Anda di halaman 1dari 7

Tugas KMB II Keperawatan Perioperatif ( Indra R )

1. Buatkan SOP Pembersihan daerah operasi !


2. Buatkan SOP Mencukur daerah operasi !
3. Buatkan SOP Inform Consernt tindakan !

1. SOP PEMBERSIHAN DAERAH OPERASI


Pengertian
Perawatan pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan perioperatif yang dimulai
sejak pasien diterima masuk di ruang terima pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke
meja operasi untuk dilakukan tindakan
Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam mempersiapkan pasien sebelum dilakukan
pembedan untuk menghindari adanya infeksi nasokomial.
Kebijakan
a. Perawatan pre operasi dilakukan saat pasien masih di ruang rawat inap
b. Perawatan pre operasi meliputi persiapan fisik dan mental
Prosedur
A. Persiapan fisik
Diet
a. Bila diperlukan dilakukan persiapan terhadap pasien untuk menunjang kelancaran operasi,
seperti pemasangan infus, istirahat total, pemasangan Supportif seperti O2, Foley catheter,
NGT , dll.
b. 8 jam menjelang operasi pasien tidak diperbolehkan makan, 4 jam sebelum operasi pasien
tidak diperbolehkan minum, (puasa) pada operasi dengan anaesthesi umum.
c. Pada pasien dengan anaesthesi lokal atau spinal anaesthesi makanan ringan diperbolehkan.
Bahaya yang sering terjadi akibat makan/minum sebelum pembedahan antara lain :
- Aspirasi pada saat pembedahan
- Mengotori meja operasi.
- Mengganggu jalannya operasi.
d. Pemberian lavement sebelum operasi dilakukan pada bedah saluran pencernaan dilakukan 2
kali yaitu pada waktu sore dan pagi hari menjelang operasi. Maksud dari pemberian lavement
antara lain :
- Mencegah cidera kolon
- Memungkinkan visualisasi yang lebih baik pada daerah yang akan dioperasi.
- Mencegah konstipasi.
- Mencegah infeksi

Persiapan Kulit
a. Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut. Pencukuran dilakukan pada waktu
malam menjelang operasi. Rambut pubis dicukur bila perlu saja, lemak dan kotoran harus
terbebas dari daerah kulit yang akan dioperasi. Luas daerah yang dicukur sekurang-kurangnya
10-20 cm2
b. Pencukuran menggunakan pisau cukur searah dengan rambut kemudian dicuci dengan sabun
sampai bersih.
c. Setelah dilakukan pencukuran, pasien dimandikan dan dikenakan pakaian khusus dan
memakai tutup kepala.

Kebersihan Mulut
a. Mulut harus dibersihkan dan gigi harus disikat
b. Gigi palsu harus dilepas dan disimpan

Hasil Pemeriksaan
a. Dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dengan hasil pemeriksaan fisik oleh dokter
ruangan dan atau dokter konsulen RSJRW menunjukkan kondisi dalam batas tolerans
b. Dokter Ruangan dan atau dokter konsulen penyakit dalam dan atau dokter konsulen anestesi
dan atau dokter konsulen lainnya menyatakan pasien dapat dioperasi
c. Pemeriksaan penunjang laboratorium, foto roentgen, ECG, USG dan lain-lain.
d. Persetujuan Operasi / Informed Consent
e. Izin tertulis dari pasien / keluarga harus tersedia. Persetujuan bisa didapat dari keluarga dekat
yaitu suami / istri, anak tertua, orang tua dan kelurga terdekat.
f. Pada kasus gawat darurat ahli bedah mempunyai wewenang untuk melaksanakan operasi
tanpa surat izin tertulis dari pasien atau keluarga, setelah dilakukan berbagai usaha untuk
mendapat kontak dengan anggota keluarga pada sisa waktu yang masih mungkin
g. Diberikan antibiotik perioperatif sesuai petunjuk dokter

B. Persiapan mental
a. Pasien harus memahami maksud dan tujuan operasi serta resiko yang harus dihadapi dalam
menjalani operasi ini. Lakukan Informed Consent sesuai prosedur.
b. Pasien di tenangkan dan diberi penyuluhan yang baik agar tegar menghadapi tindakan operasi
yang akna dijalaninya. Pasien diminta untuk berdoa menurut keyakinannya masing-masing.
c. Keluarga pasien diminta selalu mendampingi dan mendukung secara moril.
Unit Terkait
1. Unit Rekam Medik
2. Bidang Perawatan
3. Kelompok Kerja Fungsional Keperawatan

2. SOP MENCUKUR DAERAH OPERASI


A. Pendahuluan

Dalam asuhan keperawatan preoperatif salah satu bagian yang penting


adalah pencukuran daerah operasi. Persiapan preoperatif dilakukan untuk

mempersiapkan daerah kulit pasien agar terhindar dari kontaminasi sebelum

dilakukan insisi bedah dan pencukuran daerah operasi dilakukan agar

terciptanya lapangan operasi yang bersih serta mencengah terjadinya infeksi

daerah operasi.

Pencukuran daerah operasi pertama kali dilakukan pada abad ke-19.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Seropian dan Renolds tahun 1971

yang meneliti tentang angka infeksi bila dicukur dengan pisau cukur sebesar

5,6% dengan depilatori 0,6% dan bila tidak dicukur 0,6%. Dan penelitian

dilakukan oleh Alexander dan kawan-kawan meneliti tentang angka infeksi

setelah 30 hari post operasi didapatkan angka infeksi pencukuran dengan pisau

cukur malam hari 8,8% dengan cliping 10%, pencukuran pisau cukur di pagi hari

7,5% dengan cliping 3,2%.

Dari penelitian tersebut apabila diperlukan pencukuran daerah operasi

melakukan pencukuran sesaat sebelum operasi. Hindari mencukur daerah

operasi dengan jeda waktu yang lama sebelum operasi dimulai.

B. Tujuan

 Terciptanya area operasi yang bersih (bebas dari rambut/bulu).

 Mencegah terjadinya infeksi daerah operasi.


C. Persiapan Alat :

Yang harus dipersiapkan sebelum melakukan daerah operasi.

1. Sarung tangan on steril.


2. Perlak.

3. Handuk kecil/waslap.

4. Clipper Electric.

5. Cairan desinfektan/betadine/foam pencukur.

6. Plester.

7. Kom berisi air bersih.

D. Tata Laksana Pencukuran.

Petunjuk yang perlu diperhatikan petugas kamar operasi pada saat

pencukuran adalah sebagai berikut:

1. Waktu yang tepat untuk melakukan pencukuran adalah segera

sebelum operasi dimulai.

2. Dokter harus menulis atau menyampaikan perintah untuk mencukur.

3. Pasien harus menandatangani persetujuan operasi.

4. Daerah yang dicukur harus berupa daerah persegi dengan batas

luarnya kira-kira 2-3 cm daerah insisi sebenarnya.

5. Semua pencukuran dilakukan setelah kulit pasien dibasahi.

6. Gunakan cairan desinfektan/ foam pencukur atau betadine juga dapat

merupakan pilihan, tetapi pastikan bahwa pasien tidak alergi terhadap

cairan desinfektan atau foam tersebut.

7. Jaga rahasia pribadi pasien (patient’s privacy) dengan membatasi tirai

dan hanya daerah yang akan dicukur diperlihatkan.

8. Gunakan sarung tangan.


9. Cukur rambut menggunakan alat cukur elektrik/clipper rambut dengan

gerakan yang tegas ke arah tumbuhnya rambut dan kulit jangan

tergores atau melipat karena mikroorganisme dapat diam pada kulit

yang pecah.

10. Setelah pencukuran selesai, keringkan daerah tersebut dengan

menggunakan handuk atau waslap, angkat semua rambut yang lepas

(menggunakan plester agar lebih mudah dan bersih), dan tinggalkan

pasien dalam keadaan rapi dan nyaman.

11. Setelah selesai pencukuran tulis dan paraflah pada lembar

terintegritas pada status pasien setelah selesai pencukuran.

12. Buang sarung tangan, mata pisau clipper, kassa yang telah digunakan

pada tempat sampah yang sesuai, bersihkan baki, clipper dan

kembalikan pada tempat semula.

Perhatian :

1. Jangan melakukan pencukuran tanpa adanya perintah tertulis.

2. Waktu melakukan pengkajian awal pada kulit pasien laporkan bila sudah ada

luka atau goresan ataupun setiap ruam yang ditemukan sebelum memulai

persiapan prabedah pada pasien.

3. Setiap luka atau goresan pada pasien perlu dilaporkan kepada dokter bedah

dan dibuat laporan kejadian.

4. Semua pencukuran di daerah kepala dilakukan dengan hati-hati.

5. Semua pencukuran sebaiknya dilakukan dalam ruangan persiapan operasi.


3. SOP INFORM CONNSENT

SOP : INFORMED CONSENT


PUSKESMAS
PASIR PANJANG No Dokumen : No Revisi : Halaman :
- 1/2
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit : Ditetapkan, di Kupang
OPERASIONAL Kepala Puskesmas Pasir Panjang

(drg. Dian Sukmawati Arkiang)


NIP : 19770926 200604 2 022

Mengetahui
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang,

(dr. I.W.A. Wijana S.Putra, M.Si)


NIP :19641219 199503 1 001
Definisi SOP ini mengatur tentang suatu kesepakatan/persetujuan pasien atas upaya
medis yang akan dilakukan terhadap dirinya, setelah pasien mendapatkan
informasi mengenai tindakan medis tersebut.
Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas dalam memberikan informed consent
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Pasir Panjang
Referensi UU Nomor 29 tahun 2009 tentang Praktek Kedokteran
Prosedur Dokter atau petugas kesehatan menjelaskan tentang keadaan klinis
pasien
Dokter atau petugas kesehatan menjelaskan tentang tindakan medis
yang perlu dilakukan
Dokter atau petugas kesehatan menjelaskan tentang manfaat dan resiko
dari tindakan yang akan dilakukan
Dokter atau petugas kesehatan memberi kesempatan
pasien/keluarganya untuk mengambil keputusan
Dokter atau petugas kesehatan menyiapkan blangko informed consent
Dokter atau petugas kesehatan meminta pasien dan atau keluarga untuk
menandatangani blangko informed consent
Dokter atau petugas kesehatan melakukan pencatatan pada rekam
medis
Bagan Alur

Unit terkait Ruang pemeriksaan, Rawat Inap, Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai