Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENGELOLAAN PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS DAN

KLINIK PRATAMA

Diajukan guna melengkapi tugas kepaniteraan senior Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun Oleh :
Helen Malinda Kurniawan
22010118220171

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................. 1

BAB II : IDENTIFIKASI MASALAH............................................................ 3

BAB III : PEMBAHASAN.............................................................................. 4

3.1 Puskesmas.................................................................................... 4

3.2 Pengelolaan Puskesmas................................................................ 6

3.3 Klinik Pratama.............................................................................. 15

3.4 Tantangan Pengelolaan Puskesmas dan Klinik Pratama............ 16

BAB IV : PENUTUP........................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang


penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah diamanatkan dalam
Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan” dan Pasal 34 ayat (3) “Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”.1
Tingginya taraf kesehatan adalah kehendak semua pihak, baik orang per orang,
keluarga, kelompok, masyarakat, maupun negara. Untuk mewujudkan status kesehatan
masyarakat yang optimal, maka berbagai upaya dilakukan, salah satu diantaranya yaitu
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Klinik
Pratama adalah tombak utama, pelayanan kesehatan tingkat dasar di Indonesia yang bertanggung
jawab sebagai pengelola kesehatan bagi masyarakat tiap wilayah kecamatan dari kabupaten/kota
madya bersangkutan.2
Penguatan upaya kesehatan dasar (primary health care) yang berkualitas adalah salah
satu Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Pelayanan kesehatan
dasar juga merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk pencapaian target
Millenium Development Goals (MDG) 2015, Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, dan
Standar Pelayanan Minimum (SPM). Keberhasilan pelayanan kesehatan dasar yang utamanya
promotif dan preventif akan mengurangi beban pelayanan lanjutan.3
Selain pemerintah dan tenaga kesehatan, peran masyarakat merupakan salah satu
komponen penting dalam keberhasilan pengelolaan Puskesmas. Puskesmas merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat serta sekaligus membina peran serta masyarakat secara
terpadu dan menyeluruh, yang kemudian bermanfaat untuk masyarakat pula. Pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh puskesmas pun bersifat holistik/paripurna, meliputi pelayanan:
kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan
rehabilitatif (pemulihan kesehatan).2
Dalam rangka mencapai tujuannya dan supaya Puskesmas dapat megelola upaya
kesehatan dengan baik dan berkesinambungan, maka Puskesmas menyusun rencana kegiatan

1
selama periode 5 tahum yang kemudian akan dirincikan lagi dalam rencana tahunan Puskesmas.
Kedua rencana kegiatan tersebut disusun berdasarkan analisis situasi kecamatan sat itu (evidence
based) dan prediksi kedepan yang mungkin terjadi, dengan tetap mengacu pada kebijakan
pembangunan kesehatan kabupaten/kota. Proses selanjutnya adalah penggerakan dan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan/program yang disusun, kemudian
melakukan pengawasan dan pengendalian diikuti dengan upaya-upaya perbaikan dan
peningkatan (Corrective Action) dan diakhiri dengan pelaksanaan penilaian hasil kegiatan
melalui penilaian kinerja Puskesmas.4
Selain Puskesmas, terdapat juga klinik yang merupakan fasilitas pelayanan kesehatan
dasar. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dan menyediakan
pelayanan medis dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga
kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis. Sedangkan, klinik pratama merupakan klinik
yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar yang dilayani oleh dokter umum dan dipimpin
oleh seorang dokter umum. Berdasarkan perijinannya klinik ini dapat dimiliki oleh badan usaha
ataupun perorangan.5
Semakin berkembangnya jaman dan teknologi, puskesmas dan klinik pratama juga
dituntut untuk semakin berkembang. Masyarakat yang semakin kritis, selektif, dan
berpengetahuan juga mengharuskan puskesmas dan klinik pratama untuk selalu meningkatkan
kualitas pelayanannya sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama.2

2
BAB II

IDENTIFIKASI MASALAH

Identifikasi masalah pada topik “Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Puskesmas dan Klinik Pratama”, yaitu :

1. Bagaimana pengelolaan Puskesmas dan Klinik Pratama sebagai fasilitas pelayanan

kesehatan masyarakat di Indonesia?

2. Apa saja tantangan dalam pengelolaan puskesmas dan klinik pratama di Indonesia?

3
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas memiliki definisi


fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya. Sedangkan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.6,7
Puskesmas bertujuan menyelenggarakan pembangunan kesehatan masyarakat, demi
mewujudkan masyarakat yang : 6,7
 Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat;
 Menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
 Hidup dalam lingkungan sehat; dan
 Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Dalam penyelenggaraannya, Puskesmas memiliki prinsip antara lain : 6,7
 Paradigma sehat; Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk
berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Dalam struktur organisasi Puskesmas baik
secara fungsional maupun struktural, memiliki tujuan yang sama yaitu untuk
mewujudukan masyarakat sehat.
 Pertanggungjawaban wilayah; Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab
terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Berdasarkan karakteristik wilayah
kerjanya, Puskesmas dapat dikategorikan menjadi :6
 Puskesmas kawasan perkotaan,
 Puskesmas kawasan pedesaan,
 Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil.

4
 Kemandirian masyarakat; dimana Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi
individu,keluarga, kelompok, dan masyrakat. Hal ini diwujudkan dengan peran aktif
masyarakat dalam berbagai program Puskesmas.
 Pemerataan; dimana pelayanan kesehatan Puskesmas dapat diakses dan terjangkau oleh
seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial,
ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan. Hal ini sesuai dengan salah satu persyaratan
didirikannya Puskesmas, dimana lokasi pendirian Puskesmas harus memenuhi
persyaratan geografis, aksesibilitas untuk jalur transportasi, kontur tanah, fasilitas parkir,
fasilitas keamanan, ketersediaan utilitas publik, pengelolaan kesehatan lingkungan, dan
kondisi lainnya.
 Teknologi tepat guna; dimana Puskesmas memanfaatkan teknologi sesuai dengan
kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
 Keterpaduan dan kesinambungan; Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan
penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan
Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas.
Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, Puskesmas bertugas sebagai
pusat pembangunan kesehatan di wilayahnya, dimana pada umumnya satu Puskesmas
bertanggungjawab untuk satu wilayah kecamatan. Untuk melaksanakan tugas tersebut,
Puskesmas menyelenggarakan fungsi : 6,8
 Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; yang merupakan setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan
masyarakat
 Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya, yang adalah suatu kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan.

5
3.2 Pengelolaan Puskesmas
Pengelolaan (Manajemen) adalah serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol (Planning, Organizing, Actuating, Controling) untuk
mencapai sasaran/tujuan secara efektif dan efisien. Dalam hal ini, efektif berarti tujuan yang
diharapkan dapat tercapai proses penyelenggaraan yang dilaksanakan dengan baik dan benar
serta bermutu, berdasarkan atas hasil analisis situasi yang didukung dengan data dan informasi
yang akurat (evidence based).Sedangkan efisien berarti bagaimana Puskesmas memanfaatkan
sumber daya yang tersedia untuk dapat melaksanaan upaya kesehatan sesuai standar dengan baik
dan benar, sehingga dapat mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan.4
Siklus manajemen Puskesmas yang berkualitas merupakan rangkaian kegiatan rutin
berkesinambungan, yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan secara
bermutu, yang harus selalu dipantau secara berkala dan teratur, diawasi dan dikendalikan
sepanjang waktu, agar kinerjanya dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam satu siklus “Plan-Do-
Check-Action (P-D-C-A)”.4
Ruang lingkup pedoman pengelolaan Puskesmas sendiri terdiri dari :4
 Perencanaan;
 Penggerakkan dan pelaksanaan;
 Pengawasan, pengendalian, dan penilaian kinerja; dan
 Dukungan dinas kesehatan kabupaten/kota dalam manajemen Puskesmas.
3.2.1. Perencanaan
Perencanaan program Puskesmas disusun melalui pengenalan permasalahan di wilayah
Puskesmas berdasarkan data yang akurat, serta diperoleh dengan cara dan dalam waktu yang
tepat, supaya program-program Puskesmas tersebut dapat mencapai sasaran dan tujuannya.
Pelayanan kesehatan harus dapat dilaksanakan secara terintegrasi baik lintas program maupun
lintas sektor. Proses perencanaan Puskesmas akan mengikuti siklus perencanaan pembangunan
daerah, dimulai dari tingkat desa/kelurahan, selanjutnya disusun pada tingkat kecamatan dan
kemudian diusulkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Perencanaan Puskesmas yang
diperlukan terintegrasi dengan lintas sektor kecamatan, akan diusulkan melalui kecamatan ke
pemerintah daerah kabupaten/kota.4

1) Rencana Lima Tahunan

6
Dengan adanya Rencana Lima Tahunan Puskesmas, maka kelangsungan pelaksanaan kegiatan
pelayanan kesehatan pada setiap tahun untuk satu periode akan dapat lebih terjamin,
walaupun terjadi pergantian pengelola dan pelaksana kegiatan di Puskesmas maka diharapkan
pengembangan program/kegiatan tetap berjalan sesuai dengan Rencana Lima Tahunan yang
telah ada. Tahap pelaksanaannya sebagai berikut : 4,8
 Persiapan4
 Pembentukan tim manajemen Puskesmas, yang terdiri dari Tim Pembina
Wilayah, Tim Pembina Keluarga, Tim Akreditasi Puskesmas, dan Tim Sistem
Informasi Puskesmas.
 Penjelasan Pedoman Manajemen Puskesmas
 Tim mempelajari:
- Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota, yang merupakan
turunan dari Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan provinsi dan Rencana
Lima Tahunan Kementerian Kesehatan.
- Standar Pelayanan Minimal tingkat kabupaten/kota.
- Target yang disepakati bersama dinas kesehatan kabupaten/kota, yang
menjadi tanggung jawab Puskesmas.
- Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
- Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui Pendekatan Keluarga.
- NSPK lainnya yang dianggap perlu untuk diketahui oleh tim di dalam
penyusunan perencanaan Puskesmas.
 Analisis Situasi4
 Mengumpulkan data kinerja Puskesmas
1. Data dasar, yang mencakup:
a) Identitas Puskesmas;
b) Wilayah kerja Puskesmas
c) Sumber daya Puskesmas, meliputi:
- Manajemen Puskesmas;
- Gedung dan sarana Puskesmas;
- Jejaring Puskesmas, lintas sektor serta potensi sumber daya lainnya;
- Sumber daya manusia kesehatan; dan

7
- Ketersediaan dan kondisi peralatan Puskesmas.
2. Data UKM Esensial, yaitu:
a) Promosi Kesehatan;
b) Kesehatan Lingkungan;
c) Pelayanan Gizi KIA-KB;
d) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular;
e) Surveilans dan Sentinel SKDR; dan
f) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular.
3. Data UKM Pengembangan, antara lain:
a) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS);
b) Kesehatan Jiwa;
c) Kesehatan Gigi Masyarakat;
d) Kesehatan Tradisional dan Komplementer;
e) Kesehatan Olahraga;
f) Kesehatan Kerja;
g) Kesehatan Indera;
h) Kesehatan Lanjut Usia; dan/atau
i) Pelayanan kesehatan lainnya sesuai kebutuhan
Puskesmas.
4. Data UKP, antara lain:
a) Kunjungan Puskesmas;
b) Pelayanan Umum;
c) Kesehatan Gigi dan Mulut; dan
d) Rawat Inap, UGD, Kematian, dll.
5.Data Keperawatan Kesehatan Masyarakat, data laboratorium, dan data
kefarmasian.
6. Kondisi keluarga di wilayah kerjanya yang diperoleh dari Profil Kesehatan
Keluarga (Prokesga) melalui pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga. Setiap keluarga pada wilayah kerja Puskesmas akan
terpantau kondisi status kesehatan sebuah keluarga terkait 12 indikator utama
sebagai berikut:

8
a) keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB);
b) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan;
c) bayi mendapat imunisasi dasar lengkap;
d) bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif;
e) balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan;
f) penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar;
g) penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur;
h) penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan;
i) anggota keluarga tidak ada yang merokok;
j) keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN);
k) keluarga mempunyai akses sarana air bersih; dan
l) keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.
Data tersebut diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan Indeks Keluarga
Sehat (IKS), yang dapat menghasilkan kategori keluarga sehat (>0,800),
keluarga pra-sehat (0,500-0,800), dan keluarga tidak sehat (<0,500).
 Analisis Data4
1. Analisis Deskriptif

Gambar 1. Contoh Analisis Menurut Tempat Jumlah


Penderita Diare Menurut Desa Tahun 20154

2. Analisis Komparatif

9
3.

Gambar
Analisis Hubungan Dalam2.Program
Contoh dan
Analisis
AntarKomparatif
Program Jumlah
Penderita Gizi Buruk Menurut Jenis Kelamin dan
Menurut Desa di Puskesmas X Tahun 20154

Gambar 3. Contoh Analisis Hubungan Dalam


Program Cakupan Pelayanan KIA di Puskesmas X
Bulan Agustus Tahun 20144

 Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat melalui Survey Mawas Diri
Pada langkah ini, dibutuhkan peran aktif masyarakat untuk mengenali keadaan
dan masalah yang dihadapi masyarakat, serta potensi yang dimiliki masyarakat
untuk mengatasi masalah tersebut.

10
 Perumusan Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tahapan ini dilaksanakan
melalui: 4
 Identifikasi Masalah; dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan
menurut jenis, target, pencapaian, dan masalah yang ditemukan
 Menetapkan urutan prioritas masalah berdasarkan Urgency, Seriousness, dan
Growth
 Mencari akar penyebab masalah; dapat menggunakan metode Fish bone atau
Problem tree
 Menetapkan cara pemecahan masalah; dapat dengan brainstorming,
kesepakatan antar anggota tim, dan metode tabel cara pemecahan masalah.
 Penyusunan rencana lima tahunan
Berdasarkan kesepakatan cara pemecahan masalah dapat dikembangkan program
kegiatan dan ditentukan target yang akan dicapai. Pengawasan dan pengendalian untuk
pencapaian target Rencana Lima Tahunan dilakukan setiap tahun, dan pada tengah
periode lima tahunan dilakukan evaluasi periode tengah lima tahun (Midterm
evaluation), untuk menyesuaikan target akhir Rencana Lima Tahunan.4

2) Rencana Tahunan
Adapun tahapan penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas seperti tahapan penyusunan
Rencana Lima Tahunan Puskesmas, yaitu: 4
 Persiapan
 Analisis situasi
 Perumusan masalah
 Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) untuk tahun mendatang (N+1) disusun pada bulan
Januari tahun berjalan (N) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun
sebelumnya (N-1), dan diharapkan proses penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan
di Puskesmas pada akhir bulan Januari tahun berjalan (N).4,8
 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

11
RPK disusun dengan keterpaduan lintas program dan lintas sektor supaya tidak terjadi
missed opportunity,kegiatan Puskesmas dapat terselenggara secara efisien, efektif,
bermutu, dan target rencana lima tahunan dapat tercapai.4,8
3.2.2. Penggerakan dan Pelaksanaan4,8
1. Lokakarya Mini Bulanan
Lokakarya mini bulanan dilaksanakan pada setiap awal bulan. Bertujuan untuk menilai
sampai seberapa jauh pencapaian dan hambatan-hambatan yang dijumpai oleh para
pelaksana program/kegiatan pada bulan atau periode yang lalu sekaligus pemantauan
terhadap pelaksanaan rencana kegiatan Puskesmas yang akan datang.
 Lokakarya Mini Bulanan yang pertama
Lokakarya penggalangan tim, diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian untuk
dapat terlaksananya RPK Puskesm
 Lokakarya Mini Bulanan Rutin
Lokakarya mini bulanan rutin diselenggarakan sebagai tindaklanjut dari lokakarya
mini bulanan yang pertama, untuk memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas.
2. Lokakarya Mini Tribulanan4,8
Diselenggarakan untuk memelihara kerjasama lintas sektor. Bertujuan untuk
menginformasikan dan mengidentifikasikan capaian hasil kegiatan tribulan
sebelumnya, membahas dan memecahkan masalah dan hambatan yang dihadapi oleh
lintas sektor pada kegiatan tribulan sebelumnya, dan menganalisa serta memutuskan
Rencana Tindak Lanjut (RTL). Lokakarya mini bulanan tetap dilaksanakan jika pada
bulan yang bersamaan ada lokakarya mini tribulanan, dimana lokakarya mini bulanan
mempersiapkan bahan untuk pelaksanaan lokakarya mini tribulanan.
 Lokakarya Mini Tribulanan yang pertama
Diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksananya rencana
kegiatan sektoral yang terkait dengan pembangunan kesehatan.
 Lokakarya Mini Tribulanan rutin
Merupakan tindaklanjut dari penggalangan kerjasama lintas sektoral yang telah
dilakukan dan selanjutnya dilakukan tiap tribulan secara tetap. Penyelenggaraan
lokakarya mini tribulanan rutin dilakukan oleh camat dan Puskesmas dibantu sektor
terkait dikecamatan.

12
3.2.3. Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Kinerja

1. Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan Puskesmas dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengawasan internal dan
eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh Puskesmas sendiri, baik
oleh Kepala Puskesmas, tim audit internal maupun setiap penanggung jawab dan
pengelola/pelaksana program. Sedangkan pengawasan eksternal dilakukan oleh instansi dari luar
Puskesmas antara lain dinas kesehatan kabupaten/kota, institusi lain selain Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat. Pengawasan yang dilakukan dari sisi administratif,
sumber daya, pencapaian kinerja program, dan teknis pelayanan. Telaah internal dilaksanakan
saat lokakarya mini bulanan, sedangkan telaah eksternal dilaksanakan saat lokakarya mini
tribulanan. 4,9

Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan


kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dengan cara membandingkan capaian
saat ini dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengendalian dapat dilakukan secara
berjenjang oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota, Kepala Puskesmas, maupun penanggung jawab
program. 4,9

2.Penilaian Kinerja Puskesmas


Merupakan suatu proses yang obyektif dan sistematis dalam mengumpulkan,
menganalisis dan menggunakan informasi untuk menentukan seberapa efektif dan efisien
pelayanan Puskesmas disediakan, serta sasaran yang dicapai sebagai penilaian hasil
kerja/prestasi Puskesmas. Dilaksanakan oleh Puskesmas sendiri dan hasilnya akan diverifikasi
oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. 4,9
Komponen yang dinilai antara lain : 4,9
 Pencapaian cakupan pelayanan kesehatan, yang meliputi UKM esensial, UKM
pengembangan, dan UKP.
 Pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan Puskesmas
Berdasarkan hasil penilaian kinerjanya, puskesmas dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu :4

13
 Kelompok I: Puskesmas dengan tingkat kinerja baik:
Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat pencapaian hasil > 91%. Cakupan
hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil ≥ 8,5.
 Kelompok II: Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup :
Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat pencapaian hasil 81-90%.
Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil 5,5 –8,4.
 Kelompok III: Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang:
Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat pencapaian hasil ≤ 80%.
Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil < 5,5.

3.2.4. Dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam Manajemen Puskesmas


Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, sehingga
keberhasilan suatu Puskesmas tentunya terkait dengan tanggung jawab dinas kesehatan
kabupaten/kota. Dukungan dinas kesehatan kabupaten/kota dalam pelaksanaan manajemen
Puskesmas sebagai berikut:4,9
a.Melakukan pembinaan secara terpadu, terintegrasi lintas program, dan
berkesinambungan, dengan menggunakan indikator pembinaan program.
b. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dalam proses manajemen Puskesmas.
c. Menyelenggarakan pelatihan manajemen Puskesmas.
d.Melakukan pengumpulan hasil penilaian kinerja Puskesmas, menganalisis hasil,
melakukan evaluasi dan memberi feedback terhadap hasil Penilaian Kinerja Puskesmas.
e.Bertanggung jawab terhadap penyelesaian masalah kesehatan yang tidak bisa
diselesaikan di tingkat Puskesmas.
f.Memberi dukungan sumber daya dalam kelancaran pelaksanaan seluruh proses
manajemen di Puskesmas, sesuai usulan Puskesmas.
g.Melakukan advokasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota agar proses
perencanaan, pembahasan, dan persetujuan terhadap rencana usulan kegiatan dapat
diselenggarakan tepat waktu, sehingga realisasi anggaran dapat tepat waktu dan
selanjutnya Puskesmas dapat melaksanakan kegiatan sesuai jadwal.

14
3.3 Klinik Pratama

Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan


kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik.
Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu klinik pratama
dan klinik utama. Klinik pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik
dasar baik umum maupun khusus, sedangkan klinik utama menyelenggarakan pelayanan medik
spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik. Suatu klinik juga dapat menkhususkan
pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan cabang/disiplin ilmu atau sistem organ. Klinik
dapat dimiliki oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat.10

Sama seperti Puskesmas, klinik pratama melayani pelayanan kesehatan perorangan yang
bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
klinik dapat berbentuk one day care maupun home care. One day care merupakan pelayanan
yang dilakukan pada pasien terdiagnosa definitif dan perlu tindakan setelah 6 jam sampai dengan
24 jam. Sedangkan home care adalah bagian atau lanjutan dari pelayanan kesehatan yang
diberikan pada pasien di tempat tinggalnya.10

Penanggung jawab teknis klinik harus seorang tenaga medis yang memiliki Surat Izin
Praktik (SIP). Dalam mendirikan klinik, penyelenggara klinik wajib :10

 Memasang nama dan klasifikasi Klinik;


 Membuat dan melaporkannya kepada dinas kesehatan daftar tenaga medis dan tenaga
kesehatan lain yang bekerja di Klinik dengan menyertakan:
- nomor Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) bagi tenaga medis;
- nomor surat izin sebagai tanda registrasi atau Surat Tanda Registrasi (STR), dan Surat
Izin Praktik (SIP) atau Surat Izin Kerja (SIK) bagi tenaga kesehatan lain.
 Melaksanakan pencatatan untuk penyakit-penyakit tertentu dan melaporkan kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan program pemerintah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Untuk meningkatkan mutu pelayanan klinik, akreditasi dilakukan secara berkala, dengan
paling sedikit 3 tahun sekali. Akreditasi harus dilakukan pada klinik yang sudah beroperasi

15
minimal 2 tahun. Selain itu, audit medis juga harus dilakukan. Audit medis dilakukan secara
internal dan eksternal, dimana audit medis internal dilakukan oleh klinik paling sedikit 1 kali
setahun, dan audit eksternal dapat dilakukan oleh organisasi profesi.10
Seperti Puskesmas, klinik juga dilakukan pembinaan dan pengawasan. Menteri,
gubernur, kepala dinas kesehatan provinsi, bupati/walikota, dan kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Klinik,
dengan dapat mengikutsertakan organisasi profesi dan perhimpuan/asosiasi klinik. Pembinaan
dan pengawasan ini dilakukan dengan tujuan :10
 Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan,
 Meningkatkan keselamatan pasien,
 Melindungi masyrakat terhadap risiko yang dapat menimbulkan bahya bagi kesehatan
atau merugikan masyarakat.
Menteri, gubernur, kepala dinas kesehatan provinsi, bupati/walikota, dan kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan dapat mengambil
tindakan administratif terhadap klinik, yaitu dalam bentuk teguran lisan, teguran tertulis,
pencabutan izin tenaga kesehatan, dan/atau pencabutan izin/rekomendasi klinik.10

3.4. Tantangan Pengelolaan Puskesmas dan Klinik Pratama


1. Pembina kesehatan Wilayah
Dalam konsep kewilayahan berarti Puskesmas bukan saja berfungsi mengobati orang
sakit, tetapi juga mengatasi berbagai risiko kesehatan, melakukan upaya promosi
kesehatan dan pencegahan, dengan cara “menggerakkan mesin birokrasi” (camat, kepala
desa, RT, RW) dan juga “menggerakkan mesin sosial” (kader, tokoh masyarakat, tokoh
agama, kelompok arisan, kelompok keagamaan, dan lain-lain).11
2. Transisi Demografi dan Epidemiologi
Dalam era sebelum tahun 1980-an, pola penyakit didominasi oleh penyakit menular
(ISPA/pneumonia, diare, infeksi kulit, dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi, dan lain-lain). Ada pula penyakit menular tertentu yang masih menjadi
penyakit masyarakat yaitu frambusia, DBD, kusta (neglected diseases), filaria, malaria,
dan TBC (unfinished agenda). Sementara itu, muncul beberapa penyakit baru/relatif
baru seperti HIV, flu burung, SARS, dan lainlain. Kemudian, angka penyakit tidak

16
menular pun meningkat. Hipertensi dan diabetes mellitus (DM) telah masuk menjadi
sepuluh penyakit terbanyak yang diobati di Puskesmas. Puskesmas, yang langsung
berhadapan dengan masalah kesehatan masyarakat, menghadapi situasi transisi penyakit
seperti diuraikan. Diperlukan kepemimpinan Puskesmas yang memahami dan mampu
menerapkan prinsip-prinsip “community and social development” dan memahami tata
kelola pemerintahan di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa. Di samping itu
Puskesmas memerlukan sumber daya yang cukup untuk melaksanakan UKM yaitu
tenaga, sarana dan anggaran.11
3. Puskesmas sebagai pelaksana urusan kesehatan dan SPM di daerah
Puskesmas adalah ujung tombak pelayanan SPM. Keberhasilan pencapaian target SPM
sangat ditentukan oleh kapasitas Puskesmas, termasuk:11
 ketersediaan dan kecukupan tenaga kesehatan masyarakat (gizi, kesling,
promkes, imunisasi, dan KIA);
 ketersediaan sarana (cold chain, alat timbang, alat fogging, kendaraan roda
dua/roda empat, dan lain-lain);
 BMHP dan BHP untuk UKM (vaksin, obat, PMT, insektisida, kelambu, dan
lain-lain); dan
 kecukupan anggaran operasional untuk UKM (untuk pertemuan dengan
masyarakat dan aparat kecamatan/desa, perjalanan, mobilisasi kader, dan lain-
lain).
4. Puskesmas sebagai FKTP BPJS
Puskesmas dan klinik pratama merupakan salah satu FKTP untuk melayani peserta
BPJS. Sebagai FKTP untuk peserta BPJS, diharapkan Puskesmas memiliki
kemampuan untuk menangani 144 diagnosis penyakit. Artinya, Puskesmas perlu
memiliki tenaga, kompetensi teknis dan sarana/ prasarana untuk menangani 144
diagnosis tersebut. Akreditasi puskesmas juga merupakan salah satu hal yang
esensial untuk hubungan kontraktual dengan BPJS.11
5. Ketenagaan Puskesmas
Banyak Puskesmas yang belum memenuhi standar ketenagaan seperti yang telah
ditetapkan dalam Permenkes no 75 tahun 2014. Data ketenagaan Puskesmas
menunjukkan disparitas distribusi antarprovinsi dan kekurangan tenaga kesehatan

17
masyarakat. Hal ini disebabkan rendahnya motivawsi SDM kesehatan untuk nekerja
di Puskesmas dan ketiadaan atau keterbatasan formasi. Program “Nusantara Sehat”
diselenggarakan oleh Kemenkes untuk mengatasi hal ini.11
6. Pembiayaan Puskesmas
Dana kapitasi menjadi dominan dalam struktur anggaran Puskesmas sejak
Puskesmas menjadi FKTP BPJS. Besaran 60% dari jumlah kapitasi merupakan
besaran jasa pelayanan dan cukup signifikan di Puskesmas dengan jumlah peserta
yang besar. Sedangkan 40%-nya digunakan untuk menambah biaya operasional
pelayanan perorangan. Bagi Puskesmas berstatus PPK BLUD, dana operasional ini
dapat langsung dipergunakan oleh Puskesmas. Namun di Puskesmas berstatus non-
PPK BLUD, dana tersebut adalah retribusi yang harus disetor ke kas daerah dan
menjadi pendapatan APBD. Hal ini menyebabkan penggunaan anggaran “sering
terlambat” karena menunggu pengesahan anggaran di daerah.11
7. Puskesmas di daerah perbatasan, terpencil, dan kepulauan
Sebanyak 2277 Puskesmas saat ini berada di lokasi terpencil dan sangat terpencil.
Banyak kebijakan juga telah diambil untuk mengurangi kesenjangan akses dan
mutu pelayanan antardaerah.11
8. Insiatif reformasi Puskesmas
Beberapa daerah telah berinisiatif melakukan reformasi terhadap Psukesmas.
Berbagai inisiatif reformasi yang telah banyak dilakukan di berbagai daerah perlu
dikaji untuk kebijakan pengembangan Puskesmas di masa yang akan datang.11

18
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka makalah dengan judul “Pengelolaan


Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas dan Klinik Pratama” dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Pengelolaan Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan adalah dengan
berpedoman pada ruang lingkup :
 Perencanaan;
 Penggerakan dan pelaksanaan;
 Pengawasan, pengendalian, penilaian kinerja; dan
 Dukungan dinas kesehatan kabupaten/kota dalam pengelolaan Puskesmas.
2. Tantangan dalam pengelolaan Puskesmas dan klinik Pratama di Indonesia, antara
lain :
 Pembina kesehatan Wilayah
 Transisi demografi dan epidemiologi
 Puskesmas sebagai pelaksana urusan kesehatan dan SPM di daerah
 Puskesmas sebagai FKTP BPJS
 Ketenagaan Puskesmas
 Pembiayaan Puskesmas
 Puskesmas di daerah perbatasan, terpencil, dan kepulauan
 Insiatif reformasi Puskesmas

4.2 Saran

Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa saran yang perlu untuk diperhatikan oleh
pihak-pihak terkait yaitu :
 Pembangunan kesehatan adalah investasi utama pembangunan sumber daya
manusia Indonesia. Puskesmas berada di garda terdepan bagi pelayanan serta

19
pembinaan kesehatan masyarakat. Puskesmas harus dikelola dengan baik agar
sumber daya manusia Indonesia memiliki taraf kesehatan yang baik pula.
 Dukungan dinas kesehatan kabupaten/kota merupakan salah satu komponen
yang krusial dalam pengelolaan Puskesmas, oleh karena itu berbagai bentuk
dukungan dari dinas kesehatan seperti pembinan, advokasi, sumber daya, dll
merupakan komponen penting dalam kemajuan Puskesmas
 Kerjasama yang baik juga merupakan salah satu komponen keberhasilan
pengelolaan Puskesmas.Seperti yang telah diuraikan bahwa keberhasilan
pengelolaan suatu Puskesmas membutuhkan kerjasama berbagai pihak, lintas
program, lintas sektoral, dan juga peran aktif masyarakat.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat 1 tentang Pemiliharaan Kesehatan.


2. Niah, Najah Soraya. 2015. Manajemen Pelaksanaan Pelayanan Puskesmas Di
Kabupaten Jombang Jawa timur. Jombang : Jawa timur.
3. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). 2014. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Jakarta.
4. Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Nomo 44 tahun 2016 tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas.
5. Departemen Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Klinik. Jakarta.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. 2014.
7. Kemenkes RI, 2016a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39
Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga.
8. Kemenkes RI, 2016b. Pedoman umum program Indonesia sehat dengan pendekatan
keluarga.
9. Kemenkes RI, 2016c. Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas Dengan
Pendekatan Keluarga. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
10. Departemen Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Klinik. Jakarta.
11. Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas.2018. Penguatan Pelayanan
Kesehatan Dasar Di Puskesmas. Jakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai