Anda di halaman 1dari 7

COLIK ABDOMEN 4.

Obstruksi mekanik parsial


Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada
COLIC ABDOMEN adalah rasa nyeri pada perut yang sifatnya penyakit Crohn. Gejalanya kram nyeri abdomen, distensi
hilang timbul dan bersumber dari organ yang terdapat dalam ringan dan diare.
abdomen (perut). 5. STrangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus
ETIOLOGI menerus dan terlokalisir; distensi sedang; muntah
1. Mekanis persisten; biasanya bising, usus menurun dn nyeri tekan
a. Adhesi / perlengketan pascah bedah ( 90% dari terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna
obstruksi mekanik gelap atau berdarah atau mengandung darah samar.
b. Karsinoma
c. Volvulus PEMERIKSAAN GIAGNOSTIK
d. Intususepsi 1. Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam
e. Obstifasi usus
f. Polip 2. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi,
g. Striktur berisi udara atau lipatan sigmoid yang tertutup
2. non mekanik 3. Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida
a. Ileus Paralitik akibat muntah; peningkatan hitung SDP dengan nekrosis,
b. Lesi medula spinalis strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar serum
c. Enteritis regional amilase karena iritasi pankreas oleh lipatan usus
d. Ketidakseimbangan elektrolit 4. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau
e. Uremia alkalosis metabolik.

TANDA & GEJALA KOMPLIKASI


1. Mekanika sederhana – usus halus atas 1. Gangren adalah borok yang disebabkan karena
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, kematian sel/jaringan. Gangren kandung empedu,
distensi, muntah empedu awal, peningkatan bising usus saluran empedu dan pankreas diawali oleh infeksi pada
(bunyi gemerincing bernada tinggi terdengar pada organ-organ tersebut.
interval singkat), nyeri tekan difus minimal 2. Sepsis adalah menyebarnya agen infeksi (misalnya
Obstruksi usus
2. Mekanika sederhana – usus halus bawah bakteri) ke seluruh tubuh melalui peredaran darah.
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi Akumulasi
Sepsis berat gas cairan didalam
dapat menimbulkan syok,lumen
dimana tekanan
berat,muntah – sedikit atau tidak ada – darah turun.
sebelah proksimal dari letak absorpsi
kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi 3. Fistula adalah saluran abnormal yang terbentuk
“hush” meningkat, nyeri tekan difus minimal antara dua organ. Batu empedu mengerosi dinding
kandung empedu atau salurang empedu, menimbulkan
Distensi
saluran baru ke lambung,usus dan rongga perut.
3. Mekanika sederhana – kolon 4. Peritonitis adalah radang rongga perut, disebabkan
Profilerasi bakteri yang berlangsung cepat
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang karena rongga perut yang steril terkontaminasi oleh
Kehilangan H O dan elektrolit
muncul terakhir, kemudian terjadi cairan empedu melalui suatu 2 fistula ke rongga perut.

muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan 5. Ileus dapat terjadi karena batu menyumbat isi usus.
difus minimal. Tekanan
Dapat terjadi bila batu intralumen
berukuran cukup besar.

Kehilangan cairan menuju ruang peritoneum


GASTROENTERITIS  Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
DIARE diserap akan menyebabkan tekanan osmotik meninggi,
 Buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam
cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus
tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare
200ml/24jam.  Gangguan sekresi
 Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada
15 hari. Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan
dari 15 hari namun tidak terus menerus dan dapat elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare
disertai penyakit lain. Diare persisten merupakan istilah timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
yang dipakai di luar negeri yang menyatakan diare yang  Gangguan motilitas usus
berlangsung 15-30 hari dan berlangsung terus menerus. Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga
ETIOLOGI timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik menurun akan
 Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak, ini selanjutnya akan menimbulkan diare.
meliputi infeksi bakteri (E. coli, Salmonella, Vibrio
cholera), virus (enterovirus, adenovirus, rotavirus), PATOGENESIS
parasit (cacing, protozoa).  Patogenesis diare akut yaitu masuknya jasad renik yang
 Infeksi parenteral yaitu infeksi yang berasal dari bagian masih hidup ke dalam usus halus setelah melewati
tubuh yang lain diluar alat pencernaan, seperti otitis rintangan asam lambung. Jasad renik itu berkembang
media akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopneumonia. biak di dalam usus halus. Kemudian jasad renik
Keadaan ini terutama pada bayi berumur dibawah 2 mengeluarkan toksin. Akibat toksin tersebut terjadi
tahun. hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
 malabsorbsi  Patogenesis diare kronik lebih kompleks dan faktor-
Gangguan penyerapan makanan akibat malabsorbsi faktor yang menimbulkannya ialah infeksi bakteri,
karbohidrat, pada bayi dan anak tersering karena parasit, malabsorbsi, malnutrisi dan lain-lain.
intoleransi laktosa, malabsorbsi lemak dan protein.
 Alergi makanan MASALAH
Faktor makanan misalnya makanan basi, beracun, atau 1. Dehidrasi
alergi terhadap makanan. 2. gangguan keseimbangan asam & basa (asidosis
 Penularan melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi metabolik, hipokalemia, dll)
secara langsung,seperti : makanan yg terkontaminasi, air 3. Kekurangan gizi
yg tercemar, makanan tdk dicuci. 4. Hipoglikemi
5. Gg Sirkulasi darah

PATOFISIOLOGI GE GEJALA
 Anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada
HEPATITIS
kemudian timbul diare.
 Tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan
atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau- Hepatitis merupakan penyakit peradangan hati/ penyakit
hijauan karena tercampur empedu. gangguan fungsi hati.
 Karena seringnya defekasi, anus dan sekitarnya lecet Hepatitis dapat merusak fungsi organ hati dan kerja hati
karena tinja makin lama menjadi asam akibat sebagai penetral racun dan sistem pencernaan makanan
banyaknya asam laktat, yang terjadi dari pemecahan dalam tubuh yang mengurai sari-sari makanan untuk
laktosa yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus. kemudian disebarkan ke seluruh organ tubuh yang sangat
 Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah penting bagi manusia
diare. Bila penderita telah banyak kehilangan air dan
elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. ETIOLOGI
 Berat badan turun, pada bayi ubun-ubun cekung,  Penyebab tersebut adalah beberapa jenis virus yang
tonus dan turgor kulit berkurang selaput lendir menyerang dan menyebabkan peradangan dan
mulut dan bibir terlihat kering. kerusakan pada sel-sel dan fungsi organ hati
 jenis penyakit peradangan pada hati (liver).
PENATALAKSANAAN DIARE  Penyebab hepatitis juga dapat berasal dari jenis
 Penanggulangan kekurangan cairan oral rehidration obat-obatan tertentu, jenis makanan tertentu atau
solution (ORS) seperti oralit.  bahkan pada hubungan seksual yang salah satu dari
 Pada penderita diare yang disertai muntah, pasangan memiliki penyakit hepatitis.
pemberian larutan elektrolit secara intravena
merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan VIRUS HEPATITIS
tubuh, atau dengan kata lain perlu diinfus. 1. Virus hepatitis A (HAV)
 Diare karena virus biasanya tidak memerlukan
2. Virus hepatitis B (HBV)
pengobatan lain selain ORS. Apabila kondisi stabil,
maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus 3. Virus hepatitis C (HCV)
penyebab diare dapat diatasi sendiri oleh tubuh
4. Virus hepatitis D (HDV)
(self-limited disease).
 Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti 5. Virus hepatitis E (HEV)
Salmonella sp, Giardia lamblia, Entamoeba coli perlu
6. Hepatitis F (HFV)
mendapatkan terapi antibiotic
7. Hepatitis G (HGV)

PENCEGAHAN Penyakit hepatitis bisa berdampak menjadi fatal jika tidak


 Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang. mendapatkan penanganan dengan segera. Penyakit hepatitis
 Menjaga kebersihan dengan kebiasaan mencuci yang dialami kurang dari 6 bulan disebut dengan penyakit
tangan dengan sabun sebelum makan dan hepatitis akut. Sedangkan untuk yang lebih dari 6 bulan
kebersihan dari makanan yang kita makan. disebut dengan penyakit hepatitis kronis.
 Penggunaan jamban yang benar.
 Hepatitis A Penyakit hepatitis yan satu ini biasanya
 Imunisasi campak.
sering terjadi lewat vecal oral.
 Hepatitis B, Penyakit hepatitis yang satu ini  Hepatitis E
penularannya terjadi tidak semudah pada penyakit untuk penyakit hepatitis satu ini lebih mirip dengan
hepatitis A hepatitis A.
 populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang
Penularan yang terjadi adalah lewat darah atau juga
yang hidup pada atau perjalanan pada bagian Asia,
produk darah yang sudah terinfeksi oleh si penderita
Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan
penyakit hepatitis B.
paling sering pada dewasa muda hingga
 pertengahan.
 Penyakit hepatitis C
 lewat hubungan seksual.


 Masa inkubasi  mulai 6 minggu sampai dengan 6
Penyakit ini diakibatkan karena penularannya lewat
bulan sampai timbul gejala klinis.
transfusi darah dan bisa diakibatkan karena jarum
 hepatitis yang satu ini biasanya terjadi menahun suntik digunakan secara bersama-sama.
atau kronis dan merupakan salah satu penyakit
 Masa inkubasinya adalah selama 18-180 hari.
yang kronis.

 Hepatitis F
 diakibatkan karena buruknya dari tingkat
Penyakit hepatitis F adalah salah satu bentuk dari
kebersihan si pengguna
mutasi virus hepatitis B. Dan jika hal ini terjadi maka
 resiko dari penularannya adalah sama dengan

 selain itu juga penyebarannya yang terjadi lewat air penyakit hepatitis B.

dan makanan.  Penyakit hepatitis G


Penyakit hepatitis F diakibatkan karena virus
 Masa inkubasi : 2-6 minggu, kemudian
hepatitis potensial. Penyakit hepatitis G Virus, sudah
menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering
diidentifikasi dan mungkin menyebar lewat darah
terinfeksi adalah anak-anak dan dewasa muda.
dan juga kontak seksual
 PATOFISOLOGI
Terjadi karena gangguan pada saluran empedu sehingga
 Penyakit hepatitis a adalah salah satu jenis
cairan mepedu tidak dapat masuk ke dalam usus melainkan
penyakit yang tidak berbahaya karena tidak aan
ke darah. Gejala kuning juga dapat terjadi karena pemecahan
menyebabkan kematian bagi si penderita.
sel darah merah yang terlalu berlebihan sehingga zat bilirubin
 Penyakit hepatitis D menyebar dalam darah. Gangguan pada organ tertentu,
Penyakit hepatitis ini adalah rekan dari infeksi virus seperti tumor pada pankreas dan kantung empedu atau
hepatitis B sehingga virus pada penyakit hepatitis ini ketidak sesuaian transfusi darah jug dapat menimbulkan
mengakibatkan infeksi pada hepatitis B lebih gana warna kuning perubahan morfologi yang terjadi pada hati,
ddna berat. seringkali mirip untuk berbagai virus yang berlainan. Pada
 Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna kasus yang klasik, hati tampaknya berukuran basar dan
obat injeksi, hemofili, resipien tranfusi darah berwarna normal, namun kadang-kadang ada edema,
multipel (infeksi hanya individu yang telah membesar dan pada palpasi “terasa nyeri di tepian”. Secara
mempunyai HBV). Masa inkubasinya belum histologi. Terjadi kekacauan susunan hepatoselular, cedera
diketahui secara pasti. dan nekrosis sel hati dalam berbagai derajat, dan peradangan
periportal. Perubahan ini bersifat reversibel sempurna, bila
fase akut penyakit mereda. Namun pada beberapa kasus Setelah 7-10 hari, secara perlahan-lahan warna kuning pada
nekrosis, nekrosissubmasif atau masif dapat menyebabkan mata dan kulit akan berkurang. Pada saat ini, keluhan yang
gagal hati fulminan dan kematian (Price dan Daniel, 2005: ada umumnya mulai berkurang dan penderitamerasa lebih
485). enak. Fase ikterik ini berlangsung sekitar 2-3 minggu. Pada
usia lebih lanjut sering terjadi gejala hambatan aliran empedu
MENIFESTAASI KLINIS
(kolestasis) yang lebih berat sehingga menimbulkan warna
Stadium praikterik berlangsung selama 4-7 hari. Pasien kuning yang lebih hebat dan berlangsung lebih lama.
mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah,
4. Fase penyembuhan (konvaselen)
demam, nyeri pada otot, dan nyeri di perut kanan atas. Urin
menjadi lebih cokelat. Ditandai dengan keluhan yang ada dan warna kuning mulai
menghilang. Penderita merasa lebih segar walaupun masih
2)     Stadium ikterik yang berlangsung selama 3-6 minggu.
mudah lelah. Umumnya penyembuhan sempurna secara
Ikterus mula-mula terlihat pada sclera,kemudian padakulit
klinis dan laboratoris memerlukan waktu sekitar 6 bulan
seluruh tubuh.keluhan-keluhan berkurang, tetapi pasien
setelahtimbulnya penyakit.
masih lemah, anoreksia, dan muntah. Tinja mungkin
berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan
nyeri tekan.
Biasanya setelah suhu badan menurun, warna urine
3)     Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, penderita berubah menjadi kuning pekat seperti air teh.
warna urin dan tinja menjadi normal lagi. Penyembuhan pada Bagian putih dari bola mata (sklera), selaput lendir langit-
anak-anak lebih cepat dari orang dewasa, yaitu pada akhir langit mulut, dan kulit berubah menjadi kekuningan yang
bulan kedua, karena penyebab yang biasanyaberbeda. disebut juga ikterik. Bila terjadi hambatan aliran empedu
yang masuk kedalam usus halus, maka tinja akan berwarna
Arif mansjoer (2001: 513)
pucat seperti dempul, yang disebut faeces acholis.
Masa Tunas
Warna kuning atau ikterik akan timbul bila kadar bilirubin
Yaitu sejak masuknya virus pertama kali ke dalam tubuh dalam serum melebihi 2 mg/dl. Pada saat ini penderita baru
sampai menimbulkan gejala klinis. Masa tunas dari masing- menyadari bahwa ia menderita sakit kuning atau hepatitis.
masing penyebab virus hepatitis tidaklah sama. Kerusakan
sel-sel hati terutama terjadi pada stadium ini.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2.  Fase Prodmoral (fase preikterik)
 Tes fungsi hati : abnormal (4-10 kali dari normal).
Fase ini berlangsung beberapa hari. Timbul gejala dan
Catatan : merupakan batasan nilai untuk
keluhan pada penderita seperti badan terasa lemas, cepat
membedakan hepatitis virus dengan nonvirus
lelah, lesu, tidak nafsu makan (anoreksia), mual, muntah,
perasaan tidak enak dan nyeri diperut, demam kadang-  AST(SGOT atau ALT(SGPT) : awalnya meningkat.
kadang menggigil, sakit kepala, nyeri pada persendian Dapat meningkat satu sampai dua minggu sebelum
(arthralgia), pegal-pegal diseluruh badan terutama dibagian ikterik kemudian tampak menurun
pinggang dan bahu (mialgia), dan diare. Kadang-kadang
  Darah lengkap : SDM menurun sehubungan
penderita seperti akan pilek dan batuk, dengan atau tanpa
dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati
disertai sakit tenggorokan. Karena keluhan diatas seperti
atau mengakibatkan perdarahan)
sakit flu, keadaan diatas disebut pula sindroma flu.

Fase kuning (fase ikterik)


 Fesses : warna tanak liat, steatorea (penurunan - Pemberian makanan secara intra vena mungkin
fungsi hati) perlu di berikan selama fase akut bila pasien terus
menerus muntah.
   Albumin serum : menurun
- Aktivitas fisik biasanya perlu di batasi hingga gejala
   Gula darah : hiperglikemia transien/hipoglikemia
mereda dan tes fungsi hati kembali normal.
(gangguan fusngsi hati)
- Pengobatan terpilih untuk hepatitis B kronis atau
   Anti-HAV IGM : Positif pada tipe A
Hepatitis C kronis simptomatik adalah terapi anti
   HBSAG : dapat positif (tipe B) atau negative (tipe virus dengan interferon- α.
A). catatan : merupakan diagnostic sebelum terjadi
- Terapi antivirus untuk Hepatitis B kronis ini memiliki
gejala kinik
resiko terrtinggi untuk berkembangnya sirosis.
 Massa protrombin : mungkin memanjang
 
(disfungsi hati)

 Bilirubin serum : diatas 2,5 mg/100mm (bila diatas


200mg/mm, prognosis buruk mungkin berhubungan
dengan peningkatan nekrosis seluler)

 Tes eksresi BSP : kadar darah meningkat


          

 Biopsi hati : menentukan diagnosis dan luasnya


nekrosi

 Scan hati : membantu dalam perkiraan beratnya


ketrusakan parenkim

    Urinalisa : peninggian kadar


bilirubin;protein/hematuria dapat terjadi

 Leucopenia : trombositopenia mungkin ada


(splenomegali)

 Diferensial darah lengkap : lekositosis,


monositosis, limfosit atipikal, dan sel plasma

 Alkali fosfatase : agak meningkat (kecuali ada


kolestasis berat)

PENATALAKSANAAN

- Tirah baring selama fase akut penting di lakukan,

- diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat.

Anda mungkin juga menyukai