PENDAHULUAN
Tekanan Intra Okular (TIO) sebagai faktor risiko utama. 1 Glaukoma dapat
terbanyak setelah katarak diseluruh dunia.3,4 Berdasarkan data WHO pada tahun
glaukoma.4
kronis), glaukoma primer sudut tertutup (sempit / akut), glaukoma sekunder, dan
glaukoma kongenital.5
(TIO) secara mendadak dan sangat tinggi, akibat hambatan mendadak pada
harus diwaspadai, karena dapat terjadi bilateral dan dapat menyebabkan kebutaan
tetapi resiko kebutaan dapat dicegah dengan diagnosis dan penatalaksanaan yang
tepat. Mengingat akibat yang dapat ditimbulkan oleh glaukoma, maka penting
1
1.2 Batasan Masalah
kepustakaan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bagian terluar dari korpus siliar teridiri dari otot siliaris. Otot siliaris membentuk
jaringan triangular karena tersusun dari gabungan tiga serat yang bersilangan,
yaitu bagian terluar adalah serat longitudinal yang memanjang di depan sclera
spur sampai ke trabekula meshwork. Serat sirkuler dan radial membentuk dasar
jaringan triangular dari otot siliaris. Bagian dalam otot siliar, terdiri dari pars
plikata yang memanjang ke bilik mata belakang dan pars plana yang terletak di
histologi, korpus siliar terdiri dari banyak kapiler fenetrasi dan dua lapis epitel
yang berlanjut ke posterior. Dua lapis epitel tersebut terdiri dari lapisan yang
berpigmen merupakan laisan terluar dan lapisan yang tidak berpigmen merupakan
lapisan terdalam. Bagian epitel yang tidak berpigmen menonjol ke bagian bilik
3
Aquos humor diproduksi oleh korpus siliar tersebut akan memasuki bilik
mata belakang, kemudian ke perifer menuju sudut bilik mata depan.8 Sudut bilik
mata depan berperan penting dalam proses drainase aquos humor yang ada
terletak pada pertautan antara kornea perifer dan pangkal iris. Ciri-ciri anatomi
utama sudut ini adalah garis Schwalbe, anyaman trabekula (yang terletak di atas
Gambar 2.31
merupakan tepi membrane Descment dan terdiri dari suatu jaringan atau pinggiran
yang sempit dimana bagian dalam kornea bertemu dengan sklera, dengan jari-jari
dasar yang mengarah ke korpus siliar. Anyaman ini tersusun atas lembar-lembar
berlubang jaringan jaringan kolagen dan elastik, yang membentuk suatu filter
trabekula dapat dibagi kedalam tiga bagian, yakni Uveal, Korneoskleral, dan
4
Bagian uveal berdekatan dengan bilik mata depan dan memanjang dari
pangkal iris, korpus siliar sampai ke garis Schwalbe (perifer kornea). Bagian
korneaskleral terdiri dari lembar trabekulum yang meluas sklera spur sampai ke
merupakan resistensi utama aliran keluar aquos. Bagian ini membentuk bagian
Bagian endotel luar lapisan meshwork juxtacanalicular terdiri dari dinding dalam
dan kanal schlemm, tempat iris dan korpus siliar menempel. Saluran-saluran dari
eferen dari kanal Schlemm berhubungan dengan sistem vena episklera. 8 Bagian
terdalam dari kanal Schlemm terdiri dari vakuola raksasa yang langsung
berhubungan dengan ruang intertrabekula, dan lapisan terluar terdiri dari satu lapis
endotel tanpa pori.1,9 Suatu sistem yang kompleks dari pembuluh darah yang
siliaris anterior dan vena mata superior, akhirnya mengalir ke sinus cavernosus.1
Aquos humor merupakan cairan yang mengisi bilik mata depan (0.25ml)
dan bilik mata belakang (0.06ml).9 Volumenya adalah sekitar 250 µL, dan
5
2. Berperan penting dalam metabolisme dengan memberikan substrat dan
Aquos humor yang normal mengandung air (99.9%), protein, asam amino
(5mg/kg air), oksigen, dan yang lain dalam millimol/kg adalah glukosa (6.0), urea
(7), asam askorbat (0.9), asam laktat (7.4), Na +(144), K+ (4.5), Cl- (10), HCO3-
(34). Komposisi aquos humor serupa dengan plasma kecuali bahwa pada aquos
humor memiliki asam askorbat, piruvat, dan laktat yang lebih tinggi; protein, urea,
Aquos humor diproduksi oleh epitel non pigmen dari korpus siliaris dan
iris menilai sudut pupil. Selanjutnya masuk ke bilik anterior. Akuos humor keluar
dari bilik anterior melalui dua jalur konvensional (jalur trabekula) dan jalur
Gambar 2.41
1. Jalur trabekula (konvensional)
6
Kebanyakan humor aquos keluar dari mata melalui jalur jalinan trabekula-
kanal Schlemm-sistem vena. Jalinan trabekula dapat dibagi kedalam tiga bagian,
katup satu jalan yang membolehkan aquos meninggalkan mata melalui aliran
terbesar pada arah lain yang tidak bergantung pada energi. Aquos bergerak
melewati dan diantara sel endotelial yang membatasi dinding dalam kanal
Schlemm. Dari kanal schlemm aquos ditranspor via 25-35 kanal kolektor menuju
vena episklera.1,9
Gambar 2.510
2. Jalur Uveoskleral
Pada mata normal setiap aliran non-trabekular disebut dengan aliran uveoskleral.
Mekanisme yang beragam terlibat, didahului lewatnya akueus dari camera oculi
anterior kedalam otot siliaris dan kemudian kedalam ruang suprasiliar dan
suprakoroid. Cairan kemudian keluar dari mata melalui sklera yang utuh ataupun
tidak bergantung pada tekanan. Aliran uveoskleral dapat meningkat oleh agen
7
sikloplegik, adrenergik, dan prostaglandin analog dan beberapa bentuk
1. Faktor lokal
2. Faktor umum
a. Herediter
b. Usia
8
c. Variasi diurnal
d. Variasi postural
e. Tekanan darah
f. Obat-obatan
2.4 Glaukoma
2.4.1 Definisi
akibat tertutupnya anyaman trabekular oleh pangkal iris yang terjadi secara tiba-
tiba. Hal ini menyumbat aliran aqueous humor sehingga tekanan intraokular
2.4.2 Epidemiologi
masalah sosial, ekonomi dan psikologi bukan hanya bagi penderita melainkan
juga bagi masyarakat dan negara. Prevalensi kebutaan di Indonesia masih sangat
kelainan refraksi (0,14%) dan beberpa penyakit yang berhubungan dengan lanjut
9
usia (0,38%). Berdasarkan perkiraan WHO, tahun 2000 ada sebanyak 45 juta
orang didunia yang mengalami kebutaan. Sepertiga dari jumlah itu berada di Asia
penduduk atau setara dengan 3 juta orang. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibanding
Sebagian besar glaukoma adalah glaukoma primer. Orang keturunan Asia lebih
sering menderita glaukoma sudut tertutup, sedangkan orang keturunan Afrika dan
Eropa lebih sering menderita glaukoma sudut terbuka. Faktor risiko utama adalah
meningkatnya usia dan faktor keturunan. Faktor risiko lain antara lain adalah
disebabkan oleh bertambahnya produksi aqueous humor oleh badan siliar ataupun
celah pupil.
10
tekanan intraokular, akan tetapi hal ini lebih sering disebabkan oleh hambatan
optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke saraf
optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami
kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata. Yang
pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang
sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.
Beberapa faktor resiko yang dapat mengarah pada glaukoma akut adalah :
1. Ras
2. Gender
7. Hipertensi
2.4.4 Patofisiologi
Schlemm
11
Paling sering peningkatan TIO dikarenakan meningkatnya resistensi
glaukoma akut.13
kemudian berdifusi melalui pupil ke dalam ruang anterior. Dari ruang anterior ini
cairan terdrainase ke dalam sistem vaskuler melalui anyaman trabekular dan kanal
tersebut ialah ruang anterior yang sempit, badan siliaris yang tipis, iris yang tipis,
lensa yang menebal di bagian anterior dan panjang aksial mata yang lebih pendek
dari normal. Dari semuanya ruang (sudut) anterior yang sempit jadi penyebab
paling sering. 13
Pada individu dengan glakoma akut, respon dilatasi normal pada manusia
terhadap rangsangan lingkungan atau zat-zat kimia dapat menyebabkan posisi iris-
lensa patologis. Kontak antara lensa dan iris disebut blok pupil (pupillary
block). Blok pupil merupakan keadaan dimana permukaan paling depan lensa
berada lebih ke depan dari pinggiran iris. Hasilnya, aliran aqueous humor dari
ruang posterior ke ruang anterior terhambat atau terblok total. Hal ini
terutama bagian perifer jadi menekuk ke arah depan yang dinamakan iris bombe.
Lebih jauh, iris bombe menutup sudut ruang anterior yang sempit dan
12
intraokular. Tekanan bola mata ini gunanya untuk membentuk bola mata. Jika
tekanan intraokular normal, maka bola mata itu terbentuk dengan baik, sedangkan
jika tekanan intraokular terlalu tinggi, maka bola mata itu menjadi keras.
Akibatnya, akan menekan saraf mata ke belakang dan menekan saraf papil N II
dan serabut-serabut saraf N II. Saraf-saraf yang tertekan itu dan yang menekan
penderita glaukoma akut, yaitu peningkatan tonus simpatis. Otot dilator pupil juga
ditemukan lebih berkembang dan lebih kuat. Jika tonus simpatis okuler meningkat
seperti pada keadaan stres emosional, ruang dengan pencahayaan rendah, atau
ini dapat memicu sudut ruang anterior tertutup, sehingga mengganggu aliran
aqueous humor. 13
berair, kornea suram karena edema, bilik mata depan dangkal, dan pupil lebar dan
tidak bereaksi terhadap sinar, diskus optikus terlihat merah dan bengkak. Tekanan
intraokular meningkat hingga terjadi kerusakan iskemik pada iris yang disertai
edema kornea, dibuktikan dengan tonometri Schiotz ataupun teknik palpasi (tidak
dianjurkan karena terlalu subjektif), melihat halo (pelangi di sekitar objek), nyeri
berkaitan dengan nyeri kepala ipsilateral yang dirasakan kemudian. Gejala dipicu
13
oleh lampu yang redup atau obat-obatan seperti antikolinergik, dan
simpatomimetik.6
2.4.6 Diagnosis
cahaya di pinggir objek yang sedang dilihat (halo), sakit kepala, sakit bola mata,
menurun, mata merah, tekanan intra okular meningkat, kornea oedem, COA
dangkal, iris oedem dan berwarna abu abu, pupil sedikit melebar dan tidak
bereaksi terhadap sinar, serta diskus optikus terlihat merah dan bengkak. Selain
intra okular, melihat sudut COA, menilai CDR, pemeriksaan lapang pandang,
1. Tonometri
intra okuler. Rentang tekanan intra okuler normal adalah 10-21 mmHg. Pada
usia lanjut, rerata tekanan okulernya lebih tinggi sehingga batasnya menjadi
14
2. Pemeriksaan Lapangan Pandang
a. Uji Konfrontasi
pandangan pasien.
Nilai : Jika benda yang dilihat pemeriksa sama dengan pasien berarti
b. Perimetri Goldman
pandangan.
Nilai :
saraf.
karena makin cepat pasien sukar melihat sehinggga akan memberikan reaksi yang
15
Gambar 2.7 Pemeriksaan perimetri Goldman
3. Funduskopi
Nilai : Pada papil saraf optik dapat terlihat apakah ada papil edema,
glaukoma dan atrofi saraf optik. Pada retina dapat dinilai kelainan
tergaung.
16
- kelainan serabut retina, serat yang pucat atau atropi akan berwarna
hijau.
Sebuah lensa cembung dipegang beberapa inchi dari mata pasien dengan
arah yang tepat sehingga serentak memfokuskan cahaya pada retina. Alat ini
17
4. Gonioskopi
Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan
diperlukan untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan. Gonioskopi
dapat membedakan sudut terbuka dan sudut tertutup. Begitu pula dapat diperiksa
apakah ada perlengketan iris di bagian perifer dan kelainan lainnya. Dengan cara
suatu sudut bilik mata depan, yaitu dengan menyinari bilik mata depan dari
samping dengan sentolop. Iris yang datar akan disinari secara merata. Ini berarti
sudut bilik mata depan terbuka. Apabila iris disinari sebagian, yaitu terang di
Nilai:
18
Derajat 2, bila sebagian kanal Schlem terlihat
2.4.8 Tatalaksana8
Medikamentosa:
Sediaan Dosis
Penghambat β-Adrenergik
Betaxolol Larutan 0,5%, suspense 1 tetes 2x sehari
0,25%
Levobunolol Larutan 0,25% dan 0,5% 1 tetes 2x sehari
Metilpranolol Larutan 0,3% 1 tetes 2x sehari
Timolol Larutan 0,25% dan 0,5% Sekali 1 tetes tiap
pagi
- Betaxolol hidroklorida
- Levobunolol HCl
19
Efek samping : Mata kering sementara dan blefarokonjungtivitis
alergi.
- Metilpranolol
glaukoma sudut terbuka dibatasi pada pasien yang alergi terhadap zat
- Timolol maleat
b. Agonis adrenergic α 2
- Apraclonidine
(Larutan 0,5% tiga kali sehari dan 1% sebelum dan sesudah terapi
laser).
20
sebagai terapi jangka pendek pada kasus-kasus yang sukar
ditemukan.
dengan TIO yang sangat tinggi dan perlu segera dikontrol. Obat-obat
sehari.
a. Analog prostaglandin
uveosklera.
21
iris permanen (terutama iris hijau-coklat dan kuning-
predisposisi.
otot siliaris.
serius.
- Pilocarpine
22
- Carbachol 0,75-3% adalah obat kolinergik alternatif.
c. Obat adrenergik
akuos humor.
alergi.
- Dipivefrin
Obat-obat hiperosmotik
23
maligna yang menyebabkan pergeseran lensa
sekunder).
larutan 50% air dingin dicampur dengan jus lemon (suasana asam),
adalah obat yang paling sering digunakan, tetapi harus hati-hati bila
- Isosorbid (Ismotik)
Tersedia dalam larutan 45%, dosis 1,5 gr/kg berat badan per oral.
- Mannitol (Osmitrol)
kardiovaskuler dan edema paru lebih sering pada obat ini karena
- Urea (Ureaphil)
Tersedia dalam larutan 30% lyophilized urea dalam gula invert. Dosis
24
pada tempat suntikan dapat menimbulkan reaksi lokal, yang berkisar
sudut tertutup akut primer dan pendesakan sudut pada iris plateau. Dilatasi
pupil penting dalam pengobatan penutupan sudut akibat iris bombe karena
sinekia posterior.
I. Non Medikamentosa
Glaukoma bukan merupakan penyakit yang dapat diobati dengan operasi saja.
Pada umumnya operasi ditangguhkan selama mungkin dan baru dilakukan bila
1. Laser trabekuloplasti
energi laser yang dijatuhkan pada anyaman trabekula pada titik yang
25
berbeda, biasanya salah satu dari pinggir anyaman trabekula (1800). Ada
efektif pada pasien dengan glaukoma sudut terbuka, LTP juga efektif pada
terlalu memberikan respon yang baik. LTP juga tidak efektif untuk
pasien.
2. Trabekulektomi
mengalirkan cairan melalui saluran yang ada dan sering dilakukan pada
26
tekanan intra okuler optimal tetap dipertahankan (tidak terlalu tinggi dan
konjungtiva.
2.4.9 Komplikasi
Kebutaan
Pemberian obat asetazolamid memberikan efek samping hilangnya kalium
27
Apabila terapi ditunda, iris perifer dapat melekat ke anyaman trabekular
2.4.10 Prognosis
ditangani dalam 24 48 jam. Jika tekanan intra okular tetap terkontrol setelah
BAB III
KESIMPULAN
28
Glaukoma merupakan suatu kumpulan penyakit dengan tanda umum
akut primer terjadi akibat tertutupnya anyaman trabekular oleh pangkal iris
yang terjadi secara tiba-tiba. Hal ini menyumbat aliran aqueous humor
hebat, kemerahan dan penglihatan kabur. Stadium akhir dari glaukoma adalah
kebutaan.
Beberapa faktor resiko yang dapat mengarah pada glaukoma akut yaitu
miopia atau hipermetropia, pasca bedah dengan hifema atau infeksi, dan
hipertensi.
29
Tajam penglihatan kurang (kabur mendadak), mata merah, bengkak,
mata berair, kornea suram karena edema, bilik mata depan dangkal, dan pupil
lebar dan tidak bereaksi terhadap sinar, diskus optikus terlihat merah dan
pada iris yang disertai edema kornea, dibuktikan dengan tonometri Schiotz
ataupun teknik palpasi (tidak dianjurkan karena terlalu subjektif), melihat halo
menurun, mata merah, tekanan intra okular meningkat, kornea oedem, COA
dangkal, iris oedem dan berwarna abu abu, pupil sedikit melebar dan tidak
bereaksi terhadap sinar, serta diskus optikus terlihat merah dan bengkak.
DAFTAR PUSTAKA
30
1. American Academy of Opthalmology. Section 10: Glaucoma. 2014-2015. pp
3-4, 8, 13-20
2. Blanco AA, Costa VP, Wilson RP. Handbook of glaucoma. United Kingdom:
Therapy of the Glaucomas. 8th ed.St Louis Mosby Elsevier: China. 2009. pp 1,7
Glaucoma in Basic and Clinical Science Course, section 10, 2005-2006, page
122-126.
7. Morrison JC, Pollack IP. Glaucoma Science and Practice. NewYork : Thieme.
2003. pp 24, 28
8. Eva PR, Whitcher. Glaukoma. Dalam Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum.
11. Ilyas, sidarta.et al. 2003. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. FKUI. Edisi ketiga.
31
12. Burnside-Mcglynn, Penyakit Nyeri Mata. Dalam : Adams Diagnosis Fisik,
13. Wijaya, Nana. Glaukoma. dalam : Ilmu Penyakit Mata, ed. Wijaya Nana,
32