Anda di halaman 1dari 3

Nama : Susilo Margining Raharjo

NIM : 181920277R
Mata Kuliah : Kimia Medisinal (Ujian Akhir Semester)

1. Dalam pengembangan antibiotik golongan beta-laktam, apa strategi yang telah dilakukan
untuk merancang senyawa yang:
a. bisa diabsorpsi oral
b. tidak mudah dirusak oleh enzim beta-laktamase.
Jelaskan dengan disertai alasan.
2. Jelaskan tentang perkembangan penemuan anti-coronavirus, ditinjau dari aspek kimia
medisinal!
3. Jelaskan bagaimana hubungan antara struktur golongan barbiturat dengan onset dan
duration of action-nya!

JAWAB :
1. a. Bisa diabsorbsi oral

Penisilin yang tahan asam, karena adanya gugus penarik electron seperti gugus fenoksi
yang terikat pada rantai samping amino. Gugus tersebut mencegah penataulangan
penisilin menjadi asam penilat yang terjadi dalam suasana asam, contoh amoksisilin.

b. tidak mudah dirusak oleh enzim beta-laktamase.

Penisilin yang tahan terhadap β-laktamase, karena adanya gugus meruah (bulky) pada
rantai samping amino, misalnya cincin aromatic yang pada kedudukan orto mengandung
gugus halogen atau metoksi
2. Patogenesis SARS-CoV-2 masih belum banyak diketahui, tetapi diduga tidak jauh
berbeda dengan SARSCoV yang sudah lebih banyak diketahui.30 Pada manusia, SARS-
CoV-2 terutama menginfeksi sel-sel pada saluran napas yang melapisi alveoli. dengan
reseptor-reseptor dan membuat jalan masuk ke dalam sel. Glikoprotein yang terdapat
pada envelope spike virus akan berikatan dengan reseptor selular berupa ACE2 pada
SARS-CoV-2. Di dalam sel, SARS-CoV-2 melakukan duplikasi materi genetik dan
mensintesis protein-protein yang dibutuhkan, kemudian membentuk virion baru yang
muncul di permukaan sel.
Saat ini belum tersedia rekomendasi tata laksana khusus pasien COVID-19, termasuk
antivirus atau vaksin. Tata laksana yang dapat dilakukan adalah terapi simtomatik dan
oksigen. Pada pasien gagal napas dapat dilakukan ventilasi mekanik.88 National Health
Commission (NHC) China telah meneliti beberapa obat yang berpotensi mengatasi
infeksi SARS-CoV-2, antara lain interferon alfa (IFN-α), lopinavir/ritonavir (LPV/r),
ribavirin (RBV), klorokuin fosfat (CLQ/CQ), remdesvir dan umifenovir (arbidol).88
Selain itu, juga terdapat beberapa obat antivirus lainnya yang sedang dalam uji coba di
tempat lain.
Mekanisme aksi favipiravir adalah dengan penghambatan selektif RNA polimerase virus
sehingga menghambat sintesis RNA virus (Shiraki dan Daikaku, 2020). Penelitian lain
menunjukkan bahwa favipiravir menginduksi mutasi transversi RNA yang mematikan,
menghasilkan fenotipe virus yang tidak dapat hidup. Favipiravir merupakan prodrug yang
dimetabolisme Human hypoxanthine guanine phosphoribosyltransferase
(HGPRT) menjadi bentuk aktifnya, yaitu favipiravir-ribofuranosyl-5′-trifosfat
(favipiravir-RTP). Obat ini tersedia dalam formulasi oral dan intravena. Favipiravir tidak
menghambat sintesis RNA atau DNA dalam sel mamalia dan tidak toksik bagi mereka.
Pada tahun 2014, favipiravir disetujui di Jepang sebagai obat cadangan menghadapi
pandemi influenza dan untuk mengobati jenis virus yang tidak responsif terhadap
antivirus saat itu. Saat pandemik COVID-19 ini, pada sebuah uji klinik terbatas dengan
jumlah subyek 80 orang, favopiravir menunjukkan potensi antiviral tehadap SARS-CoV2
yang lebih baik daripada lopinavir/ritonavir (Dong et al,  2020).
Hidroksiklorokuin juga dapat digunakan juga untuk terapi antiviral. Vincent dkk (2005)
melaporkan bahwa klorokuin memiliki efek antiviral yang kuat terhadap virus SARS-
CoV pada sel primata. Efek penghambatan ini teramati ketika sel diperlakukan dengan
klorokuin baik sebelum maupun sesudah paparan virus, yang menunjukkan bahwa
klorokuin memiliki efek pencegahan maupun efek terapi. Selain yang sudah diketahui
bahwa klorokuin meningkatkan pH endosomal yang menghambat replikasi virus (Al
Bari, 2017), obat ini nampaknya berinteraksi dengan reseptor angiotensin-converting
enzyme 2 (ACE2) selular. Hal ini menyebabkan penghambatan terhadap ikatan virus
dengan reseptor, sehingga dapat mencegah infeksi maupun penyebaran virus SARS-CoV
pada konsentrasi yang dapat menyebabkan gejala klinis. Pada pandemik SARS-CoV2 di
China, klorokuin telah digunakan dengan dosis 500 mg untuk dewasa, 2 kali sehari, lama
terapi  ≤10 hari (Du dan Qu, 2020). Klorokuin (dan hidroksiklorokuin) saat ini juga
sedang dicoba di Malaysia dengan dosis yang sama dengan yang digunakan di China.

3. Secara kimia, barbiturate merupakan derivate asam barbiturate. Asam barbiturate (2,4,4-
trioksoheksahidropirimidin) merupakan hasil reaksi kondensasi antara ureum dengan
asam malonat.

Dari sini dapat kita lihat bahwa semakin panjang rantai alkil maka onset dan durasi kerja obat
semakin panjang/lama. Jika rantai alkil semakin pendek maka onset dan durasi kerja menjadi
lebih cepat dan pendek.

Anda mungkin juga menyukai