Anda di halaman 1dari 12

11 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 11-22

SEJARAH KODIFIKASI HUKUM ISLAM DAN PENGEMBANGAN


TEORI HUKUM MODERN

Achmad Musyahid

Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar


Email: ahmad musyahid@yahoo.co.id

Abstract: This article describes the issue of codification of Islamic law in the
development of modern legal theory. From the assessment results obtained by
understanding some of the literature that was essentially the codification of Islamic
law is the codification of the rules of fiqh and usul fiqh rules and the development of
theories of Islamic law that is based on Islamic law epistimologi. Therefore, the
pattern includes the codification of Islamic law; codification of the rules of fiqh which
includes three phases, namely the development of a period of growth and formation,
the development and codification and the maturity and refinement. While codification
of usul al-fiqh includes not only the rules of jurisprudence but also related to the
struggle of who the originator of usul al-fiqh as a mode of philosophical thought in
epistimologi Islamic law. Birth of legal theories under Islamic law epistimologi Why
refer to the style of traditional and rational thinking in Islamic law underlies
epistimologi birth maqasid al-Shari'ah theory developed by Islamic jurists before the
era and the era of al-6\—WLEL PDTDVKLG WKHRU\ DIWHU DO- 6\—WLEL
Kata Kunci: Kodifikasi, Hukum Islam, Hukum Modern

I. PENDAHULUAN dan hadis kemudian para mujtahid ber-


6\DUL¶DW ,VODP VHULQJ MXJD GLVHEXW peran penting dalam memahami makna
dengan hukum Islam atau fiqh Islam. tekstual dan kontekstual ayat alquran dan
7HUP V\DUL¶DW ,VODP WHODK VHPSXUQD NHWika Hadis Nabi.
ayat terakhir turun dan alquran dikodi- Hukum Islam lahir dan berkembang
fikasi oleh Khalifah Abu Bakr demikian sebagai sebuah sistem hukum ketika Islam
pula dengan selesainya Hadis Nabi yang sebagai agama dan norma sosial diper-
kemudian dikodifikasi para mujtahid. kenalkan oleh Nabi Muhammad Saw
6\DUL¶DW ,VODP WHUVHEXW NHPXGLDQ GL- kepada para pengikutnya di Mekah dan
pahami oleh para ulama dengan berbagai Madinah kemudian dilanjutkan oleh para
bentuk penalaran fiqh dan inilah yang sahabatnya kemudian diwariskan kepada
kemudian disebut oleh kalangan barat SDUD WDEL¶LQ GDQ WDEL¶ WDEL¶LQ GDQ VDPSDL
dengan istilah hukum Islam. ke tangan umat Islam dewasa ini.
Term hukum Islam sebagaimana yang Dalam masa pertumbuhan dan per-
dipahami sekarang adalah akumulasi kembangan hukum Islam tersebut, Nabi
penalaran para mujtahid terhadap alquran dan para sahabatnya serta para mujtahid
GDQ KDGLV VHEDJDL VXPEHU V\DUL¶DW ,VODP telah memperkenalkan berbagai kaidah-
dengan menggunakan kaidah-kaidah fiqh kaidah dan teori-teori hukum. Sebagai
dan kaidah-kaidah ushul fiqh.1 Karena itu, sebuah sistem hukum, maka hukum Islam
istilah V\DUL¶DW ,VODP WLGDN GDSDW GLEHGD- memiliki berbagai konsepsi dasar sebagai
kan dengan istilah hukum Islam karena hukum modern yang perlu dikaji dan
HVHQVL V\DU¶DW ,VODP DWDX KXNXP ,VODP dikembangkan, baik sebagai sebuah kon-
adalah sama yaitu bersumber pada alquran sepsi hukum masa lalu maupun sebagai
12 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 11-22

sumber kajian. Karena itu, melacak a. Masa Pertumbuhan dan Pembentukan


sejarah kodifikasi hukum Islam berarti Masa pertumbuhan dan pembentukan
mengkaji sejarah pertumbuhan dan per- berlangsung selam tiga abad lebih dari
kembangan fiqh dan kaidahnya serta per- zaman kerasulan hingga abad ke tiga
tumbuhan dan perkembangan ushul fiqh Hijrah. Periode ini dari segi fase sejarah
dan kaidah ushulnya yang didukung hukum Islam dapat dibagi menjadi tiga
dengan lahirnya berbagai teori-teori dekade yaitu zaman nabi Muhammad Saw
hukum yang berlandaskan pada aliran yang berlangsung selama 22 tahun lebih
tradisionalisme dan rasionalisme serta GDQ ]DPDQ WDEL¶LQ VHUWD ]DPDQ WDEL¶ WDEL¶LQ
teori-teori hukum yang berkembang yang berlangsung selama 250 tahun.
kemudian sebagai epistimologi hukum Tahun 351 H atau 974 M dianggap
Islam. sebagai zaman kejumudan karena tidak
II. PEMBAHASAN ada lagi ulama pendidi mazhab dan ulama
pendiri mazhab terakhir adalah Ibn Jarir
1. Sejarah Kodifikasi Kaidah-Kaidah fiqh al-thabari (w. 310 H/734 M) yang
Dalam istinbath hukum Islam terdapat mendirikan mazhab Jaririah. 4
empat ilmu penting yang saling berkaitan, Dengan demikian, ketika fiqh men-
yaitu ilmu fiqh dan ilmu ushul fiqh capai puncak kejayaan, kaidah fiqh baru
sebagai ilmu pokok dan kaidah fiqh serta dibentuk dan ditumbuhkan. Ciri kaidah
kaidah ushul fiqh sebagai ilmu bantu. fiqh yang dominan adalah JDZ—PL DO-
Ushul fiqh merupakan metodologi hukum Kalim (kalimat ringkas cakupan makna-
dan sekaligus berfungsi sebagai pengukur nya sangat luas), atas dasar ciri dominan
terhadap derajat kebenaran istinbath. tersebut ulama menetapkan bahwa hadis
Sebagai metode, ushul fiqh berperan yang mempunyai ciri tersebut dapat
dalam menentukan prosedur istinbath dijadikan kaidah fiqh. Karena itu,
hukum dan dengan metode ini kemudian periodesasi sejarah kaidah fiqh dimulai
fiqh disusun dan dikembangkan. 2 sejak zaman Nabi Muhammad Saw.5
Sedangkan kaidah ushul dan kaidah Sahabat juga berjasa dalam mem-
fiqh berkaitan dengan ushul fiqh, ulama bentuk kaidah fiqh karena dua alasan yaitu
melakukan penyerderhanaan dari ilmu ini sebagai murid Nabi dan mereka menge-
sehingga melahirkan rumusan-rumusan tahui situasi yang menjadi turunnya
yang dapat dibuktikan kebenarannya yang wahyu dan terkadang wahyu turun ber-
kemudian rumusan tersebut diberi nama kenaan dengan diri mereka. Misalnya,
kaidah ushul fiqh yang berfungsi sebagai ketika Umar Ibn al-Khatt—b membicara-
media untuk mempermudah hakim dan kan syarat-syarat mahar dalam pernika-
ulama dalam melakukan istinb—th hukum. han, ia berkata:
Demikian pula dalam ilmu fiqh juga ter-
jadi penyederhanaan-penyerdehanaan yang
6
¶ÂÂÌó¦ ¾üß ¼ ìk¦ Þ×¢ì÷
dilakukan oleh ulama sehingga melahir- Artinya:
kan formulasi-formulasi yang dapat diuji Hak-hak terputus apabila persyaratan-
kebenarannya dan ilmu ini kemudian persyaratan tidak terpenuhi
dikenal dengan kaidah fiqh.3
Para peneliti hukum Islam menjelas- Aplikasi dari kaidah ini adalah bahwa
kan bahwa sejarah kaidah fiqh dengan suami berkewajiban memberi nafkah dan
menentukan periodesasinya menjadi tiga istri berkewajiban melayani suami.
bagian yaitu zaman pertumbuhan dan Karena itu, istri tidak berhak mendapatkan
pembentukan, zaman perkembangan dan nafkah dari suami jika ia tidak melaksana-
kodifikasi dan zaman kematangan dan kan kewajibannya demikian pula suami
penyempurnaan. tidak berhak mendapatkan pelayanan dari
13 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 11-22

istri jika ia tidak melaksanakan kewaji-


bannya memberi nafkah kepada istri. Zäó¦ îô÷ ? »ÂЬ À¦ ¾· ± x
Dalam riwayat Abd al-Razaq dijelas-
kan bahwa Abdullah Ibn Abbas berkatap:
11
þû¯¦ ¥
¦Â ¾a C À ¢ç òï  Zq ç ¦ òï Artinya:
Seseorang dilarang mengelola harta
7
¾Â ¢ç ¾Â ¦ ç orang lain kecuali dengan izin
pemilikinya.
Artinya: Tokoh kaidah fiqh lainnya dari
NDODQJDQ WDEL¶LQ DGDODK 0XKDPPDG ,EQ
Setiap aw (atau) adalah pilihan dan Hasan al-6\DLE—QL Z + GHQJDQ
setiap fa in lam tajidu (apabila engkau beberapa kaidah yang dibuatnya yaitu;
tidak mendapatkan) menunjukkan
urutan (tertib). þ «˜ U· þó¢· ôß ç ê· þó ú÷ òï
Salah satu contoh aplikasi dari
kaidah ini adalah firman Allah dalam QS
12
îó¦¯ » » ôß [ì ó¦
al-Baqarah (2: 184) yaitu; Artinya:
¸Q„i°ÈVÙ m[Ý\y rQ"WÃ ØTU ”²c®p„' 1Å =°% |E [ C\-VÙ Hak setiap orang yang memiliki hak
melekat sebelum ada bukti yang
8
...... Wm\\Ê $4 ŽcU ÕC°K% meyakinkan bahwa benda itu bukan
haknya.
Berdasarkan ayat tersebut dipahami
bahwa sebab dibolehkannya meninggal-
kan puasa ramdhan adalah karena sakit
þ ç ©±¢³ ¢÷ òï ? ± x ¸¬ó¦
dan melakukan perjalanan. Disebut dua
karena adan kata aw yang menunjukkan
13
¨°ÂÂÔó¦
pilihan yaitu salah satu dari dua pilihan Artinya:
tersebut. Melakukan pemeriksaan dibolehkan
6HPHQWDUD JHQHUDVL WDEL¶LQ \DQJ pada setiap yang boleh dalam keadaan
mengembangkan kaidah fiqh adalah Abu yang terpaksa.
<ÌVXI <D¶TXE ,EQ ,EU—KLP -182 H)
yang dimuat dalam kitabnya yang terkenal Imam Syafi'i yang hidup pada fase
yakni al-Kharaj. kedua Hijra (150-204 H) juga menetapkan
beberarapa kaidah fiqh di antaranya
þó ª° ¦Â [øôÈm¦ ú÷ ©¢÷ ú÷ òï adalah:
9
¾¢m¦ ª ¦ó þó¢øç 14
¢ÿZã > · x ¢÷ ¨°ÂÂÔó¦ > ± x
Artinya: Artinya:
Harta setiap orang yang meninggal Sesuatu yang dibolehkan karena dalam
yang tidak memiliki ahli waris keadaan terpaksa adalah tidak
diserahkan kepada baitul mal. dibolehkan ketika tidak terpaksa.
¦ ¾·¦ ¾ ú÷ ¢ Ë «Âz À¦ ¿¢÷ ó Æ ó 15
¨°ÂÂÔó¦ > ¦ ¿Âp ¨³¢k¢¥ òy Æ ó
10
»ÂÂà÷ ª¥ ¢¯ ê^ Artinya:
Artinya: Sesuatu yang haram tidak menjadi
Imam dilarang memungut (menyita) halal karena kebutuhan kecuali dalam
harta seseorang kecuali terdapat keadaan terpaksa
ketentuan yang membolehkannya.
14 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 11-22

b. Masa Perkembangan dan Kodifikasi


16
ÞÈ«¦ Â÷ ¦ ¼¢Ó ¦¯¦
Dalam sejarah hukum Islam, abad ke-
Artinya: IV dikenal dengan zaman taqlid yang
Bila sesuatu dalam kesulitan ia akan ditandai dengan beberapa ulama yang
mendapat kemudahan. melakukan tarjih pendapat imam mazhab-
nya masing-masing dan melakukan ilh—q
Ulama yang terkenal VHWHODK ,P—P DO- atau analogi atau qiyas.21
6\DIL¶L DGDODK ,P—P $KPDG ,EQ +DQEDO Menurut Ibn Khaldun, ketika mazhab
(w.241 H). Di antara kaidah yang di- para imam fiqh menjadi ilmu khusus bagi
EDQJXQ ROHK ,P—P $KPDG ,EQ +DQEDO pengikutnya dan tidak ada jalan melaku-
adalah sebagai berikut; kan ijtihad, maka ulama melakukan
¨¦n¦ þ ç ± a Þ ¦ó¦ þ ç ±¢³ ¢÷ òï tandzir atau penyamaan untuk dihubung-
kan serta memilahnya ketika terjadi
17
úÿÂó¦Â ¨ë¾Ðó¦Â ketidakjelasan setelah menyederhanakan
setiap dasar-dasar tertentu dari mazhab
Artinya: mereka. Dengan cara tandzir dan LV\WLE—E
Setiap yang dibolehkan untuk dijual, (dipilah) fiqh dikembangkan dan selanjut-
dibolehkan untuk dihibahkan dan nya ulama meletakkan cara-cara baru
digadaikan´ dalam ilmu fiqh yang disebut al-4DZ—LG
al-'KDZ—ELWK atau al-)XUÌq dan mazhab
À± ¦ ¾¢ð ¢r ò³Âó¦ þWÌ ž Ë òï Hanafi dikenal sebagai mazhab yang
pertama memperkenalkan ilmu ini.22
Menurut riwayat al-$O—¶L DO-6\—IL
Âë îó¦¯Zã ¢÷¦Â þÔ¦ì U· þঠç (w.761H), al-6X\ÌWL Z H), Ibn al-
1XM—LP Z + GDQ $EX 7KDKLU DO-
18
þ ç λ 'DEE—V XODPD DEDG NH-IV hijrah telah
mengumpulkan 17 kaidah penting dalam
Artinya: mazhab Hanafi. Al-Karkhi yang hidup
Setiap yang dibeli seseorang dengan sezaman dengan Abu Thahir al-'DEE—V
ditukar atau ditimbang tidak boleh mengadopsi mengadopsi kaidah-kadiah
dijual sebelum dapat dipegang fiqh tersebut dan menguumpulkannya
(dikuasai) selain itu dibolehkan. dengan kaidah-kaidah lain sehingga
Pada zaman berikutnya muncul berjumlah 37 kaidah seperti yang di-
seorang ulama yang bernama Sulaiman EXNXNDQ GDODP 8VKÌO DO-Karkhi.23
Ahmad Ibn Muhammad al-.KXW—EL DO- Disamping NLWDE 8VKÌO DO-Karkhi
Busthi (w.388 H) yang banyak mem- terdapat kitab fiqh lainnya yang disusun
bentuk kaidah-kaidah fiqh dalam kitabnya oleh Muhammad Ibn Harits al-Husyni al-
0D¶—OLP DO-Sunan dan diantara kaidah 0—OLNL Z 361 H) dengan judul UsKÌO DO-
yang dibentuknya adalah; Futiya yang memuat banyak kaidah fiqh.24
Sekalipun abad IV H dianggap sebagai
19
[ì ó¦ ö· Ä îÌó¦ awal zaman kodifikasi kaidah fiqh tetapi
buku yang membahas kaidah fiqh tersebut
Artinya: adalah 7D¶VLV DO-Nazhar NDU\D ,EQ =—LG DO-
Keraguan tidak mengurangi keyakinan 'DEÌVL DO-Hanafi (w.430 H) karenanya
hingga abad V H, Hanafi adalah aliran
20
îÌó¢¥ ¾¦Ä [ì ó¦ yang paling berjasa dalam pengembangan
kaidah fiqh.25
Artinya: Pada abad VI H ditemukan hanya satu
Keyakinan tidak dapat dihilangkan kitab yang disusun dalam disiplin ilmu
karena keraguan. NDLGDK ILTK \DLWX LGK—E DO-4DZ—LG NDU\D
15 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 11-22

µ$OD DO-Din Muhammad Ibn Ahmad al- al-4DZ—LG DO-Mazhab karya al-0DTGLV¯
Samarkandi (w. 540 H). Sedangkan pada (w. + .LWDE 7DKU¯U DO-0DMPX¶ DO-
abad VII H kitab-kitab fiqh yang telah Muzhab fi Qawl-Mazhab karya al-$O—¶L
disusun oleh ulama adalah al-4DZ—LG DO- Kitab al-4DZ—LG karya Taqi al-'¯Q DO-
)XUX¶ DO-6\DIL¶L\\DW karya Muhammad Ibn Hishni (w. 829 H). Kitab 1D]K—P DO-
,EU—KLP DO-Jakarmi al-Sahlaki (w. 613 H). 'DNK—LU IL DO-$V\E—E ZD DO-1D]K—LU karya
Kitab 4DZ—LG DO-$KN—P fL 0DV—OLK DO- Abd al-5DKP—Q ,EQ $OL DO-0DTGLV¯ Z
$Q—P karya Izz al-'¯Q $EG 6DO—P Z H). Dan kitab al-4DZ—LG ZD DO-'KDZ—ELWK
660 H). Kitab al-0X]KDE IL 'KDEW 4DZ—LG karya Ibn Abd al-+—G¯ Z + 28
al- Mazhab NDU\D 0XKDPPDG ,EQ µ$EG Abad ini dianggap sebagai zaman
Allah Ibn Rasyid al-Bakri al-Qafsi (w. kesempurnaan bagi kaidah fiqh dan pada
685 H).26 Kitab pertama dan kedua PDVD LQL PXQFXO -DO—O DO-'¯Q DO-6X\ÌWKL
disusun oleh ulama pengikut mazhab (w. 910 H) yang meramkum kaidah-
6\DIL¶L VHGDQJNDQ NLWDE NHWLJD GLVXVXQ kaidah fiqh yang dianggap paling penting
oleh ulama pengikut mazhab Maliki. Oleh yang bertebaran dalam kaidah-kaidah
karena itu, dominasi mazhab dalam karangan al-$O—¶L DO-Subki dan al-ZDUN—]L
kodifikasi dan pengembangan kaidah fiqh yang kemudian dikumpulkan dalam Kitab
pada abad IV dan V masih didominasi al-$V\E—E ZD DO-1D]K—LU yang hingga kini
oleh mazhab Hanafi dan pada abad VI dan masih dianggap sebagai buku kaidah fiqh
9,, GLGRPLQDVL LOHK PD]KDE 6\DIL¶L yang paling lengkap.29
Abad ke VIII H dikenal sebagai c. Masa Kematangan dan Penyempurnaan
zaman keemasan dalam kodifikasi kaidah
fiqh karena perkembangan kodifikasi Aliran hukum Sunni yang berjasa
kaidah fiqh begitu pesat. Buku-buku dalam pembentukan kaidah fiqh pada
kaidah fiqh terpenting dan termasyhur zaman pertumbuhan adalah Hanafiah
pada abad ini adalah; Al-$V\E—E ZD DO- dengan tokohnya seperti al-Karkhi dan al-
Nazh—LU karya Ibn Wakil al-6\DIL¶L Z.716 'DEÌVL WHWDSL SHUDQ LQL EHUJHVHU SDGD DEDG
H). Kitab al-4DZ—LG karya al-0DTT—ULDO- VI dan VII H karena aliran Hanafi
Maliki (w.750 H). Al-0DMPX¶ DO-Muzhab mengalami stagnasi dan pada zaman
IL 'KDEE 4DZ—LG DO-Mazhab karya al- VWDJQDVL LQL PXQFXO .LWDE 6\DUK 8VKÌO DO-
$OD¶L DO-6\DIL¶L Z + . Al-$V\—E ZD Karkhi yang disusun oleh Najm al-'¯n
al-1D]K—LU karya Jamal al-Din al-Subkhi Abu Hafs al-1DV—IL Z + 6HNDOLSXQ
(w.771 H). Al-$V\E—E ZD DO-1D]K—LU aliran Hanafi mengalami stagnasi tetapi
karya Jamal al-Din al-,VQ—ZL Z +. tidak berarti dalam aliran ini tidak terdapat
Al-Mantsur fi al-4DZ—LG karya Badr al- pengembangan kaidah fiqh. Pada masa ini
Din al-=DUN—V\L Z + . Al-4DZ—LG IL tetap pengikut Hanafi lainnya seperti
al-Fiqh karya Ibn Rajab al-Hambali QadKL .K—Q GDQ DO-Husairi yang menjadi-
(w.795 H) dan Al-4DZ—LG IL DO-)XUX¶ kan fiqh sebagai salah satu media dalam
NDU\D $OL ,EQ 8VP—Q DO-Gazzi (w.799 menentukan illat dan mentarjih pendapat
H).27 ulama.30 Abad X yang dianggap sebagai
Pada X H tercatat sebagai periode periode kesempurnaan kaidah fiqh tidak
syarh atau penjelasan karena pada zaman berarti tidak ada lagi perbaikan-perbaikan
ini muncul Ibn al-Mulaqqin (w. 804 H) kaidah fiqh pada zaman sesudahnya dan
yang mengkodifikasi kaidah fiqh dengan salah satu kaidah fiqh yang disempurna-
cara menjelaskan kitab-kitab yang telah kan di abad XIII H adalah kaidahh yang
ada sebelumnya. Di antara kitab-kitab berbunyi yaitu;
yang disusun pada abad ini adalah $VQD¶
al-0DT—VLG IL DO-Tahrir al-4DZ—LG karya
ýZã îô÷ > »ÂЬ À¦ ¾· ± x
Muhammad Ibn Muhammad al-Zubair (w.
808 H). Kitab al-4DZ—LG DO-0DQ]KXP—W IL
31
þû¯¦ ¥
16 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 11-22

Artinya: pada saat beliau sakit. Kemudian dia


Seseorang tidak dibolehkan mengelola 8PDU MXJD PHQGHVDN $EÌ %DNU XQWXN
harta orang lain kecuali ada izin dari mengambil kebijaksanaan agar mengum-
pemilikinya. pulkan alquran yang tersebar dalam
tulisan yang terpisah-pisah dan dalam
hafalan para sahabat.35
ýZã îô÷ > »ÂЬ À¦ ¾· ± x Kedua fakta sejarah di atas menunjuk-
NDQ EDKZD SHQJJXQDDQ NDLGDK XVKÌO
32
À¯¦ ¥ dalam menyelesaikan berbagai problem
sosial, politik dan keagamaan sudah di-
Artinya: mulai sejak periode sahabat. Namun pada
Seseorang tidak dibolehkan mengelola saat ini produk pemikiran hukum maupun
harta orang lain tanpa izin. metodologinya belum terkodifikasi
Sekalipun ditulis sejak lama, kaidah dengan baik karena perhatian mereka
fiqh masih bercampur dengan disiplin belum terfokus pada aspek ini. Kodifikasi
ilmu-ilmu lainnya. Karena itu, pada abad kaidah-NDLGDK XVKÌO DO-fiqh secara
XII H muncul kodifikasi kitab fiqh yang metodologis baru dimulai pada masa
bernama 0DMDOO—W DO-$KN—P al-$GOL\\—W 0XKDPPDG ,GU¯V al-6\—IL¶L -204 H)
yang disusun oleh Laznah Fuqaha yang selain rajin mengeluarkan fatwa ia
8VP—QL\DK 3DUD IXTDKD LQL PHUDQJNXP juga rajin menuliskannya dalam sebuah
dan memilih kaidah fiqh dari sumber- kitab tersendiri sehingga lahirlah al-
sumbernya seperti al-$V\E—E ZD DO- 5LV—ODK \DQJ GLWXOLV NHWLND LD WLQJJDO GL
1D]K—LU NDU\D ,EQ 1XM—LP GDQ 0DMPX¶ DO- BaghG—G GDQ GLVHPSXUQDNDQ NHWLND
+DT—LT karya al-.KDG¯PL 33 tinggal di Mesir.36 Karena itulah, µ$EG
WaKK—E .KDOO—I PHQ\DWDNDQ EDKZD \DQJ
2. Sejarah Kodifikasi UshÌl al-Fiqh
SHUWDPD NDOL PHQ\XVXQ LOPX XVKÌO DO-fiqh
(NVLVWHQVL XVKÌO ILTK VHEDJDL VHEXDK yang utuh dan menyeluruh adalah al-
metode atau cara berpikir dalam menetap- 6\—IL¶L GHQJDQ NLWDEQ\D DO-5LV—ODK 37
kan hukum telah ada jauh sebelum ke- Dengan kata lain, Hallaq menyimpulkan
hadiran al-5LV—ODK 8VKÌO DO-fiqh sebagai- bahwa kemunculan nama al-6\—IL¶L
mana diungkapkan oleh Abu Zahrah VHEDJDL SHQFHWXV XVKÌO DO-fiqh tidak
muncul seiring dengan munculnya didukung oleh data kesejarahan yang
masalah fiqh karena fatwa-fatwa fiqh valid. Artinya munculnya anggapan
tersebut merupakan hasil kajian yang bahwa al-6\—IL¶L VHEDJDL the Master
menggunakan metode-metode tertentu dan $UFKLWHFW RI 8VKÌO DO-Fiqh adalah sebuah
metode kajian itulah yang kemudian kreasi yang datang belakangan.
GLNHQDO VHEDJDL XVKÌO DO-fiqh.34
3. Sejarah Kodifikasi Teori-Teori Hukum
Sebenarnya Kaidah-NDLGDK XVKÌO DO-
Modern
fiqh sudah mulai tumbuh sejak zaman
sahabat karena para ulama generasi per- Pada saat munculnya al-6\—IL¶L telah
tama ini telah melahirkan fatwa-fatwa fiqh bermunculan tokoh-tokoh ahli hukum
yang menggunakan kaidah-NDLGDK XVKÌO Islam yang memiliki corak rasionalisme
al-fiqh sebagaimana yang diakui oleh dan tradisionalisme. Corak rasionalisme
0XVW—ID $KPDG DO-0DU—JL EDKZD 8PDU \DQJ GLZDNLOL ROHK $EÌ <ÌVXI DO-+DQ—IL
Ibn al-.KDWW—E PHQJDQDORJLNDQ NHSHPLP- dan tradisionalisme atau aliran kalam
pinan politik pada imam shalat ketika diwakili oleh kalangan Malikiah dan
memperkuat dukungannya pada AbÌ %DNU NHPXGLDQ ,PDP 6\—IL¶L akhirnya di-
sebagai khalifah yang pertama karena dia masukkan pula dalam golongan ini karena
adalah sahabat yang ditunjuk oleh dianggap gagal dalam menelurkan aliran
5DVXOXOODK XQWXN PHQMDGL LP—P VKDODW WHUVHQGLUL VHUWD NDXP +DQ—ELODK Setelah
17 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 11-22

itu, muncul aliran yang mencoba meng- QDPD $EÌ =D\G DO-'DEÌVL Z +
gabungkan kedua corak pemikiran hukum dengan kDU\D XVKÌOQ\D \DQJ EHUMXGXO al-
tersebut dengan teori konvergensinya. 8VKÌO ZD DO-)XUÌ dan 7D¶V¯V DO-Nazhar
kemudian Ali Ibn Muhammad Ibn Husain
a. Aliran Tradisionalisme
yang populer dengan nama Fakhr al-,VO—P
Aliran tradisisonalisme atau kalam ini al-%D]G—ZL -482 H) dengan karya
GLNHPEDQJNDQ ROHK SDUD SHQJLNXW ,P—P XVKÌOQ\D \DQJ EHUMXGXO Kanz al-:XVKÌO
al-6\—IL¶L VHSHUWL 0XKDPPDG ,EQ LO— 0D¶ULIDK DO-8VKÌO GDQ µ$EG /¯DK Ibn
Muhammad Ibn al-*KD]—OL -505 H) Muhammad al-1DV—IL \DQJ SRSXOHU
GHQJDQ NDU\DQ\D XVKÌOQ\D al-Musytasyfa GHQJDQ QDPD +DI¯]K DO-'¯Q DO-1DV—IL Z
dan al-0DQKÌO .HPXGLDQ µ$OL ,EQ + GHQJDQ NDU\D XVKÌOQ\D \DQJ
0XKDPPDG ,EQ 6DO¯P \DQJ kemudian berjudul 0DQ—U DO-$QZ—U IL 8VKÌO DO-
populer dengan Sayf al-G¯Q DO-Amidi Fiqh.41
GHQJDQ NDU\D XVKÌOQ\D al-,KN—P IL 8VKÌO Berbeda dengan aliran kalam yang
al-$KN—P. Selain dua tokoh ini, aliran sangat tradisional dan idealis, aliran
NDODP MXJD GLNHPEDQJNDQ ROHK µ$EG /L—K Hanafiah melahirkan rumusan kaidah-
,EQ 8PDU ,EQ 0XKDPPDG ,EQ µ$OL DO- kaidah yang lebih dapat memperhatikan
%D\GK—ZL Z + \DQJ NHPXGLDQ karakter-NDUDNWHU IXUX¶ GDQ PHPSHU-
SRSXOHU GHQJDQ NDU\D XVKÌlnya yakni al- hatikan kepentingan mukallaf dengan
0LQK—M DO-:XVKÌO LO— DO-Ilm al-8VKÌO 38 melihat pesan alquran dan al-Sunnah.42
Secara umum mereka melahirkan Pendekatan seperti ini, memberi peluang
rumusan kaidah-kaidah kulli melalui kepada para ulamanya untuk melahirkan
kajian induktif terhadap ayat-ayat alquran kaidah-kaidah baru yang sebelumnya
dan al-Sunnah kemudian secara deduktif belum diangkat oleh ulama mazhabnya
kaidah-kaidah tersebut diterapkan dalam sendiri.
pengkajian hukum, baik dalam konteks
c. Aliran Konvergensi
ijtihad lafzi maupun akli. Mereka juga
EDQ\DN PHODNXNDQ WD¶OLO WHUXWDPD XQWXN Di samping kedua aliran di atas, ada
ayat-ayat non ubudiyyah dengan maksud SXOD DOLUDQ XVKÌO DO-fiqh yang melakukan
agar ayat-ayat tersebut dapat menyerap NDMLDQ XVKÌO GHQJDQ PHQJNRPELQDVLNDQ
IXUX¶ 39 Inilah cara utama aliran kalam dua pendekatan di atas yang dalam sejarah
yang mengorientasikan kajian hukumnya kajian ilmu biasa disebut sebagai WKDU¯TDK
pada ayat-ayat alquran dan al-Sunnah al-MDP¶—Q atau aliran konvergensi. Aliran
sebagai implikasi dasar pemikiran bahwa ini secara harmonis memadukan dua corak
6\—UL¶ LWX KDQ\D $OODK GDQ 5DVXO-Nya dan NDMLDQ XVKÌO \DNQL GDODP NRQWHNV WHUWHQWX
Tugas mujtahid hanya menemukan hukum mereka cenderung tradisional sementara
dan bukan menciptakan hukum. untuk kepentingan yang lainnya mengikuti
Kemudian teori kajian hukum ini kecenderungan aliran rasionalisme
banyak diserap oleh para ulama yang Hanafiah.
berlatar belakang keilmuan kalam seperti Di akhir abad ke-4 H/9 M muncul
al--XZ—LQL GDQ DO-*KD]—OL GDUL NDODQJDQ ahli hukum terkenal yang bermazhab
Asyariyyah dan al-+XV—LQ ,EQ 0XKDPPDG 6\—IL¶L \DQJ EHUQDPD Ibn al-6XU—LM ,D
,EQ µ$OL DO-Bashri dari kalangan dianggap sebagai satu-satunya ahli hukum
0X¶WD]LODK GHQJDQ NDU\DQ\D al-0X¶WDPad ,VODP \DQJ PHPEHOD PD]KDE 6\—IL¶L GDQ
fi al-8VKÌO karena dua hal inilah aliran ini mengangkatnya menjadi mazhab yang
terkenal dengan nama aliran kalam.40 penting bersama dengan murid-muridnya
Ibn al-6XU—LM PHQJNRPELQDVLNDQ SHQJHWD-
b. Aliran Rasionalisme
huan aliran tradisional dan rasional
Aliran ini dikembangkan oleh para GHQJDQ VHEXDK NRQVHSWXDOLVDVL XVKÌO DO-
SHQJLNXW $EÌ +DQ¯IDK VHSHUWL $EÌ /L—K fiqh yang rasional dengan tradisi tekstual.
,EQ 8PDU ,EQ ®VD \DQJ SRSXOHU GHQJDQ
18 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 11-22

Di antara murid-PXULG ,EQ 6XU—LM \DQJ berharga bagi generasi berikutnya dalam
terkenal adalah Ibn Hawkawayh (w. 318 menggali dan merumuskan formula
H), IbU—KLP 0DUZ—]L Z + $EÌ maqasid yang lebih detail, dan ber-
Bakr al-IDU¯VL (w. 350 H), Ibn Qass (w. akhirnya era al-6\—WLEL VWXGL WHQWDQJ XVKÌO
+ $EÌ %DNU DO-6D\U—IL Z + al-fiqh mengalami kemerosotan yang
dan al-4DII—O DO-6K—VL VHEDJDL HNVSRQHQ sangat memprihatinkan terutama pada
GDQ SHQGLUL XVKÌO DO-fiqh. Tokoh-tokoh aspek substansi dan metodologi dan dalam
besar lain yang kemudian menggunakan waktu yang lama tradisi eksplorasi
NRQYHUJHQVL DGDODK 7—M DO-'¯Q DO-6ÌENKL pemikiran spekulatif dalam bidang hukum
(w. 727-771 H) dengan karyanya -DP¶X Islam tidak muncul. Para sarjana muslim
al--DZ—PL NHPXGLDQ 0XKDPPDG ,EQ µ$OL ketika itu hingga menjelang munculnya
Ibn Muhammad al-6\DZN—QL -1250 era pembaharuan pada abad ke 17-18 M
H) dengan karyanya ,UV\—G DO-)XKÌO LO— dan seterusnyahanya sebatas mengulang-
7DWE¯T DO-+—T PLQ µ,OP DO-8VKÌO dan ulang materi-materi yang sudah ada
generasi abad ke-19 dan awal abad ke-20 GHQJDQ WHUIRNXV SDGD WUDGLVL 8VKÌO DO-Fiqh
6\DLNK +XG—LUL %HN Z 1927 M) dengan al-6K—IL¶L\\DK NKXVXVQ\D SDGD .LWDE DO-
karyanya 8VKÌO DO-Fiqh.43 5LV—ODK
Pada abad ke- + ,EU—KLP ,EQ 0ÌVD Kondisi di atas mengalami perubahan
al-6\—WLEL GDODP NDU\DQ\D al-0XZ—IDT—W ketika gerakan kebangkitan dan pem-
PHPSHUPXODVLNDQ WHRUL PDT—VKLG DO- baharuan mulai dikumandangkan oleh
6\—ULDK VD\DQJQ\D SHQGHNDWDQ PDT—VKLG para pembaharu dan pemikir muslim
al-6\—WLEL PHQJDODPL NHPDWDQJDQ NHWLND EHODNDQJDQ VHSHUWL 0XKDPPDG µ$EGXK
intelektualme muslim berada dalam 0XKDPPDG ,TE—O 0XKDPPDG 5—V\LG
kemunduran sehingga teori ini sekalipun 5¯GD )D]OÌU 5DKP—Q <ÌVXI 4DUKG—ZL
memiliki potensi besar untuk melakukan Mahmud MuhammDG 7—KD +—VDQ
sistematisasi aturan-DWXUDQ V\DUL¶DK WHWDSL +DQ—IL 1DVU +DP¯G $EÌ =D\G
tidak dikembangkan dan diimplementasi- 0RKDPPDG $UNRXQ 0XKDPPDG 6\DKUÌU
kan oleh sarjana-sarjana muslim GDQ +DVDQ 7XU—EL Pada era inilah
sesudahnya bahkan hampir sama sekali EDQJXQDQ VLVWHPDWLND XVKÌO al-fiqh yang
diabaikan sehingga teori ditemukan telah dikodifikasi dipertanyakan kem-
kembali oleh Muhammad 7K—KLU Ibn bali.46
Ashur lebih dari satu abad kemudian.44 Untuk lebih mengenal corak teoritis
Pemikiran maqashid al-syariah yang SHPLNLUDQ XVKÌO DO-fiqh pada era ke-
GLEDQJXQ ROHK ,EQ m$V\XU GDSDW GLOLKDW bangkitan, maka penulis akan mengkat
dari berbagai karya-karyanya di antaranya teori pemikiran hukum tokoh-tokoh
Maqashid al-Syariah al-Islamiyah, al- tersebut diantaranya adalah Teori Naskh
Tahrir wa al-Tanwir, Alaysa al-Subh bi 0DKPRXG 0RKDPPHG 7—KD GDQ 7HRUL
Qarib dan Ushul Nidzam al-Ijtima fi al- Nazhariyyah al-+XGÌG Muhammad
Islam. Di dalam kitab o0DTDVKLG DO- 6\DKUÌU
Syariah al-,VODPL\DKp ditemukan bahwa Teori naskh Mahmoud Muhammed
kreasi inovatif dalam bidang maqashid al- 7—ha muncul sebagai jawaban terhadap
syariah \DQJ GLODNXNDQ ,EQ m$V\XU adalah problematika metodologi pembaruan
menetapkan pokok-pokok maqasid dan hukum Islam modern yang sangat
memberikan penambahan-penambahan menekankan pada aspek otentitas sumber
terhadap teori maqashid.45 hukum dan kontunuitas dengan tradisi
SeNDOLSXQ ,EQ µ$WVXU GDSDW keilmuan Islam yang pernah ada
mengembangkan teori maqashid yang sebelumnya. Setelah sebelumnya melaku-
dianggap belum final, tetapi paling tidak kan kegiatan-kegiatan spritual berupa
dia telah melakukan terobosan spekta- kontemplasi, puasa dan meditasi semata-
kuler dan memberikan sumbangan yang
19 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 11-22

mata dalam rangka mendapatkan setitik Dinamakan Ummu al-.LW—E DWDX LQGXN
pencerahan dari Allah.47 berbagai kitab dan ketentuan hukum
Teori naskh 7—KD EHUDQJNDW GDUL WHRUL NDUHQD VLIDWQ\D \DQJ KDQ¯I EHUGDVDUNDQ
nask yang telah ada tetapi secara teori batas ini.49
konseptual ia berbeda. Pada teori naskh Berdasarkan kajiannya terhadap ayat-
klasik, naskh dipahami sebagai peng- ayat hukum, Syahrur menyimpulakan
hapusan yang berindikasi pada tidak adanya enam bentuk dalam teori batas
berlakunya lagi kekuatan hukum suatu yaitu pertama, ketentuan hukum yang
ayat karena datangny ayat yang baru. hanya memiliki bats bawah (al-Had al-
Selain itu, teori naskh klasik bersifat Adna) dan ini terjadi pada macam-macam
NDVXLVWLN WHWDSL GL WDQJDQ 7—KD PDNQD perempuan yang tidak boleh dinikahi (QS
demikian itu berubah secara drastis karena an-1LV— -23), berbagai jenis makanan
bagi T—KD QDVNK WLGDN ELVD GLSDKDPL yang diharamkan (QS al-0—LGDK 46
sebagai penghapusan yang berarti ada ayat al-$Q¶—P -156), utang piutang (QS
yang tidak lagi memiliki kekuatan hukum al-Baqarah: 283-284) dan tentang pakaian
karena sudah tergantikan oleh ayat yang wanita (QS an-1LV— . Kedua,
turun kemudian tetapi lebih tepat bila ketentuan hukum yang hanya memiliki
dipahami sebagai penundaan dalam batas atas (al-Had al-$¶OD ,QL WHUMDGL
aplikasinya. Misalnya, ayat-ayat Makkiah pada tindak pidana pencurian (QS al-
tidak diaplikasikan pada periode kenabian 0—LGDK GDQ SHPEXQXKDQ 46 DO-
karena kondisi masyarakat Madinah dan ,VUD¶ GDQ DO-Baqarah: 178 serta al-
Arabia yang dekat dengan zaman jahiliyah Nisa: 92). Ketiga, ketentuan hukum yang
dan Nabi sengaja tidak memberlakukan memiliki batas atas dan bawah sekaligus
ayat-ayat Makkiah yang bersifat universal yang berlaku pada hukum waris (QS al-
tanpa membedakan gender, suku, bangsa Nisa: 11-14, 176) dan poligami (QS al-
dan agamasampai datang suatu masa di Nisa: 3). Keempat, ketentuan hukum yang
mana kondisi masyarakat sudah memung- mana batas bawah dan batas atas berada
kinkan pada waktu ayat-ayat Makkiah pada suatu titik lurus. Ini berarti tidak ada
diberlakukan kembali.48 alternatif hukum lain karena tidak boleh
Sedangkan yang dimaksud dengan lebih dan tidak boleh kurang dari yang
Teori Nazhariyyah al-Hudud atau teori WHODK GLWHQWXNDQ 0HQXUXW 6\DKUÌK EHQWXN
batas Muhammad Syahrur adalah bahwa keempat ini hanya berlaku pada hukuman
terdapat ketentuan Tuhan yang diung- zina yaitu seratus kali jilid (QS an-Nur: 2)
kapkan dalam al-Kitab dan al-Sunnah kemudian berdasarkan ayat 3-10 dari
yang menetapkan batas bawah dan batas surah yang sama, hukuman tersebut hanya
minimal yang dituntut oleh hukum dalam dapat dijatuhkan dengan syarat adanya
kasus tertentu sedangkan batas atas HPSDW RUDQJ VDNVL DWDX PHODOXL OL¶DQ
merupakan batas maksimal. Perbuatan Kelima, ketentuan yang memiliki batas
hukum yang kurang dari batas minimal atas dan bawah tetapi kedua batas tersebut
tidak sah demikian pula yang melebihi tidak boleh disentuh karena dengan
batas maksimal dan ketika batas-batas ini menyentuhnya berarti telah terjatuh pada
dilampaui maka hukuman harus dijatuh- larangan Tuhan. Hal ini berlaku pada
kan menurut proporsi pelanggaran yang hubungan pergaulan antara laki-laki dan
terjadi, jadi manusia dapat melakukan perempuan yang dimulai dari tidak saling
gerak dinamis di dalam batas-batas yang menyentuh sama sekali (batas bawah)
telah ditentukan dan disinilah menurut hingga hubungan yang hampir mendekati
Syahrur letak kekuatan Islam. Dengan zina tetapi belum berzina berarti keduanya
memahami teori ini, niscaya akan melahir- belum terjatuh pada batas-batas (hudud)
kan jutaan ketentuan hukum dan itulah Allah. Keenam, ketentuan hukum yang
sebabnya risalah Muhammad Saw. memiliki batas atas dan bawah di mana
20 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 11-22

batas atasnya bernilai positif dan tidak 6\—WLEL GDQ HUD WHRUL PDT—VKLG VHWelah
boleh dilampaui sedangkan batas bawah al-6\—WLEL
bernilai negatif dan boleh dilampaui. Hal
ini berlaku pada hubungan kebendaan DAFTAR PUSTAKA
sesama manusia, batas atas yang berniali Alquran dan Terjemahnya
pisitif berupa riba sementara zakat sebagai
batas bawahnya yang bernilai negatif. $EGXOO—K M. Amin. Paradigma Alternatif
batas bawah ini boleh dilampaui dengan 3HQJHPEDQJDQ 8VKÌO )LTK GDQ
berbagai bentuk sedekah dan batas Dampaknya pada Fiqh Kontem-
tengahnya yang bernilai zero dalam porer dalam Ainunrofiq (ed)
bentuk pinjaman tanpa memungut bunga µ0D]KDE´ <RJ\D 0HQJJDJDV
atau riba.50 3DUDGLJPD 8VKÌO )LTK .RQWHP-
Teori-teori tersebut di atas merupakan porer. Yogyakarta: Ar-Ruzz,
hasil pemikiran hukum Islam yang gemi- 2002.
lang yang sampai sekarang diterapkan al-Hanafi, Zain al-C$ELGLQ ,EQ ,EU—KLP ,EQ
oleh ahli hukum Islam. Karena itu, tidak 1XM—LP. al-$V\E—E ZD DO-1D]K—LU
diragukan bahwa teori-teori tersebut ala Mazhab Abi Hanifah al-
adalah berlandaskan pada bentuk episti- 1X¶PDQ. .DLUR 0X¶DVVDK DO-
mologi hukum Islam yang sangat Halabi wa al-Syirkah, 1968.
modernis karena mampu meng-
al-0DU—JKL $KPDG 0XVW—ID. al-Fath al-
aktualisasikan ajaran Islam dalam pada
0XE¯Q IL 7KDEDT—W DO-Ushuliyyin.
setiap tempat dan waktu.
Jilid I. Kairo: Muh. Amin Ramj,
III. KESIMPULAN 1974.
Hakikat kodifikasi hukum Islam al-1DG—ZL $OL $KPDG. al-4DZ—LG DO-
adalah kodifikasi kaidah-kaidah fiqh dan Fiqhiyyah, Mafhumuha, Nasyatu-
kaidah-NDLGDK XVKÌO ILTK VHUWD SHQJHP- ha, Tatawwuruha, 'LU—VDK
bangan teori-teori hukum Islam yang Muallifatiha, Adillatuha, Muhim-
berlandaskan pada epistimologi hukum PDWXKD 7DWE¯TDWXKD. Damaskus:
Islam. Karena itu, corak kodifikasi hukum '—U DO-Qalam, 1994.
Islam tersebut meliputi;
al-6\DXN—QL ,P—P. Konstruksi Episti-
1. Kodifikasi kaidah-kaidah fiqh yang mologi Hukum Islam Indonesia
meliputi tiga fase perkembangan yaitu dan Relevansinya Bagi Pem-
masa pertumbuhan dan pembentukan, bangunan Hukum Nasional. Ed.
masa perkembangan dan kodifikasi dan 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo
masa kematangan dan penyempurnaan. Persada, 2006.
2. 6HPHQWDUD NRGLILNDVL XVKÌO DO-fiqh
An-1D¶LP $EGXOO—K $KPHG. Translator
tidak hanya meliputi kaidah-kaidah
Introduction dalam Mahmoud
XVKÌO WHWDSL MXJD WHUNDLW SDGD SHU-
Muhammed 7—KD 7KH 6HFRQG
JXPXODQ WHQWDQJ VLDSD SHQFHWXV XVKÌO
Message of Islam. tt: Syracuse
al-fiqh sebagai corak pemikiran
University Press, 1987.
filosofis dalam epistimologi hukum
Islam. Coulson, Noel J. Hukum Islam dalam
3. Lahirnya teori-teori hukum dalam Perspektif Sejarah (The Historry
epistimologi hukum Islam yang meng- of Islamic Law) diterjemahkan
acu pada corak pemikiran tradisional oleh Hamid Ahmad. Jakarta:
dan rasional dalam epistimologi hukum P3M, 1987.
Islam telah melandasi lahirnya teori Dede Rosyada, Hukum Islam dan Pranata
PDT—VKLG DO-6\DUL¶DK \DQJ GLNHPEDQJ- Sosial (Jakarta: Raja Grafindo
kan oleh juris Islam sebelum era al- Persada dan Lembaga Studi
21 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 11-22

Islam dan Kemasyarakatan, Catatan Akhir:


1999), h. 107-109. 1
8VKÌO DO-fiqh atau dasar-dasar hukum Islam
Hallaq, Wael B. Sejarah Teori Hukum menguraikan tentang indikasi-indikasi dan metode
deduksi hukum-hukum fiqh dari sumber-
,VODP 3HQJDQWDU 8QWXN 8VKÌO sumbernya. Indikasi-indikasi ini ditemukan dalam
fiqh Mazhab Sunni (A History of al-4XU¶DQ GDQ DO-Sunnah yang merupakan sumber
Islamic Legal Theory) diterje- SRNRN GDUL V\DUL¶DK $UWLQ\D KXNum-hukum fiqh
mahkan oleh E. Kusnadiningrat digali dari al-4XU¶DQ GDQ DO-Sunnah atas dasar
dan Abdul haris bin Wahid. prinsip-prinsip dan metode-metodenya yang secara
NROHNWLI GHQJDQ GHQJDQ XVKÌO DO-fiqh. Muhammad
Jakarta: Raja Grafindo Persada, +DV\LP .DP—OL Prinsip dan Teori-Teori Hukum
2000. Islam. 'LWHUMHPDKNDQ GDUL EXNX DVOLQ\D ³3ULQFLSOH
of islamic Jurisprudence (The Islamic texts
Hasani, Ismail. Nadzariyyat al-Maqasid
Society). (Cet. 1; Jakarta: Pustaka Pelajar Offset,
µLQGD 0XKDPPDG DO- Thahir Ibn 1996), h. 1.
µ$V\XU. Cet. I; Virginia: 2
Jaih Mubarok, Kaidah Fiqh, Sajarah dan
The International Institute of Kaidah Asasi. Ed. 1 (Cet. I; Jakarta: PT. Raja
Islamic Tought, 1995. Grafindo Persada, 2002), h. vii
3
,EU—KLP $EX <ÌVXI <D¶TXE ,EQ. Kitab al- Ibid., h. viii
Kharaj. Raudah: al-0DWED¶DK DO- 4
Ibid., h. 43.
6DO—IL\\DK . 5
Beberapa sabda Nabi yang dianggap sebagai
.DP—OL Muhammad Hasyim. Prinsip dan kaidah fiqh adalah pajak itu disertai jaminan, tidak
boleh menyulitkan orang dan dipersulit, bukti
Teori-Teori Hukum Islam. Diter- dibebankan kepada penggugat dan sumpah
jemahkan dari buku aslinya dibebankan kepada tergugat, benda yang
³3ULQFLSOH RI LVODPLF -XULVSUX- memabukkan banyak atau sedikit adalah haram.
dence (The Islamic texts Lihat lebih lanjut dalam ibid., h. 44-45.
6
Society). Cet. 1; Jakarta: Pustaka Lihat Ali Ahmad al-1DG—ZL al-4DZ—LG DO-
Pelajar Offset, 1996. Fiqhiyyah, Mafhumuha, Nasyatuha, Tatawwuruha,
'LU—VDK 0XDOOLIDWLKD $GLOODWXKD 0XKLPPDWXKD
Mubarok, Jaih. Kaidah Fiqh, Sajarah dan 7DWE¯TDWXKD 'DPDVNXV '—U DO-Qalam, 1994), h.
Kaidah Asasi. Ed.1. Cet. I; 92.
Jakarta: PT. Raja Grafindo 7
Ibid.
Persada, 2002. 8
Ibid., h. 95.
6—IL Louay. Ancangan Metodologi 9
Ibid., h. 327.
Alternatif (The Foundation of 10
/LKDW $EX <ÌVXI <D¶TXE ,EQ ,EU—KLP Kitab
Knowledge: A Comparartive al-Kharaj (Raudah: al-0DWED¶DK DO-6DO—IL\\DK
Study in Islam and Western 1382), h. 65-66.
Methods of inquiry) diter- 11
Al-1DG—ZL loc. cit..
jemahkan ROHK ,P—P .KRUL. 12
Ibid., h. 98.
Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001. 13
Ibid.
Sirri, 0XQ¶LP $ Sejarah Fiqh Islam, 14
Ibid., 101.
Sebuah Pengantar (Surabaya: 15
Ibid., h. 102.
Risalah Gusti, 1995. 16
Ibid., h. 103.
Tim Penyusun The Encyclopedia of Islam 17
Ibid.
³,EQ $V\XU´ The Encyclopedia 18
Of Islam. New Edition. Vol. Ibid.
19
III. Leiden: tp, 1971. Ibid., h. 105.
20
Ibid., h. 103.
Zahrah, Muhammad Abu. 8VKÌO DO-Fiqi.
21
WWS '—r al-Fikr al-µ$UDEL WW Pada fase ini, ulama sudah mulai memuji
pendapat imam pendiri mazhab secara berlebihan.
'LDQWDUDQ\D DGDODK 8E—LGDOODK DO-Karkhi (w.349)
22 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 11-22

salah seorang pengikut Imam Abu Hanifah yang Nasional. Ed. 1 (Jakarta: PT. raja Grafindo
berpendapat bahwa setiap ayat al-4XU¶DQ dan hadis Persada, 2006), h. 124-125.
yang bertentangan dengan pendapat Abu Hanifah 38
6\DXN—QL op. cit., h. 129.
dapat ditakwilkan atau dinasahkan. Sedangkan
39
4—GL ,\\—G SHUQDK EHUNDWD EDKZD EDJL \DQJ Dede Rosyada, Hukum Islam dan Pranata
bertaqlid, maka pendapat imam mazhab sejajar Sosial (Jakarta: Raja Grafindo Persada dan
dengan al-4XU¶DQ GDQ DO-Sunnah. Lihat lebih lanjut Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan, 1999),
GDODP 0XQ¶LP $ Sirri, Sejarah Fiqh Islam, h. 107-109.
Sebuah Pengantar (Surabaya:Risalah Gusti, 1995), 40
6\DXN—QL op. cit., h. 131.
h. 129. 41
22
Ibid., h. 130.
Al-1DG—ZL op. cit., h. 133. 42
23
Noel J. Coulson, Hukum Islam dalam
Ibid., h. 136. Perspektif Sejarah (The Historry of Islamic Law)
24 diterjemahkan oleh Hamid Ahmad (Jakarta: P3M,
Ibid., h. 137.
25 1987), h. 43.
Mubarok, op. cit., h. 66.
43
26 6\DXN—QL op. cit., h. 132.
Al-1DG—ZL loc. cit.
44
27 Louay 6—IL Ancangan Metodologi
Ibid., h. 138-139. Alternatif (The Foundation of Knowledge: A
28
Ibid. Comparartive Study in Islam and Western
29 0HWKRGV RI LQTXLU\ GLWHUMHPDKNDQ ROHK ,P—P
Ibid., h. 140.
Khori (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001), h. 143.
30
Mubarok, op. cit., h. 98. ,EQ µ–V\ÌU dilahirkan dari sebuah keluarga
31
Zain al-C$ELGLQ ,EQ ,EU—KLP ,EQ 1XM—LP DO- terhormat yang berasal dari Andalusia pada tahun
Hanafi, al-$V\E—E ZD DO-1D]K—LU DOD 0D]KDE $EL 1296 H atau 1879 M dan wafat pada tahun 1393 H
Hanifah al-1X¶PDQ .DLUR 0X¶DVVDK DO-Halabi wa atau 1973 M. Tempat lahir dan wafatnya sama
al-Syirkah, 1968), h. 158. yaitu di Tunis. Tim Penyusun The Encyclopedia of
32
,VODP ³,EQ $V\XU´ The Encyclopedia Of Islam.
Ibid. New Edition. Vol. III, (Leiden : tp, 1971), h. 720.
33
Ibid., h. 152-153. 45
Pokok-pokok maqasid yang ditetapkan Ibn
34 µ$V\XU GLJRORQJNDQ PHQMDGL WLJD EDJLDQ \DLWX
Muhammad Abu Zahrah, 8VKÌO DO-Fiqh,
WWS '—U DO-Fikr al-µ$UDEL WW K 4DZDLG PDTDVKLG µDPPDK 4DZDLG PDTDVLG .KRV
35 dan Kaidah menetapkan Maqashid al-Syariah
$KPDG 0XVW—ID DO-0DU—JKL al-Fath al- (Turuq itsbat al-maqashid al-Syariyyah). Lihat
0XE¯Q IL 7KDEDT—W DO-Ushuliyyin. Jilid I (Kairo: lebih lanjut Ismail Hasani, Nadzariyyat al-
Muh. Amin Ramj, 1974), h. 16. 0DTDVLG µLQGD 0XKDPPDG DO- 7KDKLU ,EQ µ$V\XU
36
Wael B. Hallaq, Sejarah Teori Hukum (Cet. I; Virginia: The International Institute of
,VODP 3HQJDQWDU 8QWXN 8VKÌO ILTh Mazhab Sunni Islamic Tought, 1995), h. 426.
(A History of Islamic Legal Theory) diterjemahkan 46
Ibid., h. 135.
oleh E. Kusnadiningrat dan Abdul haris bin Wahid
47
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), h. 44. $EGXOO—K $KPHG $Q-1D¶LP Translator
37 Introduction dalam MahPRXG 0XKDPPHG 7—KD
.HQGDWL $EÌ +DQLIDK VDQJDW SURGXNWLI The Second Message of Islam (tt: Syracuse
melahirkan fatwa-fatwa fiqh hasil kajian ijtihadnya University Press, 1987), h. 4-5.
namun beliau tidak menuliskan rumusan-rumusan
48
metodologi kajian hukumnya tersebut secara 6\DXN—QL op. cit., h. 141.
sistematis dalam satu buku yang akan dengan 4
9 0 $PLQ $EGXOO—K Paradigma Alternatif
muda dipelajari oleh ulama lain generasi 3HQJHPEDQJDQ 8VKÌO )LTK GDQ 'DPSDNQ\D SDGD
sesudahnya. Langkah ke arah ini baru dimulai oleh Fiqh Kontemporer dalam Ainunrofiq (ed)
murid-PXULG EHOLDX \DNQL $EÌ <ÌVXI -182 H) µ0D]KDE´ <RJ\D 0HQJJDJDV 3DUDGLJPD 8VKÌO
dengan karyanya yang amat menumental yang Fiqh Kontemporer (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2002),
berjudul al-Kharaj yang di dalamnay memuat h. 136.
perbedaan-perbedaan nalar para ulama dalam 50
berbagai kajian hukumnya. Namun dalam 6\DXN—QL op. cit., h. 144-146.
NDU\DQ\D LWX $EÌ <ÌVXI EHOXP PHQ\XJXKNDQ
WHRUL XVKÌO DO-fiqh yang menyeluruh dan baru
terfokus pada perbedaan-perbedaan para ulama
GDODP NDMLDQ ILTK UDVLRQDOQ\D ,P—P DO-6\DXN—QL
Konstruksi Epistimologi Hukum Islam Indonesia
dan Relevansinya Bagi Pembangunan Hukum

Anda mungkin juga menyukai