Achmad Musyahid
Abstract: This article describes the issue of codification of Islamic law in the
development of modern legal theory. From the assessment results obtained by
understanding some of the literature that was essentially the codification of Islamic
law is the codification of the rules of fiqh and usul fiqh rules and the development of
theories of Islamic law that is based on Islamic law epistimologi. Therefore, the
pattern includes the codification of Islamic law; codification of the rules of fiqh which
includes three phases, namely the development of a period of growth and formation,
the development and codification and the maturity and refinement. While codification
of usul al-fiqh includes not only the rules of jurisprudence but also related to the
struggle of who the originator of usul al-fiqh as a mode of philosophical thought in
epistimologi Islamic law. Birth of legal theories under Islamic law epistimologi Why
refer to the style of traditional and rational thinking in Islamic law underlies
epistimologi birth maqasid al-Shari'ah theory developed by Islamic jurists before the
era and the era of al-6\—WLEL PDTDVKLG WKHRU\ DIWHU DO- 6\—WLEL
Kata Kunci: Kodifikasi, Hukum Islam, Hukum Modern
µ$OD DO-Din Muhammad Ibn Ahmad al- al-4DZ—LG DO-Mazhab karya al-0DTGLV¯
Samarkandi (w. 540 H). Sedangkan pada (w. + .LWDE 7DKU¯U DO-0DMPX¶ DO-
abad VII H kitab-kitab fiqh yang telah Muzhab fi Qawl-Mazhab karya al-$O—¶L
disusun oleh ulama adalah al-4DZ—LG DO- Kitab al-4DZ—LG karya Taqi al-'¯Q DO-
)XUX¶ DO-6\DIL¶L\\DW karya Muhammad Ibn Hishni (w. 829 H). Kitab 1D]K—P DO-
,EU—KLP DO-Jakarmi al-Sahlaki (w. 613 H). 'DNK—LU IL DO-$V\E—E ZD DO-1D]K—LU karya
Kitab 4DZ—LG DO-$KN—P fL 0DV—OLK DO- Abd al-5DKP—Q ,EQ $OL DO-0DTGLV¯ Z
$Q—P karya Izz al-'¯Q $EG 6DO—P Z H). Dan kitab al-4DZ—LG ZD DO-'KDZ—ELWK
660 H). Kitab al-0X]KDE IL 'KDEW 4DZ—LG karya Ibn Abd al-+—G¯ Z + 28
al- Mazhab NDU\D 0XKDPPDG ,EQ µ$EG Abad ini dianggap sebagai zaman
Allah Ibn Rasyid al-Bakri al-Qafsi (w. kesempurnaan bagi kaidah fiqh dan pada
685 H).26 Kitab pertama dan kedua PDVD LQL PXQFXO -DO—O DO-'¯Q DO-6X\ÌWKL
disusun oleh ulama pengikut mazhab (w. 910 H) yang meramkum kaidah-
6\DIL¶L VHGDQJNDQ NLWDE NHWLJD GLVXVXQ kaidah fiqh yang dianggap paling penting
oleh ulama pengikut mazhab Maliki. Oleh yang bertebaran dalam kaidah-kaidah
karena itu, dominasi mazhab dalam karangan al-$O—¶L DO-Subki dan al-ZDUN—]L
kodifikasi dan pengembangan kaidah fiqh yang kemudian dikumpulkan dalam Kitab
pada abad IV dan V masih didominasi al-$V\E—E ZD DO-1D]K—LU yang hingga kini
oleh mazhab Hanafi dan pada abad VI dan masih dianggap sebagai buku kaidah fiqh
9,, GLGRPLQDVL LOHK PD]KDE 6\DIL¶L yang paling lengkap.29
Abad ke VIII H dikenal sebagai c. Masa Kematangan dan Penyempurnaan
zaman keemasan dalam kodifikasi kaidah
fiqh karena perkembangan kodifikasi Aliran hukum Sunni yang berjasa
kaidah fiqh begitu pesat. Buku-buku dalam pembentukan kaidah fiqh pada
kaidah fiqh terpenting dan termasyhur zaman pertumbuhan adalah Hanafiah
pada abad ini adalah; Al-$V\E—E ZD DO- dengan tokohnya seperti al-Karkhi dan al-
Nazh—LU karya Ibn Wakil al-6\DIL¶L Z.716 'DEÌVL WHWDSL SHUDQ LQL EHUJHVHU SDGD DEDG
H). Kitab al-4DZ—LG karya al-0DTT—ULDO- VI dan VII H karena aliran Hanafi
Maliki (w.750 H). Al-0DMPX¶ DO-Muzhab mengalami stagnasi dan pada zaman
IL 'KDEE 4DZ—LG DO-Mazhab karya al- VWDJQDVL LQL PXQFXO .LWDE 6\DUK 8VKÌO DO-
$OD¶L DO-6\DIL¶L Z + . Al-$V\—E ZD Karkhi yang disusun oleh Najm al-'¯n
al-1D]K—LU karya Jamal al-Din al-Subkhi Abu Hafs al-1DV—IL Z + 6HNDOLSXQ
(w.771 H). Al-$V\E—E ZD DO-1D]K—LU aliran Hanafi mengalami stagnasi tetapi
karya Jamal al-Din al-,VQ—ZL Z +. tidak berarti dalam aliran ini tidak terdapat
Al-Mantsur fi al-4DZ—LG karya Badr al- pengembangan kaidah fiqh. Pada masa ini
Din al-=DUN—V\L Z + . Al-4DZ—LG IL tetap pengikut Hanafi lainnya seperti
al-Fiqh karya Ibn Rajab al-Hambali QadKL .K—Q GDQ DO-Husairi yang menjadi-
(w.795 H) dan Al-4DZ—LG IL DO-)XUX¶ kan fiqh sebagai salah satu media dalam
NDU\D $OL ,EQ 8VP—Q DO-Gazzi (w.799 menentukan illat dan mentarjih pendapat
H).27 ulama.30 Abad X yang dianggap sebagai
Pada X H tercatat sebagai periode periode kesempurnaan kaidah fiqh tidak
syarh atau penjelasan karena pada zaman berarti tidak ada lagi perbaikan-perbaikan
ini muncul Ibn al-Mulaqqin (w. 804 H) kaidah fiqh pada zaman sesudahnya dan
yang mengkodifikasi kaidah fiqh dengan salah satu kaidah fiqh yang disempurna-
cara menjelaskan kitab-kitab yang telah kan di abad XIII H adalah kaidahh yang
ada sebelumnya. Di antara kitab-kitab berbunyi yaitu;
yang disusun pada abad ini adalah $VQD¶
al-0DT—VLG IL DO-Tahrir al-4DZ—LG karya
ýZã îô÷ > »ÂЬ À¦ ¾· ± x
Muhammad Ibn Muhammad al-Zubair (w.
808 H). Kitab al-4DZ—LG DO-0DQ]KXP—W IL
31
þû¯¦ ¥
16 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 11-22
itu, muncul aliran yang mencoba meng- QDPD $EÌ =D\G DO-'DEÌVL Z +
gabungkan kedua corak pemikiran hukum dengan kDU\D XVKÌOQ\D \DQJ EHUMXGXO al-
tersebut dengan teori konvergensinya. 8VKÌO ZD DO-)XUÌ dan 7D¶V¯V DO-Nazhar
kemudian Ali Ibn Muhammad Ibn Husain
a. Aliran Tradisionalisme
yang populer dengan nama Fakhr al-,VO—P
Aliran tradisisonalisme atau kalam ini al-%D]G—ZL -482 H) dengan karya
GLNHPEDQJNDQ ROHK SDUD SHQJLNXW ,P—P XVKÌOQ\D \DQJ EHUMXGXO Kanz al-:XVKÌO
al-6\—IL¶L VHSHUWL 0XKDPPDG ,EQ LO— 0D¶ULIDK DO-8VKÌO GDQ µ$EG /¯DK Ibn
Muhammad Ibn al-*KD]—OL -505 H) Muhammad al-1DV—IL \DQJ SRSXOHU
GHQJDQ NDU\DQ\D XVKÌOQ\D al-Musytasyfa GHQJDQ QDPD +DI¯]K DO-'¯Q DO-1DV—IL Z
dan al-0DQKÌO .HPXGLDQ µ$OL ,EQ + GHQJDQ NDU\D XVKÌOQ\D \DQJ
0XKDPPDG ,EQ 6DO¯P \DQJ kemudian berjudul 0DQ—U DO-$QZ—U IL 8VKÌO DO-
populer dengan Sayf al-G¯Q DO-Amidi Fiqh.41
GHQJDQ NDU\D XVKÌOQ\D al-,KN—P IL 8VKÌO Berbeda dengan aliran kalam yang
al-$KN—P. Selain dua tokoh ini, aliran sangat tradisional dan idealis, aliran
NDODP MXJD GLNHPEDQJNDQ ROHK µ$EG /L—K Hanafiah melahirkan rumusan kaidah-
,EQ 8PDU ,EQ 0XKDPPDG ,EQ µ$OL DO- kaidah yang lebih dapat memperhatikan
%D\GK—ZL Z + \DQJ NHPXGLDQ karakter-NDUDNWHU IXUX¶ GDQ PHPSHU-
SRSXOHU GHQJDQ NDU\D XVKÌlnya yakni al- hatikan kepentingan mukallaf dengan
0LQK—M DO-:XVKÌO LO— DO-Ilm al-8VKÌO 38 melihat pesan alquran dan al-Sunnah.42
Secara umum mereka melahirkan Pendekatan seperti ini, memberi peluang
rumusan kaidah-kaidah kulli melalui kepada para ulamanya untuk melahirkan
kajian induktif terhadap ayat-ayat alquran kaidah-kaidah baru yang sebelumnya
dan al-Sunnah kemudian secara deduktif belum diangkat oleh ulama mazhabnya
kaidah-kaidah tersebut diterapkan dalam sendiri.
pengkajian hukum, baik dalam konteks
c. Aliran Konvergensi
ijtihad lafzi maupun akli. Mereka juga
EDQ\DN PHODNXNDQ WD¶OLO WHUXWDPD XQWXN Di samping kedua aliran di atas, ada
ayat-ayat non ubudiyyah dengan maksud SXOD DOLUDQ XVKÌO DO-fiqh yang melakukan
agar ayat-ayat tersebut dapat menyerap NDMLDQ XVKÌO GHQJDQ PHQJNRPELQDVLNDQ
IXUX¶ 39 Inilah cara utama aliran kalam dua pendekatan di atas yang dalam sejarah
yang mengorientasikan kajian hukumnya kajian ilmu biasa disebut sebagai WKDU¯TDK
pada ayat-ayat alquran dan al-Sunnah al-MDP¶—Q atau aliran konvergensi. Aliran
sebagai implikasi dasar pemikiran bahwa ini secara harmonis memadukan dua corak
6\—UL¶ LWX KDQ\D $OODK GDQ 5DVXO-Nya dan NDMLDQ XVKÌO \DNQL GDODP NRQWHNV WHUWHQWX
Tugas mujtahid hanya menemukan hukum mereka cenderung tradisional sementara
dan bukan menciptakan hukum. untuk kepentingan yang lainnya mengikuti
Kemudian teori kajian hukum ini kecenderungan aliran rasionalisme
banyak diserap oleh para ulama yang Hanafiah.
berlatar belakang keilmuan kalam seperti Di akhir abad ke-4 H/9 M muncul
al--XZ—LQL GDQ DO-*KD]—OL GDUL NDODQJDQ ahli hukum terkenal yang bermazhab
Asyariyyah dan al-+XV—LQ ,EQ 0XKDPPDG 6\—IL¶L \DQJ EHUQDPD Ibn al-6XU—LM ,D
,EQ µ$OL DO-Bashri dari kalangan dianggap sebagai satu-satunya ahli hukum
0X¶WD]LODK GHQJDQ NDU\DQ\D al-0X¶WDPad ,VODP \DQJ PHPEHOD PD]KDE 6\—IL¶L GDQ
fi al-8VKÌO karena dua hal inilah aliran ini mengangkatnya menjadi mazhab yang
terkenal dengan nama aliran kalam.40 penting bersama dengan murid-muridnya
Ibn al-6XU—LM PHQJNRPELQDVLNDQ SHQJHWD-
b. Aliran Rasionalisme
huan aliran tradisional dan rasional
Aliran ini dikembangkan oleh para GHQJDQ VHEXDK NRQVHSWXDOLVDVL XVKÌO DO-
SHQJLNXW $EÌ +DQ¯IDK VHSHUWL $EÌ /L—K fiqh yang rasional dengan tradisi tekstual.
,EQ 8PDU ,EQ ®VD \DQJ SRSXOHU GHQJDQ
18 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 11-22
Di antara murid-PXULG ,EQ 6XU—LM \DQJ berharga bagi generasi berikutnya dalam
terkenal adalah Ibn Hawkawayh (w. 318 menggali dan merumuskan formula
H), IbU—KLP 0DUZ—]L Z + $EÌ maqasid yang lebih detail, dan ber-
Bakr al-IDU¯VL (w. 350 H), Ibn Qass (w. akhirnya era al-6\—WLEL VWXGL WHQWDQJ XVKÌO
+ $EÌ %DNU DO-6D\U—IL Z + al-fiqh mengalami kemerosotan yang
dan al-4DII—O DO-6K—VL VHEDJDL HNVSRQHQ sangat memprihatinkan terutama pada
GDQ SHQGLUL XVKÌO DO-fiqh. Tokoh-tokoh aspek substansi dan metodologi dan dalam
besar lain yang kemudian menggunakan waktu yang lama tradisi eksplorasi
NRQYHUJHQVL DGDODK 7—M DO-'¯Q DO-6ÌENKL pemikiran spekulatif dalam bidang hukum
(w. 727-771 H) dengan karyanya -DP¶X Islam tidak muncul. Para sarjana muslim
al--DZ—PL NHPXGLDQ 0XKDPPDG ,EQ µ$OL ketika itu hingga menjelang munculnya
Ibn Muhammad al-6\DZN—QL -1250 era pembaharuan pada abad ke 17-18 M
H) dengan karyanya ,UV\—G DO-)XKÌO LO— dan seterusnyahanya sebatas mengulang-
7DWE¯T DO-+—T PLQ µ,OP DO-8VKÌO dan ulang materi-materi yang sudah ada
generasi abad ke-19 dan awal abad ke-20 GHQJDQ WHUIRNXV SDGD WUDGLVL 8VKÌO DO-Fiqh
6\DLNK +XG—LUL %HN Z 1927 M) dengan al-6K—IL¶L\\DK NKXVXVQ\D SDGD .LWDE DO-
karyanya 8VKÌO DO-Fiqh.43 5LV—ODK
Pada abad ke- + ,EU—KLP ,EQ 0ÌVD Kondisi di atas mengalami perubahan
al-6\—WLEL GDODP NDU\DQ\D al-0XZ—IDT—W ketika gerakan kebangkitan dan pem-
PHPSHUPXODVLNDQ WHRUL PDT—VKLG DO- baharuan mulai dikumandangkan oleh
6\—ULDK VD\DQJQ\D SHQGHNDWDQ PDT—VKLG para pembaharu dan pemikir muslim
al-6\—WLEL PHQJDODPL NHPDWDQJDQ NHWLND EHODNDQJDQ VHSHUWL 0XKDPPDG µ$EGXK
intelektualme muslim berada dalam 0XKDPPDG ,TE—O 0XKDPPDG 5—V\LG
kemunduran sehingga teori ini sekalipun 5¯GD )D]OÌU 5DKP—Q <ÌVXI 4DUKG—ZL
memiliki potensi besar untuk melakukan Mahmud MuhammDG 7—KD +—VDQ
sistematisasi aturan-DWXUDQ V\DUL¶DK WHWDSL +DQ—IL 1DVU +DP¯G $EÌ =D\G
tidak dikembangkan dan diimplementasi- 0RKDPPDG $UNRXQ 0XKDPPDG 6\DKUÌU
kan oleh sarjana-sarjana muslim GDQ +DVDQ 7XU—EL Pada era inilah
sesudahnya bahkan hampir sama sekali EDQJXQDQ VLVWHPDWLND XVKÌO al-fiqh yang
diabaikan sehingga teori ditemukan telah dikodifikasi dipertanyakan kem-
kembali oleh Muhammad 7K—KLU Ibn bali.46
Ashur lebih dari satu abad kemudian.44 Untuk lebih mengenal corak teoritis
Pemikiran maqashid al-syariah yang SHPLNLUDQ XVKÌO DO-fiqh pada era ke-
GLEDQJXQ ROHK ,EQ m$V\XU GDSDW GLOLKDW bangkitan, maka penulis akan mengkat
dari berbagai karya-karyanya di antaranya teori pemikiran hukum tokoh-tokoh
Maqashid al-Syariah al-Islamiyah, al- tersebut diantaranya adalah Teori Naskh
Tahrir wa al-Tanwir, Alaysa al-Subh bi 0DKPRXG 0RKDPPHG 7—KD GDQ 7HRUL
Qarib dan Ushul Nidzam al-Ijtima fi al- Nazhariyyah al-+XGÌG Muhammad
Islam. Di dalam kitab o0DTDVKLG DO- 6\DKUÌU
Syariah al-,VODPL\DKp ditemukan bahwa Teori naskh Mahmoud Muhammed
kreasi inovatif dalam bidang maqashid al- 7—ha muncul sebagai jawaban terhadap
syariah \DQJ GLODNXNDQ ,EQ m$V\XU adalah problematika metodologi pembaruan
menetapkan pokok-pokok maqasid dan hukum Islam modern yang sangat
memberikan penambahan-penambahan menekankan pada aspek otentitas sumber
terhadap teori maqashid.45 hukum dan kontunuitas dengan tradisi
SeNDOLSXQ ,EQ µ$WVXU GDSDW keilmuan Islam yang pernah ada
mengembangkan teori maqashid yang sebelumnya. Setelah sebelumnya melaku-
dianggap belum final, tetapi paling tidak kan kegiatan-kegiatan spritual berupa
dia telah melakukan terobosan spekta- kontemplasi, puasa dan meditasi semata-
kuler dan memberikan sumbangan yang
19 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 11-22
mata dalam rangka mendapatkan setitik Dinamakan Ummu al-.LW—E DWDX LQGXN
pencerahan dari Allah.47 berbagai kitab dan ketentuan hukum
Teori naskh 7—KD EHUDQJNDW GDUL WHRUL NDUHQD VLIDWQ\D \DQJ KDQ¯I EHUGDVDUNDQ
nask yang telah ada tetapi secara teori batas ini.49
konseptual ia berbeda. Pada teori naskh Berdasarkan kajiannya terhadap ayat-
klasik, naskh dipahami sebagai peng- ayat hukum, Syahrur menyimpulakan
hapusan yang berindikasi pada tidak adanya enam bentuk dalam teori batas
berlakunya lagi kekuatan hukum suatu yaitu pertama, ketentuan hukum yang
ayat karena datangny ayat yang baru. hanya memiliki bats bawah (al-Had al-
Selain itu, teori naskh klasik bersifat Adna) dan ini terjadi pada macam-macam
NDVXLVWLN WHWDSL GL WDQJDQ 7—KD PDNQD perempuan yang tidak boleh dinikahi (QS
demikian itu berubah secara drastis karena an-1LV— -23), berbagai jenis makanan
bagi T—KD QDVNK WLGDN ELVD GLSDKDPL yang diharamkan (QS al-0—LGDK 46
sebagai penghapusan yang berarti ada ayat al-$Q¶—P -156), utang piutang (QS
yang tidak lagi memiliki kekuatan hukum al-Baqarah: 283-284) dan tentang pakaian
karena sudah tergantikan oleh ayat yang wanita (QS an-1LV— . Kedua,
turun kemudian tetapi lebih tepat bila ketentuan hukum yang hanya memiliki
dipahami sebagai penundaan dalam batas atas (al-Had al-$¶OD ,QL WHUMDGL
aplikasinya. Misalnya, ayat-ayat Makkiah pada tindak pidana pencurian (QS al-
tidak diaplikasikan pada periode kenabian 0—LGDK GDQ SHPEXQXKDQ 46 DO-
karena kondisi masyarakat Madinah dan ,VUD¶ GDQ DO-Baqarah: 178 serta al-
Arabia yang dekat dengan zaman jahiliyah Nisa: 92). Ketiga, ketentuan hukum yang
dan Nabi sengaja tidak memberlakukan memiliki batas atas dan bawah sekaligus
ayat-ayat Makkiah yang bersifat universal yang berlaku pada hukum waris (QS al-
tanpa membedakan gender, suku, bangsa Nisa: 11-14, 176) dan poligami (QS al-
dan agamasampai datang suatu masa di Nisa: 3). Keempat, ketentuan hukum yang
mana kondisi masyarakat sudah memung- mana batas bawah dan batas atas berada
kinkan pada waktu ayat-ayat Makkiah pada suatu titik lurus. Ini berarti tidak ada
diberlakukan kembali.48 alternatif hukum lain karena tidak boleh
Sedangkan yang dimaksud dengan lebih dan tidak boleh kurang dari yang
Teori Nazhariyyah al-Hudud atau teori WHODK GLWHQWXNDQ 0HQXUXW 6\DKUÌK EHQWXN
batas Muhammad Syahrur adalah bahwa keempat ini hanya berlaku pada hukuman
terdapat ketentuan Tuhan yang diung- zina yaitu seratus kali jilid (QS an-Nur: 2)
kapkan dalam al-Kitab dan al-Sunnah kemudian berdasarkan ayat 3-10 dari
yang menetapkan batas bawah dan batas surah yang sama, hukuman tersebut hanya
minimal yang dituntut oleh hukum dalam dapat dijatuhkan dengan syarat adanya
kasus tertentu sedangkan batas atas HPSDW RUDQJ VDNVL DWDX PHODOXL OL¶DQ
merupakan batas maksimal. Perbuatan Kelima, ketentuan yang memiliki batas
hukum yang kurang dari batas minimal atas dan bawah tetapi kedua batas tersebut
tidak sah demikian pula yang melebihi tidak boleh disentuh karena dengan
batas maksimal dan ketika batas-batas ini menyentuhnya berarti telah terjatuh pada
dilampaui maka hukuman harus dijatuh- larangan Tuhan. Hal ini berlaku pada
kan menurut proporsi pelanggaran yang hubungan pergaulan antara laki-laki dan
terjadi, jadi manusia dapat melakukan perempuan yang dimulai dari tidak saling
gerak dinamis di dalam batas-batas yang menyentuh sama sekali (batas bawah)
telah ditentukan dan disinilah menurut hingga hubungan yang hampir mendekati
Syahrur letak kekuatan Islam. Dengan zina tetapi belum berzina berarti keduanya
memahami teori ini, niscaya akan melahir- belum terjatuh pada batas-batas (hudud)
kan jutaan ketentuan hukum dan itulah Allah. Keenam, ketentuan hukum yang
sebabnya risalah Muhammad Saw. memiliki batas atas dan bawah di mana
20 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 11-22
batas atasnya bernilai positif dan tidak 6\—WLEL GDQ HUD WHRUL PDT—VKLG VHWelah
boleh dilampaui sedangkan batas bawah al-6\—WLEL
bernilai negatif dan boleh dilampaui. Hal
ini berlaku pada hubungan kebendaan DAFTAR PUSTAKA
sesama manusia, batas atas yang berniali Alquran dan Terjemahnya
pisitif berupa riba sementara zakat sebagai
batas bawahnya yang bernilai negatif. $EGXOO—K M. Amin. Paradigma Alternatif
batas bawah ini boleh dilampaui dengan 3HQJHPEDQJDQ 8VKÌO )LTK GDQ
berbagai bentuk sedekah dan batas Dampaknya pada Fiqh Kontem-
tengahnya yang bernilai zero dalam porer dalam Ainunrofiq (ed)
bentuk pinjaman tanpa memungut bunga µ0D]KDE´ <RJ\D 0HQJJDJDV
atau riba.50 3DUDGLJPD 8VKÌO )LTK .RQWHP-
Teori-teori tersebut di atas merupakan porer. Yogyakarta: Ar-Ruzz,
hasil pemikiran hukum Islam yang gemi- 2002.
lang yang sampai sekarang diterapkan al-Hanafi, Zain al-C$ELGLQ ,EQ ,EU—KLP ,EQ
oleh ahli hukum Islam. Karena itu, tidak 1XM—LP. al-$V\E—E ZD DO-1D]K—LU
diragukan bahwa teori-teori tersebut ala Mazhab Abi Hanifah al-
adalah berlandaskan pada bentuk episti- 1X¶PDQ. .DLUR 0X¶DVVDK DO-
mologi hukum Islam yang sangat Halabi wa al-Syirkah, 1968.
modernis karena mampu meng-
al-0DU—JKL $KPDG 0XVW—ID. al-Fath al-
aktualisasikan ajaran Islam dalam pada
0XE¯Q IL 7KDEDT—W DO-Ushuliyyin.
setiap tempat dan waktu.
Jilid I. Kairo: Muh. Amin Ramj,
III. KESIMPULAN 1974.
Hakikat kodifikasi hukum Islam al-1DG—ZL $OL $KPDG. al-4DZ—LG DO-
adalah kodifikasi kaidah-kaidah fiqh dan Fiqhiyyah, Mafhumuha, Nasyatu-
kaidah-NDLGDK XVKÌO ILTK VHUWD SHQJHP- ha, Tatawwuruha, 'LU—VDK
bangan teori-teori hukum Islam yang Muallifatiha, Adillatuha, Muhim-
berlandaskan pada epistimologi hukum PDWXKD 7DWE¯TDWXKD. Damaskus:
Islam. Karena itu, corak kodifikasi hukum '—U DO-Qalam, 1994.
Islam tersebut meliputi;
al-6\DXN—QL ,P—P. Konstruksi Episti-
1. Kodifikasi kaidah-kaidah fiqh yang mologi Hukum Islam Indonesia
meliputi tiga fase perkembangan yaitu dan Relevansinya Bagi Pem-
masa pertumbuhan dan pembentukan, bangunan Hukum Nasional. Ed.
masa perkembangan dan kodifikasi dan 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo
masa kematangan dan penyempurnaan. Persada, 2006.
2. 6HPHQWDUD NRGLILNDVL XVKÌO DO-fiqh
An-1D¶LP $EGXOO—K $KPHG. Translator
tidak hanya meliputi kaidah-kaidah
Introduction dalam Mahmoud
XVKÌO WHWDSL MXJD WHUNDLW SDGD SHU-
Muhammed 7—KD 7KH 6HFRQG
JXPXODQ WHQWDQJ VLDSD SHQFHWXV XVKÌO
Message of Islam. tt: Syracuse
al-fiqh sebagai corak pemikiran
University Press, 1987.
filosofis dalam epistimologi hukum
Islam. Coulson, Noel J. Hukum Islam dalam
3. Lahirnya teori-teori hukum dalam Perspektif Sejarah (The Historry
epistimologi hukum Islam yang meng- of Islamic Law) diterjemahkan
acu pada corak pemikiran tradisional oleh Hamid Ahmad. Jakarta:
dan rasional dalam epistimologi hukum P3M, 1987.
Islam telah melandasi lahirnya teori Dede Rosyada, Hukum Islam dan Pranata
PDT—VKLG DO-6\DUL¶DK \DQJ GLNHPEDQJ- Sosial (Jakarta: Raja Grafindo
kan oleh juris Islam sebelum era al- Persada dan Lembaga Studi
21 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 11-22
salah seorang pengikut Imam Abu Hanifah yang Nasional. Ed. 1 (Jakarta: PT. raja Grafindo
berpendapat bahwa setiap ayat al-4XU¶DQ dan hadis Persada, 2006), h. 124-125.
yang bertentangan dengan pendapat Abu Hanifah 38
6\DXN—QL op. cit., h. 129.
dapat ditakwilkan atau dinasahkan. Sedangkan
39
4—GL ,\\—G SHUQDK EHUNDWD EDKZD EDJL \DQJ Dede Rosyada, Hukum Islam dan Pranata
bertaqlid, maka pendapat imam mazhab sejajar Sosial (Jakarta: Raja Grafindo Persada dan
dengan al-4XU¶DQ GDQ DO-Sunnah. Lihat lebih lanjut Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan, 1999),
GDODP 0XQ¶LP $ Sirri, Sejarah Fiqh Islam, h. 107-109.
Sebuah Pengantar (Surabaya:Risalah Gusti, 1995), 40
6\DXN—QL op. cit., h. 131.
h. 129. 41
22
Ibid., h. 130.
Al-1DG—ZL op. cit., h. 133. 42
23
Noel J. Coulson, Hukum Islam dalam
Ibid., h. 136. Perspektif Sejarah (The Historry of Islamic Law)
24 diterjemahkan oleh Hamid Ahmad (Jakarta: P3M,
Ibid., h. 137.
25 1987), h. 43.
Mubarok, op. cit., h. 66.
43
26 6\DXN—QL op. cit., h. 132.
Al-1DG—ZL loc. cit.
44
27 Louay 6—IL Ancangan Metodologi
Ibid., h. 138-139. Alternatif (The Foundation of Knowledge: A
28
Ibid. Comparartive Study in Islam and Western
29 0HWKRGV RI LQTXLU\ GLWHUMHPDKNDQ ROHK ,P—P
Ibid., h. 140.
Khori (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001), h. 143.
30
Mubarok, op. cit., h. 98. ,EQ µ–V\ÌU dilahirkan dari sebuah keluarga
31
Zain al-C$ELGLQ ,EQ ,EU—KLP ,EQ 1XM—LP DO- terhormat yang berasal dari Andalusia pada tahun
Hanafi, al-$V\E—E ZD DO-1D]K—LU DOD 0D]KDE $EL 1296 H atau 1879 M dan wafat pada tahun 1393 H
Hanifah al-1X¶PDQ .DLUR 0X¶DVVDK DO-Halabi wa atau 1973 M. Tempat lahir dan wafatnya sama
al-Syirkah, 1968), h. 158. yaitu di Tunis. Tim Penyusun The Encyclopedia of
32
,VODP ³,EQ $V\XU´ The Encyclopedia Of Islam.
Ibid. New Edition. Vol. III, (Leiden : tp, 1971), h. 720.
33
Ibid., h. 152-153. 45
Pokok-pokok maqasid yang ditetapkan Ibn
34 µ$V\XU GLJRORQJNDQ PHQMDGL WLJD EDJLDQ \DLWX
Muhammad Abu Zahrah, 8VKÌO DO-Fiqh,
WWS '—U DO-Fikr al-µ$UDEL WW K 4DZDLG PDTDVKLG µDPPDK 4DZDLG PDTDVLG .KRV
35 dan Kaidah menetapkan Maqashid al-Syariah
$KPDG 0XVW—ID DO-0DU—JKL al-Fath al- (Turuq itsbat al-maqashid al-Syariyyah). Lihat
0XE¯Q IL 7KDEDT—W DO-Ushuliyyin. Jilid I (Kairo: lebih lanjut Ismail Hasani, Nadzariyyat al-
Muh. Amin Ramj, 1974), h. 16. 0DTDVLG µLQGD 0XKDPPDG DO- 7KDKLU ,EQ µ$V\XU
36
Wael B. Hallaq, Sejarah Teori Hukum (Cet. I; Virginia: The International Institute of
,VODP 3HQJDQWDU 8QWXN 8VKÌO ILTh Mazhab Sunni Islamic Tought, 1995), h. 426.
(A History of Islamic Legal Theory) diterjemahkan 46
Ibid., h. 135.
oleh E. Kusnadiningrat dan Abdul haris bin Wahid
47
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), h. 44. $EGXOO—K $KPHG $Q-1D¶LP Translator
37 Introduction dalam MahPRXG 0XKDPPHG 7—KD
.HQGDWL $EÌ +DQLIDK VDQJDW SURGXNWLI The Second Message of Islam (tt: Syracuse
melahirkan fatwa-fatwa fiqh hasil kajian ijtihadnya University Press, 1987), h. 4-5.
namun beliau tidak menuliskan rumusan-rumusan
48
metodologi kajian hukumnya tersebut secara 6\DXN—QL op. cit., h. 141.
sistematis dalam satu buku yang akan dengan 4
9 0 $PLQ $EGXOO—K Paradigma Alternatif
muda dipelajari oleh ulama lain generasi 3HQJHPEDQJDQ 8VKÌO )LTK GDQ 'DPSDNQ\D SDGD
sesudahnya. Langkah ke arah ini baru dimulai oleh Fiqh Kontemporer dalam Ainunrofiq (ed)
murid-PXULG EHOLDX \DNQL $EÌ <ÌVXI -182 H) µ0D]KDE´ <RJ\D 0HQJJDJDV 3DUDGLJPD 8VKÌO
dengan karyanya yang amat menumental yang Fiqh Kontemporer (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2002),
berjudul al-Kharaj yang di dalamnay memuat h. 136.
perbedaan-perbedaan nalar para ulama dalam 50
berbagai kajian hukumnya. Namun dalam 6\DXN—QL op. cit., h. 144-146.
NDU\DQ\D LWX $EÌ <ÌVXI EHOXP PHQ\XJXKNDQ
WHRUL XVKÌO DO-fiqh yang menyeluruh dan baru
terfokus pada perbedaan-perbedaan para ulama
GDODP NDMLDQ ILTK UDVLRQDOQ\D ,P—P DO-6\DXN—QL
Konstruksi Epistimologi Hukum Islam Indonesia
dan Relevansinya Bagi Pembangunan Hukum