LITERTUR REVIEW
LILI ANDRIANI
1019032036
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan literatur review berjudul
Efektivitas Massage Therapy Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Ibu
Bersalin
Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Dewi Rahmawati sebagai dosen
Pembimbing atas arahan dan saran yang diberikan. Terima kasih juga saya ucapkan
kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung saya sehingga saya bisa
menyelesaikan tugas ini.
Saya sangat menyadari, bahwa literature review yang saya buat ini masih jauh
dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga literature review ini bisa menambah wawasan bagi saya, para pembaca
dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
1. Latar Belakang...............................................................................................................1
2. Tujuan.............................................................................................................................5
3. Ruang lingkup................................................................................................................5
4. Manfaat...........................................................................................................................5
1. Analisis..........................................................................................................................20
2. Kesimpulan...................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................25
LAMPIRAN...............................................................................................................................28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Intranatal atau persalinan, merupakan serangkaian mekanisme
pengeluaran fetus dan plasenta dari uterus, yang dimulai dengan meningkatnya
gerakan otot uterus (baik secara frekuensi dan intensitas kontraksi) yang
membuat servik menjadi tipis dan terbuka serta menghasilkan lendir darah
(bloody show) dari vagina. (Karjatin Atin, 2016)
Proses persalinan terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu kala 1, kala 2 dan
kala 3, dimana setiap tahap proses tersebut, memiliki tanda masing-masing. Pada
kala 1 persalinan terjadi perubahan pada servik. Proses ini dimulai dengan
adanya kontraksi uterus yang teratur dan semakin lama semakin meningkat baik
frekuensi ataupun kekuatannya, hingga servik terbuka maksimal untuk dapat
mengeluarkan kepala bayi. Di tahap ini merupakan tahap yang berlangsung lama
antara 8 – 12 jam. Pada tahap kala 1 ini terjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase
aktif. (Karjatin Atin, 2016)
Kala 1 fase laten dimulai ketika awal kontraksi otot uterus, kemudian
servik menipis dan mulai terbuka < 4cm. berlangsung sekitar 8 jam. Perilaku
yang muncul pada Ibu bersalin pada tahap ini adalah tampak gembira, kadang
waspada, banyak bicara atau diam, tenang atau cemas, mengalami kram
abdomen, nyeri punggung, pecah ketuban, biasanya rasa nyeri masih bisa di
kontrol, dan dapat berjalan.
Kala 1 fase aktif, pada tahap ini kontraksi uterus meningkat diikuti
dengan pembukaan servik 4 – 10 cm, bagian terendah Janin akan turun. Pada
tahap ini akan terjadi peningkatan curah jantung dan nadi ibu, terjadi perubahan
dalam saluran pencernaan, ibu akan merasakan nyeri akibat kontraksi otot uterus
yang menguat, terjadi peningkatan ketidaknyamanan, ibu akan berkeringat,
gemetar, ibu akan merasakan penekanan pada rectum dan uterus bagian bawah,
nyeri punggung, bibir akan tampak pucat, secara psikologis ibu akan ketakutan,
kehilangan kontrol, berfokus pada diri sendiri, lebih sensitif, terdapat desakan
1
untuk meneran/mengedan, tekanan pada rectum, ibu tampak ketakutan dan
serius, fokus pada perkembangan persalinan, ibu gelisah minta obat atau
melakukan teknik pernafasan, kehilangan kontrol, tiduran di tempat tidur,
mengerang, atau menangis. (Karjatin Atin, 2016)
Persalinan Kala 2, pada tahap ini terjadi penekanan pada rectum dan
vagina, kemudian uterus berkontraksi semakin kuat dan sering, lendir bercampur
darah semakin banyak, perineum mulai menonjol kemudian vulva dan spinter
ani terbuka dalam tahap ini persepsi nyeri meningkat akibat dilatasi maksimal
servik dan tekanan dari uterus serta jaringan perineum yang meregang karena
dilewati janin. Persalinan kala 3, pada tahap ini terjadi pengeluaran placenta
Keluhan yang paling umum di rasakan oleh seorang ibu bersalin adalah
nyeri. Nyeri persalinan terjadi karena adanya kontraksi uterus, hal ini kemudian
akan memicu respons stress tubuh, seperti konsumsi oksigen yang meningkat,
hiperventilasi, peningkatan tekanan darah, dan mengganggu pengosongan
lambung. Seorang ibu biasanya akan mengambil keputusan dalam hal jenis
persalinan yang akan dilakukan, untuk menghindari nyeri persalinan. Saat ini
banyak sekali ibu dengan kehamilan yang pertama memilih seksio untuk
menghindari nyeri persalinan. Sebuah studi menjelaskan bahwa sebanyak tiga
puluh tujuh koma dua (37,2%) ibu memilih tindakan sectio caesaria karena
ketakutan akan rasa nyeri saat persalinan. Karenanya, melakukan manajemen
nyeri pada proses persalinan merupakan hal yang penting. (Darmawan
Josephine, 2019)
Bahrudin Mochamad (2017) mengatakan bahwa nyeri merupakan
pengalaman sensorik dan psikologi yang tidak menyenangkan akibat trauma
terhadap jaringan. Respon nyeri dapat muncul akibat respon psikis dan reflex
fisik. Nyeri bisa dinyatakan sebagai nyeri tusukan, nyeri terbakar, denyutan,
sensasi tajam, rasa mual dan keras, respon simpatik nyeri dapat menyebaban
peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, pernafasan. Sikap yang muncul
akibat rasa nyeri dapat berupa sikap diam, bersabar, atau bahkan teriak-teriak.
Kadang-kadang stimulus nyeri yang sangat kuat tidak dapat di abaikan.
Dan dibutuhan managemen nyeri farmakologi. Dalam konsep nyeri dikenal
2
adanya teori gate control, dimana menurut teori ini sensasi nyeri dihantar
sepanjang saraf sensoris menuju otak dan hanya sejumlah sensasi tertentu yang
data diantar melalui jalur ini secara bersamaan. Dengan memakai tahnik
distraksi, seperti therapy massage dan music, jalur saraf untuk persepsi nyeri
dihambat atau berkurang. Distractor ini dianggap bekerja menutup pintu
hipotetis di medulla spinalis sehingga menghambat sinyal nyeri mencapai otak.
Sehingga rangsangan nyeri menghilang. (Bahrudin Mochamad, 2017)
Jika seorang ibu yang akan bersalin mengalami kecemasan yang
berlebihan maka dilatasi/ pelebaran serviks akan terhambat sehingga persalinan
menjadi lama serta meningkatkan persepsi nyeri. Jika ibu mengalami
kecemasan maka akan meningkatkan hormon yang berhubungan dengan stress
seperti beta–endorphin, hormon adrenocorticotropic, kortisol dan epineprin.
Hormon–hormon tersebut mempengaruhi otot polos uterus. Jika hormon tersebut
meningkat maka menurunkan kontraktilitas (kontraksi) uterus.
Penanganan nyeri atau di sebut juga managemen nyeri terdiri dari 2
macam yaitu farmakologi (managemen nyeri dengan menggunakan obat-obatan)
dan non farmakologi (penanganan nyeri tanpa obat-obatan). Salah satu
penanganan nyeri non farmakologi adalah dengan memberikan sentuhan di kulit
berupa sentuhan lembut atau pijatan lembut (massage). (Team KDKK I Stikes
Yogyakarta. 2012)
Leny Rr. Catur (2017) menuliskan bahwa Endorphin Massage adalah
seuatu terapi sentuhan/pijatan ringan yang dapat diberikan kepada ibu yang
sedang hamil, yang sedang menghadapi proses persalinan. Karena massage
therapy ini berguna untuk merangsang tubuh mengeluarkan endorphine yang
sebagai senyawa tubuh yang bisa menghambat rasa nyeri serta meningkatkan
rasa nyaman.
Endorphin Massage, merupakan massage yang menggunakan teknik
sentuhan serta pemijatan ringan, sehingga dapat menormalkan kembali kondisi
denyut jantung dan tekanan darah ibu hamil. Hal ini juga menyebabkan ibu
hamil lebih rileks dan memicu perasaan nyaman melalui permukaan kulit.
(Jamima Karyssa Rompies, 2019)
3
Banyak penelitian membuktikan bahwa teknik massage membantu tubuh
untuk melakukan pengeluaran hormon endorphin dan oksitosin, dimana kedua
hormone tersebut merupakan yang dibutuhkan dalam persalinan. Macam-macam
massage therapy antara lain (1) Mengusap (Efflurage/strocking) (2)Meremas,
(Petrisage), (3) Friction , (4) Menggetar (vibration), (5) Memukul (tapotement/
tapotage). Beberapa jenis gerakan tapotement, seperti gerakan memukul
(beating), gerakan mencincang (hacking) dan gerakan menepuk-nepuk
(clapping). (Raditya, 2012)
Hormon endorphin merupakan hormon yang alami dan diproduksi oleh
tubuh manusia, sehingga endorphin menjadi penghilang rasa sakit yang aman
dan terbaik untuk tubuh. Sebuah penelitian mengatakan, teknik massage
endorphin dapat meningkatkan pelepasan hormon oksitosin. Hormon ini dapat
memfasilitasi persalinan dengan membuat ibu lebih nyaman. (Jamima Karyssa
Rompies, 2019)
Jamima Karyssa Rompies (2019) mengatakan ada banyak manfaat dari
endorphine bagi tubuh, dimana endorphine tersebut didapatkan dengan cara
melakukan tehnik massage. Berikut ini adalah manfaat endorphine yaitu
mengontrol rasa sakit yang menetap dalam tubuh, mengendalikan kecenduan
pada coklat, mengendalikan emosi, frustasi, rasa stress yang di alami oleh ibu
hamil, membuat lebih rileks, sehingga dapat mengurangi perasaan tidak nyaman,
mengatur produksi dari hormon pertumbuhan dan seks, mengurangi gejala-
gejala yang menggangu nafsu makan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan
menunda proses penuaan.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Antik, dkk menemukan bahwa dari 20
responden yang di obeservasi kriteria skala nyeri kala I persalinan setelah
diberikan endorphin massage terdapat perubahan skala nyeri, yaitu pada nyeri
ringan didapatkan kenaikan dari yang hanya 1 responden (3,33%) menjadi 11
responden (36,7%), pada nyeri berat terdapat 13 responden (43,33%) menjadi
hanya 6 responden (20%), Sedangkan responden dengan kriteria nyeri sangat
berat sudah tidak ditemukan lagi setelah diberikan perlakuan endorphin
massagepada kala I persalinan. (Antik, Lusiana Arum, Handayani Esti, 2016)
4
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan
literature review mengenai Efektivitas Massage Therapy Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Pada Ibu Bersalin.
2. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh pengaruh endorphine massage terhadap penurunan
rasa nyeri pada ibu melahirkan
3. Ruang lingkup
Ruang dalam literature review ini berfokus pada penurunan intensitas nyeri pada
ibu hamil dalam proses persalinan di kala 1
4. Manfaat
Sebagai literature untuk melakukan intervensi keperawatan non farmakologi
untuk mengatasi nyeri pada ibu bersalin di kala 1.
5
BAB 2
ARGUMEN RISET
6
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Kala I
Persalinan sebelum diberikan perlakuan endorphin massage.
Dari data tabel 4.1 disimpulkan bahwa kesemua responden mengeluhkan nyeri
dan terbanyak adalah responden yang merasakan nyeri berat, sebanyak 13
responden (43,33%).
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Kala I Persalinan
setelah pemberian endorphin massage
Data diatas menunjukkan hasil yaitu tidak ditemukan lagi kriteria nyeri sangat
berat, responden yang mengeluhkan nyeri sedang yaitu sejumlah 13 responden
(43,33%) .
7
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Kala I Persalinan
Sebelum Dan Sesudah Diberikan Perlakuan Endorphin Massage
Tabel 4.4
Tabulasi hasil olah data
Tabel 4.4 menjelaskan hasil statistik ditemukan positif rank sebanyak 23,
artinya terdapat 23 responden yang menunjukkan respon positif terhadap skala
nyeri kala I persalinan setelah diberikan endorphin massage. Hasil uji statistik
8
yang dilakukan menggunakan system komputerisasi dengan uji komparatif
wilcoxon didapatkan nilai signifikasi (p value) sebesar 0,000.
Dengan tingkat kepercayaan 95%, jika nilai p<0,05 maka Ha diterima.
Sehingga dapat dipastikan bahwa hipotesis penelitian diterima, yaitu terdapat
pengaruh endorphin massage terhadap penurunan skala intensitas nyeri kala I
fase aktif persalinan.
9
f. Hasil riset / jurnal EBP
Hasil penelitian pengaruh terapi endorphin massage Pada ibu inpartu terhadap
intensitas nyeri kala 1 fase aktif
Diagram 1
Hasil Intensitas Skala Nyeri Responden Sebelum dan
setelah Terapi Endorphin Massage di Puskesmas Wilayah Demak
10
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 20 responden sebagian besar
responden mengalami sangat nyeri dan nyeri berat sebelum dilakukan Terapi
Endorphin Massage sebanyak 19 orang (95%), setelah dilakukan Terapi
Endorphin Massage menurun menjadi nyeri sedang sebanyak 14 orang (70%)
dan 3 orang (15%) mengalami penurunan dari skala sangat nyeri ke nyeri berat,
serta terdapat 3 orang (15%) yang tidak mengalami perubahan (nyeri berat).
Tabel 2
Pengaruh Pemberian Endorphin Massage Terhadap Intensitas Nyeri Kala I
Fase Aktif Persalinan di Puskesmas Wilayah Demak
11
diberikan control nyeri yang kuat, dan tidak mempunyai efek alergi maupun efek
obat. Berdasarkan fakta, teori dan kajian diatas menunjukkan bahwa Endorphin
massage dapat memberikan efek yang signifikan menurunkan nyeri pada ibu
bersalin kala I.
12
orang (40%) dan ibu yang mereasakan skala nyeri sedang adalah 12
orang (60%).
b. Analisis bivariat
Berdasarkan tabel 4, Dapat diketahui bahwa intensitas nyeri persalinan
sebelum nilai p = 0,117 dan intensitas nyeri setelah nilai p = 0,429, hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh massage endorphine terhadap
intensitas nyeri pada tahap pertama. persalinan tetapi uji-T menunjukkan
7,483 dengan nilai p = 0,000 nilai p < α 0,05) ada perbedaan yang signifikan
dari intervensi massage endorphine dalam menahan rasa sakit pada tahap
pertama persalinan.
Table 4
13
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan pendidikan tinggi
adalah 12 responden (60%) dengan pendidikan rendah adalah 8 responden
(40%). Penganggur adalah 16 responden (80%) sementara karyawan
mempekerjakan 4 responden (20%). Responden berdasarkan tinggi adalah 8
responden (40%) sedangkan paritas rendah adalah 5 responden (25%)
Sebelum intervensi, responden dengan nyeri ringan adalah 8 orang (40%)
dan sedang 12 orang (60%) dan setelah intervensi responden dengan nyeri
ringan adalah 19 orang (95%) dan sakit parah 1 orang (5%)
Intensitas nyeri persalinan sebelum nilai p = 0,117 dan intensitas nyeri
setelah nilai p = 0,429, ini menunjukkan bahwa tidak ada efek endorphine
Massage terhadap intensitas nyeri pada tahap pertama persalinan normal
tetapi hasil uji-T menunjukkan 7,483 dengan p -nilai = 0,000 (p value <α
0,05) Ada perbedaan yang signifikan terhadap penurunan intensitas nyeri ibu
bersalin dengan intervensi endorphine massage pada kala 1 persalinan.
14
Dengan kriteria inklusi usia antara 18 hingga 35 tahun dan usia kehamilan antara
38 -42 minggu, primigravida, presentasi cephalic, berat janin yang diharapkan
antara 2500-4000 gram, dilatasi serviks pada 4 cm dan membran amnion utuh
yang dibersihkan setelah pecah.
Dan kriteria exklusi ibu hamil dengan kondisi klinis serologi HIV positif,
serologi antigen hepatitis B positif, kelainan janin dari hasil ultrasound yang
jelas, disproporsi seftol klinis (CPD) klinis, penyalahgunaan zat aktif dan
augmentasi oksitosin.
e. Prosedur intervensi jurnal EBP
Prosedur penelitian ini disetujui oleh komite etika Universitas Zabol ilmu
kedokteran.
Responden diberikan informed sesuai dengan SPO. Masing-masing
responden diberikan nomor urut, nomor pertama diberikan kepada pasien yg
pertama dilakukan massage (kelompok experimen, n = 30)
Setiap reponden diberikan massage selama 15 menit dan kemudian
intensitas dan durasi nyeri dicatat dan diulang pada saat dilatasi serviks
mencapai 5-8 cm.
Secara berurutan nomor berikutnya diberikan kepada pasien berikutnya
sebagai kelompok kontrol (n = 30)
Data dinilai dengan Skala Analog Visual (VAS)
Massage ini dilakukan oleh terapis yang terlatih, dengan metode effleurage.
Dengan tehnik effleurage superfisial dan dalam. Effleurage superfisial
menggunakan sentuhan ringan dan sangat menenangkan, effleurage dalam
atau gliding dalam menggunakan lebih banyak peregangan tekanan dan
menekan jaringan otot dan fasia, membuat peredaran darah lebih lancar.
Gerakan dilakukan mulai dari lumbosakral mulai kearah jantung, kemudian
berputar menjauhi jantung.
f. Hasil riset / jurnal EBP
Hasil dari penelitian terhadap 60 ibu bersalin yang dibagi menjadi dua kelompok
dengan usia rata-rata 21,86 ± 3,22 tahun, sebelum intervensi berdasarkan VAS
15
nilai rata-rata intensitas nyeri sekitar 5 cm dilatasi serviks (2,6 ± 515 vs.2,5 ±
0,436, P = 0,95), dan 8cm (3,61 ± 0,37 vs 3,66 vs 0,45, P = 0,56) adalah serupa
dalam dua kelompok, Namun, ada perbedaan yang signifikan setelah massage
antara dua kelompok pada pelebaran 5 cm (1.963 ± o.532 vs.2.71 ± 0.416, p =
0.001) dan pada pelebaran 8 cm (2.31 ± 0.45vs 3.72 ± 0.32 , P = 0,001).
Tabel 1:
Perbandingan Variabel Berarti Dalam Sampel Dua Kelompok
Tabel 2:
Perbandingan Rata-Rata Skor Nyeri Persalinan Pada Tahap Pertama
Pengiriman Sebelum Dan Sesudah Terapi Pijat
Kepuasan dalam kelompok eksperimen adalah 96,7% dan 20% dari ibu
mengatakan bahwa massage dapat mengurangi rasa sakit mereka secara efektif
sementara 76,7% menyatakan bahwa pengurangan rasa sakit adalah sedang.
Durasi persalinan tahap pertama tidak berbeda pada kedua kelompok
(tabel 1-3).
Tabel 3:
Frekuensi Kepuasan Dalam Kelompok Pijat
16
Dalam studi randomized controlled trial ini, menunjukkan massage therapy
selama tahap pertama persalinan secara signifikan mengurangi intensitas nyeri
pada ibu bersalin. Hal ini menandakan bahwa massage therapy dapat
menurunkan intensitas nyeri tetapi tidak berpengaruh terhadap durasi nyeri yang
muncul pada tahap awal persalinan. Tehnik massage ini juga merupkan teknik
yang aman dan efisien.
17
Di Rawat di ruang persalinan CMC dan Rumah Sakit Ludhiana, Punjab.
Memungkinkan untuk dilakukan test
18
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi efek massage terhadap intensitas
nyeri pada persalinan.
c. Metode atau desain jurnal EBP
Pra-eksperimen satu kelompok pre dan post test.
d. Sampel (jumlah dan karakteristik) jurnal EBP
Populasi target adalah semua wanita hamil yang dirawat di rumah sakit Mahdieh
dan Hedayat, Teheran yang akan melahirkan.
Dengan kriteria inklusi
Ibu hamil primipara
Ibu hamil dengan janin tunggal dalam kisaran usia 20 hingga 34 tahun
Dilatasi serviks empat sentimeter dan kurang
Dengan usia kehamilan usia 38 hingga 42 minggu.
Dari populasi tersebut Mereka dibagi menjadi kelompok yang diberikan therapy
massage dan kelompok kontrol, secara acak. uji klinis ini dilakukan pada enam
puluh wanita yang menjalani persalinan normal.
e. Prosedur intervensi jurnal EBP
Intensitas nyeri responden di observasi dengan instrument Visual Analog Scale
(VAS) dan kuesioner diisi pada saat dilatasi serviks 4cm, 8cm dan 10 cm.
Massage Therapi yang dilakukan adalah menggunakan metode effleurage.
Kemudian data yang terkumpul dianalisis menggunakan deskriptif (distribusi
frekuensi, mean dan standar deviasi) dan analitik (independent t-test dan chi
square) metode statistik dengan perangkat lunak SPSS.
f. Hasil riset / jurnal EBP
Hasil menunjukkan bahwa rata-rata kwalitas nyeri pada tahap pertama
persalinan berbeda secara signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, pada awal fase aktif (p = 0,009), akhir fase transisi (p = 0,014) dan akhir
tahap pertama (p = 0,01). Juga, durasi nyeri pada kala 1 persalinan berbeda pada
grup eksperimen percobaan dan grup kontrol. Terapat penurunan intensitas nyeri
pada ibu bersalin setelah dilakukan massage therapy.
19
Massage therapi dapat diperkenalkan sebagai metode baru yang bermanfaat
dalam persalinan. Hasil penelitian terhadap massage therapi diharapakan akan
dapat dikenal sebagai intervensi non-farmakologis dalam persalinan untuk
mengurangi nyeri persalinan sehingga dapat menyebabkan penurunan jumlah
operasi caesar, dilakukan untuk menghindari rasa takut dan kecemasan, yang
disebabkan oleh persalinan normal pada ibu muda.
20
BAB 3
ANALISIS DAN KESIMPULAN
1. Analisis
Journal Judul Tujuan Metode Sampel Prosedur Hasil
1 Pengaruh Endorphine mengetahui adanya Quasi Eksperiment 30 responden tertulis hanya prosedur Terdapat pengaruh endorphin
Massage Terhadap Skala dampak massage dengan desain One saat mengambil data massage terhadap penurunan
Intensitas Nyeri Kala I Fase endorphine terhadap Group Pre-test Post- kepada responden skala intensitas nyeri kala I fase
Aktif Persalinan, (Antik, berkurangnya rasa test. aktif persalinan
Arum Lusiana, Esti nyeri pada kalas 1
Handayani, 2017) fase aktif persalinan
2 Terapi Endorphin Massage melihat pengaruh kuantitatif quasi 20 semple tertulis hanya prosedur Berdasarkan fakta, teori dan
untuk Menurunkan Intensitas Endorphin Massage eksperimental responden saat mengambil data kajian diatas menunjukkan
Nyeri Kala I Fase Aktif terhadap intensitas design, dengan tehnik kepada responden bahwa Endorphin massage dapat
Persalinan (Rr. Catur Leny nyeri kala I fase aktif rancangan posttest pupossive memberikan efek yang signifikan
W, Machfudloh Machfudloh, pada persalinan. only control group sampling. menurunkan nyeri pada ibu
2017) design. bersalin kala I
3 The Effect of Endorphin hubungan massage eksperimental 20 responden tertulis hanya prosedur Ada perbedaan yang signifikan
Message Technique Towards endorphin dengan dengan eksperimen saat mengambil data terhadap penurunan intensitas
the Decrease of Pain at the pengurangan nyeri semu kepada responden nyeri ibu bersalin dengan
First Childbirth in BPM and pada tahap pertama intervensi pijatan Endorphin pada
Society Health Center persalinan kala 1 persalinan
Palembang (Adys Azelea,
Elita Vasra, A. Kadir,2016)
4 The impact of manual efek pemberian randomized 60 responden tertulis priosedur yang Dalam studi randomized
massage on intensity and Endrophine Massage controlled trial. lengkap, mulai dari controlled trial ini, menunjukkan
21
Journal Judul Tujuan Metode Sampel Prosedur Hasil
duration of pain at first phase terhadap durasi dan perizinan SPO, inform terapi massage selama tahap
of labor in primigravid intensitasa nyeri pada consent s.d prosedur pertama persalinan secara
women ( Hashemi Zohreh kala 1 persalinan. pengambilan data signifikan mengurangi intensitas
Sadat, Forghani Forugh, kepada responden nyeri pada ibu bersalin. Hal ini
Heidari Maryam, Masinaei menandakan bahwa terapi
Nejad Nosratollah, Shahdadi massage dapat menurunkan
Hosein ,2016) intensitas nyeri tetapi tidak
berpengaruh terhadap durasi
nyeri yang muncul pada tahap
awal persalinan. Tehnik massage
ini juga merupkan teknik yang
aman dan efisien.
5 A Pre-Experimental Study untuk mengetahui kuantitatif dengan 40 tertulis hanya prosedur Pemberian massage pada
To Evaluate The apakah effek dari desain Pra- presponden saat mengambil data punggung berdampak pada
Effectiveness Of Back pemberian therapy eksperimen satu kepada responden tingkat rasa sakit. Oleh karena itu
Massage Among Pregnant massage terhadap kelompok pre dan disimpulkan bahwa massage
Women In First Stage Of penurunan nyeri pada post test. therapy adalah efektif untuk
Abour Pains Admitted In kala 1 persalinan mengurangi tingkat rasa sakit
Labour Room Of A Selected pada kala 1 persalinan
Hospital, Ludhiana, Punjab,
India (Deepika Sethi, Seema
Baarnabas, 2017)
6 Effect of Massage Therapy mengevaluasi efek Pra-eksperimen satu 60 responden tertulis hanya prosedur Terapat penurunan intensitas
on Severity of Pain and massage terhadap kelompok pre dan saat mengambil data nyeri pada ibu bersalin setelah
Outcome of Labor in intensitas nyeri pada post test. kepada responden dilakukan massage therapy.
22
Journal Judul Tujuan Metode Sampel Prosedur Hasil
Primipara (N. Khoda persalinan.
Karami, A. Safarzadeh, N.
Fathizadeh. 2006)
23
Ke enam penelitian diatas megambil tema yang sama yaitu penurunan rasa
nyeri pada ibu bersalin di kala 1. Dari ke enam penelitin tersebut semuanya
memiliki tujuan yang sama yaitu melihat efektivitas massage therapy terhadap
penurunan intensits nyeri terhadap ibu hamil pada kala 1 persalinan.
Ke enam penelitian diatas menggunakan metode dan desain penelitian yang
berbeda, tetapi semuanya menggunakan rancangan pre dan pos test.
Sampel yang digunakan bervariasi, mulai yang tersedikit 20 responden, dan
yang terbanyak 60 responden. Dengan populasi yang sama yaitu ibu hamil yang
sedang dalam proses persalinan di kala 1 aktif.
Hanya ada 3 penelitian yang menuliskan lengkap kriteria inklusi dan eksklusi
populasi penelitiannya.
Dari ke enam penelitian terdapat 1 penelitian yang dengan jelas dan lengkap
menuliskan prosedur intervensi yang dilakukan pada saat penelitiannya yaitu pada
journal no 4.
Ke enam penelitian menyimpulkan bahwa hasil dari penelitiannya, massage
therapy yang diberikan kepada ibu hamil pada kala 1 persalinan dapat menurunkan
intensitas nyeri melahirkan, selain itu peneliti juga mengatakan tehnik ini
merupakan tehnik yang aman dan efisien untuk meningkatkan kenyamanan ibu yang
akan bersalin, serta bisa juga menjadi alternative therapy non farmakologi untuk
mengatasi nyeri pada persalinan kala 1.
2. Kesimpulan
Tehnik massage therapy merupakan salah satu tehnik yang dapat dilakukan
untuk mengatasi nyeri dengan cara non farmakologi, tehnik ini juga bisa menjadi
salah satu pilihan yang mudah, aman dan efisien, karena untuk melakukan tehnik
massage therapy ini tidak dibutuhkan lisensi khusus atau pelatihan khusus. Siapa
saja bisa melakukan tehnik massage therapy ini, baik petugas yang menangani
pasien ataupun keluarga yang mendamping pasien.
Tehnik massage therapy ini juga bisa menjadi pilihan intervensi
keperawatan yang dapat diaplikasikan dalam asuhan keperawatan pasien maternitas
di Indonesia, karena tehnik ini tidak beresiko mencederai ibu dan bayinya.
24
Selain itu tehnik massage therapy ini memang sudah umum dilakukan di
masyarakat, sehingga petugas tidak terlalu sulit untuk mengajarkan kepada
pendamping pasien untuk melakukan tehnik massage therapy ini.
25
DAFTAR PUSTAKA
Rr. Catur Leny W. Machfudloh Machfudloh. 2017. “Terapi Endorphin Massage Untuk
Menurunkan Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan”
http://stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkb/article/view/117/0 diakses 12
November 2019 pukul 22.00
Adys Azelea Elita Vasra A. Kadir. 2016.” The Effect Of Endorphin Message
Technique Towards The Decrease Of Pain At The First Childbirth In BPM
And Society Health Center Palembang”
https://knepublishing.com/index.php/Kne-Life/article/view/3831/7980 diakses
tanggal 18 November 2019 pukul 21.00
Antik, Lusiana Arum, Handayani Esti. 2017. ” Pengaruh Endorphine Massage Terhadap
Skala Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan Temanggung”
http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/article/view/1907
diakses tanggal 12 November 2019 pukul 23.00
26
Karjatin Atin, 2017. e-book “Keperawatan Maternitas”, kemenkes RI,
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Keperawatan-Maternitas-Komprehensif.pdf diakses
tanggal 19 November 2019 pukul 19.05
Fauziah Siti, 2015. e-book “Keperawatan Maternitas vol 2 Persalinan Edisi 1”,
https://books.google.co.id/books?
id=jfKlDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=manajemen+nyeri&hl=id&sa=
X&ved=0ahUKEwickPmX7vXlAhXtyDgGHV2MC1E4RhDoAQgoMAA#v=
onepage&q&f=false diakses tanggal 19 November 2019 pukul 19.48
Ropies, Jamami Karyssa, 2019 “Mencoba Endorphin Massage, Mengurangi Sakit Saat
Persalinan Dapat menguatkan ikatan antara Mama, Papa, serta Janin”
https://www.popmama.com/pregnancy/birth/jemima/manfaat-endhorpin-
message/full diakses 21 November 17:42
27
LAMPIRAN
28