PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
pelahiran Caesar. Selama banyak decade, uterus dengan parut diyakini sebagian
uterus.
terkenal, dan saat ini tampak berlebihan, yaitu “sekali Caesar, selalu Caesar”.
Mengingat hal tersebut bahwa ketika pernyataan ini dibuat, hampir semuanya
menggunakan insisi uterus vertical klasik. Bahkan, beberapa rekan pada masa itu
rupture uterus terjadi sedikitnya 4 persen dari riwayat insisi klasik, hanya sekitar
0,5 persen dari insisi transversal yang mengalami rupture. Sementara dilakukan
pengawasan secara seksama, pada awal tahun 1950-an dengan insisi transversal
1
pelahiran Caesar. Bahkan dengan pelahiran Caesar berulang menjadi norma yang
ditetapkan, Hellman dan Pritchard (1971) menulis dalam William obstetric edisi
setelah riwayat seksio Caesar tanpa kesulitan sebesar 30-40 persen.” Pada tahun
Pada kasus yang memiliki panggul normal dalam indikasi seksio Caesar
tidak bersifat permanen, trial of labor mempunyai tempat khusus dan hasilnya
makin banyak dilaporkan persalinan per vaginam setelah persalinan seksio Caesar
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1) Pengertian VBAC
pada ibu dengan riwayat persalinan Caesar. Syarat dilakukan VBAC adalah
satu kali riwayat persalinan caesar transversal rendah, pelvis adekuat, tidak
2) Indikasi VBAC
3
American Collage of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) pada
lewat vagina bisa terlaksana tetapi kelahiran lewat seksio sesarea lebih aman
dari keduanya. Faktor medis yang menjadi indikasi absolut antara lain
karena faktor ibu dan faktor bayi. Diantaranya adalah kesempitan panggul
yang sangat berat, pecahnya rahim, perdarahan, letak bayi dengan presentasi
bokong, serta persalinan lama. Faktor janin yang menjadi indikasi absolut
adalah kasus gawat janin kala I, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim,
dan lilitan tali pusat. Sedangkan, indikasi relatif dilakukan pada ibu dengan
preeklampsia/eklampsia.5
3) Kontraindikasi VBAC
4
Kontraindikasi dilakukan persalinan pervaginam secara umum
Kehamilan ganda.4,6
ke fundus seperti pada insisi klasik. Hal ini penting pada beberapa wanita,
parut klasik akan ruptur sebelum awitan persalinan, dan rupture dapat
terjadi beberapa minggu sebelum aterm. Dalam tinjauan pada 157 wanita
dapat menjadi kandidat VBAC. Hal ini berlawanan dengan riwayat insisi
5
uterus klasik atau berbentuk T, yang merupakan kontraindikasi untuk
menjalani persalinan.1
Saat ini, indikasi untuk melakukan insisi vertical primer sangat sedikit,
dan dalam keadaan itu contohnya, janin sungsang kurang bulan dengan
segmen bawah yang belum matang insisi “vertikal rendah” hampir selalu
atas sebelum resiko menjadi insisi klasik sejati. Perluasannya yang pasti
berikutnya pada wanita dengan riwayat pelahiran Caesar saat <34 minggu.1
6
Wanita yang sebelumnya mengalami ruptur uterus memiliki resiko
Wanita dengan riwayat rupture uterus atau insisi klasik atau bentuk T
dipastikan, dan lebih baik sebelum awitan persalinan. Mereka juga harus
Insisi uterus transversal rendah dapat dijahit satu atau dua lapis. Apakah
resiko terjadinya rupture uterus lanjut dipengaruhi oleh hal tersebut masih
belum jelas. Chapman (1997) dan Tucker (1993) menemukan tidak ada
keterkaitan antara penutupan satu atau dua lapis dan resiko terjadinya
4. Interval Antarpelahiran
7
Penelitan pencitraan Magnetic resonance pada penyembuhan
dan ruptur uterus pada 2.409 wanita yang mimiliki riwayat pelahiran
Caesar satu kali. Ruptur uterus terjadi pada 29 wanita-1,4 persen. Interval
angka kejadian ruptur 0,6 persen setelah satu kali pelahiran Caesar dan 1,8
persen pada wanita dengan dua kali riwayat pelahiran Caesar. Macones
dua kali lipat pada wanita yang menjalani percobaan persalinan setelah dua
kali riwayat pelahiran Caesar 1,8 persen dibandingkan dengan wanita yang
memiliki riwayat satu kali 0,9 persen, dan sebalikanya analisis data MFMU
kejadian rupture uterus pada 975 wanita dengan riwayat pelahiran Caesar
8
multiple sebanyak 0,9 persen dibandingkan dengan 16.915 wanita dengan
pelahiran per vagina juga menurunkan resiko terjadinya rupture uterus dan
dengan dua kali riwayat pelahiran Caesar transversal rendah tetapi memiliki
2004). Dalam serangkaian laporan oleh Wing dan Paul (1999), 91 persen
penting, hanya 38 persen yang dilahirkan per vagina jika janin lahir pada
9
percobaan persalinan memiliki berat badan lahir melebihi 500 g dari berat
pelahiran per vagina setelah riwayat Caesar. Pada lebih dari 1.900 wanita,
8. Ukuran janin
resiko rupture uterus pada VBAC. Peningkatan berat janin- 1,0 persen
untuk berat <4000 g, 1,6 persen untuk berat >4000 g, dan 2,4 persen untuk
berat >4.250 g. Elkousy (2003) juga melaporkan bahwa pada wanita yang
rupturnya uterus menjadi dua kali lipat jika berat lahir >4000 g. yang
memiliki angka kejadian ruptur uterus yang lebih rendah dengan angka
keberhasilan pelahiran per vagina yang sama atau lebih tinggi dari kondisi
lain.1
9. Kehamilan multifetal
ruptur uterus pada VBAC. Ford (2006) menganalisis hasil akhir 1.850
10
10. Obesitas maternal
massa tubuh (IMT) normal, 78 persen pada IMT antara 25 dan 30, 70
persen pada IMT antara 30 dan 49, dan 61 persen pada IMT 40 atau lebih.
angka mortalitas maternal tidak berbeda secara bermakna antara wanita yang
elektif adalah 5,6 per 100.000 dibandingkan dengan 1,6 per 100.000 untuk
analisis oleh Mozurkewich dan Hutton (2000), sekitar separuh dari wanita
11
dibandingkan dengan menjalani pelahiran Caesar berulang. Sebaliknya. Dalam
memantau bahwa resiko transfusi dan infeksi lebih besar secara bermakna
berhasil, resiko komplikasi-komplikasi utama ini lima kali lipat lebih besar
pada wanita yang gagal dalam usaha pelahiran per vagina. El-Sayed (2007)
menemukan angka korioamnionitis lima kali lipat lebih besar dan angka
perdarahan dua kali lipat lebih besar pada wanita dengan percobaan persalinan
persen.1
terbesar dan paling komprehensif yang dirancang untuk menguji resiko akibat
pada 19 pusat medic akademik ini, prognosis dari hampir 18.000 wanita yang
12
menjalani percobaan persalinan dibandingkan dengan lebih 15.000 wanita
Caesar elektif. Hal ini yang perlu diperhatikan adalah angka lahir mati dan
percobaan persalinan.1
Caesar. Resiko kematian perinatal akibat pelahiran adalah 1,3 per 1.000 di
antara 15.515 wanita yang menjalani VBAC. Meskipun resiko absolutnya juga
kecil, anga ini 11 kali lebih besar dibandingkan resiko kematian perinatal pada
kateter intrauterine)
13
Tidak ada keterangan untuk mendukung menggunaan cunam profilaksis
8) Induksi VBAC
persalinan. 1
Oksitosin
dengan peningkatan angka kejadian ruptur uterus pada wanita yang menjalani
(2004) rupture uterus lebih sering terjadi pada wanita yang diinduksi
spontan 0,4 persen. Di antara wanita dalam percobaan ini yang tidak pernah
melahirkan per vagina, resiko ruptur uterus yang disebabkan oleh induksi
oksitosin adalah 1,8 persen peningkatan resiko empat kali lipat dibandingkan
ruptur uterus empat kali lipat lebih tinggi daripada wanita yang tidak diberi
14
atau pola penggunaan oksitosin yang mengakibatkan ruptur uterus
sebenarnya tidak cukup untuk membuat protocol induksi yang lebih aman.1
Prostaglandin
serviks atau induksi persalinan masih belum jelas. Namun, penelitian yang
Ravasia (2000) membandingkan rupture uterus pada 172 wanita yang diberi
kejadian ruptur uterus lebih tinggi secara bermakna pada wanita yang diberi
gel prostaglandin E 2,9 persen dibandingkan dengan 0,9 persen pada wanita
VBAC. Namun harus diperhatikan bahwa penelitian lanjut yang di ulang pada
kombinasi dengan oksitosin. Tetapi tidak terjadi ruptur dalam subgroup 227
15
intravaginal saja, kecuali misoprostol, tidak menyebabkam peningkatan resiko
ruptur uterus.1
rendah.1
9) Skoring VBAC
Ada beberapa sistem penilaian yang untuk menilai parameter dari skor ini
telah diterima secara universal. Sistem penilaian FLAMM adalah salah satu
No Karakteristik Skor
1 Usia < 40 tahun 2
2 Riwayat persalinan pervaginal
-sebelum dan sesudah seksio sesarea 4
-persalinan pervaginal sesudah seksio sesarea 2
-persalinan pervaginal sebelum seksio sesara 1
-tidak ada 0
3 Alasan lain seksio sesarea terdahulu 1
16
Dari hasil penelitian Flamm terhadap skor maka diperoleh hasil seperti tabel
dibawah ini :
Faktor Skor
Usia Ibu <40 1
>40 0
Riwayat persalinan pervaginam Sebelum dan sesudah SC 4
Sesudah SC 2
Sebelum SC 1
Tidak 0
Berat panggul/skor kelahiran 10 4
9 2
17
8 1
Tidak lebih dari 7 0
lapisan dinding uterus terpisah, atau inkomplet bila otot uterus terpisah tetapi
dehisensi uterus. Seperti telah diketahui, angka morbiditas dan mortalitas lebih
tinggi jika rupturnya komplet. Faktor resiko terbesar untuk terjadinya rupture
Sebelum terjadi syok hipovolemik, gejala dan temuan klinis pada wanita
yang mengalami ruptur uterus dapat terlihat aneh, kecuali bila kemungkinan
18
ke dada mengarahkan pada diagnosis emboli paru atau emboli cairan amnion,
bukan ruptur uterus. Tanda ruptur uterus yang paling sering adalah pola
denyut jantung janin yang tidak teratur dengan deselarasi denyut jantung
sebagian besar wanita,terdapat sedikit rasa nyeri atau nyeri tekan. Selain itu,
karena sebagian besar wanita diterapi dengan analgesia epidural atau narkotika
untuk mengatasi rasa tidak nyaman, rasa nyeri mungkin tidak terlalu nyata.1
dapat dideteksi dengan pemeriksaan panggul. Jika sebagian atau seluruh tubuh
janin keluar dari uterus yang rupture, maka palpasi abdomen atau pemeriksaan
disebelah janin.1
hipoksia akibat pemisahan plasenta dan hipovolemia pada ibu todak dapat
dihindari lagi. jika rupture diikuti dengan pemisahan plasenta total segera,
maka sangat sedikit janin intak yang dapat di selamatkan. Histerektomi dapat
19
MFMU Network meninjau isu mengenai peningkatan morbiditas dalam
suatu kohort 30.132 wanita yang pernah menjalani satu hingga enam pelahiran
Caesar berulang. Beberapa komplikasi yang lebih serius atau sering terjadi.
Selain itu, cedera pada usus dan kandung kemih, masuk ke unit perawatan
intensif atau terapi ventilator, waktu operasi dan rawat inap, serta mortalitas
kemih atau struktur lain yang berdekatan. Reseksi yang sulit akan
Banyak ayat-ayat Al Qur'an dan hadits yang berkaitan tentang kesehatan. Ini
akan kesehatan terutama ketika pertemuan antara dokter dan pasien muslim.
Dalam agama Islam, kehamilan merupakan salah satu bentuk kebesaran Allah
dan bukti bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Hal ini tercermin dalam
20
“dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpaldarah itu kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami
bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.Kemudian, sesudah
Selain dalam surat al mukminun di atas, dalam ayat lain di al Quran juga
disebutkan tentang proses penciptaan manusia, yaitu dalam surat al Mu’min ayat
67,
ْ ُب ثُ َّم ِم ْن ن
طفَ ٍة ثُ َّم ِم ْن َعلَقَ ٍة ثُ َّم ي ُْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْفاًل ثُ َّم لِتَ ْبلُ ُغوا أَ ُش َّد ُك ْم ثُ َّم ٍ ه َُو الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن تُ َرا
َلِتَ ُكونُوا{ ُشيُو ًخا َو ِم ْن ُك ْم َم ْن يُتَ َوفَّ ٰ{ى ِم ْن قَ ْب ُل َولِتَ ْبلُ ُغوا{ أَ َجاًل ُم َس ّمًى َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْعقِلُون
21
“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah
itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkan-Nya kamu sebagai seorang anak,
kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa),
kemudian (dibiarkan hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan
sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang
Dari dua ayat di atas saja, kita telah bisa memahami bahwa kehamilan
yang terjadi sebagai salah satu proses penciptaan manusia merupakan bentuk
dan melahirkan bayi. Tidak berhenti di situ, Allah juga telah mengatur sedemikian
rupa proses kehamilan hingga terbentuk bayi yang sempurna dan siap dilahirkan
ke dunia11
22
BAB III
KESIMPULAN
pada ibu dengan riwayat persalinan Caesar. Syarat dilakukan VBAC adalah
satu kali riwayat persalinan caesar transversal rendah, pelvis adekuat, tidak
Untuk dapat melakukan ”trial of labor” pada bekas seksio sesarea, harus
kehamilan dengan kelainan letak, ketuban pecah dini, kepala tinggi, dan
RUI
labor”
menit
5. Fetal distress dan nyeri bagian bawah merupakan indikasi penting untuk
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL,dkk. Obstetri Williams Ed. 23,
Vol. 1. Pendit BU, Setia R, editor. EGC: Jakarta, 2009. Hal 590- 600.
2. Manuaba Gde IB. Penuntun Kepanitraan Klinik Obstetri & Ginekologi
Ed. 2. EGC: Jakarta, 2000. Hal 123-4.
3. Yuniartika D, Hadisubroto Y, Rachmania S. Keberhasilan Vaginal Birth
After Caesarean-section (VBAC) Berdasarkan Riwayat Persalinan Di
RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian
Mahasiswa. 2016.
4. Manuaba Ida BG. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB cetakan I. Sari LA, editor. EGC: 2001. Hal 206
5. Surya Gede NH, Budiana NG. Karakteristik Persalinan Spontan
Pervaginam Pada Kehamilan Dengan Bekas Seksio Sesarea di RSUP
Sanglah Denpasar Periode Januari 2014-Desember 2014. E-Jurnal Medika,
Vol.8 No.2. Februari 2019. Hal 2.
6. Prawirohardjo Sarwono. Ilmu Kebidanan Ed. 4, Cetakan ketiga. Saifuddin
AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH, editor. PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: Jakarta, 2010. Hal 618.
7. Rayburn WF, Carey C. Obstetri & ginekologi cetakan I. Chalik TMA,
Saputra Virgi, editor. Penerbit Widya Medika: Jakarta, 2001. Hal 177.
8. Patel RM, Kansara V, Anand N. Impact of FLAMM scoring on cesarean
section rate in previous one lower segment cesarean section patient.
International journal of reproduction, contraception, obstetrics and
gynecology Vol. 5. India: November. 2016. P 3821.
9. Xing YP, Qi XY, Yang FZ. Devolepment of modified score system as
prediction model for successful vaginal birth after cesarean delivery. Clin
Transi Sci. China: 2019. P 55-6.
24
10. Ting H, Wu Chia. Vaginal Birth After Cesarean Section- The world Trend
and Local Experience in Taiwan. Taiwanese Journal of Obstetrics&
gynecology. Taiwan: 2017. P 42
11. Juabdin S, Manusia dalam perspektif agama islam, al-Tadzkiyyah jurnal
pendidikan islam Vol. 7, Mei 2016.
25