Anda di halaman 1dari 8

Nama : Rif’at Hadi

NIM : 1710815110020
Review Jurnal Bioteknologi Lingkungan tentang “ Bioplastik”

Judul Peningkatan Kuat Tarik Bioplastik dengan Filler Microfibrillated


Cellulose dari Batang Sorgum
Jurnal Jurnal Teknik Kimia Indonesia
Volume dan Halaman Vol. 18, No. 2, 37-41
Tahun 2019
Penulis Yuli Darni, Lia Lismeri, Muhammad Hanif, Sarkowi, Dita
Synthauli Evaniya
Riviewer Rif’at Hadi
Tanggal 30 Maret 2020

Tujuan Penelitian Pembuatan bioplastik menggunakan pati sorgum dengan


memperhatikan pengaruh rasio pati terhadap kitosom dan
konsentrasi microfibrillated cellulose sebagai filler
Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah kepada kalangan masyarakat
yang sering menggunakan plastik, jadi dengan adanya bioplastik
ini menjadi salah satu solusi untuk mengurangi permasalahan
lingkungan. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan adalah
pembuatan plastik biodegradable yang dapat menyamai
karakteristik plastik konvensional tetapi dapat terdegradasi
secara alami.
Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk pembuatan bioplastik ada 3
tahapan :
1. sintesis MFC yaitu untuk pembuatan filler bioplastik. Proses
diawali dengan delignifikasi yaitu serbuk sorgum yang telah
dikecilkan menjadi 100 mesh ditimbang 10 gr, kemudian
diletakkan dalam gelas ukur 500 ml. batang sorgum tersebut
selanjutnya direndam dengan larutan KOH 4% pada temperatur
800 selama 1 jam sambil diaduk. Setelah itu batang sorgum
dicuci dan dipucatkan (bleaching) sebanyak dua kali
2 2 0
menggunakan H O 6% pada suhu 70 C masing-masing selama
1 jam sambil diaduk. Bahan yang telah dicuci, kemudian
direndam dan diaduk dengan larutan KOH 4% pada suhu 800C
selama 1 jam. Untuk tahap akhir, bahan tersebut dicuci hingga
menghasilkan pH air cucian menjadi 7 dari pH awal yaitu 12.
Setelah dicuci, serbuk batang sorgum dkeringkan dengani oven
pada suhu 1000C selama 3 jam. Serbuk batang sorgum yang
sudah kering dilanjutkan dengan perlakuan mekanis yaitu
dimasukkan ke dalam disc mill selama 90 menit dan dilanjutkan
dengan High Energy Milling (HEM) untuk mengecilkan
ukurannya sampai dengan rata-rata 48 µm. MFC yang
dihasilkan diuji karakteristiknya dengan Scanning Electrone
Micrograph (SEM).
2. Sintesis bioplastik. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan
elastisitas dari bioplastik yang dibuat.
3. uji karakteristik mekaniknya, yaitu kekuatan tarik bioplastik
dan Modulus young (elastisitas).
Hasil penelitian Hasil yang didapatkan dari penelitian ini untuk karakteristik MFC
setelah mengalami perlakuan kimia dan mekanik mendapatkan
cellulose filler yang memiliki ukuran partikel antara 4-8 µm. Jika
dilihat dari ukuran partikelnya, cellulose filler ini dikategorikan
dalam Microfibrillated Cellulose (MFC). setelah perlakuan kimia
komposisi hemiselulosa dan lignin pada batang sorgum
menurun sangat signifikan. Uji yang dilakukan pada MFC adalah
uji komposisi dan Scanning Electron Micrograph (SEM) untuk
mengetahui morfologinya. kuat tarik bioplastik yang dihasilkan
mengalami kenaikan. Dengan kandungan kitosan yang semakin
besar maka, semakin besar juga kuat tarik pada bioplastik.
Kesimpulan Penambahan MFC sebagai filler dalam pembuatan bioplastik
dapat meningkatkan kuat tarik bioplastik. Karakteristik bioplastik
dengan formulasi pati kitosan dan konsentrasi filler memiliki
kecenderungan menyerupai plastik konvensional. Penambahan
MFC filler juga meningkatkan kuat tarik bioplastik sampai dua
kali lipat dibandingkan dengan tanpa filler.
Judul Studi Awal Pembuatan Bioplastik Dari Pati Kimpul (Xanthosoma
Sagittifolium L.Schott) Dengan Penambahan Linseed Oil Dan
Sorbitol
Jurnal Prosiding SNST Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim
Volume dan Halaman ISBN 978-602-52386-1-1
Tahun 2019
Penulis Veronica Lita Angelina, Eriska Elistiana Sijabat, Angela
Christabell Widjaja dan Lucia Hermawati Rahayu
Riviewer Rif’at Hadi
Tanggal 30 Maret 2020

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan


linseed oil dan sorbitol terhadap karakteristik bioplastik pati
kimpul meliputi ketebalan dan ketahanan terhadap air.
Selanjutnya bioplastik diukur ketebalannya dan diuji ketahanan
terhadap air.
Subjek Penelitian Penggunaan plastik, khususnya plastik sintetis, sebagai bahan
pengemas telah berkembang luas di berbagai negara. Sifatnya
yang kuat, mudah dibentuk, ringan, tahan air, dengan harga
ekonomis, menjadikan plastik banyak dipakai untuk mengemas
aneka barang, mulai dari makanan, minuman, perlengkapan
rumah tangga, perlengkapan kantor, hingga peralatan
elektronik. Namun plastik sintetis sangat sulit terdegradasi oleh
mikroorganisme sehingga penggunaannya yang cukup tinggi
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Permasalahan sampah plastik di Indonesia saat ini sudah
meresahkan. Setelah China, Indonesia merupakan negara
pembuang sampah plastik terbesar ke laut. Penyumbatan
saluran air dan pintu-pintu sungai oleh sampah plastik menjadi
penyebab utama terjadinya banjir. Sampah plastik yang
tertimbun di dalam tanah sulit terdegradasi hingga ratusan
tahun. Pembakaran plastik juga menghasilkan emisi karbon
yang mencemari lingkungan. Alternatif solusi terhadap masalah
ini adalah dengan mengganti plastik sintetis dengan plastik
biodegradable yang dibuat dari bahan-bahan organik alam yang
mudah terdegradasi.
Metode Penelitian Metode yang pertama ialah pembuatan Tepung Pati Kimpul
proses pembuatan mengacu pada metode Ridal dan modifikasi
yaitu dengan cara digiling dan diayak. Setelah itu masuk ke
metode pembuatan bioplastik Pati Kimpul yaitu dengan
menggunakan Linseed Oi dan dipanaskan hingga mencapai
suhu 800C. Bioplastik yang terbentuk selanjutnya dianalisis
ketahanan terhadap air dan diukur ketebalannya.
Tahap pengujian 1. Uji Ketebalan. Pada uji ketebalan Sampel diukur
ketebalannya menggunakan mikrometer dengan ketelitian
0,0001 mm pada lima titik yang berbeda. Hasil pengukuran
direrata sebagai hasil ketebalan sampel.
2. Uji Ketahanan Air. Pada uji ketahanan air Sampel bioplastik
dengan ukuran 2×2 cm dengan berat tertentu (Wo) dimasukkkan
ke dalam wadah berisi aquades selama 10 detik. Angkat sampel
dari wadah lalu permukaan bioplastik dilap tisu sebelum
ditimbang. Langkah ini diulang hingga diperoleh berat konstan.
Air yang diserap oleh sampel dihitung dan nilai persen air yang
diserap lalu dimasukkan dalam perhitungan berikut untuk
mendapatkan besar ketahanannya terhadap air.
Hasil penelitian Hasil yang didapatkan dari penelitian ini untuk nilai ketebalan
nya rata-rat ketebalan bioplastik pati kimpul yang dihasilkan
berkisar antara 0,036 – 0,174 mm. Ketebalan semua bioplastik
yang dihasilkan memenuhi standar yaitu maksimal 0,250 mm.
Sedangkan ketebalan terendah diperoleh pada bioplastik tanpa
penambahan linseed oil dan sorbitol dengan ketebalan 0,036
mm.
Ketahanan bioplastik yang terbuat dari pati terhadap air masih
bersifat kaku, rapuh dan kurang tahan terhadap air, sehingga
belum dapat dimanfaatkan sebagai pengemas dan perlu
penambahan plasticizer serta lipid (minyak/lemak) yang bersifat
hidrofob untuk meningkatkan karakteristik bioplastik agar lebih
elastis dan tahan air.
Kesimpulan Penggunaan sorbitol dan linseed oil memberikan pengaruh
terhadap ketebalan bioplastik yang dihasilkan. Tetapi bioplastik
yang masih menggunakan pati masih belum terlalu tahan
terhadap air, sehingga masih perlu menambahkan plasticizer
serta lipid (minyak/lemak) yang bersifat hidrofob untuk
meningkatkan karakteristik bioplastik agar lebih elastis dan
tahan air.

Judul Biodegradabilitas Basis Bioplastik Karaginan Diekstraksi Dari


Rumput Laut Merah Dari Pulau Biak.
Jurnal Jurnal Kimia
Volume dan Halaman Volume 3, Nomor 1, Hal 21 - 26
Tahun 2019
Penulis Agnes Eri Maryuni & Septiani Mangiwa
Riviewer Rif’at Hadi
Tanggal 30 Maret 2020

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan biodegradabilitas


pembuatan bioplastik karaginan.karaginan adalah hasil dari
ekstrak rumput laut merah yang ada di pulau Biak. Penelitian ini
juga mau membuktikan bahwa karaginan bioplastik dapat larut
dalam air dan sangat mudah rusak ditanah dalam suhu ruangan.
Teori Penelitian  Polylactic acid (PLA) merupakan poliester termoplastik yang
dihasilkan dari polimerisasi D- dan L- asam laktat yang
diperoleh dari fermentasi. Bioplastik yang terbuat dari PLA
memiliki kemiripan sifat dengan polimer polietilen
terbioplastiktalat turunan minyak bumi. Selain digunakan
sebagai plastik, bioplastik turunan PLA juga diaplikasikan
dalam bidang biomedis.
 PHA (polihidroksialkanoat) dihasilkan dari aktivitas
mikroba.Polimer yang berasal dari PHA mampu
menggantikan berbagai jenis polimer sintetik yang digunakan
dalam berbagai bidang, seperti kemasan, pertanian,
makanan cepat saji, biomedis dan kesehatan.
 Marine polisakarida, seperti kitin dan kitosan, juga telah
banyak diteliti sebagai bahan dasar pembuat bioplastik. Kitin
adalah polimer dari N-asetilglukosamin dan Nglukosamin,
sedangkan kitosan dihasilkan dari proses dealkilasi parsial
kitin. Kitin dan kitosan bersifat tidak larut dalam banyak jenis
pelarut, sehingga aplikasinya menjadi terbatas.
 Pemanfaatan karaginan sebagai bahan baku pembentuk
bioplastik belum banyak dikembangkan di Indonesia, karena
sebagian besar penelitian yang telah dilakukan hanya
menggunakan karaginan sebagai bahan tambahan atau
salah satu komposit pembentuk bioplastik yang berbahan
dasar pati maupun kitosan.
Metode Penelitian Pertama siapkan sampel rumput laut merah yang sudah bersih
untuk proses ekstraksi. Selanjutnya masuk ke proses ekstraksi
karaginan dengan memotong rumput laut merah kecil-kecil dan
ditimbang sebanyak 20g, kemudian dilarutkan dalam gelas
beker dengan 100 ml larutan KOH 0,6 M agar pH larutan
mencapai 9. Larutan dipanaskan selama 2 jam pada suhu 90°C
sambil diaduk untuk mempercepat proses ekstraksi. Dari proses
ekstraksi akan menghasilkan tepung karaginan. Selanjutnya
masuk ke proses pembuatan biodegradabilitas bioplastik. Pada
proses ini bioplastik dibuat dengan memvariasikan tingkat
konsentrasi larutan karaginan. Pada proses ini larutan
didinginkan selama 24 jam hingga diperoleh lapisan tipis.
Lapisan ini didinginkan sampai mencapai suhu ruang. Setelah
dingin, lapisan dipisahkan dari plat kaca dan dikemas dalam
plastik berisi silika gel. Selanjutnya dilakukan analisis
biodegradabilitas bioplastik.
Tahap pengujian  Hidrofobisitas, berkaitan dengan kemampuan mengikat air.
Meningkatnya kadar air menggambarkan semakin
banyaknya air dari udara yang terikat pada materi. Kadar air
bioplastik diukur sebelum dan selama penyimpanan pada
suhu ruang
 Persen penurunan bobot, Sampel bioplastik dtanam dalam
tanah dengan kedalaman 50 cm. Pada hari ke 0, 1, 3, 5, 10,
20, 30, 40, dan 50, sampel diambil, dibersihkan dan diamati
keadaan fisiknya (wujud dan warna). Setelah itu, sampel
ditimbang. Persen penurunan bobot merupakan selisih bobot
awal dan bobot akhir sampel dibagi 100 persen.
 Uji kelarutan, Pengujian kelarutan dalam air bertujuan untuk
memperkirakan kestabilan bioplastik terhadap pengaruh air.
Bioplastik dipotong dengan ukuran 2 x 2 cm sebanyak dua
buah. Sampel kemudian dikeringkan pada suhu 105°C
selama 24 jam. kemudian sampel ditimbang untuk
mengetahui berat awal untuk selanjutnya direndam dalam
aquadest sebanyak 30 mL dan dibiarkan selama 24 jam
pada suhu 25°C sambil digoyang perlahan secara periodik
 Uji warna, Warna bioplastik diamati pada hari ke - 0, 1, 3, 5,
10, 20, 30, 40, 50
Hasil penelitian Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah bioplastik
dengan konsentrasi karaginan 0,6 dan 0,8 % memiliki kelarutan
yang besar dalam air. oleh karena itu, semakin rendah
konsentrasi karaginan yang dipakai, maka semakin tinggi
konsentrasi sorbitol yang digunakan. Sorbitol bersifat hidrofilik
yang menyebabkan bioplastik lebih mudah larut dalam air. Hal
ini menunjukkan bahwa bioplastik berbahan dasar karaginan
sangat mudah terdegradasi. Selain dipengaruhi kadar air tanah
yang tinggi, tanah juga merupakan sumber mikroorganisme
pengurai.
Kesimpulan Bioplastik yang berbahan dasar karaginan sangat mudah
terdegradasi di dalam tanah. Bioplastik karaginan bersifat tidak
stabil dalam lingkungan berair sehingga lebih mudah larut dalam
air.

Judul
Jurnal
Volume dan Halaman
Tahun 2019
Penulis
Riviewer Rif’at Hadi
Tanggal 30 Maret 2020

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan menghitung potensi selulosa dari TKKS
dengan mengekstraksi selulosa sehingga didapatkan yield
selulosa yang terekstraksi. Selulosa dari TKKS tersebut
diekstraksi dengan dua tahapan proses yaitu delignifikasi
menggunakan natrium hidroksida (NaOH) dilanjutkan bleaching
dengan hidrogen peroksida (H2O2). Dari hasil ekstraksi tersebut
didapatkan yield selulosa. Hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa selulosa memiliki potensi yang sangat besar untuk
diproduksi dari TKKS sehingga memenuhi kebutuhan bahan
baku bioplastik.
Subjek Penelitian
Metode Penelitian
Hasil penelitian
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai