Anda di halaman 1dari 46

MATERI SEKSI

KEFARMASIAN

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR


TAHUN 2020
Landasan Hukum
• Undang – Undang Dasar 1945

• Undang –Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

• Peraturan Pemerintah RI No.72 Tahun 2012 tentang


Sistem Kesehatan Nasional

• Peraturan Pemerintah RI No. 51 Tahun 2009 tentang


Pekerjaan Kefarmasian

• Peraturan Teknis Terkait


UU No 36/2009 tentang
Kesehatan
Pasal 108
Praktik kefarmasian yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan
farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan
obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan
obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 198
Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukan
praktik kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 dipidana dengan
pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
UU No 36/2014 tentang
Tenaga Kesehatan
Pasal 62
1) Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik harus dilakukan sesuai
dengan kewenangan yang didasarkan pada Kompetensi yang dimilikinya.
Penjelasan
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "kewenangan berdasarkan Kompetensi" adalah
kewenangan untuk melakukan pelayanan kesehatan secara mandiri sesuai
dengan lingkup dan tingkat kompetensinya, antara lain:
a. apoteker memiliki kewenangan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian;
b. perawat ..........
c. bidan........
Pasal 196
Setiap orang yang dengan sengaja
memproduksi atau mengedarkan sediaan
farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak
memenuhi standar dan/atau persyaratan
keamanan, khasiat atau kemanfaatan, & mutu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat
(2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Pasal 197
• Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau
mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat
kesehatan yang tidak memiliki izin edar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15
(lima belas) tahun dan denda paling banyak
Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).

Pasal 198
Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan
kewenangan untuk melakukan praktik kefarmasian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 dipidana
dengan pidana denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
SISTEM KESEHATAN
NASIONAL
ARAH
KEBIJAKAN
Meningkatakan
TUJUAN
UPAYA Ketersediaan, PEMBA
KESEHATAN
PEMBIAYAA
SEDIAAN
FARMASI,
keterjangkauan, NGUNA
N
KESEHATAN
ALKES &
MAKANAN
pemerataan dan N
kualitas BIDANG
SKN Farmasi dan
FARMAS
MANAJEMEN
I
& INFOKES
SDM
KESEHATAN Alkes
PEMBERDAYA Meningkatkan
AN
MASYARAKAT Pengawasan
Obat dan
TUJUAN
Makanan PEMBANGUNAN
KESEHATAN
Masyarakat sehat
yang mandiri dan
berkeadilan

PP No 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional 11


SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN)

Ketersediaan , pemerataan, dan


keterjangkauan
PEMBIAYAA UPAYA
N KESEHAT . Jaminan Keamanan, khasiat/manfaat,
KESEHATAN AN dan mutu serta perlindungan masyarakat

MANAJEM SEDIAAN
Penyelenggaraan pelayanan
EN FARMASI, kefarmasian
& SKN ALKES, &
MAKANAN
INFOKES
. Penggunaan obat yang rasional
PEMBERDA
YAAN SDM
MASYARAK KESEHATAN
AT
. Kemandirian obat

TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN:


MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT YANG SETINGGI-
TINGGINYA

Ref: Perpres No. 72/ 2012 ttg Sistem Kesehatan Nasional


Obat, bahan obat, obat tradisional
SEDIAAN FARMASI dan Kosmetika

- bahan, instrumen, aparatus,


mesin, implan
- tidak mengandung obat
ALAT - digunakan untuk mencegah,
KESEHATAN mendiagnosa, menyembuhkan &
meringankan penyakit, merawat
orang sakit serta memulihkan
kesehatan pada manusia dan/atau
membentuk struktur &
memperbaiki fungsi tubuh
PRODUKS
I kegiatan atau proses menghasilkan,
menyiapkan, mengolah, membuat, mengemas,
dan/atau mengubah bentuk sediaan farmasi
dan alat kesehatan.

PEREDARA
N
Setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan
penyaluran atau penyerahan sediaan farmasi dan
alat kesehatan
KEMASA
N bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau
membungkus sediaan farmasi dan alat kesehatan baik
yang bersentuhan langsung maupun tidak
Sed.Farmasi & Alkes : hanya dapat diproduksi Badan Usaha
memiliki izin usaha industri
Sesuai ketentuan peraturan yg berlaku

Tidak berlaku untuk obat tradisional


Yg diproduksi perorangan
(diatur lebih lanjut oleh Menteri)

Produksi Sed. Farmasi & Alkes : Harus dilakukan dengan Cara


Produksi yang baik
(CPOB, CPOTB, CPKB dll)
Terdiri dari : memperhatikan upaya
- Penyaluran pemeliharaan mutu sediaan
- farmasi dan alat kesehatan
Penyerahan
SETIAP PENGANGKUTAN HARUS DISERTAI
DOKUMEN
IZIN
Sed. farmasi & Alkes Hanya dapat EDAR
diedarkan MENTERI

Kecuali obat tradisional


Yg diproduksi perorangan
Untuk memperoleh izin edar
diuj
i
dari segi mutu, keamanan dan kemanfaatan

Pengujian dilaksanakan melalui :


a. Pengujian laboratoris berkenaan dengan mutu
sediaan farmasi dan alat kesehatan.
b. Penilaian atas keamanan dan kemanfaatan
sediaan farmasi dan alat kesehatan.

Yang Lulus pengujian diberikan Izin


Edar
(dalam bentuk persetujuan pendaftaran)
Penyaluran
Penyaluran sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat
dilakukan oleh :

a. Badan usaha yg telah memiliki izin sebagai


penyalur dari Menteri untuk menyalurkan sediaan
farmasi
yang berupa bahan obat, obat dan alat kesehatan.

b. Badan usaha yang telah memiliki izin sebagai


penyalur untuk menyalurkan sediaan farmasi yang
berupa
obat tradisional
Ketentuan dimaksuddandikecualikan
kosmetika. bagi perorangan untuk
menyalurkan sediaan farmasi yang berupa obat tradisional
& kosmetika dengan jumlah komoditi yang terbatas dan/
atau diperdagangkan secara langsung kepada masyarakat
Penyerahan
Pasal 16
(1) Penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan
dilakukan untuk digunakan dalam pelayanan
kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan.
(2) Penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan
untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan
dilakukan berdasarkan :
a. Resep dokter
b. Tanpa resep dokter
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyerahan
sediaan farmasi dan alat kesehatansebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh
Menteri.
Fasilitas Distribusi dan Pelayanan
Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian

Fasilitas Distribusi : Sarana yang digunakan untuk


mendistribusikan dan menyalurkan sediaan farmasi
• Pedagang Besar Farmasi
• Instalasi Sediaan Farmasi
Fasilitas Pelayanan : Sarana yang digunakan untuk
menyelenggakan pelayanan kefarmasian
• Apotek
• Instalasi Farmasi Rumah Sakit
• Puskesmas
• Klinik
• Toko Obat
• Praktek Bersama
Pelayanan Kefarmasian

KRITERIA Meningkatkanp
PELAYANAN atient outcome
PP No. 51/2009 KEFARMASIAN:
tentang Meningkatkan
- Merupakan mutu pelayanan
Pekerjaan pelayanan langsung kesehatan
Kefarmasian - Bertanggung jawab
Menekan biaya
kepada pasien kesehatan
- Berkaitan dengan
sediaan farmasi Meningkatkan
kepercayaan
- Mencapai hasil masyarakat
yang pasti
- Meningkatkan mutu
kehidupan pasien
sistem kesehatan nasional
Subsistem Sediaan Farmasi, Alkes dan Makanan

Tersedianya sediaan farmasi, alkes dan makanan yang


terjamin aman, berkhasiat/bermanfaat dan bermutu 

OBAT

Dijamin ketersediaan dan keterjangkauannya


(serta pemerataan)
.
Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya
PP no 51 ttg
Pekerjaan
1. Kefarmasian
Pekerjaaan Kefarmasaian dalam
Pengadaan Sediaan Farmasi;
2. Pekerjaan Kefarmasian dalam Produksi
Sediaan Farmasi;
3. Pekerjaan Kefarmasian dalam Distribusi
atau Penyaluran Sediaan Farmasi;
4. dan Pekerjaan Kefarmasian dalam
Pelayanan Sediaan Farmasi.
Landasan Kebijakan Obat Nasional
KEBIJAKAN

Menjamin ketersediaan,
pemerataan dan
keterjangkauan obat
terutama obat essensial
Menjamin keamanan,
khasiat dan mutu obat
agar dapat memberikan
manfaat bagi kesehatan
KEBIJAKAN OBAT NASIONAL
UU No. 36/2009 Kesehatan
Ps 36: Pemerintah menjamin ketersediaan,
Pelayanan Kesehatan bagi pemerataan, dan keterjangkauan
Peserta Jaminan Kesehatan perbekalan kesehatan, terutama Obat
Esensial
UU No. 40/2004 SJSN
Ps 25: Daftar dan harga obat yg dijamin
BPJS, ditetapkan oleh Pemerintah
Perpres No. 111/2013
Ps 32: Pelayanan obat alkes dan BMHP
Promotif Preventif untuk peserta Jamkes berpedoman pada
daftar dan harga obat, alkes dan BMHP
Pelayanan yang ditetapkan oleh Menteri
Obat dan Daftar obat, alkes dan BMHP dituangkan
dalam Fornas dan Kompendium Alkes
BMHP
SK Menkes 189/2006 Kebijakan Obat
Kuratif Rehabilitatif Nasional
KETERSEDIAAN POR
KETERJANGKAUAN
KENDALI MUTU & JAMINAN
KENDALI BIAYA KEAMANAN, MUTU
& MANFAAT
PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR
NOMOR 74 TAHUN 2016
TENTANG

KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN


TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS
KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR
PASAL 14 : TUGAS SEKSI KEFARMASIAN
(Pergub 74 tahun 2016)
Pelaksanaa
n kebijakan Menyiapkan
Penyusunan
bahan rumusan,
Perencanaan
▪ Program Pembinaan & Pedum, Juklak,
Pengend Tata kelola prod Juknis
& distribusi obat publik,
Penyusuna OT, kosmetika, makanan Pelaksanaan
n Rumusan &Yanfar Sosialisasi
Kebijakan ▪ Pengadaan obat buffer, Pedum, juklak,
prog kes, KLB dan juknis
Bencana
▪ Penerbitan rekomendasi
Pengakuan/Izin Sarana
Pelaporan
Pro d dan distribusi
Kefarmasian Bintek, Supervisi

Pemantauan
Tujuan Pengelolaan Obat dan BMHP

menjamin kelangsungan ketersediaan, pemerataan dan


keterjangkauan obat dan BMHP yang
-efektif, efisien dan rasional,
-dengan mutu yang terjaga dan
-melaksanakan pengendalian mutu pelayanan
Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Pengelolaan - Perencanaan
Obat dan Bahan - Pengadaan
Medis Habis - Penerimaan dan Penyimpanan
Pakai merupakan
salah satu - Distribusi
kegiatan - Penggunaan Obat
pelayanan - Pencatatan dan Pelaporan
kefarmasian, - Evaluasi Penggunaan
yang terdiri atas:
Manajemen Pengelolaan Obat
Monitori
ng &
Evaluas
i
Pemili FORMULARIUM
Penggun han NASIONAL
aan Seleks
i
• POR TATA KELOLA
• Good OBAT-VAKSIN
Prescribing
Practice TERPADU
• Good
Pharmacy Distrib Perencan RK
Practice aan
usi
O
• LP-LPO Pengad
• E-logistic
aan

• Good Distribution Practice


• Good Storage Practice
PENGELOLAAN OBAT-PERBEKKES
PEMILIH
MONITOR
AN /
KESEHATAN: URUSAN WAJIB YG ING &
TERKAIT
PELAYANAN DASAR
EVALUAS
Pemerinta
Pemerintah I SELEKS
Pemerintah Daerah
Pusat
h Daerah
Kabupaten/
I
Provinsi
Kota
TATA
PENGGU PERENC
KELOLA
NAAN ANAAN
UPAYA KESEHATAN

FARMASI, ALKES,
SDM KESEHATAN

PEMBERDAYAAN

OBAT-
MAKANAN

PERBEK
MASY.

KES
DISTRIB TERPAD
PENGA
USI DAANU
- LP-LPO
- E-logistic

Perpres No.
4 Tahun 2015

KETERSEDIAAN OBAT:
- Pusat: Obat Program Nasional
- Pemda: Obat PKD dan obat program
nasional (dalam kondisi tertentu)
PERENCANAAN OBAT TERPADU
- Target cakupan
program
- Evidence based pemilihan - Evaluasi pengelolaan
obat obat
- Evaluasi penggunaan - Ketersediaan
obat anggaran
PENGELOLA PENGELOLA
PROGRAM KEFARMASIAN

PERENCANAAN
KEBUTUHAN OBAT PELAPORAN -
EVALUASI
PELAPORAN -
EVALUASI
PENYEDIAAN DAN MEKANISME PENGADAAN
DISTRIBUSI OBAT YG EFEKTIF DAN EFISIEN

SESUAI TARGET
PENGGUNAAN TERPENUHI
CAKUPAN OBAT ANGGARAN
EVIDENCE TERKELOLA
BASED BAIK
PERENCANAAN KEBUTUHAN

Untuk proses penetapan Harga e-


KATALOG

REKAPITULASI DI
OBLIK
• FASILITAS KESEHATAN • RENCANA
• KABUPATEN/KOTA • METODE KEBUTUHAN
• PROVINSI EPIDEMIOLOGI NASIONAL UNTUK E-
• PUSAT KATALOG
• METODE KONSUMSI

PERENCANAAN
KEBUTUHAN –
BOTTOM UP KIRIM KE LKPP
PENYIMPANAN & DISTRIBUSI

Good Storage practice diaplikasikan


untuk penyimpanan dan distribusi
untuk memastikan kualitas produk
yang melalui CPOB dapat
dipertahankan sampai pengguna
NAPZA
ILICIT
LICIT
JALUR
GELAP
JALUR RESMI PENYALAHGUNAAN
XX
PENGELOLAAN & X
PELAPORAN PELATIHAN
PEMBINAAN
PENYULUHAN
EVALUASI
SIPNAP
LAPORAN SARANA
EVALUASI
DISTRIBUSI
PEMBINAAN ANTAR
NARKOTIKA
SARANA
PERINGATAN PREDIKSI
DISTRIBUSI
KEBUTUHAN
Kolaborasi Tenaga Kesehatan di Faskes

patient safety

Penanganan pasien oleh


tim multidisiplin mencegah
kejadian medication eror,
dan mendorong
penggunaan obat yang
cost effectifve

APOTEKER PERLU MEMILIKI KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI DAN FARMAKOTERAPI YANG BAIK


Proses Pengelolaan dan Penggunaan Obat
(DRUG USE PROCESS)
PEMILIHAN
PEMANTAUAN PERENCANAAN
MANFAAT 10 1 PENGADAAN
& KEAMANAN 2
PENGGUNAAN 9
& INFORMASI PENGADAAN
3

8 4
PEMBERIAN & PENYIMPANAN
INFORMASI 5
7
PERACIKAN 6 PENYALURAN
& INFORMASI PERESEPAN
& INFORMASI
Peran Peran
Kolaborasi
Dokter
Peran Perawat Farmasis
Peran
38 interprofesi
Penderita
onal
Pertemuan Peningkatan
Kapasitas SDM dalam
Pengelolaan Vaksin dan Workshop E. Monev Katalog
PERTEMUAN / WORKSHOP
Penerapan E-Logistik di dalam mendukung
Instalasi Farmasi Prov/Kab/ Perencanaan Obat (RKO) dan
Kota SIPNAP untuk Unit Layanan
OPERASI PASAR MAKMIN
INSPEKTOR CILIK
MAKANAN &
SANITASI (ICMS)
Coming together is a beginning ;
keeping together is progress;
working together is success .
(Henry Ford)

Anda mungkin juga menyukai