OLEH :
INDAH NUR WAHYUNI
PO.71.31.1.17.014
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
proposal skripsi ini dengan tepat waktu.
Adapun isi proposal ini mengenai “Hubungan pengetahuan dan sikap ibu
hamil trimester III terhadap perilaku kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi di
wilayah kerja puskesmas sekip palembang”, yang akan membahas tentang anemia
pada ibu hamil Tak lupa pula ucapan terima kasih saya kepada kerabat dan orang-
orang yang telah berpartisipasi atas terselesaikannya makalah ini.
Proposal skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik
dan saran sangat dibutuhkan agar proposal ini kedepannya dapat disempurnakan.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian................................................................................. 3
ALUR PENELITIAN.................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 27
iii
LAMPIRAN 1.................................................................................................31
LAMPIRAN 2.................................................................................................32
LAMPIRAN 3................................................................................................ 33
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zat besi adalah mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam
tubuh manusia daan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh
manusia dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh
yaitu sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh
(Almatsier, 2004).
Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40
mingu dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan
sebagai orang tua , seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi,
sehingga disebut juga sebagai periode penantian (Vivian, 2011:118).
Menurut WHO kebutuhan zat besi yang besar (1000 mg) selama
hamil tidak cukup apabila didapatkan dari makanan saja, sehingga harus
dibantu dengan suplementasi tablet besi (Kemenkes RI. 2014).
Kekurangan zat besi sejak sebelum kehamilan bila tidak diatasi
dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Diperkirakan bahwa
angka kejadian anemia mencapai 12,8% dari kematian ibu selama
1
kehamilan dan persalinan di Asia. Dan prevalensi anemia defisiensi besi
pada ibu hamil Indonesia sebesar 50,5% (Kemenkes RI. 2014).
Sementara, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2013
menunjukkan 37,1% dan pada tahun 2018 menunjukkan prevalensi anemia
ibu hamil 48,9% ibu hamil telah mendapatkan tablet tambah darah, namun
hanya 38,1% di antaranya yang mengonsumsi sebanyak 90 tablet.
Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi. Sekitar
75% anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi yang
memperlihatkan gambaran eritrosit mikrositik hipokrom pada apusan darah
tepi. Penyebab tersering kedua adalah anemia megaloblastik yang dapat
disebabkan oleh defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12.
Menurut data dari dinas kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan,
anemia pada ibu hamil tahun 2012 terdapat 692 (1,51%) orang dari 45.652
ibu hamil, pada tahun 2013 terdapat ibu hamil dengan anemia sebanyak 646
(1,77%) orang dari 36.487 ibu hamil, sedangkan pada tahun 2014 terdapat
ibu hamil dengan anemia 675 (1,4%) orang dari 48.235 ibu hamil (Dinkes
Provinsi Sumatera Selatan, 2014). Di kota Palembang pada tahun 2012
terdapat ibu hamil sebanyak 31.502, dengan angka kejadian anemia
sebanyak 1.017 (3,10%) ibu hamil, pada tahun 2013 ibu hamil sebanyak
32.302 dengan angka kejadian anemia sebanyak 1.001 (3,0%), pada tahun
2014 terdapat 33.309 ibu hamil dengan kejadian anemia sebanyak
1.028 (3,0%) orang (Dinkes kota Palembang, 2014).
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di sebutkan, maka meneliti
melakukan penelitian yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu
hamil di trimester III di puskesmas sekip palembang tahun 2020.
2
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III
terhadap perilaku kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi di wilayah kerja
puskesmas sekip palembang tahun 2020
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan anemia pada ibu hamil di trimester III
puskesmas sekip palembang.
b. Mengetahui hubungan sikap ibu hamil di trimester III puskesmas
sekip palembang.
c. Mengetahui umur, pekerjaan, pendidikan pada ibu hamil di puskesmas
sekip palembang.
d. Mengetahui usia kehamilan ibu hamil di Puskesmas sekip palembang.
e. Mengetahui jarak kehamilan ibu hamil di Puskesmas sekip
palembang.
f. Mengetahui kepatuhan ibu hamil di puskesmas sekip palembang.
g. Diketahuinya pengetahuan ibu hamil di Puskesmas sekip palembang.
D. Manfaat penelitian
a. Puskesmas tempat dilakukan penelitian
Menjadi sumber masukan bagi Puskesmas dalam upaya penanganan ibu
hamil yang menderita anemia, serta pencegahan pada ibu hamil lainnya
agar dapat terjadi penurunan angka kejadian anemia pada ibu hamil.
b. Peneliti
Peneliti dapat mempelajari lebih mendalam mengenai anemia pada ibu
hamil, serta factor yang mempengaruhi. Mengaplikasikan secara
langsung ilmu metodologi penelitian,
c. politeknik kesehatan palembang
3
Sebagai referensi tambahan di perpustakaan dan dapat dimanfaatkan
oleh seluruh mahasiswa.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Anemia
Definisi
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah
massa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya
untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer.
Secara praktis anemia ditunjukkan oleh adanya penurunan kadar
hemoglobin, hematokrit atau hitung eritrosit (red cell count). Tetapi yang
paling lazim dipakai adalah kadar hemoglobin, kemudian hematokrit
(Sudoyo, 2009).
Tabel 1
Kriteria Anemia menurut WHO
2. Ibu hamil
a. Definisi
Ibu hamil adalah wanita yang sedang mengandung janin. Sedangkan
kehamilan merupakan urutan kejadian yang secara normal terdiri atas
pembuahan, implantasi, pertumbuhan embrio, pertumbuhan janin, dan
berakhir pada kelahiran bayi (Yongky, 2004).
5
Peningkatan volume plasma darah terjadi lebih dahulu dibandingkan
produksi sel darah merah. Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar Hb
dan hematokrit pada trimester I dan II sedangkan pembentukan sel darah
merah terjadi pada pertengahan akhir kehamilan sehingga konsentrasi
mulai meningkat pada trimester III kehamilan (Darlina, 2003).
Anemia pada ibu hamil disebabkan oleh banyak faktor, yaitu faktor
langsung, tidak langsung dan mendasar. Secara langsung anemia
disebabkan oleh seringnya mengkonsumsi zat penghambat absorbsi zat
besi, kurangnya mengkonsumsi promotor absorbsi zat besi non heme serta
adanya infeksi parasit. Adapun kurang diperhatikannya keadaan ibu pada
waktu hamil merupakan faktor tidak langsung. Namun secara mendasar
anemia pada ibu hamil disebabkan oleh rendahnya pendidikan dan
pengetahuan serta faktor ekonomi yang masih rendah (Darlina, 2003).
Penggolongan jenis anemia ibu hamil dapat dibedakan menjadi
anemia ringan dan anemia berat. Batasan anemia ringan adalah bila kadar
Hb 8-10.9 g/dl sedangkan anemia berat adalah apabila kadar Hb < 8 g/dl
(Darlina, 2003).
6
kurang zat besi, kehilangan darah saat persalinan yang lalu, dan penyakit –
penyakit kronik.
a. Pendidikan
Faktor sosial ekonomi juga akan mempengaruhi pada pola
konsumsi makan, pola konsumsi makan sangat berdampak pada
cukup tidaknya zat besi dalam makanan (Djaja at all, 1994).
Menurut (Manuaba, 2010) anemia defisiensi besi mencerminkan
kemampuan sosial ekonomi masyarakat untuk dapat memenuhi
kebutuhannya dalam jumlah dan kualitas gizi. Rendahnya tingkat
pendidikan ibu hamil dapat menyebabkan keterbatasan dalam upaya
menangani masalah gizi dalam kesehatan keluarga, (Hermina, 1992).
Ibu hamil dengan pendidikan rendah yaitu tidak sekolah,
tidak tamat SD dan tamat SD sebanyak 66.15% menderita anemia
dan merupakan prevalensi terbesar dibandingkan dengan kategori
pendidkan sedang maupun tinggi (Wijianto, 2002).
Ibu hamil dengan tingkat pendidikan rendah akan mengalami
resiko anemia lebih tinggi dibanding dengan ibu hamil yang tingkat
pendidikannya tinggi (Achadi, 1995).
Menurut Arisman (2004) faktor pendidikan juga berpengaruh
saat pemberian tablet besi. Efek samping dari tablet besi yang dapat
mengganggu seperti mual muntah sehingga orang cenderung
menolak tablet yang diberikan. Penolakan tersebut sebenarnya
berpangkal dari ketidaktahuan mereka bahwa selama kehamilan
mereka memerlukan tambahan zat besi.
Handayani (2000) menyatakan bahwa tingkat pendidikan
yang dicapai seseorang mempunyai hubungan nyata dengan
pengetahuan gizi dari makanan yang dikosumsinya.
b. Pekerjaan
Berat ringannya pekerjaan ibu juga akan mempengaruhi
kondisi tubuh dan pada akhirnya akan berpengaruh pada status
7
kesehatannya. Ibu yang bekerja mempunyai kecenderungan kurang
istirahat, konsumsi makan yang tidak seimbang sehingga
mempunyai resiko lebih besar untuk menderita anemia dibandingkan
ibu yang tidak bekerja (Wijianto, 2002).
c. Pengetahuan
Anemia masih banyak dijumpai karena kemiskinan dan
kurangnya pengetahuan tentang makanan sehat. Bahkan pada waktu
hamil banyak makanan yang ditabukan karena kurangnya pengertian
tentang makanan sehat yang bergizi sehingga anemia semakin parah
(Manuaba, 2010).
Pengetahuan gizi dan kesehatan merupakan salah satu jenis
pengetahuan yang dapat diperoleh melalui pendidikan. Pengetahuan
gizi dan kesehatan akan berpengaruh terhadap pola konsumsi
pangan. Semakin banyak pengetahuan tentang gizi dan kesehatan,
maka semakin beragam pula jenis makanan yang dikonsumsi
sehingga dapat memenuhi kecukupan gizi dan mempertahankan
kesehatan individu (Suhardjo, 1989). Tingkat pendidikan turut
menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami
pengetahuan gizi yang mereka peroleh. Dari kepentingan keluarga
pendidikan itu sendiri amat diperlukan seseorang tanggap adanya
masalah defisiensi zat besi (Fe) pada ibu hamil dan bisa mengambil
tindakan secepatnya (Kodyat, 1993).
d. Umur
Faktor biomedis ibu meliputi umur ibu hamil, paritas, usia
kehamilan, jarak kelahiran, dan pemberian tablet Fe. Bila umur ibu
pada saat hamil relatif muda (<20 tahun) akan beresiko terkena
anemia. Hal itu dikarenakan pada umur tersebut masih terjadi
pertumbuhan yang membutuhakn zat gizi lebih banyak
dibandingkan dengan umur di atasnya. Bila zat gizi yang dibutuhkan
tidak terpenuhi, akan terjadi kompetisi zat gizi antara ibu dengan
bayinya (Wijianto, 2002).
8
Menurut Depkes (2001), kadar Hb 7.0 - 10.0 g/dl banyak
ditemukan pada kelompok umur <20 tahun (46%) dan kelompok
umur 35 tahun atau lebih (48%).
e. Usia kehamilan
Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil terus meningkat sesuai
dengan bertambahnya usia kehamilan. Apabila terjadi peningkatan
kebutuhan zat besi tanpa disertai oleh pemasukan yang cukup, maka
cadangan zat besi akan menurun dan dapat mengakibatkan anemia
(Lila, 1992). Darlina (2003), meningkatnya kejadian anemia dengan
bertambahnya umur kehamilan disebabkan terjadinya perubahan
fisiologis pada kehamilan yang dimulai pada minggu ke-6, yaitu
bertambahnya volume plasma dan mencapai puncaknya pada
minggu ke-26 sehingga terjadi penurunan kadar Hb. Wanita hamil
cenderung terkena anemia pada trimester III karena pada masa ini
janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai
persediaan bulan pertama setelah lahir. Kebutuhan zat besi ibu hamil
sehari akan meningkat 6 kali lebih besar pada trimester terakhir
dibandingkan wanita yang tidak hamil (Sin sin, 2008).
Hasil penelitian (Martuti, 1996) menyimpulkan adanya
kecenderungan hubungan negatif antara umur kehamilan dengan
kadar Hb ibu hamil. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan
fisiologis pada kehamilan yang dimulai pada minggu ke-6 yaitu
bertambahnya volume plasma yang mencapai puncaknya pada
minggu ke-26, sehingga mengakibatkan penurunan kadar Hb.
Umumnya ibu hamil dianggap anemia jika kadar hemoglobin
dibawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari 33%. Dalam praktik
rutin, konsentrasi Hb < 11 g/dl pada akhir trimester pertama, dan 10
g/dl pada trimester kedua dan ketiga diusulkan menjadi batas bawah
untuk mencari penyebab anemia dalam kehamilan. Nilai-nilai ini
kurang lebih sama dengan nilai Hb terendah pada ibu-ibu hamil
yang mendapat suplementasi besi, yaitu 11,0 g/dl pada trimester
9
pertama dan 10,5 g/dl pada trimester kedua dan ketiga. (Sarwono,
2010).
f. Paritas
Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari
500 gram yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati, bila berat
badan tidak diketahui, maka dipakai umur kehamilan lebih dari 24
minggu (Sumarah, 2008).
Paritas atau jumlah persalinan juga berhubungan dengan
anemia, menurut Soebroto (2010) bahwa ibu yang mengalami
kehamilan lebih dari 4 kali juga dapat meningkatkan resiko
mengalami anemia.
Menurut Wijianto (2002) menyatakan bahwa prevalensi
anemia pada kelompok paritas 0 lebih rendah daripada paritas 5 ke
atas. Semakin sering seorang wanita melahirkan maka semakin besar
resiko kehilangan darah dan berdampak pada penurunan kadar Hb.
Setiap kali wanita melahirkan, jumlah zat besi yang hilang
diperkirakan sebesar 250 mg. Hal tersebut akan lebih berat lagi
apabila jarak melahirkan relatif pendek. Paritas 2-3 merupakan
paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal
(Saifuddin, 2008). Badan koordinasi keluarga berencana naasional
(BKKBN, 1998) menganjurkan agar kesehatan ibu selama hamil
dapat optimal dalam menyongsong persalinannya maka jumlah
persalinan yang telah dialami tidak lebih dari 2 kali.
g. Jarak kelahiran
Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya
anemia pada wanita adalah jarak kelahiran yang pendek (Darlina,
2003). Hal ini disebabkan karena adanya kekurangan nutrisi yang
merupakan mekanisme biologis dari pemulihan faktor hormonal
(Darlina, 2003).
Menurut data Badan Koordinasi Berencana Nasional
(BKKBN, 1998), jarak persalinan yang baik adalah minimal 24
10
bulan. Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan
terjadinya anemia. Hal ini dikarenakan kondisi ibu masih belum
pulih dan pemenuhan kebutuhan zat gizi belum optimal, sudah harus
memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung (Wiknjosastro,
2005). Jarak kelahiran mempunyai risiko 1,146 kali lebih besar
terhadap kejadian anemia (Amirrudin dan Wahyuddin, 2004).
h. Tablet Fe
Ibu hamil yang kurang patuh mengkonsumsi tablet Fe
mempunyai risiko 2,429 kali lebih besar untuk mengalami anemia
dibanding yang patuh konsumsi tablet Fe (Djamilus dan Herlina,
2008).
Kepatuhan menkonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan
jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet
Fe, frekuensi konsumsi per hari. Suplementasi besi atau pemberian
tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan
menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi.
Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan
besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah
anemia karena kekurangan asam folat (Depkes, 2009). Wanita hamil
memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel
darah merah dan membentuk sel darah merah menjadi janin dan
plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan
melahirkan maka akan makin banyak kehilangan zat besi dan
menjadi semakin anemis.
Berikut gambaran berapa banyak kebutuhan zat besi pada setiap
kehamilan :
Meningkatkan sel darah ibu 500 mgr Fe
Terdapat dalam plasenta 300 mgr Fe
Untuk darah janin 100 mgr Fe
Jumlah 900 mgr Fe
11
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama
kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan
pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia,
maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-
ibu hamil di puskesmas (Manuaba, 2010).
Dalam absorbsi dan metabolisme zat besi, vitamin C
mereduksi ferri menjadi ferro dalam usus halus sehingga mudah di
absorbsi. Vitamin C menghambat hemosiderin yang sukar di
mobilisasi untuk membebaskan besi jika diperlukan. Absprbsi besi
dalam bentuk non heme meningkatkan empat kali lipat jika ada
vitamin C berperan dalam memindahkan besi dari transferin didalam
plasma ke feritin hati (Almatsier, 2002).
Vitamin C diperlukan dalam penyerapan zat besi, dengan
demikian vitamin C berperan dalam pembentukan hemoglobin,
sehingga mempercepat penyembuhan Anemia (Moehji, 2002)
i. Infeksi dan penyakit
Seseorang dapat terkena anemia karena meningkatnya
kebutuhan tubuh akibat kondidi fisiologis (hamil, kehilangan darah
karena kecelakaan, pasca bedah atau menstruasi), adanya penyakit
kronis atau infeksi (infeksi cacing tambang, malaria, TBC). Ibu yang
sedang hamil sangat peka terhadap infeksi dan penyakit menular.
Beberapa di antaranya meskipun tidak mengancam nyawa ibu, tetapi
dapat menimbulkan dampak berbahaya bagi janin. Diantaranya,
dapat mengakibatkan abortus, pertumbuhan janin terhambat, bayi
mati dalam kandungan, serta cacat bawaan. Penyakit infeksi yang
diidap ibu hamil biasanya tidak diketahui saat kehamilan. Hal itu
baru diketahui setelah bayi lahir dengan kecacatan. Pada kondisi
terinfeksi penyakit, ibu hamil akan kekurangan banyak cairan tubuh
serta zat gizi lainnya (Bahar, 2006).
Penyakit yang diderita ibu hamil sangat menentukan kualitas
janin dan bayi yang akan dilahirkan. Penyakit ibu yang berupa
12
penyakit menular dapat mempengaruhi kesehatan janin apabila
plasenta rusak oleh bakteri atau virus penyebab penyakit. Sekalipun
janin tidak langsung menderita penyakit, namun demam yang
menyertai penyakit infeksi sudah cukup untuk menyebabkan
keguguran. Penyakit menular yang disebabkan virus dapat
menimbulkan cacat pada janin sedangkan penyakit tidak menular
dapat menimbulkan komplikasi kehamilan dan meningkatkan
kematian janin 30% (Bahar, 2006).
13
B. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam
mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori-
teori yang mendukung permasalahan penelitian.
Biomedis ibu :
- Umur ibu
hamil, infeksi
- Usia
kehamilan,
- Paritas,
Anemia
Sosial ekonomi :
- Konsumsi
- Pendidikan
vitamin c
- Pekerjaan
- Konsumsi
- Tingkat tablet fe
pengetahuan
14
C. Kerangka Konsep
Pengetahuan
Sikap Kepatuhan
Konsumsi tablet
fe
Asupan Kecukupan
15
D. Variabel Penelitian
1. Variabel terikat (Dependen) : Konsumsi tablet fe
2. Variabel bebas (Independen) : Pengetahuan, sikap
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara
operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan
peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap
suatu objek atau fenomena. (Hidayat, 2003)
1. Pengetahuan
Pengetahuan ibu hamil tentang anemia defisiensi besi adalah
kemampuan ibu hamil dalam menjawab soal pengetahuan tentang
anemia defisiensi besi. (Budi Iswanto,2001)
(2) Kurang
16
Skala Ukur : Ordinal
3. Konsumsi Tablet Fe
Ketidak patuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet fe mengakibatkan
absorpsi Zat Besi Rendah. (Maurer. 2015.)
Cara Ukur : Wawancara
Alat Ukur : Kuesioner
Hasil Ukur : (1) Baik, apabila ibu hamil sudah mendapat dan
dikonsumsi tablet Fe untuk trimester III 90 tablet Fe.
(2) Kurang, apabila tablet Fe yang didapat tidak
dikonsumsi tablet Fe ibu hamil trimester III 90 tablet
Fe.
Skala Ukur : Ordinal
4. Asupan Kecukupan
ibu yang diperoleh dari konsumsi makanan. (siva candra rukmana,
2013)
Cara Ukur : Wawancara
Alat Ukur : Kuesioner
Hasil Ukur : (1) Baik
(2) Kurang
Skala Ukur : Ordinal
17
BAB III
METODE PENELITIAN
18
3. Besar Sampel
Perhitungan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus
sebagai berikut :
n = Z21-α/2 P(1- P)
d2
Keterangan :
n = besar sampel minimum
Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) (95% = 1,96)
P = harga proporsi di populasi (0,50)
d = presisi mutlak/kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir (10%)
n = (1,96)2 x (0,50)(1-0,50)
(0,1)2
n = 3,84 x (0,50)(0,5)
0,01
n = 0,96
0,01
n = 96
19
1) Data identitas responden yang diperoleh melalui wawancara
langsung dengan menggunakan kuesioner
2) Data pengetahuan gizi yang diperoleh melalui wawancara
langsung dengan menggunakan kuesioner.
3) Data konsumsi tablet Fe ibu hamil yang diperoleh melalui
wawancara langsung dengsn menggunakan kuesioner.
b. Data Sekunder
Data yang diambil berupa jumlah ibu hamil, nama ibu hamil, data
anemia ibu hamil dan gambaran umum puskesmas sekip palembang
yang diperoleh dari petugas kesehatan di bagian administrasi dan tata
usaha.
2. Cara Pengumpulan Data
a. Tahap Persiapan
1) Pertama membuat surat pengantar untuk penelitian dari kampus
untuk ke direktorat.
2) Setelah mendapat surat izin penelitian dari direktorat kemudian
diberikan ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol)
kota palembang untuk mendapatkan izin penelitian.
3) Setelah keluar surat izin penelitian dari kesbangpol kemudian
diberikan ke Dinas Kesehatan Kota Palembang untuk
mendapatkan izin penelitian ke Puskesmas sekip palembang.
4) Kemudian surat tersebut diberikan ke puskesmas sekip
palembang.
5) Setelah diperoleh izin untuk melakukan penelitian, peneliti
mempersiapkan form identitas, kuesioner, form recall 24 jam
dan surat keterangan ketersediaan menjadi responden penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Peneliti melakukan kunjungan ke rumah responden,
mengkonfirmasi kebenaran, kemudian, responden diberi
penjelasan tentang maksud kedatangan, jika responden diberi
20
penjelasan tentang maksud kedatangan, jika responden bersedia
untuk dijadikan sampel maka diberikan surat persetujuan yang
harus ditandatangani oleh responden.
2) Peneliti melakukan wawancara mengenai data identitas
responden dengan mengisi kuesioner.
3) Dilakukan pengukuran pengetahuan gizi ibu hanil dengan
menggunakan alat bantu kuesioner.
E. Pengolahan Data
Data yang diperoleh kemudian dilakukan koding sebagai tahapan
kegiatan memberikan kode pada tiap informasi yang dikumpulkan sebelum
dilakukan proses entery data secara komputerisasi, dan data diedit terlebih
dahulu. Editting data dilakukan guna mengecek kembali data yang diperoleh
dari wawancara yang meliputi kelengkapan pengisian. Data primer diolah
secara komputerisasi.
a. Umur Ibu
1) Umur ibu dinilai melalui pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner.
2) Pertanyaan berjenis pertanyaan terbuka.
3) Pertanyaan berisi tentang umur ibu hamil.
2) Peralatan yang dibutuhkan terdiri dari lembar kuesioner dan alat
tulis yang digunakan peneliti untuk mengisi jawaban berdasarkan
keterangan responden.
21
3) Untuk analisis dilakukan kategori interval dengan pada kelompok
umur < 20 tahun dan > 35 tahun serta kelompok umur ≥ 20 tahun
sampai ≤ 35 tahun.
b. Paritas
Diukur melalui pertanyaan dalam kuesioner berupa
1) Pertanyaan berjenis MCQ (pertanyaan tertutup)
2) Pertanyaan berisi tentang berapa kali melahirkan.
3) Pertanyaan berjumlah 1 buah.
4) Peralatan yang dibutuhkan terdiri dari lembar kuesioner dan alat tulis
yang digunakan peneliti untuk mengisi jawaban berdasarkan
keterangan responden.
5) Dibuat dua kategori Rendah (≤ 2) dan Tinggi (> 2).
c. Usia kehamilan
Usia kehamilan diketahui melalui pertanyaan-pertanyaan dalam
kuesioner.
1) Pertanyaan berjenis MCQ (pertanyaan tertutup)
2) Pertanyaan berisi tentang trimester, dari trimester 1 - 3
3) Peralatan yang dibutuhkan terdiri dari lembar kuesioner dan alat tulis
yang digunakan peneliti untuk mengisi jawaban berdasarkan
keterangan responden.
4) Dibuat tiga kategori Trimester I (0 – 3 bulan), Trimester II (4 - 6
bulan) dan Trimester III (7 - 9 bulan)
d. Jarak kelahiran
Jarak kelahiran diketahui melalui isian dalam kuesioner.
1) Pertanyaan berjenis MCQ (pertanyaan tertutup).
2) Pertanyaan berisi tentang jarak kehamilan.
3) Hasil ukur dengan kategori usia < 24 bulan dan ≥ 24 bulan.
4) Peralatan yang dibutuhkan terdiri dari lembar kuesioner dan alat tulis
yang digunakan peneliti untuk mengisi jawaban berdasarkan
keterangan responden.
22
e. Tablet Fe
Tablet Fe diketahui melalui isian dalam kuesioner.
1) Pertanyaan berjenis MCQ (pertanyaan tertutup).
2) Pertanyaan berisi tentang konsumsi tablet Fe.
3) Hasil ukur berupa mengkonsumsi tablet Fe yang rutin dan yang tidak
rutin.
4) Peralatan yang dibutuhkan terdiri dari lembar kuesioner dan alat tulis
yang digunakan peneliti untuk mengisi jawaban berdasarkan
keterangan responden.
f. Pendidikan
Pendidikan terakhir diketahui melalui isian dalam kuesioner.
1) Pertanyaan berjenis MCQ (pertanyaan tertutup)
2) Pertanyaan berisi tentang tingkat pendidikan responden.
3) Kategori dibagi menjadi lima yaitu tidak sekolah, sekolah dasar,
sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan
tinggi.
4) Untuk keperluan analisis bivariat, pendidikan dibuat menjadi 2
kategori yaitu kategori pendidikan rendah (<SMA) dan pendidikan
tinggi (≥SMA)
5) Peralatan yang dibutuhkan terdiri dari lembar kuesioner dan alat tulis
yang digunakan peneliti untuk mengisi jawaban berdasarkan
keterangan responden.
g. Pekerjaan
Pekerjaan diketahui melalui isian dalam kuesioner.
1) Pertanyaan berjenis MCQ (pertanyaan tertutup)
2) Pertanyaan berisi tentang pertanyaan pekerjaan ibu
3) Kategori dibagi menjadi dua yaitu tidak bekerja dengan bekerja
4) Peralatan yang dibutuhkan terdiri dari lembar kuesioner dan alat tulis
yang digunakan peneliti untuk mengisi jawaban berdasarkan
keterangan responden.
23
h. Pengetahuan
Pengetahuan dinilai melalui pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner.
1) Pertanyaan berjenis MCQ (pertanyaan tertutup)
2) Pertanyaan berisi tentang anemia pada ibu hamil meliputi:
pengertian, penyebab, gejala, akibat, pencegahan, dan komplikasi.
3) Kategori dibagi menjadi tiga yaitu pengetahuan Baik >80%, Sedang
60-80 % Kurang < 60 %
4) Peralatan yang dibutuhkan terdiri dari lembar kuesioner dan alat
tulis yang digunakan peneliti untuk mengisi jawaban berdasarkan
keterangan responden.
i. Anemia
Anemia diketahui melalui pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner.
1) Pertanyaan berjenis MCQ (pertanyaan tertutup)
2) Pertanyaan berjumlah 1 buah
3) Berisi tentang pertanyaan anemia jika Hb < 11 g/dl pada akhir
trimester pertama, 10 g/dl pada trimester kedua dan ketiga diusulkan
menjadi batas bawah atau tidak anemia jika Hb > 11
4) Hasil ukur sesuai dengan hasil pemeriksaan laboratorium saat
periksa
5) Peralatan yang dibutuhkan terdiri dari lembar kuesioner dan alat tulis
yang digunakan peneliti untuk mengisi jawaban berdasarkan
keterangan responden.
F. Analisis Data
a. Analisis Univariat:
Untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap
variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis
datanya. Pada umumnya hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan
persentase dari tiap variabel (Soekidjo Notoadmodjo, 2013).
24
b. Bivariat:
Dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau
berkorelasi maka digunakan rumus Uji Chi Square digunakan untuk
menilai beda proporsi pada setiap variabel dengan signifikasi hubungan
pada derajat penolakan α sebesar 5% (p value 0,05). Jika nilai p<0,05,
maka hipotesis alternatif diterima sehingga dua variabel yang dianalisis
memiliki hubungan yang bermakna (Soekidjo Notoadmodjo, 2013).
25
Alur Penelitian
Alur penelitian adalah kronologi prosedural yang dilakukan seorang peneliti dalam
karya penelitiannya dan bukan sekedar urutan apa yang mesti dilalui. (Arikunto,
2013)
setuju
Pengolahan Data
Pengisian Kuesioner :
Umur ibu hamil
Paritas
Usia kehamilan
Jarak kehamilan
Tablet Fe
Pendidikan
Pekerjaan
Pengetahuan
Anemia
26
DAFTAR PUSTAKA
Achadi E Anhari, M.J Hansell N.L sloan & M A andersn. 1995. Momen nutritional
status, iron consumtion and weight gain during pregnancy in relation to
neonatal weight and lenght in west jawa. Indonesia. International journal
of obstetric and gynecology, 48, suppl, S1 10-119 Almatsier, Sunita. 2010.
Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Alsuhendra. 2005. Sudah Banyak Konsumsi Sayur Masih Saja Kurang Darah
Amirudin, Wahyuddin. 2004, Studi Kasus Kontrol Ibu Anemia, 2007 Jurnal
Medical UNHAS , Available from
http://med.unhas.ac.id/index.php?...studi-kasus-kontrol...anemia-ibu
Aryani D. 2004. Analisis Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Gizi (Protein, Zat Besi,
Vitamin C, Asam Folat, Vitamin B12) pada Penderita Penyakit Gangguan
Saluran Pencernaan dan Hubungannya dengan Status Anemia di RSU
PMI Bogor [skipsi]. Bogor : Departemen Gizi Masyarakat dan
Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Cisilia Sero. 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Anemia Gizi Besi
Pada Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2008
[skripsi].
27
Darlina. 2003. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia Gizi
pada Ibu Hamil [skipsi]. Bogor : Departemen Gizi Masyarakat dan
Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Depkes RI. 2001. Laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga 2001: Studi Tindak
Lanjut Ibu Hamil. Jakarta: Depkes RI
Djamilus, Herlina. 2008. Faktor Risiko Kejadian Anemia Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas Bogo
Kartono Djoko, dkk. Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2012 untuk Orang Indonesia.
WNPG 2012. Jakarta
28
Khomsan A. 1997. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku tentang Anemia pada Peserta
dan Bukan Peserta Program Suplementasi Tablet Besi pada Ibu Hamil.
Media Gizi dan Keluarga tahun XXI No 2 : 1-7
Lila IN, TG Oka, IWPS Yasa. 1992. Efektivitas Pemberian Zat Besi terhadap
Peningkatan Kadar Hb dan Serum Feritin Ibu Hamil di Puskesmas
[skipsi]. Bogor : Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Martuti S dan Sukati S. 1996. Profil kesehatan ibu hamil di provinsi jawa barat dan
nusa tenggara barat. Penelitian gizi dn makanan puslitbang gizi bogor.
Manuba, I.B.G dkk. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta: EGC
Moehji S. 2002. Ilmu Gizi (Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi). Jakarta : PT Bhratara
29
Proverawati, Kusumawati. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta:
Nuha Medika
iyadi H, Hardinsyah, F Anwar. 1997. Faktor-faktor Resiko Anemia pada Ibu Hamil.
Media Gizi dan Keluarga tahun XXI No 2
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
30
Lampiran 1
Judul Penelitian :
Menyatakan tidak berkeberatan diambil data pribadi dan data fisik diberikan
untuk materi penelitian dengan judul di atas. Selain itu saya juga mengizinkan
semua data tersebut dipergunakan untuk penelitian sepanjang penelitian ini
bermanfaat bagi peningkatan kesehatan manusia.
Palembang,
Yang menyatakan
( )
31
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
I. Identitas Sampel
3. Agama : ............................................................................
4. No/Hp : ............................................................................
5. Alamat : ............................................................................
............................................................................
a. SD
b. SLTP
c. SLTA
d. Perguruan Tinggi
e. Tidak Sekolah
32
Lampiran 3
Petunjuk pengisian !
A. Anak-anak
B. Remaja
C. Dewasa
3. Apa akibat yang bisa ditimbulkan apabila tidak mengkonsumsi tablet tambah
darah ?
C. Sakit kronik
4. Jumlah tablet tambah darah yang diperlukan ibu hamil selama kehamilan adalah
......
33
A. 30 tablet
B. 40 tablet
C. 80 tablet
D. 90 tablet
A. Teh
B. Susu
C. Air jeruk
D. Hati
A. Air putih
B. Air jeruk
D. Kopi
34
8. Apakah bahaya kurang darah dalam kehamilan ......
A. Menyebabkan keguguran
B. Menyebabkan kelelahan
D. Menyebabkan pusing
9. Sebutkan tanda dan gejala kurang darah yang ibu ketahui ......
A. Cepat lelah, sering pusing, mata berkunag kunang, nafsu makan berkurang,
keluhan hamil bertambah
35
Lampiran 4. Kunci Jawaban Kuesioner
No. Jawaban
1 A
2 D
3 B
4 D
5 B
6 D
7 D
8 A
9 A
10 A
36