Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR DAN KETENTUAN HIBAH PENDANAAN RISET DI INDONESIA

1. Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan
Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
BIAYA DASAR PENELITIAN
Merupakan biaya penelitian maksimum berdasarkan jenis dan bidang fokus penelitian

1. SBK Penelitian Dasar:


SBK Riset Dasar Bidang Fokus Teknologi Informasi dan Komunikasi:
maks Rp. 93.900.000 (per proposal)
2. SBK Penelitian Terapan:
SBK Riset Terapan Bidang Fokus Teknologi Informasi dan Komunikasi:
maks Rp. 218.400.000 (per proposal)
3. SBK Penelitian Pengembangan:
SBK Riset Pengembangan Bidang Fokus Teknologi Informasi dan Komunikasi:
maks Rp. 412.500.000 (per proposal)
2. HIBAH PRODUK TEKNOLOGI YANG DIDISEMINASIKAN KE MASYARAKAT Tahun 2020
dari RISTEK-BRIN

Produk Teknologi yang didiseminasikan ke Masyarakat ( PTDM ) merupakan skema pengabdian kepada
masyarakat yang dikelola dan dikembangkan oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Deputi
Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN. Skema ini
dikembangkan dengan mempertimbangkan masih adanya sector pembangunan yang kurang berkembang dan
belum mampu bersaing kerena lemahnya penerapan, penguasaan dan pemanfaatan produk teknologi. Hal
tersebut juga disebabkan oleh belum maksimalnya hilirisasi hasil penelitian dan pengembangan yang
dilakukan oleh Lembaga Litbang (Lembaga Pemerintah Non Kementerian/LPNK, Lembaga Pemerintah
Kementerian/LPK, Lembaga Litbang Daerah, dan Perguruan Tinggi).

1. Persyaratan
Persyaratan Pengusul kegiatan “Produk Teknologi yang Didiseminasikan ke Masyarakat”, ditetapkan sebagai
berikut:
a) Pengusul adalah peneliti/ perekayasa / dosen yang berasal dari Lembaga Litbang
(LPNK/LPK/Lembaga Litbang Daerah/Perguruan Tinggi) dengan jumlah pengusul 3 orang,
disarankan multi disiplin;
b) Produk teknologi yang didiseminasikan ke masyarakat adalah produk teknologi hasil
penelitian Lembaga Litbang; baik perguruan tinggi, LPNK maupun lembaga lainnya;
c) Luaran kegiatan (output) adalah produk teknologi dari Lembaga Litbang yang dimanfaatkan
oleh masyarakat;
d) Manfaat kegiatan (outcome) adalah memberikan nilai tambah bagi masyarakat secara sosial
maupun ekonomi;
e) Komponen pelaksanaan kegiatan terdiri dari:
- Diseminasi produk teknologi ke masyarakat;
- Pemberdayaan Masyarakat melalui pendampingan/pelatihan, penerapan dan perawatan
produk teknologi kepada masyarakat;
f) Jumlah dana yang diusulkan maksimumRp. 170.000.000,- (SeratusTujuh Puluh Juta Rupiah)
untuk setiap usulan;
g) Lembaga Litbang yang melaksanakan kegiatan “Produk Teknologi yang didiseminasikan ke
Masyarakat”, wajib membuat laporan kemajuan, laporan keuangan, dan laporan akhir
kegiatan;
h) Mitra PTDM minimal 2 kelompok masyarakat produktif dan/atau sosial dalam wilayah satu
Desa

2. Luaran Kegiatan
a) Luaran PTDM adalah produk teknologi yang dihasilkan oleh Lembaga Litbang yang
bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, baik secara ekonomi maupun sosial.
b) Publikasi media massa.

3. Program Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (Insinas) dari Ristek/BRIN

Program Insinas merupakan salah satu bentuk program bantuan pendanaan riset yang diarahkan untuk
menghasilkan inovasi. Program Insinas juga merupakan salah satu instrumen kebijakan Kemenristek-BRIN
yang dikembangkan dengan mempertimbangkan perlunya optimalisasi sumberdaya litbang, meningkatkan
sinergi, dan memperkuat kapasistas iptek di lemlitbang dan industri. Program Insinas yang berupa skema
bantuan pendanaan riset ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan pendayagunaan hasil riset
khususnya terkait upaya penguatan Sistem Inovasi Nasional terutama untuk mendorong terjadinya sinergi
antar lembaga riset, meningkatkan produktivitas riset dan pengembangan, serta mendorong pendayagunaan
sumberdaya litbang nasional.

a. Insinas Riset Pratama Individu-Konsorium


Riset Pratama adalah riset tahap permulaan/awal (initial stage research) dari serangkaian riset untuk
menghasilkan kebaharuan ide/konsep/metode/sistem atau terobosan teknologi baru (breakthrough) yang
bermutu sebagai bagian upaya implementasi teknologi baru yang berdampak pada penguasaan,
pengembangan dan pendayagunaan iptek. Riset Pratama dapat berupa Riset Dasar (Basic Research) atau
Riset Terapan (Applied Research) maupun riset pengembangan. Hasil Riset Pratama dapat dilanjutkan dan
dikembangkan ke jenjang riset lebih lanjut atau program insentif riset lanjutan menuju implementasinya.
Luaran dari Program Insinas Riset Pratama ini adalah publikasi ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal
nasional yang terakreditasi (bereputasi Internasional) dan atau jurnal Internasional dan atau kekayaan
intelektual dan atau propotipe. Publikasi ilmiah tersebut berisi konstruksi teoretis dan metodologis dalam
bentuk teori baru, konsep baru, metode baru atau teknologi baru.

Kriteria dan persyaratan umum pengusulan Insinas Riset Pratama adalah sebagai berikut.
1. Pengusul berasal dari instansi atau lembaga Pemerintah/Non Pemerintah seperti LPNKKemenristek-
BRIN, Balitbang Kementerian, Balitbang Daerah, Lembaga Riset Non Perguruan Tinggi, dan Industri
(BUMN atau Swasta).
2. Pengusulan juga terbuka untuk riset yang bermitra dengan pihak Luar Negeri, yaitu riset yang
merupakan kerjasama dengan pihak lembaga riset Luar Negeri yang dilengkapi dengan MOU dan
Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kementerian Ristekdikti dengan pihak Luar Negeri;
3. Memenuhi kriteria tingkat kesiapan teknologi (TKT) level 1-5 (deskripsi TKT terlampir).
4. Pengusulan dapat dilakukan secara individu, kemitraan dan konsorsium riset.
5. Jika proposal diusulkan secara individu/kemitraan maka berlaku ketentuan sebagai berikut:
 Pelaksanaan kegiatan riset dengan cara individu/kemitraan merupakan pelaksanaan riset dan
pengembangan utama oleh satu lembaga tempat peneliti utama bernaung.
 Proposal yang diusulkan dengan jumlah peneliti yang terlibat minimal tiga orang.
 Peneliti boleh berasal dari satu lembaga maupun dari beberapa lembaga, tetapi peneliti utama
wajib berasal dari lembaga pengusul/penerima insentif.
 Anggota peneliti untuk proposal kemitraan dianjurkan berasal dari lembaga mitra guna
membangun kemitraan dan sinergi, serta saling melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan.
6. Jika proposal diusulkan secara konsorsium riset, maka berlaku ketentuan sebagai berikut.
 Konsorsium riset merupakan kerjasama tiga atau lebih insitusi dengan memenuhi unsur lembaga
litbang, perguruan tinggi, dan industri.
 Keanggotaan konsorsium riset paling tidak terdiri atas satu lembaga riset, satu
 perguruan tinggi dan satu industri.
 Konsorsium riset dilakukan minimal oleh lima orang peneliti yang berasal dari lembaga anggota
konsorsium riset.
 Setiap lembaga anggota konsorsium riset wajib memiliki paling sedikit satu orang
 peneliti.
 Peneliti utama wajib berasal dari lembaga ketua konsorsium riset, yang sekaligus sebagai ketua
pelaksana riset dan memiliki kewajiban mengintegrasikan hasil riset yang dilakukan oleh para
anggota sehingga menjadi luaran yang dapat berfungsi sesuai yang direncanakan.
7. Jangka waktu satu judul penelitian adalah 1 - 3 tahun untuk Riset Individu (Non Kelompok Lembaga), 1 -
3 tahun untuk Riset Kemitraan, dan 1 – 3 tahun untuk Riset Konsorsium.
8. Usulan pengajuan biaya penelitian mengikuti Standard Biaya Keluaran Sub Keluaran /Sub Output )
Penelitian yang dikeluarkan kementerian keuangan. Untuk Riset Individu (Non Kelompok Lembaga)
menggunakan SBK Riset Dasar dan SBK Riset Terapan, untuk Kemitraan Riset menggunakan SBK Riset
Terapan dan SBK Riset Pengembangan, dan untuk Konsorsium Riset menggunakan SBK Riset
Pengembangan.

4. Hibah Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi

Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi adalah calon usaha baru/rintisan berbasis
teknologi berasal dari perguruan tinggi yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dan produknya masih
berwujud prototipe atau draft program aplikasi (sub-bidang TIK). Pendanaan Calon Perusahaan Pemula
Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi adalah skema pendanaan yang diberikan kepada produk inovasi
teknologi perguruan tinggi yang berpotensi komersial, yang diusulkan melalui Lembaga Inkubator perguruan
tinggi.

Sesuai dengan arah kebijakan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi, maka yang
diprioritaskan untuk mendapatkan pendanaan Program CPPBT PT adalah produk inovasi pada 8 (delapan)
bidang fokus yang meliputi:
 Pangan;
 Energi;
 Kesehatan;
 Transportasi;
 Rekayasa Keteknikan;
 Pertahanan dan Keamanan;
 Kemaritiman;
 Multidisiplin dan Lintas Sektoral
Persyaratan Pengajuan Proposal:

1. Proposal diajukan oleh sekelompok orang terdiri dari (maksimal 3 orang, sudah termasuk Inventor utama)
yang berasal dari Perguruan Tinggi kepada wakil rektor atau wakil direktur III/IV yang mewadahi lembaga
pengelola inovasi (LPPM dan Inkubator);
2. Proposal diserahkan kepada LPPM dan Inkubator untuk diseleksi;
3. Proposal diseleksi oleh LPPM ( seleksi kesiapan teknologi) bersama Inkubator (seleksi nilai ekonomi);
4. Proposal Hasil seleksi diserahkan kepada Wakil Rektor/ Wakil Direktur. Wakil Rektor/Direktur membuat
pernyataan hasil seleksi;
5. Wakil Rektor/ Wakil Direktur menunjuk lembaga inkubator untuk mengusulkan proposal pendanaan
program CPPBT PT;
6. Lembaga inkubator mengajukan proposal pada pendanaan program CPPBT PT Kemenristek/BRIN;
7. Kemenristek/BRIN melakukan seleksi terhadap proposal pendanaan yang diajukan.

Persyaratan Lembaga Pengusul Proposal:

1. Proposal yang akan mengikuti program CPPBT PT diusulkan oleh lembaga inkubator dari Perguruan
Tinggi Negeri atau Swasta;
2. Tiap Perguruan Tinggi hanya dapat diwakili oleh 1 (satu) lembaga incubator pengusul, yang dikuatkan
dengan SURAT PENUNJUKAN yang disahkan oleh pimpinan tertinggi di Perguruan Tinggi;
3. Lembaga inkubator memiliki dokumen legalitas yang berupa Surat Keputusan/Keterangan yang
menyatakan lembaga tersebut sebagai lembaga inkubator atau memiliki fungsi pembinaan perusahaan
pemula/kewirausahaan sesuai NSPK Inkubator Wirausaha Permen Koperasi dan UKM nomor 24 tahun
2015;
4. Lembaga inkubator harus memiliki fungsi pra-inkubasi atau pembinaan terhadap CPPBT PT;
5. Minimal telah beroperasi selama 6 (enam) bulan per tanggal 1 Maret 2020 dalam melakukan inkubasi
bisnis teknologi.

Dana yang dialokasikan untuk Kegiatan CPPBT PT Tahun 2020 ini disesuaikan dengan kebutuhan inovasi
per judul proposal yang akan disalurkan melalui Lembaga Inkubator Perguruan Tinggi.

Rencana penggunaan anggaran diusulkan bersama oleh CPPBT PT dan Inkubator pada saat pengajuan
proposal. Anggaran kegiatan yang diusulkan oleh inkubator harus sesuai dengan kebutuhan pendampingan
CPBBT PT. Bagi CPPBT PT, Dana dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Pembelian bahan baku/komponen dalam rangka menunjang penyempurnaan produk;
b. Program pelatihan dalam rangka menunjang penyempurnaan produk;
c. Pengujian dan tes pasar;
d. Sewa Peralatan dan Perlengkapan;
e. Biaya Konsultasi Pengembangan Produk;
f.Biaya pengujian laboratorium dan pengurusan Sertifikasi, SNI, KI, dan lainlain;
g. Biaya perjalanan dinas biasa (dalam negeri);
h. Biaya Bahan (Alat Tulis, Penyusunan dan Pengadaan Laporan).

5. Hibah Rispro Komesial dari Kementerian Keuangan


Luaran utama Pendanaan RISPRO Komersial, terdiri dari:
1. produk atau teknologi;
2. Kekayaan Intelektual (KI); dan
3. publikasi ilmiah.

KRITERIA
1. RISPRO Komersial yang diusulkan harus dilakukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. RISPRO Komersial yang diusulkan telah diseleksi sesuai ketentuan LPDP oleh institusi yang menaungi
Pengusul RISPRO dan mendapat persetujuan atau pengesahan;
3. Pengusul RISPRO Komersial terdiri dari periset-periset multidisiplin;
4. Pengusul RISPRO Komersial diketuai oleh periset bergelar minimal doktor atau berkualifikasi setara
(sesuai dengan standar Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dan memiliki rekam jejak riset sesuai
dengan usulan RISPRO;
5. Ketua periset tidak sedang menempuh studi lanjut atau kegiatan akademik lain seperti program academic
recharging, postdoc, dan lainnya;
6. Pengusul RISPRO Komersial harus memiliki Mitra RISPRO Komersial dalam waktu tertentu dan
berkontribusi dalam bentuk penyertaan dana dan/atau bentuk lain, yang dapat dinilai dengan uang (cash/in-
kind) sekurang-kurangnya senilai 10% (sepuluh persen) dari besaran dana yang diusulkan ke LPDP;
7. Komitmen Mitra RISPRO Komersial harus dituangkan dalam surat pernyataan kesanggupan kontribusi
Mitra RISPRO Komersial
8. Setiap Periset hanya boleh mendapatkan pendanaan RISPRO satu kali dalam kurun waktu yang sama baik
sebagai ketua periset maupun anggota;
9. RISPRO yang diusulkan harus memiliki studi kelayakan komersialisasi terkait produk atau teknologi
yang dihasilkan;
10. RISPRO yang diusulkan harus memiliki dokumen pendaftaran Kekayaan Intelektual (KI) yang relevan;
11. RISPRO yang diusulkan telah mencapai nilai Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TKT) 5 atau lebih yang
dibuktikan dengan dokumen lembar penilaian sendiri (self assessment) tentang tingkat kesiapterapan
berdasarkan instrumen yang berlaku pada kementerian penyelenggara urusan pemerintahan di bidang riset,
teknologi dan pendidikan tinggi, disertai dokumen pendukung pemenuhan indikator TKT.
MITRA
Industri, UMKM, koperasi, start-up company atau badan usaha dibawah perguruan tinggi, yang memiliki
komitmen untuk melakukan komersialisasi luaran RISPRO baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
waktu tertentu dan berkontribusi dalam bentuk penyertaan dana dan/atau bentuk lain yang dapat diukur dengan
uang (cash/in-kind).

BESARAN DAN KETENTUAN PENDANAAN


1. Besaran Pendanaan RISPRO Komersial dengan luaran berupa produk atau teknologi untuk
dikomersialisasikan setinggi-tingginya sebesar Rp2.000.000.000 (dua miliar rupiah) per judul per tahun.
2. Besaran Pendanaan RISPRO diatur per komponen sebagai berikut:
a. Biaya Langsung sekurang-kurangnya 95% (sembilan puluh lima persen) dari Besaran Pendanaan yang
terdiri dari Biaya Langsung Personil (Gaji dan/atau Honorarium dan Biaya Langsung Nonpersonil
yang disusun berdasarkan aktivitas riset untuk mencapai luaran riset sesuai dengan aturan yang
berlaku.
b. Biaya Tidak Langsung setinggi-tingginya 5% (lima persen) dari Besaran Pendanaan yang terdiri dari
biaya monitoring internal, biaya administrasi, dan/atau biaya-biaya lain (seperti biaya untuk
pengembangan institusi) guna mendukung pelaksanaan kegiatan riset sesuai dengan aturan yang
berlaku.
3. Besaran Pendanaan RISPRO yang dianggarkan oleh Pengusul RISPRO sudah termasuk pajak
4. Besaran Pendanaan RISPRO Komersial dapat dialokasikan untuk:
a. Honorarium tim periset;
b. Upah tenaga kerja;
c. Pembelian/pengadaan barang/bahan habis pakai seperti bahan baku atau komponen produksi atau alat
tulis kantor;
d. Penyelenggaraan atau keikutsertaan dalam Focus Group Discussion (FGD)/capacity
building/pelatihan, survei, sosialisasi, seminar, diseminasi, dan eksebisi atau pameran;
e. Perjalanan dalam negeri;
f. Honorarium konsultasi tenaga ahli atau nara sumber atau responden;
g. Pendaftaran/pengurusan sertifikasi produk atau teknologi seperti pengurusan Kekayaan Intelektual
(KI) dan Standar Nasional Indonesia (SNI);
h. Pendaftaran artikel ilmiah untuk diterbitkan dalam jurnal nasional atau internasional; dan
i. Penggandaan, penjilidan, atau pencetakan untuk pelaporan.
j. Sewa peralatan laboratorium;
k. Sewa lahan/binatang dalam rangka observasi atau pengujian;
l. Jasa pengujian laboratorium atau industri;
m. Tes pasar;
n. Pembelian/pengadaan infrastruktur produksi seperti mesin dan peralatan;
o. Pendaftaran/pengurusan ijin terkait dengan pendirian industri, produksi, distribusi, dan komersialisasi
produk atau teknologi; dan
p. Perjalanan luar negeri dapat dilakukan hanya 1 (satu) kali/1 (satu) tahun Pendanaan RISPRO, untuk
mengikuti seminar/konferensi/eksibisi terkait dengan luaran riset yang telah didaftarkan kekayaan
intelektualnya.
6. Hibah Rispro Tata Kelola dari Kementerian Keuangan

LUARAN
Luaran utama Pendanaan RISPRO Kebijakan atau Tata Kelola, terdiri dari:
1. naskah akademik kebijakan;
2. buku model/tata kelola; dan
3. publikasi ilmiah.

KRITERIA
1. RISPRO yang diusulkan harus dilakukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. RISPRO yang diusulkan telah diseleksi sesuai ketentuan LPDP oleh institusi yang menaungi Pengusul
RISPRO dan mendapat persetujuan atau pengesahan;
3. Pengusul RISPRO terdiri dari periset-periset multidisiplin;
4. Pengusul RISPRO diketuai oleh periset bergelar minimal doktor atau berkualifikasi setara (sesuai dengan
standar Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dan memiliki rekam jejak riset sesuai dengan usulan
RISPRO;
5. Ketua periset tidak sedang menempuh studi lanjut atau kegiatan akademik lain seperti program academic
recharging, postdoc, dan lainnya;
6. Pengusul RISPRO harus memiliki Mitra RISPRO Kebijakan/Tata Kelola dalam waktu tertentu dan
berkontribusi dalam bentuk penyertaan dana dan/atau bentuk lain, yang dapat dinilai dengan uang
(cash/in-kind) sekurang-kurangnya senilai 10% (sepuluh persen) dari besaran dana yang diusulkan ke
LPDP;
7. Komitmen Mitra RISPRO Kebijakan/Tata Kelola harus dituangkan dalam surat pernyataan kesanggupan
kontribusi Mitra RISPRO Kebijakan/Tata Kelola;
8. Setiap Tim Periset hanya boleh mendapatkan pendanaan RISPRO satu kali dalam kurun waktu yang sama
baik sebagai ketua periset maupun anggota;
9. RISPRO yang diusulkan harus memiliki studi kelayakan implementasi kebijakan/model/tata kelola yang
dihasikan;
10. RISPRO yang diusulkan harus memiliki dokumen publikasi ilmiah internasional bereputasi atau nasional
terakreditasi yang relevan dari Pengusul RISPRO;
11. RISPRO yang diusulkan telah mencapai nilai Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TKT) 5 atau lebih yang
dibuktikan dengan dokumen lembar penilaian sendiri (self assessment) tentang tingkat kesiapterapan
berdasarkan instrumen yang berlaku pada kementerian penyelenggara urusan pemerintahan di bidang
riset, teknologi dan pendidikan tinggi, disertai dokumen pendukung pemenuhan indikator TKT.

MITRA
Kementerian/lembaga, pemerintah daerah, kelompok profesi, industri, UMKM, koperasi, start-up company,
atau badan usaha di bawah perguruan tinggi, yang memiliki komitmen untuk melakukan implementasi luaran
RISPRO baik secara langsung maupun tidak langsung dalam waktu tertentu dan berkontribusi dalam bentuk
penyertaan dana, dan/atau bentuk lain yang dapat diukur dengan uang (cash/in-kind).

BESARAN DAN KETENTUAN PENDANAAN


1. Besaran Pendanaan RISPRO Kebijakan/Tata Kelola dengan luaran berupa konsep ketentuan peraturan
perundang-undangan atau model pemberdayaan masyarakat atau tata kelola untuk diimplementasikan
setinggi-tingginya sebesar Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) per judul per tahun.
2. Besaran Pendanaan RISPRO diatur per komponen sebagai berikut:
a. Biaya Langsung sekurang-kurangnya 95% (sembilan puluh lima persen) dari Besaran Pendanaan
yang terdiri dari Biaya Langsung Personil (Gaji dan/atau Honorarium dan Biaya Langsung
Nonpersonil yang disusun berdasarkan aktivitas riset untuk mencapai luaran riset sesuai dengan
aturan yang berlaku.
b. Biaya Tidak Langsung setinggi-tingginya 5% (lima persen) dari Besaran Pendanaan yang terdiri
dari biaya monitoring internal, biaya administrasi, dan/atau biaya-biaya lain (seperti biaya untuk
pengembangan institusi) guna mendukung pelaksanaan kegiatan riset sesuai dengan aturan yang
berlaku.
3. Besaran Pendanaan RISPRO yang dianggarkan oleh Pengusul RISPRO sudah termasuk pajak
4. Besaran Pendanaan RISPRO Kebijakan atau Tata Kelola dapat dialokasikan untuk:
a. Honorarium tim periset;
b. Upah tenaga kerja;
c. Pembelian/pengadaan barang/bahan habis pakai seperti bahan baku atau komponen produksi atau
alat tulis kantor;
d. Penyelenggaraan atau keikutsertaan dalam Focus Group Discussion (FGD)/capacity
building/pelatihan, survei, sosialisasi, seminar, diseminasi, dan eksebisi atau pameran;
e. Perjalanan dalam negeri;
f. Honorarium konsultasi tenaga ahli atau nara sumber atau responden;
g. Pendaftaran/pengurusan sertifikasi produk atau teknologi seperti pengurusan Kekayaan Intelektual
(KI) dan Standar Nasional Indonesia (SNI);
h. Pendaftaran artikel ilmiah untuk diterbitkan dalam jurnal nasional atau internasional; dan
i. Penggandaan, penjilidan, atau pencetakan untuk pelaporan.
j. Pembelian/pengadaan referensi atau data
k. Pendaftaran/pengurusan sertifikasi produk atau teknologi seperti pengurusan Kekayaan Intelektual
(KI) dan Standar Nasional Indonesia (SNI); dan
l. Perjalanan luar negeri dapat dilakukan hanya 1 (satu) kali/1 (satu) tahun Pendanaan RISPRO, untuk
mengikuti seminar/konferensi/eksibisi terkait dengan luaran riset yang dihasilkan, atau artikel
ilmiah untuk diterbitkan dalam jurnal nasional atau internasional.

Anda mungkin juga menyukai