebihan yang
ada dalam buku tersebut.
1
1.3 Manfaat
Manfaat dalam pembuatan CBR ini adalah agar kita lebih mudah memahamai
tentang kelemahan dan kelebihan dalam buku ini.Dan dapat menambah wawasan
tentang Pendidikan Agama Islam.
1.4 Identitas Buku
a. Identitas Buku 1
ISBN : 978-602-6462-34-3
b. Identitas Buku 2
2
Kota terbit :Bandung
ISBN : 978-602-8208-63-5
3
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
2.1 Ringkasan Buku 1
Setiap apapun yang disyariatkan oleh Allah bagi manusia, maka hal itu
akan menuntun kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Dengan demikian, menaati
ketentuan-ketentuan hukum syariat itu,tidak lain adalah untuk kemashlahatan
manusia itu sendiri di manapun ia berada. Semakin banyak manusia menjalankan
syariat maka semakin banyak pula kemashlahatan dan kebaikan hidup yang
akandiperolehnya.
4
B. Ciri Khas Syari'at Islam
1. Bersifat menyeluruh
Ciri lain dari hubungan umat Islam dengan hukum Islam adalah bahwa
syari'at Islam mewajibkan kepada pemehuknya mempunyai akhlak yang utama.
Orang yang menegakkan syariat adalah orang yang membentuk kepribadian dan
akhlaknya kepada pencipta-Nya,makhluk, dan alam sekitarnya. Orang yang
berakhlak demikian akan mampu mengelola hawa nafsu melakukan tindakan
kriminal.
5
3. Merasa di dalam Pengawasan Allah
Hukum Islam berbeda dari hukum positif. Hukum positif tidak memiliki
daya psikologis yang cukup untuk mendorong manusia mentaatinya. Orang
mematuhi hukum karena menghindari ancaman yang akan dikenakan terhadap
dirinya di dunia atau di lingkungan hukumnya. Seseorang yang melakukan suatu
jarimah merasa aman karena tidak tersentuh hukum positif. Karena itu, besar
kemungkinan ia akan melakukannya lagi. Artinya, tidak ada faktor lain yang akan
menahan perbuatan seseorang untuk tidak melakukan tindakan jarimah itu kecuali
sanksi dunia semata. Namun di dalam hukum Islam, pelakunya dikontrol oleh
hukuman dunia dan kesadaran atas hukum akhirat. Oleh karena itu jumlahjarimah
pada negeri-negeri yang tidak menerapkan hukum syariat selalu bertambah dan
nilai akhlak tidak lagi mempunyai peranan. Bahkan, di antara pelaku jarimah
banyak yang berasal dari kalangan terpelajar dan berada, seiring dengan semakin
tersebarnya kemerosotan akhlak pada kalangan tersebut. Hal itu diperburuk lagi
karena dikalangan tersebut mampu mengelakkan diri dari tuntutan aturan pidana
(undang-undang) yang berlaku.
Islam adalah agama yang disyariatkan Allah untuk umat akhir zaman.
Karena itu, Allah memberikan suatu kelebihan kepada syariat ini untuk mampu
beradaptasi dalam mewujudkan kemaslahatan bagi umat manusia di akhir
zamantersebut. Ajaran-ajaran Islam selalu bersifat fleksibel dalam merespons
segala sesuatu yang muncul. Dasar-dasar hukum untuk merespons segala keadaan
6
dan tempat telah dijelaskan oleh Allah di dalamAlquran dan Sunnah. Karena
itulah syariat Islam akan mampu menjadi pedoman hidup manusia hingga akhir
zaman.
Fungsi hukum Islam dinyatakan secara tegas dalam surah an-nisa ayat 105
yang artinya “Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan
membawa kebenaran, supaya kamu dapat hukum kepada manusia dengan apa
yang telah Allah wahyukan kepadamu”.Diantara karakter hukum Islam yang
7
terpenting adalah bersifat menyeluruh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Selain
karena pemisahan itu berlawanan dengan tujuan syariat,nashsendiri melarang
pengambilan sebagai hukum syariat dengan meninggalkan bagian yang lain.
Secara garis besar para ulama Ushul Fiqh membagi hukum kepada dua
macam, yaitu hukum taklifi dan hukumwadh’i.
Hukum Taklifi
8
wadh’imenjelaskan bahwa waktu matahari tergelincir di tengah hari menjadi
sebab tanda bagi wajibnya seseorang menunaikan shalat zuhur.
1. Wajib
2. Mandub (sunnah)
9
a. Sunnah Muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan), yaitu perbuatan yang
dibiasakan oleh Rasulullah dan jarang ditinggalkannya. Misalnya, shalat sunnah
dua rakaat sebelum fajar.
3. Haram
Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. (QS.al-Isra : 32)
10
Dalam surat lain juga ditegaskan mengenai haramnya mengawini orang
yang memiliki ikatan darah(se-muhrim) yang kuat seperti ibu, anak perempuan,
dll.
Jual beli apabila dilihat kepada nilainya adalah dibolehkan, tetapi ada
larangan melakukannya pada waktu azan jumat karena akan melalaikan seseorang
11
dari memenuhi panggilan Allah (shalat jumat). ketentuan yang berlaku dalam hal
ini, seperti dikemukakan Muhammad Abu Zahrah, adalah bahwa larangan seperti
itu bilamana dilanggar dan dilaksanakan juga, maka perbuatan itu adalah sah. Jual
beli waktu azan jumat adalah sah sebagai sebab perpindahan milik dari penjual
kepada pembeli, namun pelakunya berdosa di sisi Allah.
a. Makruh Tahrim, yaitu sesuatu yang dilarang oleh syariat, tetapi dalil yang
melarangnya itu bersifat zhani al-wurud (kebenaran datangnya dari hanya sampai
ke dugaan keras), tidak bersifat pasti. Misalnya, larangan meminang wanita yang
sedang dalam pinangan orang lain dan larangan membeli sesuatu yang sedang
dalam tawaran orang lain kecuali mendapatkan izin atau telah ditinggalkannya.
Hukum Wadhi’
12
Allah SWT menjadikan syariat itu kabar gembira dan kemudahan bagi
hambanya,dari keadaan yang lemah dan segala urusan yang darurat.
Hukum wadhi’ sebagaimana telah disebutkan dalam kitab Al-wadhih fii Usulil
Fiqih,yang ditulis oleh Muhammad Sulaiman Abdullah al-Assqar, bahwasanya
perintah Allah SWT dalam kitabnya,dengan menjadikan sebuah perintah sebagai
tanda atas perintah yang lainnya.
1. Sebab (al-Sabab)
Sabab yang dalam bahasa Indonesia disebut “sebab”, secara etimologis artinya
adalah “sesuatu yang memungkinkan dengannya sampai pada suatu tujuan.”Dari
kata inilah dinamakan “jalan” itu sebagai sabab, karena “jalan” bisa
menyampaikan seseorang kepada tujuan. Sedangkan menurut Prof.DR. Rachmat
Syafii, M.A dalam bukunya Ilmu Ushul Fiqih, bahwa “sebab” menurut bahasa
adalah sesuatu yang dapat menyampaikan kepada sesuatu yang lain berarti jalan
yang dapat menyampaikan kepada sesuatu tujuan. Menurut istilah adalah suatu
sifat yang dijadikan sari’ (syarat) sebagai tanda dari hukum.
13
Adapun secara terminologi al-sabab adalah sesuatu yang dijadikan oleh Syari’
untuk mengetahui hukum syariattertentu, artinya hukum syariat tersebut akan
muncul jika al-sabab tersebut ada, sebaliknya hukum syariat akan hilang dengan
tidak adanya al-sabab tersebut. Seperti firman Allah SWT.dalamQS.al-Isra`:
78 yang artinya: “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir.” Dalam ayat
tersebut diterangkan bahwa condongnya matahari menjadi al-sabab adanya
kewajiban salat zuhur.
2. Syarat (al-Syarthu)
Syarat adalah sesuatu yang berada di luar hukum syari’, tetapi keberadaan hukum
syara’ bergantung kepadanya.Apabila syarat tidak ada maka hukum pun tidak
ada, tetapi adanya syarat tidak mengharuskan adanya hukum syara’. Contohnya
seperti ketika kita akan melaksanakan shalat, maka syarat yang harus dipenuhi
adalah berwudhu. Akan tetapi ketika kita berwudhu, kita tidak harus
melaksanakan shalat.
3. Pencegah (Al-Mani’)
14
Definisi al-mani’ secara etimologi berarti “penghalang dari sesuatu”.Secara
terminologi, sesuatu yang ditetapkan syariat sebagai penghalang bagi adanya
hukum atau penghalang bagi berfungsinya sesuatu sebab.Sebuah akad perkawinan
yang sah karena telah mencukupi syarat dan rukunnya adalah sebagai sebab waris
mewarisi.Tetapi masalah waris mewarisi itu bisa terhalang disebabkan suami
misalnya membunuh istrinya.
Ø Mani’ al-sabab, yaitu al-mani’ yang dapat menghilangkan al-sabab yang telah
memunculkan suatu hukum syariat. Seperti mengurangi nisab dalam zakat yang
menjadi al-mâni’ dari kewajiban zakat.
2.2 Ringkasan Buku 2
15
alam sekitarnya.Kemudian ciri dari syariat Islam ialah merasa di dalam
pengawasan Allah.Adanya kesadaran bahwa meskipun pengawasan manusia
terhadap dirinya dianggap enteng namun tidak demikian sikapnya terhadap
pengawasan Tuhan.Ia merasa tetap berada dibawah pengawasan Tuhan atau Allah
dimanapun ia berada. Keadaan yang demikian akan dapat memproteksi diri dari
tindakan jarimah atau pelanggaran hukum bagi orang yang benar-benar beriman
kepada Allah dan Rasulullah. Hukum Islam berbeda dari hukum positif.Hukum
positif tidak memiliki daya psikologis yang cukup untuk mendorong manusia
mentaatinya. Orang mematuhi hukum karena menghindari ancaman yang akan
dikenakan terhadap dirinya di dunia atau di lingkungan hukumnya. Seseorang
yang melakukan suatu jarimah merasa aman karena tidak tersentuh hukum
positif.Karena itu besar kemungkinania akan melakukannya lagi. Artinya tidak
ada faktor lain yang akan menahan perbuatan seseorang untuk tidak melakukan
tindakan jarimah itu kecuali sanksi dunia semata. Namun dalam hukum Islam
pelakunya dikontrol oleh hukuman dunia dan kesadaran atas hukum akhirat.Pada
dasarnya tujuan syar’i dalam mensyariatkan ketentuan-ketentuan hukum kepada
mukallaf atau orang yang dibebani hukum adalah untuk mewujudkan kebaikan
bagi kehidupan mereka, baik melalui ketentuan-ketentuan Yang dharuri, haji’
ataupun tahsini.Sumber hukum Islam yang disepakati oleh jumhur ahli fiqih ada
dua koma yaitu al-qur’an dan Sunnah atau hadits. Sementara itu, dalil hukum
yang tidak diperselisihkan ada 4 koma yaitu Al-qur’an, sunnah, ijma, dan qias.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kelebihan dan Kelemahan 1
1. Kelebihan
Penggunaan kata sesuai EYD.
Terdapat beberapa kajian teori dari para ahli yang dapat mendukung isi
buku Islam Kaffah tersebut.
16
Teori serta pembahasan dalam buku memberikan penjelasan secara rinci
mengenai setiap materi yang dibahas.
Mencakup cukup banyak materi kajian Islam dibandingkan dengan buku
yang menjadi pembanding.
Terdapat lembar yang menyuruh kita memberikan catatan dan evaluasi pada
setiap akhir bab.
2. Kelemahan
Masih banyak istilah asing yang digunakan dalam buku ini dan tidak diberi
tahu makna dari istilah tersebut.
Terdapat kalimat yang masih bersifat ambigu sehingga menimbulkan
keraguan terhadap pembaca.
3.2 Kelebihan dan Kelemahan Buku 2
1. Kelebihan
Pembahasan dalam buku disajikan secara berurutan atau sistematis.
Menggunakan bahasa yang efektif dan efisien.
Selalu memberikan contoh peristiwa atau sejarah yang pernah terjadi
berkaitan dengan setiap materi yang dibahas..
2. Kelemahan
Penempatan tanda baca yang tidak teratur mengakibatkan pembaca
kebingungan akan maksud dari materi yang dibahas, karena bisa
menyebabkan ambigu.
Tidak ada gambar atau tulisan di dalam buku tidak berwarna, sehingga
terkesan kurang menarik.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari materi yang telah di uraikan diatas, dapat kita pahami bahwasanya
Pendidikan Agama Islam itu mencakup berbagai macam keilmuan.Baik itu Al-
Qur`an itu sendiri maupun Islam, dan ilmu yang lainnya yang dapat kita temukan
dalam kehidupan kita sehari-hari.
17
4.2 Saran
Dalam CBR ini, yang tentunya pembahasan tentang Islam di sini terdapat
kekurangan mengenai isi ataupun kelemahan dan kelebihan, serta perlu di
perdalam dan diperluas lagi. Dan untuk memperluas dan mendalaminya itu butuh
waktu yang lama dan dosen yang benar-benar paham dan mengerti tentang materi
ini. Dan membutuhkan referensi yang banyak pula.
DAFTAR PUSTAKA
18
19