Anda di halaman 1dari 4

1.

Proses Produksi
Proses produksi Metl Ester Sulfonat (MES) dari CPO, dimulai dengan proses
transesterifikasi dengan katalis basa untuk mendapatkan metil ester dari CPO. Metil ester
yang didapat kemudian dilewatkan pada tahap purifikasi untuk memisahkan metil ester jenuh
dan metil ester tak jenuh dengan fraksionasi, kristalisasi atau dengan hidrogenasi. Metil ester
yang digunakan untuk memproduksi MES adalah metil ester jenuh, sedangkan metil ester tak
jenuh cocok untuk digunakan sebagai biodiesel. Proses pemisahan metil ester jenuh dan tak
jenuh dengan hidrogenasi lebih dipertimbangkan karena dapat menghilangkan grup olefin
dalam metil ester. Selanjutnya, metil ester jenuh akan disulfonasi, bleaching, netralisasi, dan
dikeringkan untuk mendapatkan MES.
1.1 Pembuatan Metil Ester
Sebelum dilakukan proses transesterifikasi, CPO terlebih dulu diberikan perlakuan
(pre-treatment) untuk mengurangi kandungan asam lemak bebas dan impurities lain, yang
dapat menurunkan pembentukan metil ester dan membatasi purifikasi lanjutan. Proses pre-
treatment ini dilakukan dalam sebuah kolom deodorisasi, yang mengontakkan CPO dengan
uap pada suhu 280oC dan tekanan 2 bar. Perlakuan ini akan mengurangi jumlah kandungan
air dalam CPO menjadi 2 ppm dan asam lemak bebas menjadi 297 ppm. Produk atas kolom
ini kemudian dikondensasi untuk memisahkan komponen air dan asam lemak bebas yang
telah dipisahkan dari CPO. CPO keluaran kolom deodorisasi kemudian diumpankan ke dua
buah CSTR yang dipasang secara seri untuk proses transesterifikasi.
Pada reaktor pertama, CPO diumpankan bersamaan dengan metanol dan NaOH sebagai
reaktan proses transesterifikasi. Pada reaktor pertama ini, konversi yang dapat dicapai
mencapai 94,5%. Produk intermediet dari reaktor pertama ini kemudian diumpankan ke
dalam sebuah tangki dekanter, untuk memisahkan gliserol (fasa berat) yang telah terbentuk
dari fasa ringan yang terdiri dari metil ester yang telah terbentuk dan CPO yang belum
bereaksi. Fasa ringan ini kemudian diumpankan ke reaktor kedua untuk melanjutkan proses
transesterifikasi. Konversi yang dapat diperoleh dari reaktor kedua ini mencapai 99,7%.
Produk dari reaktor kedua ini kemudian dilanjutkan ke proses purifikasi, yang dilakukan di
dalam sebuah evaporator bernama methanol flash chamber. Dalam evaporator ini, produk
atas yang dihasilkan berupa aliran kaya metanol yang selanjutnya akan dialirkan ke unit
methanol recuperation untuk memisahkan metanol dari air, agar dapat digunakan kembali
sebagai umpan reaktor proses transesterifikasi. Sedangkan produk bawah yang kaya metil
ester dan gliserol akan dialirkan ke sebuah tangki dekanter untuk memisahkan metil ester
sebagai fasa ringan dari fasa berat gliserol.
Fasa ringan yang didominasi oleh metil ester dengan kandungan pengotor berupa sisa
pelarut metanol dan katalis NaOH yang tinggi dilanjutkan ke dalam flash separator untuk
menurunkan kandungan metanol menjadi 0,3%. Metanol yang dikeluarkan sebagai produk
atas evaporator diumpankan ke dalam unit methanol recuperation untuk dimurnikan,
sehingga dapat digunakan kembali sebagai reaktan proses transesterifikasi. Metil ester yang
keluar sebagai produk bawah evaporator kemudian dilanjutkan ke proses netralisasi dengan
menggunakan HCl untuk menghilangkan sisa-sisa katalis NaOH. Metil ester yang telah
dinetralkan kemudian di cuci menggunakan air untuk menghilangkan pengotor sisa-sisa
reaksi transesterifikasi dalam sebuah tangki pencuci. Metil ester yang telah dicuci kemudian
diumpankan ke dalam sebuah flash evaporator untuk memisahkan metil ester dari air,
sehingga didapat metil ester 99,7%. Metil ester yang didapat inilah yang akan digunakan
sebagai umpan dalam pembuatan MES.
1.2 Sulfonasi Metil Ester
Pada perancangan ini, MES diproduksi melalui sulfonasi metil ester menggunakan SO 3.
Metil ester yang telah didapat melalui proses transesterifikasi, dimasukan ke dalam reaktor
falling film untuk dikontakkan dengan gas SO3. Melalui kontak ini, metil ester akan
disulfonasi oleh gas SO3 dan di konversi menjadi Metil Ester Sulfonat (MES). Berikut adalah
proses-proses yang terlibat selama sulfonasi metil ester menjadi MES.
1.2.1 Pengeringan Udara
Untuk mencegah masalah akibat korosi dan pembentukan asam, kelembaban udara
yang akan digunakan sebagai reaktan dalam proses sulfonasi harus dikurangi. Pada proses ini,
udara dikeringkan dengan mendinginkan udara sampai suhu 1oC untuk mengkondensasi
kandungan air dalam udara. Setelah didinginkan, udara kemudian dilewatkan dalam menara
absorber yang berisi alumina aktif untuk mencapai kelembaban udara yang diinginkan.
Menurut de Groot (1991) yang dikutip oleh Martinez, D., dkk. (2010), kelembaban udara
untuk dapat digunakan dalam roses sulfonasi ini adalah <0,01 g air/m3.
1.2.2 Pembuatan SO3
SO3 yang digunakan sebagai agen sulfonasi metil ester, diperoleh dari proses
pembakaran sulfur menjadi SO2 oleh udara, dalam sulfur burner. SO2 yang terbentuk dalam
sulfur burner kemudian dioksidasi lebih lanjut untuk menghasilkan SO 3 dalam sebuah reaktor
packed bed yang dibagi menjadi 4 bagian, yang memungkinkan terjadinya proses pertukaran
panas. Reaktor packed bed ini diisi dengan katalis Vanadium Pentoksida (V 2O5) dan
dilengkapi dengan dua buah Heat Exchanger (HE). SO3 yang terbentuk kemudian akan
diumpankan ke dalam reaktor falling film untuk memproduksi MES dari metil ester, melalui
proses sulfonasi.
1.2.3 Sulfonasi dan Digestion
Aliran umpan yang terdiri dari metil ester dan gas SO 3 dimasukkan ke dalam reaktor
falling film, dimana lebih dari 70% metil ester akan tersulfonasi membentuk produk
intermediet. Reaktor falling film yang digunakan merupakan sebuah reaktor dengan sistem 7
tahapan dan memiliki dua buah HE dengan air pendingin, yang dimantapkan untuk
menghilangkan 2.907,5 kWh pada tahap 6 (tinggi 4,3 m) dan 581,5 kWh pada tahap 3 (tinggi
1,1 m). Produk intermediet yang dihasilkan reaktor falling film akan diteruskan ke proses
digestion, di dalam sebuah reaktor multitubular, melalui bagian bawah reaktor. Sedangkan,
gas-gas sisa reaksi akan dikeluarkan pada bagian atas reaktor. Melalui proses digestion ini,
hampir 99,8% produk intermediet dari reaktor falling film dikonversi menjadi MES. Sisa-sisa
metil ester yang belum bereaksi pada reaktor falling film juga tersulfonasi secara sempurna
melalui proses digestion ini. Pada suhu tinggi, reaksi antar satu mol metil ester dengan dua
mol gas SO3 akan menghasilkan produk samping berupa disalt, yang akan mempengaruhi
warna produk.
1.2.4 Bleaching dan Netralisasi
Produk keluaran digester dialirkan ke sebuah siklon untuk mengekstrak sisa-sisa gas,
sementara aliran produk yang berupa liquid diteruskan ke tahap pencucian (bleaching) dan
netralisasi. Di unit bleaching metanol dan hidrogen peroksida (H2O2) ditambahkan sebagai
agen pencuci, untuk menurunkan kandungan impurities dalam produk. Dengan penambahan
metanol, produk-produk intermediet yang belum tersulfonasi sempurna akan diubah menjadi
MESA dan SO3 melalui proses re-transesterifikasi. Reaksi fasa gas antara SO 3 dan metanol
akan menghasilkan produk samping berupa asam metil sulfonat, yang dapat mencegah
terbentuknya asam sulfat melalui reaksi antara SO3 dengan air, yang dapat menghidrolisis
MES menjadi ∝-sulfonated acids.
CH 3 OH +SO 3 →CH 3 OSO3 H

H 2 O+ SO3 → H 2 SO4

Setelah melalui proses bleaching, produk sulfonasi diteruskan ke proses netralisasi


untuk menetralkan kandungan asam dalam MES. Proses netralisasi dilakukan di dalam
sebuah tangki CSTR dengan menambahkan NaOH. Dengan penambahan NaOH, MES akan
berubah warna menjadi putih.
1.2.5 Pengeringan MES
Kandungan air dan metanol yang tinggi dalam produk dapat menyebabkan hidrolisis
garam, sehingga menurunkan kandungan aktif bahan. Produk MES dari unit netralisasi
diumpankan ke dalam unit flash untuk mengurangi kadar metanol dalam MES dari 25,5%
manjadi 0,3% berat dan menurunkan kandungan air dari 12,9% menjadi 0,4% berat.
1.2.6 Recovery Metanol
Metanol yang telah berhasil dipisahkan dari MES akan dikeluarkan sebagai produk atas
unit flash, sedangkan MES akan dikeluarkan sebagai produk bawah. Metanol yang keluar
dari unit flash kemudian diumpankan ke dalam menara distilasi untuk dilakukan prosees
recovery. Metanol akan dipisahkan dari air sebagai produk atas agar dapat dimanfaatkan
kembali. Setelah proses recovery, produk atas unit distilasi berupa 86,8% metanol dan
produki bawahnya berupa 97,3% air.

Anda mungkin juga menyukai