Anda di halaman 1dari 9

IJCETS 4 (2) (2016): 49-57

Indonesian Journal of Curriculum


and Educational Technology Studies
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jktp

Meningkatkan Hasil Belajar Berbasis E-learning Elgg


pada Model Project Based Learning
Apri Yudha Dwiantoro,1, Rafika B. Kusumandari1
1
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia

DOI: http://dx.doi.org/10.15294/ijcets.v3i1.8675

Article History Abstrak


Received : July 2016 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pengembangan Pemb-
Accepted : September 2016 elajaran PBL menggunakan E-Learning ELGG, menghasilkan produk E-
Published : November 2016 Learning ELGG, dan mengetahui efektivitas pembelajaran dengan menggu-
nakan E-Learning ELGG pada siswa kelas X MIA3 mata pelajaran Prakarya
Keywords dan Kewirausahaan, SMA Kesatrian 1 Semarang.Penelitian ini menggunakan
metode Research and Development (R&D) dengan menggunakan lima tahap
E -Learning Elgg , Im- proses pengembangan E-Learning ELGG pada mata pelajaran Prakarya dan
prove Learning Out- Kewirausahaan. Subjek penelitian adalah siswa kelas X MIA3 pada mata pelaja-
comes At PBL Model ran Prakarya dan Kewirausahaan, SMA Kesatrian 1 Semarang. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa yang menggunakan E-Learning
ELGG (Sistem Kerja Baru) yaitu 91,7%, pada pembelajaran konvensional (Sis-
tem Kerja Lama) yaitu 74%.Prosedur pengembangan E-Learning ELGG ter-
diri dari lima tahap, yang mengacu pada penelitian dan pengembangan oleh
Borg dan Gall, yaitu pra pengembangan model, pengembangan model, evalu-
asi model, penerapan model dan revisi. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan E-Learning ELGG
efektif siswa kelas X MIA3 mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, SMA
Kesatrian 1 Semarang.

Abstract
This study aims to determine the development of the procedure using the PBL
Learning E-Learning Elgg, produce E-Learning Elgg, and examine the effecti-
veness of learning by using E-Learning Elgg in class X MIA3 craft and Entrep-
reneurship subjects, SMA Kesatrian 1 Semarang. This study uses a Research
and Development (R & D) by using a five-stage process of development of E-
Learning Elgg on subjects craft and Entrepreneurship. The subjects were stu-
dents of class X MIA3 on subjects craft and Entrepreneurship, SMA Kesatrian
1 Semarang. The results showed that the average value of students who use
the E-Learning Elgg (New Work System), ie 91.7%, in the conventional learning
(Old Work System), namely 74%. E-Learning procedure Elgg development con-
sists of five stages, which draws on research and development by the Borg and
Gall, namely pre model development, model development, model evaluation,
implementation and revision of the model. Based on the results of this study
concluded that learning by using E-Learning effective Elgg class X MIA3 craft
and Entrepreneurship subjects, SMA Kesatrian 1 Semarang


Corresponding author : © 2016 Universitas Negeri Semarang
Adress: Gedung A3 Lt.1 Fakultas Ilmu Pendidikan p-ISSN 2252-6447
Universitas Negeri Semarang, Sekaran Gunungpati, 50229E- e-ISSN 2527-4597
mail: tp11091.apri@gmail.com
Apri Yudha Dwiantoro et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
4 (2) (2016): 49-57

PENDAHULUAN membawa pengaruh terjadinya proses transfor-


masi pendidikan konvensional ke dalam bentuk
Belajar merupakan salah satu faktor yang
digital, baik secara isi (contents) dan sistemnya.
mempengaruhi dan berperan penting dalam
Saat ini konsep E-Learning sudah banyak diteri-
pembentukan pribadi dan perilaku individu. Be-
ma oleh masyarakat dunia terutama di Indone-
lajar merupakan proses dimana suatu organisme
sia, terbukti dengan Implementasi E-Learning di
mengubah perilakunya karena hasil belajar dan
lembaga pendidikan (Eko,Widoyoko,2012:2).
pengalaman yang dibimbing oleh seorang guru.
Dari beberapa pendapat diatas dapat dita-
Guru mempunyai peranan amat penting
rik kesimpulan bahwa media pembelajaran ada-
dalam proses belajar siswa. Sehingga hampir se-
lah segala sesuatu yang dipergunakan untuk
mua usaha pembaharuan dibidang pendidikan
menyalurkan pesan serta dapat merangsang
seperti pembaharuan kurikulum dan penera-
pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa
pan metode mengajar pada akhirnya tergantung
sehingga dapat mendorong terjadinya proses
pada guru. Tanpa guru menguasai bahan pela-
belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali.
jaran dan strategi belajar mengajar yang dapat
mendorong siswa untuk mencapai prestasi yang Berdasarkan pada masalah yang terja-
tinggi, maka segala upayauntuk meningkatkan di di SMA Kesatrian 1 Semarang pada kelas X
kualitas pendidikan tidak akan mencapai hasil MIA3 mata pelajaran Prakarya dan Kewiraus-
maksimal (Muna, 2011:1). ahaan, peneliti mengembangkan sebuah media
pembelajaran interaktif dalam hal ini peneli-
Pembelajaran yang ideal adalah pembe-
ti mengajukan E-Learning Elgg sebagai media
lajaran yang berorientasi pada siswa (student
pembelajaran dengan tujuan penelitian yaitu (1)
centered), siswa akan berusaha mengkonstruksi
Mengetahui prosedur pengembangan E-Lear-
sendiri pengetahuannya dan terlibat aktif da-
ning Elgg, (2) Mengetahui efektivitas pembela-
lam mencari informasi (Permendiknas No. 22,
jaran yang menggunakan E-Learning Elgg pada
Th. 2006). Seperti yang dijelaskan dalam mo-
siswa kelas X MIA3mata pelajaran Prakarya dan
del pembelajaran Project Based Learning(PBL)
Kewirausahaan, SMA Kesatrian 1 Semarang.
adalah sebuah pembelajaran inovatif yang me-
nekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-
METODE
kegiatan yang kompleks sehingga menjadikan
siswa melakukan investigasi untuk memaha- Penelitian ini merupakan penelitian dan
minya, menekankan pembelajaran dengan ak- pengembangan (Research and Development)
tivitas yang mendukung, tugas yang diberikan media pembelajaran, berupa SMA Kesatrian
pada siswa bersifat multidisiplin, berorientasi 1 Semarang untuk pembelajaran kelas X MIA3
pada produk (artifak). mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan
yang bersifat lebih responsif atau reaktif bukan
Melalui proses belajar, terjadi komunika-
proaktif. Merupakan pengembangan dari mo-
si, tranfer pengetahuan dan nilai. Dengan demi-
del bahan ajar dalam bentuk lain, yang sifatnya
kian kunci utama sikap terletak pada proses kog-
melengkapi bahan ajar yang sudah ada. Jadi bu-
nisi dalam belajar siswa. Penerapan PBL dalam
kanlah menciptakan media belajar yang benar-
pembelajaran ini merupakan upaya pembinaan
benar baru, akan tetapi mengembangkan media
kesadaran terhadap manfaat pengetahuan.Me-
belajar menjadi sebuah aplikasi yang lebih leng-
lalui strategi pembelajaran PBL siswa mentrans-
kap.Menurut Sukmadinata (2013: 164) Penelitian
ver pengetahuan secara mandiri sehingga dari
dan Pengembangan adalah sebuah strategi atau
kegiatan tersebut siswa merasa peduli terhadap
metode penelitian yang cukup ampuh untuk
lingkungan yang pada akhirnya dapat memben-
memperbaiki praktik.
tuk sikap dan perilaku positif terhadap lingkun-
gan (Mahanal, 2009 : 3). Dalam penelitian ini, peneliti menggu-
nakan 5 (lima) langkah pengembangan yang
Informasi saat ini sudah menjadi bagian
mengacu pada langkah-langkah penelitian dan
yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.
pengembangan yang dikembangkan oleh Borg
Termasuk di dalam dunia pendidikan, adanya
dan Gall (Sukmadinata, 2013: 169), yaitu (1) pen-
perkembangan teknologi dapat memberikan in-
elitian dan pengumpulan data, (2) perencanaan,
formasi yang tepat dan akurat kepada khalayak
(3) pengembangan draf produk, (4) uji coba la-
umum, kebutuhan akan suatu konsep dan me-
pangan awal, (5) merevisi hasil uji coba, (6) uji
kanisme belajar mengajar berbasis TI.Konsep ini
coba lapangan, (7) penyempurnaan produk hasil
kemudian dikenal dengan sebutan E-Learning
uji coba lapangan, (8) uji pelaksanaan lapangan,

50
Apri Yudha Dwiantoro et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
4 (2) (2016): 49-57

(9) penyempurnaan produk akhir, dan (10)dise- gELGG) diuji dengan uji t satu sampel, yaitu un-
minasi dan implementasi. Berdasarkan uraian tuk menguji hipotesis sebagai berikut :
tersebut, peneliti mengambil langkah-langkah Ho : Ditolak (rata-rata pemberian sistem
pengembangan dengan memodifikasi dan me- baru di SMA Kesatrian 1 Semarang serendah-
nyelaraskan berdasarkan tujuan dan kondisi rendahnya 75).
penelitian yang sebenarnya, yaitu (1) pra pen- Ha : Diterima (rata-rata pemberian infor-
gembangan model, (2) pengembangan model, masi di SMA Kesatrian 1 Semarang lebih rendah
(3) uji coba model, (4) penerapan model, dan (5) dari 75).
revisi model. Atau dapat di jelaskan dengan singkat se-
bagai berikut :
Penelitian ini dilaksanakan diSMA Kes-
Ho ≥ 75
atrian 1 Semarang pada kelas X MIA3 mata pe-
Ha < 75
lajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Sesuai
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus t-tes
dengan tujuan penelitian maka yang menjadi satu sampel, sebagai berikut:
sampel dalam penelitian ini adalah 20 siswa ke-
las XMIA3 mata pelajaran Prakarya dan kewirau-
sahaan dan 1 guru mata pelajaran Prakarya dan
kewirausahaan SMA Kesatrian 1 Semarang. Tek-
nik pengambilan sampel yang digunakan yaitu
Purpossive sampling. Sampling Purpossive ada-
lah teknik penentuan sampel dengan pertim-
t = Nilai t hitung
bangan tertentu (Sugiyono, 2011:68). Sehingga
X = Nilai rata-rata
peneliti menentukan kriteria-kriteria penelitian
µ0 = Nilai yang di hipotesiskan
yaitu permasalahan keefektifan E-Learning dan
s = Simpangan baku
meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan
n = Jumlah anggota sampel
pembelajaran berbasis E-Learning ELGG pada
model Project Based Learning. Maka sampel di- Hasil perhitungan tersebut kemudian
tentukan adalah pada mata pelajaran yang ber- diujicoba dengan uji pihak kiri, yang berlaku
hubungan multimedia dan untuk mengetahui ketentuan, bila harga thitung lebih kecil atau sama
tingkat keefektifan E-Larning ELGG, kemudian dengan (≤) dari ttable, maka Ho tolak. Dengan
dipilih mata pelajaran Prakarya dan Kewirau- kata lain Ho diterima jika thitung ≥ t(1-axa-1) (sugiyo
sahaan (20 siswa untuk kelas pembelajaran E- 2010:195).
Learning ELGG), (20 siswa pembelajaran kon-
vensional), dan 5 admin yaitu satu guru mata HASIL DAN PEMBAHASAN
pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, empat
Proses penelitian ini dilaksanakan selama
selaku guru organisasi sekolah.
enam minggu yaitu pada tanggal 09 Maret 2015
Teknik pengumpulan data pada peneliti- sampai dengan 22 April 2015 di SMA Kesatrian 1
an ini dengan menggunakan angket (kuesioner) Semarang kelas X MIA3 mata pelajaran Prakarya
dan observasi. Angket yang diberikan dibuat dan kewirausahaan. Prosedur pengembangan
secara berstruktur dengan bentuk pertanyaan- yang dilaksanakan dalam penelitian ini yaitu (1)
pertanyaan terbuka (open-ended) untuk menda- pra pengembangan model, (2) pengembangan
patkan informasi kebutuhan yang mendukung model, (3) evaluasi model, (4) penerapan model,
teori, informasi kebutuhan untuk pengemban- dan (5) revisi model.
gan model, informasi apakah guru dapat meng-
A. Prosedur Pengembangan E-Learning
gunakan media pembelajaran interaktif serta
Elgg
penilaian atas kualitas dari media interaktif
yang diberikan. Angket digunakan untuk uji ke- Pertama, Pra Pengembangan Model.Dari
layakan produk oleh ahli media, dan ahli materi. pembelajaran yang ada di SMA Kesatrian 1 Se-
Sedangkan observasi digunakan untuk melihat marang yang menggunakan metode pembelaja-
model pembelajajaran dalam kelas serta efek- ran Project Based Learning merupakan pendeka-
tivitas penggunaan E-Learning Elgg pada siswa tan pembelajaran yang menuntut peserta didik
kelas X MIA3 mata pelajaran Prakarya dan Kewi- membuat “Jembatan” yang menghubungkan an-
rausahaan, SMA Kesatrian 1 Semarang. tar berbagai subjek materi. Dengan meman-
faatkan fasilitas yang telah ada yaitu teknologi
Proses menganalisis data yang dilakukan
informasi dan komunikasi yang dapat membuat
adalah pemberian informasi baru (E-learnin-
pembelajaran lebih interaktif dan menjadi lebih

51
Apri Yudha Dwiantoro et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
4 (2) (2016): 49-57

baik, serta melihat potensi yang dimiliki SMA desain layout tampilan dan fungsi fasilitas yang
Kesatrian 1 Semarang yang telah memiliki fasi- ada dalam website tersebut. Desain tampilan
litas yang dapat menunjang E-Learning, maka mengacu pada karakteristik SMA Kesatrian 1
berdasarkan hasil pengamatan peneliti, SMA Semarang, informasi dan pengguna website. Se-
Kesatrian 1 Semarang perlu memiliki E-Learning dangkah desain fasilitas mengacu pada menu-
di sekolah sebagai sarana penunjang aktivitas menu pembelajaran yang sekiranya cocok digu-
pembelajaran atau sebagai komplemen dalam nakan untuk proses pembelajaran yang ada di
pembelajaran. SMA Kesatian 1 Semarang.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat
dianalisis bahwa guru SMA Kesatrian 1 Sema-
rang membutuhkan media pembelajaran yang
bersifat interaktif yang memiliki banyak media
seperti teks, audio, visual, video,diskusi, sha-
ring file, unduh / download file, chatting antar
pengguna E-Learning ELGG untuk pembahasan
materi, penugasan dan mudah dalam penggu-
naannya karena berbentuk atau bersifat seperti
facebook.
Oleh karena itu, peneliti mencoba mem-
buat E-Learning ELGG dengan unsur komponen
yang sudah dioperasikan oleh guru yaitu teks, Gambar 1. Halaman Depanwebsite E-Learning
audio, visual, video diskusi, sharing file, unduh ELGG
/ download file, chatting antar pengguna E-Lear-
ning ELGG untuk pembahasan materi, penuga-
san. Melalui pembuatan E-Learning ELGG ter-
sebut diharapkan guru dapat menjalankan dan
mengoprasikan E-Learning ELGG yang dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran al-
ternatif untuk siswa.Sehingga diberikan angket
kepada guru dan siswa untuk mengukur kegu-
naan E-Learning Egg untuk pembelajaran.
Jadi, berdasarkan hasil analisis kebutuhan
dapat disimpulkan bahwa peneliti membuat E-
Learning ELGGyang jelas untuk proses pembe- Gambar 2. Pembelajaran E-Learning Elgg
lajaran.
Tahap produksi merupakan tahap lanju-
Kedua, pengembangan model. Prosedur tan dari tahap pra produksi. Langkah-langkah
yang dilakukan selanjutnya setelah semua data yang dilakukan dalam tahap ini antara lain ada-
dikumpulkan dan dianalisa sesuai dengan ke- lah :
butuhan yaitu pembuatan desain. Proses yang 1. Setelah ELGG terinstal, kegiatan selajutnya
dilakukan dalam mendesain aplikasi tersebut adalah proses desain layout tampilan. Dalam
yaitu dengan membuat naskah. Naskah adalah proses ini penulis mendesain layout dan
urutan-urutan atau skenario yang akan dilaksa- tampilan agar menjadi menarik dan famil-
nakan dalam proses produksi. Yaitu mulai dari iar sehingga penulis mendesain layout mirip
installasi ELGG dan software pendukung yaitu seperti konten-konten pada Facebook yang
xampp, dilanjutkan mendesain layout tampi- memudahkan penggunaannya, selain itu
lan, membuat menu-menu yang harus ada se- tampilan seperti Facebook sangat disetujui
suai kerangka desain dan yang terakhir adalah oleh waka kurikulum SMA Kesatrian 1 Sema-
menghongtingkan dan membuat domain untuk rang yaitu Pak Tri Tjandra M, MPd karena
di linkkan dengan website resmi SMA Kesatrian bersifat sosial, semua dapat mengunjun-
1 Semarang. gi E-Learning SMA Kesatrian 1 Semarang
Website E-Learning SMA Kesatrian 1 Se- atas persetujuan admin.
marang dibuat berdasarkan pada hasil penga-
2. Setelah layout selasai, kegiatan selanjutnya
matan dan analisis kebutuhan yang telah disu-
adalah melakukan konfigurasi system.Kon-
sun. Perancangan desain meliputi dua hal yaitu

52
Apri Yudha Dwiantoro et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
4 (2) (2016): 49-57

figurasisystem merupakan kegiatan yang diskusi.


dilakukan untuk menentukan fasilitas yang
akan terdapat pada ELGG. Hal ini mencakup 4. Group activity adalah sebuah kegiatan yang
pengaturan tentang nama sekolah, e-mail terkini atau sedang dilakukan pada saat itu.
address yang adala dalam portal, pengaturan
pendaftaran sebagai guru, serta pengaturan- 5. Group disscussion adalah forum diskusi un-
pengaturan penting yang berkaitan dengan tuk membahas materi pelajaran yang sedang
menu dan fasilitas yang nantinya akan terse- diajarkan. Terlebih dahulu tentukan diskusi
dia dalam portal E-Learning berbasis ELGG. pelajaran yang akan dibahas dengan cara add
disscussion topic.
3. Selanjutnya adalah untuk pengaturan home
page dibuat dua bagian yaitu bagian untuk 6. Group pages adalah sebuah pemberian situs
login guru atau siswa yang sudah terdaf- dan diskusi pendalaman materi agar siswa-
tar, bertampilan gambar-gambar lingkun- siswa lebih memahami materi yang diajarkan
gan SMA Kesatrian 1 Semarang serta bagaian bapak/ibu guru di depan kelas.
bawah home page adalah deskripsi, kata-
7. Group photos albums adalah sebuah galeri
kata motivasi serta gambar motivasi untuk
foto dari penugasan, siswa dapat upload atau
pengunjung E-Learning SMA Kesatrian 1
download gambar.
Semarang. Bagian kedua adalah layout untuk
resgistrasi bertampilan gambar-gambar akti- Tingkatan penggunaan dalam website ini
vitas dan lingkungan SMA Kesatrian 1 Sema- adalah antara administrator selaku guru dan
rang. user selaku siswa-siswi. Administrator adalah
seseorang yang memiliki kewenangan penuh
4. Bagian terakhir dalam proses produksi dalam pengelola dan mengendalikan website. Admi-
membuat kelompok pembelajaran yaitu nistrator yang mengatur semua jalannya websi-
merupakan tempat yang dibuat untuk forum te, mulai dari penambahan guru pelajaran dan
pembelajaran kelas sebuah mata pelajaran menginput siswa-siswinya. Selaku guru mata
dipakai sebagai tempat diskusi dan penugas- pelajaran dapat mengoprasikan website ini kare-
an. Dapat dijelaskan pada gambar dibawah na dapat lebih dari satu administrator. Sehingga
ini : untuk dapat masuk portal E-Learning ini, semua
user atau siswa harus melakukan pendaftaran
dan selanjutnya harus memasukan username
dan password yang telah dibuatnya. Jika belum
mempunyai username dan password maka ha-
rus mendaftar terlebih dahulu pada menu yang
telah tersedia dan menunggu persetujuan dari
administrator.
Ketiga, Evaluasi Model.Pada proses evalu-
asi model dilakukan melalui beberapa tahapan.
Tahap pertama yaitu diuji oleh peneliti tentang
Gambar 3. Keterangan Group pembelajaran E-
kelengkapan komponen program maupun ke-
Learning SMA Kesatrian 1 Semarang
lancaran program. Peneliti mengecek bagaima-
Penjelasan : na fungsi dari plugin program, apakah sudah
berfungsi dan sesuai dengan fungsinya yang
1. Peneliti mengadakan penelitian di kelas X akan dituju. Dalam melakukan pengecekan plu-
MIA3, dalam Group pembelajaran dibuat X gin programdapat berfungsi dengan baik sesuai
MIA3 14/15 fungsinya. Selanjutnya peneliti mengecek apa-
kah bisa untuk upload file, memberi komentar
2. Info Group adalah sebuah informasi dari se-
dan berdiskusidapat berjalan dengan lancer.
luruh aktifitas yang dilakukan pada group
Proses pengecekan selesai, tidak ditemukan ma-
pembelajaran “X MIA3 14/15”. Mulai dari in-
salah mengenai pengoprasian E-Learning ELGG.
formasi pengisian group blog, files, activity,
Kemudian peneliti mengecek teks, audio, visual,
pages, dan photos.
video, sharing file, unduh / download file, chat-
3. Group Blog adalah referensi atau sumber be- ting antar pengguna E-Learning ELGG untuk
lajar mata pelajaran yang terkait dan forum pembahasan materi, apakah dapat berfungsi dan
berjalan dengan lancar. Terakhir peneliti menge-

53
Apri Yudha Dwiantoro et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
4 (2) (2016): 49-57

cek keseluruhan program E-Learning ELGG mu- Tabel 2. Hasil pengisian angket ahli materi
lai dari awal sampai akhir dan tidak ditemukan
masalah berkaitan dengan E-Learning ELGG. Nama Ahli Materi : Musyafa’ah
Pada penyusunan naskah dan produksi No Kriteria Jum- Presentase
media selesai, tahap selanjutnya adalah validasi lah
desain, baik dari desain materi naskah maupun 1. Home Page (Sebelum 22 Rata-rata
desain produk media. Login) 72% Berar-
Validasi dilakukan oleh Anies Erfan.S,Pd 2. Menu UtamaE-Learn- 33 ti dalam
ing ELGG kategori
sebagai pengaji madia dan sebagai pengkaji nas- “Baik”
kah media dilakukan oleh guru mata pelajaran 3. Menu Pembelaja- 17
SMA Kesatrian 1 semarang yaitu Musyafa’ah. ranE-Learning ELGG
Peneliti memberikan angket kepada penguji Total Skor 72
media dan penguji naskah media untuk membe-
rikan penilaian mengenai website E-LearningEL-
GG. Dari angket kemudian akan diketahui keku-
rangan sebagai acuan dalam perbaikan media. Interval Kriteria

Tabel 1. Hasil pengisian angket ahli media 1. 76%≤skor≤100% Baik


2. 51%≤skor≤75% Cukup Baik
Nama Ahli Media :Anies Erfan.S,Pd 3. 26%≤skor≤50% Kurang Baik
No Kriteria Ju m - Presentase 4. 0%≤skor≤25% Kurang
lah (Arikunto, 2006 : 40)
1. Home Page (Sebelum 24 Rata- Keempat, Penerapan Model. Penerapan E-
Login) rata 76% Learning ELGG dilakukan setelah produk sele-
2. Menu UtamaE- 35 Berarti sai diuji coba oleh peneliti, ahli media dan ahli
Learning ELGG dalam media yang selanjutnya direvisi oleh peneliti.
kategori Setelah semua proses selesai dilakukan proses
3. Menu Pembela- 17 penerapan E-Learning ELGG yaitu memberikan
“Baik”
j a ra n E - L e a r n i n g domain atau alamat situs pada E-Learning ELGG.
ELGG Sehingga E-Learning ELGG dapat diakses den-
Total Skor 76 gan alamat www.smakesatrian1.elearning.org.
Selanjutnya adalah melakukan diklat atau pela-
Berdasarkan tabel 1, total nilai yang di- tiahan pada guru dan siswa sebagai responden
peroleh dari hasil pengisian angket (kuesioner) penelitian.
yang dibuat secara berstruktur dengan bentuk Guru dan siswa diberikan pelatihan un-
pertanyaan-pertanyaan terbuka (open-ended) tuk bisa menggunakan website E-LearningELGG
menggunakan skala likertdi isi oleh ahli media dan kesempatan secara personal untuk mencoba
yaitu 76 atau berada pada kategori “Baik”. Ber- mengoprasikan website E-LearningELGG. Hal ini
dasarkan kriteria kelayakan produk yang sudah dilakukan agar guru dan siswa memahami defi-
ditetapkan. nisi E-Learning, sehingga guru dan siswa diha-
rapkan dapat menggunakan E-Learning berbasis
NO Interval Kriteria
ELGG ini.
1. 76%≤skor≤100% Baik
2. 51%≤skor≤75% Cukup Baik Pelatihan dilakukan selama satu ming-
3. 26%≤skor≤50% Kurang Baik gu yaitu mulai pada tanggal 09-14 Maret 2015.
4. 0%≤skor≤25% Kurang Kegiatan pertama yang dilakukan peneliti ada-
(Arikunto, 2006 : 40) lah memberikan pengertian mengenai E-Lear-
ningELGG untuk pembelajaran kepada para
Berdasarkan tabel 2, total nilai yang di- responden (bapak ibu guru) supaya responden
peroleh dari hasil pengisian angket (kuesioner) mengerti mengenai konsep E-LearningELGG.
yang dibuat secara berstruktur dengan bentuk
Pengetahuan awal para responden mengenai
pertanyaan-pertanyaan terbuka (open-ended)
konsep E-Learning kurang. Hanya beberapa res-
menggunakan skala likert di isi oleh ahli materi
ponden mengerti konsep E-Learning ini, namun
yaitu 72 atau berada pada “Cukup Baik”. Ber-
dasarkan kriteria kelayakan produk yang sudah setelah dijelaskan peneliti responden bisa me-
ditetapkan. mahami konsep E-Learning. Pertemuan perta-
ma terlebih dahulu menjelaskan tentang konsep

54
Apri Yudha Dwiantoro et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
4 (2) (2016): 49-57

pembelajaran E-Learning. dengan memperbaiki komponen yang terdapat


pada produk E-Learning Elgg. Komponen yang
Pada pertemuan kedua, lima responden
diperbaiki yaitu (1) Fasilitas Login (2) Thema Fa-
masuk pada pengenalan menu-menu E-Learning
cebook
ELGG. Peneliti menjelaskan satu per satu fungsi
dari masing-masing menu. Sehingga responden Gambar 4 merupakan tampilan menu
supaya lebih mudah dalam menjalankannya. pembelajaran 1 yang sudah diperbaiki yaitu pada
Untuk selanjutnya adalah para responden agar bagian tata letak tulisan.
membuat account yang berfungsi sebagai admi-
Gambar 5 merupakan tampilan pada saat
nistrator sekaligus sebagai guru mata pelajaran.
guru/siswa loginuntuk memulai pembelajaran
Pada pertemuan ketiga dan keempat, yang sudah diperbaiki yaitu bertema familiar se-
peneliti menjelaskan cara-cara memakai E- perti facebook.
Learning ELGG pada proses pembelajaran dalam
kelas kepada responden (guru). Pengoperasian
E-LearningELGG karena bersifat familiar hampir
sama seperti facebook sehingga memudahkan
responden (guru) untuk mengoprasikannya.
Hampir semua responden memberikan tangga-
pan positif mengenai E-LearningELGG.
Untuk pertemuan kelima dan pertemuan
keenam adalah pelatihan bagi responden (sis-
wa). Siswa yang di tunjuk sebagai responden
adalah siswa dari kelas X MIA3 mata pelajaran Gambar 4. Revisi Fasilitas Login dan Registrasi
“Prakarya dan Kewirausahaan” sebanyak 20 sis-
wa. Kelas dan mata pelajaran ini ditunjuk karena
dalam proses pengerjaan tugas-tugas rajin dan
ulet dan mata pelajaran “Prakarya dan Kewira-
usahaan” ada hubungannya dengan membuat
desain gambar dan editting foto. Sehingga siswa
ketika sudah diadakan pelatihan diharapkan da-
pat mengunakan E-LearningELGG dengan mu-
dah untuk pengiriman tugas, diskusi dan peme-
haman materi.
Pelatihan untuk para siswa dilakukan
secara online, supaya siswa dapat memahami
tentang dinamakan E-Learning. Peneliti men-
jelaskan yang dinamakan E-Learning dan men- Gambar 5. Revisi Fasilitas Login dan Registras
garahkan siswa untuk membuat user mengikuti
mata pelajaran “Prakarya dan Kewirausahaan”. B. Efektifitas Pembelajaran Menggunakan
Namun kendalanya adalah jalur akses di siang E-Learning Elgg
hari lambat. Proses pengelolaan user dan pen- Tahap penerapan model dilakukan di
goperasian E-LearningELGG untuk siswa san- SMA Kesatrian 1 Semarang dengan memanfaat-
gat familiar karena mirip dengan facebook yang kan E-Learning Elggdalam proses pembelajaran.
hampir setiap hari mereka akses. Peneliti men- Penerapan model E-Learning Elgg dilaksanakan
jelaskan tantang penggunaan sebagai pembela- selama tujuh minggu yaitu pada tanggal 09 Ma-
jaran untuk diikuti oleh siswa. ret 2015 sampai dengan 22 April 2015 di SMA Ke-
Kelima, Revisi.Revisi dilaksanakan apabi- satrian 1 Semarang kelas X MIA3 mata pelajaran
la diperoleh masukan atau kritikan dari respon- Prakarya dan kewirausahaan. Hasil penelitian
den dalam uji coba. Hasil revisi dari proses uji ini meliputi prosedur pengembanganE-Learning
coba ini nantinya akan di uji kembali oleh dosen Elgg, data hasil pengisian angket oleh ahli me-
penguji dalam ujian skripsi dan jika masih harus dia dan ahli materi, angket dari responden un-
revisi kembali maka akan di revisi untuk menja- tuk menilai keefektifan E-Learning Elgg dalam
di sebuah produk akhir yang layak pakai. proses pembelajaran, uji metode lama (konven-
sional) dan metode baru (E-Learning Elgg) serta
Tahap revisi model yang dilakukan yaitu analisis data dari wawancara responden peneli-

55
Apri Yudha Dwiantoro et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
4 (2) (2016): 49-57

tian. rata-rata 87,3% yang menandakan skor tersebut


dalam kategori baik, sedangkan data dari siswa
Penelitian ini melibatkan 20 siswa kelas
didapati skor rata-rata sebanyak 88,1% yang be-
XMIA3 mata pelajaran Prakarya dan kewiraus-
rada juga dalam kategori baik. Karena berada
ahaan dan 1 guru mata pelajaran Prakarya dan
dalam interval angka 75% - 100%, maka dapat
kewirausahaan SMA Kesatrian 1 Semarang.
dinyatakan bahawa data itu berada dalam kate-
Langkah pembelajaran yang dilakukan gori baik.
yaitu melakukan analisis model pembelajaran
Hasil nilai uji kelayakan produk motode
dalam kelas yaitu menggunakan Project Based
lama (konvensional) dan metode baru (E-Lear-
Learning yang digunakan sekolah SMA Kesat-
ning Elgg). Dapat dilihat dari tabel 4.
rian 1 Semarang. Pada kelas penelitian adalah
mengambil mata pelajaran yang berkaitan den- Tabel 4.Hasil nilai rata-rata kinerja sys-
gan multimedia. Selanjutnya adalah melakukan tem lama (konvensional) dan kinerja system
diklat mengenai pembelajaran E-Learning ELGG baru (E-Learning Elgg)
kepada guru dan siswa. E-Learning ELGG digu-
nakan sebagai media pembelajaran pada model Kinerja Sistem Kinerja Sistem
PBL sehingga materi ataupun penugasan dilaku- Lama (konven- Baru (E-Learn-
kan oleh guru mata pelajaran. Penerapan E-lear- sional) ing ELGG)
ning ELGG dalam pembelajaran prakarya dan
56 68
kewirausahaan dibantu oleh peneliti dalam pro-
ses pembelajarannya sehingga peneliti bertugas 58 77
sebagai pengawas dan mentor pada jam mata 66 76
pelajaran berlangsung karena sebelumnya telah 63 74
dilakukan diklat kepada guru dan siswa untuk
mengoprasikan dan menggunakan E-learning 58 72
ELGG. 74% 91,7%
Hasil nilai rata-rata keefektifan E-Lear-
ning Elgg dapat dilihat pada tabel 3. Hipotesis :
Ho : Ditolak (Rata-rata kinerja sistem di
Tabel 3. Hasil nilai rata-rata keefektifan E- SMA Kesatrian 1 Semarang serendah-rendahnya
Learning Elggdari responden guru dan siswa. 75).
Item Penilaian Kinerja Sistem Baru Ha : Diterima (Rata-rata kinerja sistem di
(Pembelajaran E-Learn- SMA Kesatrian 1 Semarang lebih rendah dari 75).
ing ELGG)
Jadi hipotesis (Ho) diterima sehingga
Guru Siswa
rata-rata kinerja sistem (Website E-Learning
Ketepatan dan Kemen- 83,2 82,8 ELGG) di SMA Kesatrian 1 Semarang serendah-
arikan Desain rendahnya 75 (sugiyo 2010:195).
Pemahaman dan Peng- 92 94,1
gunaan E-Learning Hasil wawancara dengan responden ter-
ELGG hadap keefektifan E-Learning ELGG:
E-Learning ELGG dalam 86,7 87,3 Tanggapan kepala Sekolah mengenai E-
Pembelajaran LearningELGG, sangat positif dan sangatlah
Rata-rata 87,3 88,1 membantu dalam proses pembelajaran untuk
guru maupun siswa. Dalam penerapan E-Lear-
ningELGG juga membutuhkan penerapan yang
NO Interval Kriteria
harus diperhatikan antara lain, fasilitas prasra-
1. 76%≤skor≤100% Baik na dan sarana serta kesiapan SDM baik itu guru
2. 51%≤skor≤75% Cukup Baik ataupun siswa. Kendala yang masih dihadapi
3. 26%≤skor≤50% Kurang Baik SMA Kesatrian 1 dalam penerapan E-LearningEL-
4. 0%≤skor≤25% Kurang GG adalah akses masuk kadang-kadang lambat,
(Arikunto, 2006 : 40) waktu guru untuk membuat materi pembelaja-
ran terbatas dan kemampuan guru itu sendiri,
Berdasarkan tabel 3, nilai rata-rata kee-
dengan demikian SMA Kesatrian 1 semarang
fektifan E-Learning Elggdari responden guru
untuk meminimalisir hambatan tersebut maka
dan siswa yaitu responden guru diperolehskor
mengambil langkah untuk menanggulanginya

56
Apri Yudha Dwiantoro et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
4 (2) (2016): 49-57

yaitu diadakan in house training secara rutin dan yang telah disederhanakan sesuai dengan kondi-
melalui MGMPS sekolah. si penelitian yaitu (1) pra pengembangan model,
(2) pengembangan model, (3) uji coba model,
Tanggapan guru mengenai E-Learning
(4) penerapan model, dan (5) revisi model. Hasil
ELGG adalah mudah digunakan untuk proses
dari proses penelitian yaitu berdasarkan angket
pembelajaran dan cepat dipahami oleh para
uji keefektifan diperoleh nilai rata-rata untuk
siswa-siswi karena menu-menu yang terdapat
pembelajaran sistem lama (konvensional) yaitu
dalam E-LearningELGG mudah untuk dipaha-
74%, sedangkan untuk sistem baru (E-Learning
mi dan digunakan dalam proses pembelajaran.
ELGG) memperolah nilai rata-rata 91,7%.
Bagi guru di SMA Kesatrian 1 Semarang, hal yang
harus diperhatian dalam penerapan E-Learning Didapat thitung= 21,8 >tsampel = 1,729 Sehing-
ELGG di sekolah adalah kemampuan guru untuk ga, thitung ≥ ttabel maka hipotesis (Ho) diterima da-
mengoprasikan E-Learningnya dan fasilitas pen- pat disimpulkan bahwa rata-rata kinerja sistem
dukung terciptanya E-Learning seperti, akses (Website E-Learning ELGG) di SMA Kesatrian 1
internet dan laboratorium komputer. Sehing- Semarang serendah-rendahnya 75.
ga dengan adanya E-Learning ELGG ini dapat
memotivasi dan meningkatkan aktivitas siswa UCAPAN TERIMA KASIH
dalam belajar karena dapat terciptanya forum
diskusi, movitasi untuk selalu belajar dengan Ucapan terima kasih disampaikan kepa-
media yang menyenangkan. Selain itu, E-Lear- da dosen pembimbing skripsi, ahli materi dan
ningELGG dapat digunakan sebagai pelengkap ahli media sebagai partner diskusi, baik secara
atau mempermudah proses pembelajaran, dapat formal maupun nonformal. Semoga tulisan ini
meningkatkan mutu dan kualitas dalam bidang dapat bermanfaat dan tidak lupa penulis terbuka
IT harus turut dikembangkan sehingga dapat bagi masukan dan saran untuk perbaikan.
terjadinya pembelajaran E-Learning dalam kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Tanggapan siswa-siswi SMA Kesatrian 1
Arikunto, S. (2006) Metodelogi Penelitian Pendidikan.
Semarang menganai E-LearningELGG ini adalah Jakarta:PT Rineka Cipta.
sangat positif untuk digunakan sebagai media Mahanal, Susriyati, dkk. (2009)  Pengaruh Pembelaja-
E-Learning dan mendukung sebagai aktivitas ran Project Based Learning (PBL) pada Materi
pembelajaran serta cepat dipahami karena me- Ekosistem terhadap Sikap dan Hasil Belajar
nu-menu hampir mirip dengan facebook. Pada Siswa SMAN 2 Malang.Malang: Jurnal Univer-
pengoprasinnya, meraka mengalami kesulitan sitas Negeri Malang
saat mengajak berteman karena banyak langkah Muna. (2011) Model Pembelajaran Think Pair Share
yang harus dilakukan. Namun kegunaan E-Lear- (TPS) Untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa
Dalam Pembelajaran Biologi Pada Siswa Kelas
ningELGG sangatlah bermanfaat pada media
VIII-B SMP IT Nur Hidayah SyrakartaTahun
pembelajaan dan dapat memperlancar proses Ajaran 2010/2011. Skripsi tidak diterbitkan.
pembelajaran, membuat aktivitas belajar menja- Sugiyono. (2010) Metode Penelitian Pendidikan,
di semakin menarik dan mudah dipahami. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
SIMPULAN Sugiyono. (2011) Statistika untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
E-Learning Elgg dapat dikembangkan me- Sukmadinata, Nana Syaodih. (2013) Metode Penelitian
lalui lima tahap pengembangan yang mengacu Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
pada langkah-langkah penelitian dan pengem- Widoyoko, S. Eko Putro (2012) Evaluasi Program Pem-
bangan yang dikembangkan oleh Borg dan Gall belajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

57

Anda mungkin juga menyukai