Anda di halaman 1dari 37

Makalah Total Quality Management

dan Gugus Kendali Mutu

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Alfia Nurfaiza 061830400289


Vivin Nopiana 061830400306

Kelas : 4 KB

DOSEN PENGAMPU : Ir. Jaksen M. Amin M.Si.

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Proses Industri Kimia dengan judul “Total Quality Management dan Gugus
Kendali Mutu”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Akhir kata atas segala kekurangan dan kesalahannya, penulis mohon maaf
dan semoga makalah ini akan berguna bagi kita semua.

Palembang, Juni 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 3

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................ 5

A. Latar Belakang ................................................................................................ 7


B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 7
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 7
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................... 7

BAB II : PEMBAHASAN ......................................................................................... 8

2.1 Kualitas ............................................................................................................... 8

2.1.1 Perspektif Terhadap Kualitas ..................................................................... 8

2.1.2 Dimensi Kualitas ....................................................................................... 8

2.1.3 Sumber Kualitas......................................................................................... 10

2.1.4 Biaya Kualitas ........................................................................................... 10

2.2 Total Quality Mangement (TQM) ....................................................................... 11

2.2.1 Pengertian TQM ........................................................................................ 11

2.2.2 Sejarah Perkembangan TQM ..................................................................... 13

2.2.3 Karakteristik TQM..................................................................................... 20

2.2.4 Manfaat TQM ............................................................................................ 20

2.2.5 Perbedaan TQM dengan Teknik Metode lain ............................................ 22

3
2.2.6 Prinsip - Prinsip TQM ............................................................................... 23

2.2.7 Piranti atau Alat TQM ............................................................................... 23

2.3 Gugus Kendali Mutu (GKM) ............................................................................... 25

2.3.1 Pengertian GKM ........................................................................................ 25

2.3.2 Sejarah GKM ............................................................................................. 26

2.3.3 Kegiatan unit GKM sarana pengendalian mutu......................................... 30

2.3.4 Penggunaan 8 Langkah dan 7 Alat ............................................................ 31

2.3.5 Perangkat GKM ......................................................................................... 31

2.3.6 Faktor penyebab kegagalan GKM ............................................................. 35

BAB III : PENUTUP ............................................................................................... 36


Kesimpulan .............................................................................................................. 36

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 37

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi, kunci untuk meningkatkan daya saing perusahaan

adalah kualitas. Perusahaan yang mampu menghasilkan produk (barang dan atau

jasa) berkualitas yang dapat memenangkan persaingan global.

Dalam era globalisasi dan liberalisasi perdagangan, terjadi berbagai

perubahan dalam hampir semua aspek, misalnya dalam aspek ekonomi, politik,

sosial budaya, teknologi, hukum, hankam, dan aspek lainnya. Berbagai tren baru

dalam lingkungan manufaktur membawa dampak terhadap kualitas.

Kelangsungan hidup perusahaan sangat tergantung pada kemampuan

untuk memberi respons terhadap perubahan-perubahan tersebut secara efektif.

Umumnya perubahan yang terjadi disebabkan oleh berbagai kekuatan yang ada,

baik internal maupun eksternal. Ada empat kekuatan eksternal utama, yaitu

karakteristik demografi, kemajuan teknologi, perubahan pasar, dan tekanan sosial

serta politik. Kekuatan internal bisa dipengaruhi oleh masalah sumber daya

manusia dan perilaku atau keputusan manajerial.

Total Quality Management (TQM) merupakan suatu konsep manajemen

modern yang berusaha untuk merespons secara tepat terhadap setiap perubahan

yang ada, baik yang didorong oleh kekuatan eksternal maupun internal. TQM

lebih berfokus pada tujuan perusahaan untuk melayani kebutuhan pelanggan

dengan memasok barang dan jasa yang memiliki kualitas setinggi mungkin.

5
TQM merupakan paradigma baru dalam menjalankan strategi yang

berupaya memaksimumkan daya saing perusahaan melalui perbaikan secara

berkesinambungan atas kualitas produk, sumber daya manusia, proses dan

lingkungan organisasi/perusahaan.

Kehadiran TQM sebagai paradigma baru menuntut komitmen jangka

panjang dan perubahan total atas paradigma manajemen tradisional. Perlunya

perubahan total dikarenakan cara menjalankan bisnis dengan TQM berbeda sekali

dengan cara tradisional.

Gugus kendali mutu, merupakan mekanisme formal dan dilembagakan

guna mencari pemecahan persoalan dengan memberikan tekanan pada partisipasi

dan kretivitas di antara SDM sebagai karyawan/pegawai baik dalam organisasi

pemerintah maupun swasta. Kelompok kecil pegawai terlibat dalam suatu proses

pengkajian bersama untuk menyikapinya, dan memecahkan persoalan yang

berkaitan dengan pekerjaan.

Upaya untuk meingkatkan mutu dan produktivitas serta kinerja suatu


satuan kerja baik dunia usaha maupun birokrasi,perlu dilaksanakan terus menerus
sedemikian sehingga dapat berfungsi dan mencapai tujuan secara optimal. Sejak
dahulu,terutama di Eropa dan Amerika Serikat dikembangkan konsep manajemen
dan organisasi yang bertujuan menungkatkan kinerja organisasi. Antara lain dapat
dikemukakan adalah konsep Max Weber tentang birokrasi. Konsep Taylor tentang
Manajemen Ilmiah,Fanyol dengan empat belas prinsip,serta konsep perilaku
manusia yang mengutamakan motivasi dan pendekatan demokrasi. Konsep serta
prinsip organisasi dan manajemen ini, telah mampu menungkatkan efisiensi dan
organisasi baik pada perusahaan, pemerintah, dan organisasi sosial

6
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan TQM dan GKM ?
2. Bagaimana sejarah dari TQM dan GKM ?
3. Apa yang dimaksud dengan Biaya kualitas,Dimensi kualitas ?
4. Apa saja pendapat dari para ahli tentang TQM dan GKM ?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian dari TQM dan GKM
2. Menjelaskan sejarah dari TQM dan GKM
3. Menjelaskan maksud dari Biaya kualitas, Dimensi kualitas dll
4. Menjelaskan pendapat dari para ahli tentang TQM dan GKM

D. Manfaat Penulisan
1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai TQM dan GKM
2. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan dari sejarah TQM dan GKM
3. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang Biaya kualitas,
Dimensi kualitas dll
4. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang pendapat dari para
ahli mengenai TQM dan GKM

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kualitas

Kualitas merupakan bagian dari semua fungsi usaha yang lain

(pemasaran, sumber daya manusia, keuangan dan lain-lain). konsep kualitas

bersifat menyeluruh, baik produk maupun prosesnya. Kualitas produk meliputi

kualitas bahan baku dan barang jadi, sedangkan kualitas proses meliputi kualitas

segala sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi perusahaan

munakfaktur dan proses penyediaan jasa atau pelayan bagi perusahaan jasa.

2.1.1 Perspektif Terhadap Kualitas

⚫ David Garvin mengidentifikasi adanya 5 alternatif perspektif kualitas yaitu :

1. Transcendental Approach, Dirasakan tetapi sulit didefinisikan

2. Product-based Approach, Karakteristik produk

3. User-based Approach, Tergantung konsumen

4. Manufacturing-based Approach, Merupakan persyaratan/spesifikasi

5. Value-based Approach, Ditinjau dari segi nilai dan harga

2.1.2 Dimensi Kualitas

1. Performance (Kinerja)

Performance atau Kinerja merupakan Dimensi Kualitas yang berkaitan dengan


karakteristik utama suatu produk. Contohnya sebuah Televisi, Kinerja Utama
yang kita kehendaki adalah kualitas gambar yang dapat kita tonton dan kualitas
suara yang dapat didengar dengan jelas dan baik.

8
2. Features (Fitur)

Features atau Fitur merupakan karakteristik pendukung atau pelengkap dari


Karakteristik Utama suatu produk. Misalnya pada produk Kendaraan beroda
empat (mobil), Fitur-fitur pendukung yang diharapkan oleh konsumen adalah
seperti DVD/CD Player, Sensor atau Kamera Mundur serta Remote Control
Mobil.

3. Reliability (Kehandalan)

Reliability atau Kehandalan adalah Dimensi Kualitas yang berhubungan dengan


kemungkinan sebuah produk dapat bekerja secara memuaskan pada waktu dan
kondisi tertentu.

4. Conformance (Kesesuaian)

Conformance adalah kesesuaian kinerja dan kualitas produk dengan standar yang
diinginkan. Pada dasarnya, setiap produk memiliki standar ataupun spesifikasi
yang telah ditentukan.

5. Durability (Ketahanan)

Durability ini berkaitan dengan ketahanan suatu produk hingga harus diganti.
Durability ini biasanya diukur dengan umur atau waktu daya tahan suatu produk.

6. Serviceability

Serviceability adalah kemudahan layanan atau perbaikan jika dibutuhkan. Hal ini
sering dikaitkan dengan layanan purna jual yang disediakan oleh produsen seperti
ketersediaan suku cadang dan kemudahan perbaikan jika terjadi kerusakan serta
adanya pusat pelayanan perbaikan (Service Center) yang mudah dicapai oleh
konsumen.

7. Aesthetics (Estetika/keindahan)

Aesthetics adalah Dimensi kualitas yang berkaitan dengan tampilan, bunyi, rasa
maupun bau suatu produk. Contohnya bentuk tampilan sebuah Ponsel yang ingin
dibeli serta suara merdu musik yang dihasilkan oleh Ponsel tersebut.

8. Perceived Quality (Kesan Kualitas)

Perceived Quality adalah Kesan Kualitas suatu produk yang dirasakan oleh
konsumen. Dimensi Kualitas ini berkaitan dengan persepsi Konsumen terhadap
kualitas sebuah produk ataupun merek. Seperti Ponsel iPhone, Mobil Toyota,
Kamera Canon, Printer Epson dan Jam Tangan Rolex yang menurut Kebanyakan
konsumen merupakan produk yang berkualitas.

9
2.1.3 Sumber Kualitas

1. Program, Kebajikan dan Sikap

2. Sistem Informasi

3. Desain Produk

4. Kebijakan Produksi

5. Manajemen Vendor

2.1.4 Biaya Kualitas

Biaya Kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi

karena kualitas yang buruk. Jadi, biaya kualitas adalah biaya yang berhubungan

dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan dan pencegahan kerusakan.

Biaya Kualitas digolongkan menjadi 4 yaitu:

1. Biaya Pencegahan (Preventive Cost)

Contoh Biaya yang perlu dikeluarkan:

⚫ Biaya Pelatihan (Training Cost)

⚫ Proses Capability Studies (Penelitian Kapabilitas Proses)

⚫ Vendor Survey

⚫ Quality Planning and Design

2. Biaya Penilaian(Appraisal Cost)

Contoh Biaya yang perlu dikeluarkan:

⚫ Segala Jenis Pengujian (testing) dan Inspeksi

⚫ Pembelian Peralatan Pengujian dan Inspeksi

⚫ Peninjauan Kualitas dan Audit (Quality Audit and Review)

⚫ Biaya Laboratorium

10
3. Biaya Kegagalan(Failure Cost)Internal

Contoh Biaya yang perlu dikeluarkan:

⚫ Biaya Scrap dan pengerjaan ulang (Rework)

⚫ Biaya Perubahan Desain (Design Change)

⚫ Biaya Kelebihan Persedian (Excess Inventory Cost)

⚫ Biaya Pembelian Bahan

4. Biaya Kegagalan(Failure Cost)Eksternal

Contoh Biaya yang perlu dikeluarkan:

⚫ Biaya Purna Jual / Jaminan (Warranty)

⚫ Biaya Pengembalian Produk (Return and Recall)

⚫ Biaya Penangan Keluhan Pelanggan

⚫ Biaya Ganti Rugi

2.2 Total Quality Management (TQM)

2.2.1 Pengertian TQM

Total Quality Management (TQM) merupakan sistem manajemen dalam

suatu organisasi yang dirancang untuk mengangkat kualitas dengan melakukan

pengendalian kualitas baik pengendalian kualitas pra proses, pengendalian

kualitas selama proses berlangsung dan pengendalian kualitas terhadap produk

yang dihasilkan. Kualitas dimaksudkan sebagai strategi usaha seluruh anggota

organisasi, juga untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui per-baikan

terus menerus atas produk,jasa,manusia,proses dan lingkungannya.

Pengertian kualitas yang diambil dari “American Society for Quality Control”

(Kotler: 1994) bahwa:

11
“Quality is the totality of features and characteristics of a product or service that

bear on its ability to satisty stated of implied needs.

Definisi di atas berkonotasi kepada pelanggan. Produk bermutu kalau dapat

memuaskan para pelanggan yang mengkonsumsi produk tersebut.

Dalam hal kualitas dianggap layak, maka diperlukan suatu produk untuk dapat

memenuhi dimensi-dimensi berikut ini:

1. Performance: seberapa cocok produk itu digunakan sesuai dengan fungsi

pemenuhan kebutuhannya

2. Features: konten dari produk yang membedakannya dari produk lain

3. Reliability: seberapa lama produk itu dapat bertahan dari kerusakan

4. Conformance: sejauh mana produk dapat dikembangkan oleh konsumen

itu sendiri.

5. Durability: seberapa lama produk dapat digunakan sampai benar benar

tidak dapat dipakai lagi

6. Serviceability, speed, cost, easy to repair: ada tidaknya servis center dan

seberapa banyak biaya yang dikeluarkan konsumen untuk itu.

7. Esthetic: nilai keindahan dari produk, termasuk dalam definisi ini adalah

tampilan fisik produk.

8. Percieved quality: kesan yang membekas dari produk pada pemikiran

konsumen.

⚫ Dalam wikipedia, Total Quality Management (TQM) dikatakan sebagai

“Strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada

semua proses dalam organisasi.”

12
⚫ Sesuai dengan definisi dari ISO, bahwa TQM adalah:

"Suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas,
berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka
panjang melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua
anggota dalam organisasi serta masyarakat."

⚫ Feigenbaum (1991) memberikan definisi yang lengkap atas TQM:

"Sistem kualitas total dijelaskan sebagai salah satu yang merangkum keseluruhan
siklus kepuasan pelanggan dari interpretasi keperluannya terutama pada tahap
pemesanan, melalui pasokan produk atau jasa dari harga ekonominya dan pada
persepsinya dari produk setelah dia telah menggunakannya sepanjang perioda
waktu".

⚫ Fandy Tjipto (1996) mendefinisikan TQM sebagai berikut:

“Suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk

memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas

produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya”.

TQM juga diterjemahkan sebagai pendekatan berorientasi pelanggan yang

memperkenalkan perubahan manajemen yang sistematik dan perbaikan terus

menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi. Proses TQM

memiliki input yang spesifik (keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan),

mentransformasi (memproses) input dalam organisasi untuk memproduksi barang

atau jasa yang pada gilirannya memberikan kepuasan kepada pelanggan (output).

2.2.2 Sejarah Perkembangan Total Quality Management (TQM)

Perkembangan Total Quality Management (TQM)/Manajemen Mutu

Terpadu pada mulanya sebagai suatu sistem perkembangan di Amerika Serikat.

13
Buah pikiran mereka pada mulanya kurang diperhatikan oleh masyarakat,

khususnya masyarakat bisnis. Namun, beberapa dari mereka merupakan

pemegang kunci dalam pengenalan dan pengembangan konsep mutu. Sejak 1980

keterlibatan mereka dalam manajemen terpadu telah dihargai di seluruh dunia.

Adapun konsep-konsep mereka tentang mutu terpadu secara garis besar

dapat dikemukakan berikut ini.

1. F.W. Taylor (1856-1915)

Seorang insinyur yang mengembangkan satu seri konsep yang merupakan dasar

dari pembagian kerja (division of work). Ia melakukan analisis dengan pendekatan

gerak dan waktu (time and motion study) untuk pekerjaan manual dan

memperoleh gelar “Bapak Manajemen Ilmiah” (The Father of Scientific

Management). Dalam bukunya tersebut Taylor menjelaskan beberapa elemen

tentang teori manajemen, yaitu sebagai berikut:

• Setiap orang harus mempunyai tugas yang jelas dan harus diselesaikan

dalam satu hari

• Pekerjaan harus memiliki peralatan yang standar untuk menyelesaikan

tugas yang menjadi bagiannya.

• Bonus dan intensif wajar diberikan kepada yang berprestasi maksimal.

• Penalti yang merupakan kerugian bagi pekerjaan yang tidak mencapai

sasaran yang telah ditentukan (personal loss).

Taylor memisahkan perencanaan dari perbaikan kerja. Dengan demikian, dia

memisahkan pekerjaan dari tanggung jawab untuk memperbaiki kerja.

14
2. Shewart (1891-1967)

Seorang ahli statistik yang bekerja pada “Bell Labs” selama periode 1920-1930.

Dalam bukunya The Economic Control of Quality Manufactured Products,

diperoleh suatu kontribusi yang menonjol dalam usaha untuk memperbaiki mutu

barang hasil pengolahan. Dia mengatakan bahwa variasi terjadi pada setiap segi

pengolahan dan variasi dapat dimengerti melalui penggunaan alat statistik yang

sederhana. Sampling dan probabilitas digunakan untuk membuat control chart

untuk memudahkan para pemeriksa mutu, untuk memilih produk mana yang

memenuhi mutu dan tidak. Penemuan Shewhart sangat menarik bagi Deming dan

Juran, yaitu kedua sarjana ahli dalam bidang statistik.

3. Edward Deming

Lahir tahun 1900 dan mendapat Ph.D. pada 1972 sangat menyadari bahwa ia telah

memberikan pelajaran tentang pengendalian mutu secara statistik kepada para

insinyur bukan kepada para manajer yang mempunyai wewenang untuk

memutuskan. Katanya “Quality is not determined on the shop floor but in the

executive suite”. Pada tahun 1950 beliau diundang oleh “The Union to Japanese

Scientists and Engineers (JUSE)” untuk memberikan ceramah tentang

mutu/kualitas. Pendekatan Deming dapat disimpulkan sebagai berikut.

• Quality is primarily the result of senior management actions and not the

results of actions taken by workers.

• The system of work that determines how work is performed and only

managers can create system.

15
• Only manager can allocate resources, provide training to workers, select

the equipment and tools that worekers use, and provide the plant and

environment necessary to achieve quality.

• Only senior managers determine the market in which the firm will

participate and what product or service will be solved.

Hal ini berarti bahwa tanpa keterlibatan pimpinan secara aktif tidak mungkin

tercapai manajemen mutu terpadu (TQM).

4. Prof. Juran

Ia mengunjungi Jepang pada tahun 1945. Di Jepang Juran membantu pimpinan

Jepang di dalam menstrukturisasi industri sehingga mampu mengekspor produk

ke pasar dunia. Ia membantu Jepang untuk mempraktikkan konsep mutu dan alat-

alat yang dirancang untuk pabrik ke dalam suatu seri konsep yang menjadi dasar

bagi suatu “management process” yang terpadu. Juran mendemonstrasikan tiga

proses manajerial untuk mengelola keuangan suatu organisasi yang dikenal

dengan trilogy Juran, yaitu finance planning, financial control, financial

improvement.

Adapun perincian trilogi itu sebagai berikut:

• Quality planning, yaitu suatu proses yang mengidentifikasi pelanggan

dan proses yang akan menyampaikan produk dan jasa dengan

karakteristik yang tepat dan kemudian mentransfer pengetahuan ini ke

seluruh kaki tangan perusahaan guna memuaskan pelanggan.

• Quality control, yaitu suatu proses di mana produk benar-benar

diperiksa dan dievaluasi, dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan

16
yang diinginkan para pelanggan. Persoalan yang telah diketahui

kemudian dipecahkan, misalnya mesin-mesin rusak segera diperbaiki.

• Quality improvement, yaitu suatu proses di mana mekanisme yang

sudah mapan dipertahankan sehingga mutu dapat dicapai

berkelanjutan. Hal ini meliputi alokasi sumber-sumber, menugaskan

orang-orang untuk menyelesaikan proyek mutu, melatih para karyawan

yang terlibat dalam proyek mutu, dan pada umumnya menetapkan

suatu struktur permanen untuk mengejar mutu dan mempertahankan

apa yang telah dicapai sebelumnya.

Sejak tahun 1950-an pola pikir mengenai mutu terpadu atau TQM sudah muncul

di daratan Amerika dan Jepang. Kebangkitan Jepang dalam bidang industri terjadi

setelah kekalahan perang dunia kedua yaitu dimulai dengan pembangunan sistem

kualitas modern. Pembangunan sistem itu dipicu oleh W.Edward Deming yang

berbicara di depan para ilmuwan dan insinyur Jepang pada tahun 1950. Deming

mengemukakan bahwa proses industri harus dipandang sebagai suatu perbaikan

yang terus menerus (Continuous quality improvement) yang dimulai dari sederet

siklus sejak adanya ide untuk menghasilkan suatu produk, pengembangan produk,

proses produksi sampai dengan distribusi kepada pelanggan; seterusnya

berdasarkan informasi sebagai umpan balik yang dikumpulkan dari konsumen

dari produk ide-ide untuk menciptakan produk baru atau meningkatkan kualitas

produk lama beserta proses produksi yang ada saat ini.

Terpicu oleh pemikiran Deming maka tercapai keberhasilan yang

dramatis dari industri Jepang dalam meningkatkan manajemen kualitas. Jepang

17
mempelajari perusahaan-perusahaan industri kelas dunia yang berhasil, sehingga

menghasilkan suatu konsep yang dinamakan Total Quality Management (TQM).

Di Jepang, TQM dirangkum menjadi empat langkah, yaitu sebagai berikut.

a. Kaizen: difokuskan pada improvisasi proses berkelanjutan (continuous

Improvement) sehingga proses yang terjadi pada organisasi menjadi visible

(dapat dilihat), repeatable (dapat dilakukan secara berulang-ulang), dan

measurable (dapat diukur).

b. Atarimae Hinshitsu: berfokus pada efek intangible pada proses dan

optimisasi dari efek tersebut.

c. Kansei: meneliti cara penggunaan produk oleh konsumen untuk peningkatan

kualitas produk itu sendiri.

d. Miryokuteki Hinshitsu: manajemen taktis yang digunakan dalam produk

yang siap untuk diperdagangkan.

⚫ Inspection adalah pemeriksaan secara seksama terhadap suatu produk yang


dihasilkan apakah sesuai dengan standar dan aturan yang telah ditetapkan
padanya.Inspeksi atau Inspection adalah menguji produk-produk yang akan
dikirim ke pelanggan untuk memastikan tidak ada yang cacat dan sesuai
dengan persyaratan kualitas yang telah ditentukan. Inspection (Inspeksi)
diperlukan untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan
ketentuan dan standarnya sehingga kepuasan pelanggan dapat terjaga dengan
baik. Selain mengendalikan kualitas dan menjaga kepuasan pelanggan,
Inspeksi juga dapat mengurangi biaya-biaya manufakturing akibat buruknya
kualitas produksi seperti biaya pengembalian produk dari pelanggan, biaya
pengerjaan ulang dalam jumlah banyak dan biaya pembuangan bahan yang
tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

⚫ Quality Control adalah aktivitas memelihara dan memperbaiki produk dan


service Yang menjadi tanggung jawab seluruh karyawan atau pihak yg

18
terlibat. Tugas QC dalam industri adalah memeriksa secara visual untuk bisa
menguji produk. Pemeriksaan suatu produk dapat berlangsung sebelum,
selama dan setelah proses dalam produksi. Suatu perusahaan dapat
menentukan standar kualitas, proses dan prosedur internal masing-masing
dan mengembangkannya dari waktu ke waktu, kemudian pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholder) tersebut diminta untuk mengikutinya. Proses
untuk memastikan semua pihak yang berkepentingan tersebut mengikuti dan
mematuhi standar dan prosedur yang ditentukan inilah disebut dengan proses
pengendalian kualitas atau Quality Control.Quality Control ini berkaitan
dengan kegiatan operasional dan teknik yang digunakan untuk memenuhi
persyaratan kualitas. Tujuan utama Pengendalian Kualitas atau Quality
Control adalah memastikan bahwa produk yang akan dikirimkan ke
pelanggan adalah bebas dari cacat dan dapat diterima sesuai dengan
persyaratan kualitas yang ditentukan. Jika ditemukan produk yang cacat
maka diperlukan tindakan perbaikan yang sesuai.

⚫ Quality Assurance (QA) atau jika diterjemahkan langsung ke dalam bahasa


Indonesia adalah “Penjaminan Kualitas”. Istilah “Assurance” atau “Jaminan”
menyatakan suatu kepastian ataupun kepercayaan terhadap produk yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan. Quality Assurance (QA) menjamin kualitas
produk yang dihasilkan dan memastikan proses pembuatan produk tersebut
sesuai dengan standar dan persyaratan yang telah ditentukan. Quality
Assurance merupakan suatu pendekatan yang berbasis PROSES (process
base approach) yang tujuan utamanya adalah mencegah produk cacat mulai
dari tahap perencanaan (planning) hingga tahap pengiriman produk ke
pelanggan sehingga menghindari terjadi pengerjaan ulang (rework) dan
keluhan pelanggan yang akan merugikan reputasi perusahaan serta
pengeluaran biaya-biaya akibat kualitas yang buruk. Quality Assurance
adalah proses yang pro-aktif yaitu melakukan penekanan terhadap
perencanaan, dokumentasi dan penentuan panduan kualitas pada awal
proyek dimulai untuk memahami persyaratan dan standar kualitas yang
diharapkan. Setelah semua persyaratan dan standar kualitas yang diinginkan

19
tersebut di-identifikasikan, maka diperlukan pengembangan perencanaan
untuk memenuhi persyaratan dan standar kualitas yang diinginkan tersebut.

⚫ Total Quality Management

Total Quality Management (TQM) dapat didefinisikan dari tiga kata

yang membentuknya, yaitu Total (keseluruhan), Quality (kualitas/derajat

keunggulan barang dan jasa), Management (tindakan, seni, cara menangani,

pengendalian).

2.2.3 Karakteristik Total Quality Management

⚫ Pelanggan (Internal dan Eksternal)

⚫ Obsesi terhadap kualitas

⚫ Pendekatan ilmiah

⚫ Komitmen jangka panjang

⚫ Kerjasama tim

⚫ Perbaikan sitem berkelanjutan

⚫ Pendidikan dan pelatihan

⚫ Kebebasan terkendali

⚫ Kesatuan tujuan

⚫ Keterlibatan dab pemberdayaan karyawan

2.2.4 Manfaat Total Quality Management

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan TQM khususnya

bagi pelanggan perusahaan maupun bagi staf dan karyawan. Manfaat tersebut

didasarkan pada sistem kerja dari program TQM yang berlandaskan pada

perbaikan berkesinambungan atau berkelanjutan. Hal ini akan mengurangi

20
berbagai bentuk pemborosan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Kedua

faktor itu pada akhirnya akan meningkatkan profit atau keuntungan.

1. Harga produk yang lebih tinggi

2. Meningkatkan pangsa pasar

3. Meningkatkan penghasilan/ Laba

4. Mengurangi biaya operasional

5. Meningkatkan Output yang bebas dari kerusakan

6. Perbaikan kualitas

7. Memperbaiki posisi persaingan

Manfaat TQM bagi perusahaan adalah:

1. Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan

2. Staff lebih termotivasi

3. Produktivitas meningkat

4. Biaya turun (cost reduction)

5. Produk cacat berkurang

6. Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat

7. Membantu terciptanya team work

8. Membuat perusahaan lebih sensitive terhadap kebutuhan pelanggan

9. Hubungan antara staff departemen yang berbeda lebih mudah

Manfaat TQM bagi customer/pelanggan adalah:

1. Pelanggan lebih diperhatikan

21
2. Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk ataupun

pelayanan

3. Kepuasan pelanggan terjamin

2.2.5 Perbedaan TQM dengan Teknik Metode lainnya

Aspek TQM Metode Manajemen Lain

Asal Intelektual Teori statistik: Analisi Ilmu Sosial : Ekonomi


sampling dan varians Mikro, Psikologi dan
Sosiologi

Sumber Inovasi Insiyur Industri dan Sekolah Bisnis


Fisikawan yang berkerja terkemuka dan
disektor industri dan Perusahaan Konsultan
lembaga pemerintahan Manajemen

Asal Negara Kelahiran Internasional : Amerika Serikat,


dikembangkan di USA, kemudian di transfer
kemudian ditransfer ke secara internasional
Jepang setelah itu
tersebar ke Amerika
Utara dan Eropa

Proses Penyebaran Populist : Perusahaan- Hieraki : dari perusahaan-


perusahaan kecil dan perusahaan industri
manajer madya terkemuka ke
memainkan peranan yang perusahaan-perusahaan
menonjol yang lebih kecil dan
kyrang menoniol; dan
dalam perusahaan dari
manjemen puncak ke
manajemen bawahnya.

22
2.2.6 Prinsip-Prinsip Total Quality Management (TQM)

bersumber dari atas ke bawah dan beroperasi dari bawah ke atas bila

diinginkan berjalan efektif, ini bisa dicapai bila organisasi menganut sistem

desentralisasi.

TQM

TIM OUTPUT
KEPEMIMPINAN

PRODUK

Gambar 2.1 Struktur Pelaksanaan TQM

2.2.7 Piranti atau Alat TQM

Penerapan Total Quality Management dipermudah oleh beberapa piranti,

yang sering disebut “alat TQM”. Alat-alat ini membantu kita menganalisis dan

mengerti masalah-masalah serta membantu membuat perencanaan.

Delapan alat TQM yang diuraikan adalah sebagai berikut.

1. Curah pendapat (sumbang saran) - Brainstorming

Curah pendapat adalah alat perencanaan yang dapat digunakan untuk

mengembangkan kreativitas kelompok. Curah pendapat dipakai, antara lain

untuk menentukan sebab-sebab yang mungkin dari suatu masalah atau

merencanakan langkah-langkah suatu proyek.

2. Diagram alur (bagan arus proses) – Flow Chart

23
Bagan arus proses adalah satu alat perencanaan dan analisis yang

digunakan, antara lain untuk menyusun gambar proses tahap demi tahap

untuk tujuan analisis, diskusi, atau komunikasi dan menemukan wilayah-

wilayah perbaikan dalam proses.

3. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk

menganalisis masalah-masalah dengan kerangka Strengths (kekuatan),

Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).

4. Ranking preferensi

Alat ini merupakan suatu alat interpretasi yang dapat digunakan untuk

memilih gagasan dan pemecahan masalah di antara beberapa alternatif.

5. Analisis tulang ikan

Analisis tulang ikan (juga dikenal sebagai diagram sebab-akibat)

merupakan alat analisis, antara lain untuk mengkategorikan berbagai sebab

potensial dari suatu masalah dan menganalisis apa yang sesungguhnya

terjadi dalam suatu proses.

6. Penilaian kritis

Penilaian kritis adalah alat bantu analisis yang dapat digunakan untuk

memeriksa setiap proses manufaktur, perakitan, atau jasa. Alat ini

membantu kita untuk memikirkan apakah proses itu memang dibutuhkan,

tepat, dan apakah ada alternatif yang lebih baik.

7. Benchmarking

Benchmarking adalah proses pengumpulan dan analisis data dari organisasi

kita dan dibandingkan dengan keadaan di dalam organisasi lain. Hasil dari

24
proses ini akan menjadi patokan untuk memperbaiki organisasi kita secara

terus menerus. Tujuan benchmarking adalah bagaimana organisasi kita bisa

dikembangkan sehingga menjadi yang terbaik.

8. Diagram analisis medan daya (bidang kekuatan)

Diagram medan daya merupakan suatu alat analisis yang dapat digunakan,

antara lain untuk mengidentifikasi berbagai kendala dalam mencapai suatu

sasaran dan mengidentifikasi berbagai sebab yang mungkin serta

pemecahan dari suatu masalah atau peluang.

2.3 Gugus Kendali Mutu

2.3.1 Pengertian Gugus Kendali Mutu (GKM)

GKM adalah sekelompok kecil karyawan yang terdiri dari 3 - 8 orang dari

unit kerja yang sama, yang dengan sukarela secara berkala dan berkesinambungan

mengadakan pertemuan untuk melakukan kegiatan pengendalian mutu ditempat

kerjanya dengan menggunakan alat kendali mutu dan proses pemecahan masalah.

GKM merupakan bagian integral dari PMT dalam suatu organisasi.

Tujuan penerapan GKM antara lain :

⚫ Peningkatan mutu dan peningkatan nilai tambah

⚫ Peningkatan produktivitas sekaligus penurunan biaya

⚫ Peningkatan kemampuan penyelesaian pekerjaan sesuai target

⚫ Peningkatan moral kerja dengan mengubah tingkah laku

⚫ Peningkatan hubungan yang secara baik antara atasan dan bawahan

⚫ Peningkatan keterampilan dan keselamatan kerja

⚫ Peningkatan kepuasan kerja

25
⚫ Pengembangan tim dan (Gugus Kendali Mutu)

Pengertian Gugus Kendali Mutu menurut ahli di bidang tersebut sebagai sub
bahasannya.
⚫ Hasibuan (2005:232) mengemukakan sebagai berikut: “ gugus kendali mutu
adalah kelompok kecil dari lingkup kerja dengan sukarela melakukan
kegiatan pengendalian dan perbaikan secara berkesinambungan dengan
mengunakan tekhnik tekhnik quality control “. Sehubungan dengan uraian
tersebut, berikut ini dikemukakan bahwa bagaimanapun rendahnya
kedudukan seseorang dalam suatu organisasi,sesungguhnya mereka ingin
membanggakan organisasi tempat kerjanya tersebut. Bersama-sama mereka
sebagai SDM organisasi tentunya ingin pula menunjukan peranan mereka
kepada organisasi tempat mereka bekerja. Namun dangan kenyataan yang
demikian itu, kurang atau bahkan tidak disadari oleh kebanyakan penguasa
organisasi tersebut.

2.3.2 Sejarah Gugus Kendali Mutu

Sejak dahulu, terutama di Eropa dan Amerika Serikat dikembangkan


konsep manajemen dan organisasi yang bertujuan menungkatkan kinerja
organisasi. Antara lain dapat dikemukakan adalah konsep Max Weber tentang
birokrasi. Konsep Taylor tentang Manajemen Ilmiah,Fanyol dengan empat belas
prinsip,serta konsep perilaku manusia yang mengutamakan motivasi dan
pendekatan demokrasi. Konsep serta prinsip organisasi dan manajemen ini, telah
mampu meningkatkan efisiensi dan organisasi baik pada perusahaan, pemerintah,
dan organisasi sosial. Total Quality Control (pengendalian mutu terpadu)
diprakrasai oleh Dr.J.M. Juran dan Dr.E.W. deming dan dikembangkan di Jepang
oleh Kaora Ishitawa dengan menerapkan Quality Control Circle (QCC) atau
Gugus Kendali Mutu

26
Pendapat dari para ahli mengenai Gugus Kendali Mutu
1. Saydam (2000: 573)
“Tujuan gugus kendali mutu dapat pula diterjemahkan sebagai keuntungan yang
diperoleh dengan adanya kegiatan gugus kendali mutu dalam perusahaan atau
organisasi. Tujuan gugus kendali mutu tersebut adalah :
1. Meningkatkan ketelibatan karyawan pada permasalahan pekerjaan, dan upaya
pemecahannya
2. Menggalang kerja sama kelompok (team work) yang lebih efektif
3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
4. Meningkatkan pengembangan SDM baik pribadi maupun kepemimpinannya
5. Menanamkan kesadaran bahwa mencegah lebih penting dari pada
memperbaiki
6. Mengurangi kesalahan dan meningkatkan mutu
7. Meningkatkan motivasi dan komunikasi dalam kelompok
8. Menciptakan hubungan kerja antara atasan dan bawahan yang lebih serasi
9. Meningkatkan pengendalian dan pengurangan biaya”.

2. Terry dalam Winardi (1986: 163)


“Perencanaan (planning) adalah pemilihan fakta-fakta dan usaha menghubung-
hubungkan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain; kemudian mebuat
perkiraan dan peramalan keadaan dan permusan tindakan untuk masa yang akan
datang yang sekiranya diperlukan untuk mencapai hasil yang dihendaki”.
Dengan demikian, perencanaan tugas adalah tindakan memilih dan
menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi
mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan
aktivitas-aktivitas tugas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai
hasil-hasil yang diinginkan.

3. Jones (1984: 165)


“implementation is a process of getting additional resources so as to figure out
what is to be done”.Implementasi rencana tugas adalah bentuk tindakan yang
berinteraksi dengan aktivitas tugas.

27
4. Burhan (1994: 274)
“proses menjamin pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan rencana yang
ada”. Pengendalian rencana tugas adalah proses penilaian hasil pelaksanaan dan
tindakan koreksi kalau pelaksanaan rencana kerja berbeda dengan apa yang
direncanakan. Lebih lanjut Burhan (1994: 275) mengemukakan, bahwa, proses
penilaian rencana tugas tersebut, mencangkup tiga tahap pokok, yaitu menetapkan
standar, mengukur pelaksanaan terhadap standar, dan mengoreksi penyimpangan-
penyimpangan dari standar.
Gugus kendali mutu ini juga bertujuan menggalang kerja sama kelompok.
Dalam kaitan ini adalah dalam rangka meningkatkan peran masing-masing
pegawai dalam mencapai tujuan bersama antara lain dengan melakukan
transformasi peran individu yang menuntut kemampuan, cara kerja, cara piker,
dan peran baru pegawai. Membentuk tim kerja dan komunikasi yang terbuka
dengan seluruh pegawai adalah sangat penting sekali bagi organisasi, karena
dengan tim kerja pegawai tidak hanya dalam menyelesaikan tugas tetapi juga
sharing knowledge.
5. Menurut Hasibuan (2007: 233)
Untuk mencapai keberhasilan maka program gugus kendali mutu harus
mentapkan sasaran-sasaran dengan jelas antara lain :
1. Pengembangan diri
2. Pengembangan bersama
3. Perbaikan mutu
4. Perbaiakan komunikasi dan sikap
5. Pengembangan tim dan produktivitas kerja
6. Mengurangi keluhan dan absensi
7. Memperbaiki kedisiplinan dan pertisipasi positif karyawan
8. Meningkatkan loyalitas dan kepuasan karyawan
9. Memperkuat kerja sama antara semua tingkatan dalam perusahaan
10. Meningkatkan afisiensi dan keselamatan kerja.

6. Hamzah (1991: 35)

28
“mempertinggi semangat juang. Semangat juang erat hubungannya dengan
lingkungan umum hubungan manusia. hubungan manusia yang tidak baik dan
semangat juang yang rendah akan menjauhkan pencapaian tiap sasaran.” Dan
selanjutnya Hamzah mengemukakan terkait dengan sasaran gugus kendali mutu ,
yaitu “memperluas cara berpikir dan penghasilan yang lebih baik”.
Di kemukakan bahwa peran anggota gugus kendali mutu terhadap keberhasilan
gugus kendali mutu ini adalah:
1. Menghadiri dan aktif dalam setiap pertemuan gugus kendali mutu
2. Menjadi penyimak yang baik dalam pertemuan
3. Menyumbang saran-saran untuk pemecahan masalah
4. Aktif dalam setiap analisis masalah
5. Mengumpulkan data yang diperlukan
6. Memelihara kerja sama yang baik antaranggota
7. Melaksanakan semua program kegiatan gugus kendali mutu
8. Berusaha mengembangkan potensi diri
9. Melaksanakan konsep-konsep dan teknik-teknik gugus kendali mutu

29
2.3.3 Kegiatan unit GKM Sarana Pengendalian Mutu
Dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu ini, GKM memutar roda
Deming (PDCA) dan melakukan 8 langkah dan 7 alat secara berkesinambungan
yaitu:
A. Delapan Langkah
P berarti “Planning” (Perencanaan) meliputi 4 langkah yaitu:
L1 : Menentukan pokok masalah
L2 : Membahas penyebab
L3 : Menguji penyebab
L4 : Menyusun rencana penanggulangan
D berarti “Do” (Pelaksanaan) meliputi 1 langkah yaitu:
L5 : Pelaksanaan penaggulangan
C berarti “Check” (Meneliti Hasil) meliputi 1 langkah yaitu:
L6 : Meneliti hasil
A berarti “Action” (Tindakan) meliput 2 langkah yaitu:

L7 : Standarisasi

L8 : Langkah berikutnya

B. 7 alat / 7 Basic Tools terdiri dari

1. Check Sheet

2. Statifikasi

3. Diagram Pareto

4. Diagram Sebab Akibat

5. Histogram

6. Scater Diagram

7. Control Chart

30
2.3.4 Penggunaan 8 Langkah dan 7 Alat

2.3.5 Perangkat GKM

Perangkat-perangkat GKM adalah Fasilitator, Ketua GKM, Anggota dan

Pimpinan Organisasi. Setiap perangkat tersebut mempunyai tugas dan fungsi

masing-masing sebagai berikut

⚫ Fasilitator

Fasilitator adalah seorang pembimbing dalam memecahkan persoalan/masalah

yang dihadapi dan sekaligus meribah sikap mental para karyawan khususnya

anggota GKM diperusahaan yang bersangkutan, agar para karyawan menyadari

sepenuhnya bahwa seluruh karyawan wajib menjaga dan meningkatkan mutu

produk dari perusahaannya. Tugas utama yang harus dilakukan oleh seorang

fasilitator adalah :

31
a. Memilih objek perusahaan industri/pedagang kecil untuk komoditi tertentu,

kemudian membentuk dan membimbing GKM yang telah dipilihnya

b. Mengarahkan aktivitas GKM dalam berbagai tahap yaitu :

1) Permulaan 2)Latihan 3)Pengembangan 4)Pendewasaan 5)Penutupan

c. Membimbing GKM untuk mengadakan pertemuan kelompok secara periodic

sekurang-kurangnya sekali dalam satu minggu guna mencari masalah pokok

dan mencari pemecahan masalah tersebut hingga tuntas.

➢ Memberikan cara-cara menetapkan judul/masalah, mencari penyebab

(diagram tulang ikan), pemecahan masalah (8 langkah 7 alat), pembuatan

risalah dan presentasi

➢ Memberikan saran-saran pemecahan masalah apabila terjadi kemacetan

➢ Mencari ide-ide

➢ Melakukan evaluasi terhadap hasil GKM dalam rangka

penyempurnaan/seleksi kelompok GKM, dan untuk melaksanakan tindak

lanjut program selanjutnya.

➢ Mengorganisir pertemuan-pertemuan informal

➢ Mendampingi kelompok GKM selama mengikuti Konvensi.

➢ Membuat laporan kegiatan GKM kepada Koordinator Fasilitator

Seorang Fasilitator adalah yang telah memperoleh pelatihan Fasilitator dan

memiliki pengetahuan tentang pekerjaan dalam organisasi perusahaan

industri/perusahaan dagang, antara lain :

a. Operasi dari perusahaan industri/dagang

b. Jasa produksi

32
c. Hubungan dengan penjualan/pembelian

d. Manajemen perusahaan

⚫ Ketua Gugus, dengan tugas :

a. Membuat rencana untuk pertemuan

b. Membangkitkan semangat kegiatan kelompok

c. Menyimpulkan

d. Menjaga kontinuitas kerja kelompok dengan cara memelihara koordinasi

yang harmonis

e. Menyimpulkan hal apa yang harus dilakukan untuk pertemuan berikutnya

f. Bertanggung jawab atas catatan-catatan kegiatan kelompok yang

dipimpinnya dengan menggunakan sebuah agenda (Recording & Filling) dan

membuat segala sesuatunya menjadi jelas dengan menggunakan flip charts

g. Bekerja berdasarkan masalah para anggota dan kritik terhadap kelompok

h. Menjaga agar rapat-rapat berjalan dalam jalur (tata tertib) yang betul

i. Menjadi perantara utama (Key Link) antara kepentingan anggota kelompok

dan atasan (manajemen).

j. Bertanggungjawab atas kekompakan kelompok.

k. Mengatur waktu secara baik serta memulai dan mengakhiri pertemuan tepat

pada waktunya

l. Perlihatkan kesungguhan hati dan perhatian yang penuh terhadap proses

kendali mutu

33
⚫ Anggota Gugus, dengan tugas :

a. Menghadiri semua pertemuan kelompok dan menyenangi pekerjaan

b. Mempelajari metoda statistik dalam rangka penerapan Delta (8 langkah dan

7 alat).

c. Hadir dalam setiap pertemuan tepat pada waktunya serta mengikuti peraturan

tata tertib dan kebijaksanaan GKM

d. Berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah

e. Mempromosikan program GKM dan membantu menarik anggota baru

masuk gugus

⚫ Pimpinan Organisasi

Peranan Pimpinan organisasi adalah sebagai pengarah yang meliputi kegiatan :

a. Memberi pengarahan kepada karyawan tentang manfaat GKM dan

mempromosikan program GKM

b. Menentukan arah dan tujuan pembentukan GKM

c. Menyusun wadah organisasi dan menyiapkan sarana GKM

d. Memberikan petunjuk pelaksanaan GKM

e. Mendorong kegiatan-kegiatan GKM

f. Memilih dan mengangkat fasilitator

g. Memotivator seluruh kegiatan GKM

h. Menghadiri pertemuan dan meninjau secara tetap

i. Menjaga agar program tetap menarik dan menyenangkan bagi anggota gugus

34
j. Mendapatkan bahan latihan dan menambahkan bahan baru untuk

mempertinggi pengetahuan/wawasan bagi para anggota GKM k.Menilai dan

memberikan hadiah dan penghargaan

2.3.6 Faktor Penyebab Kegagalan GKM

➢ Kurang dukungan pimpinan

➢ Kurang dukungan sumber daya

➢ Kurang pemahaman konsep GKM

➢ Tidak ada program diklat

➢ Tujuan program tidak digariskan secara jelas

➢ Kurang informasi dan publikasi (promosi)

➢ Adanya praktik dan struktur ketidakadilan

➢ Adanya anggapan GKM tidak cocok

35
BAB III

KESIMPULAN

TQM merupakan paradigma baru dalam menjalankan strategi yang

berupaya memaksimumkan daya saing perusahaan melalui perbaikan secara

berkesinambungan atas kualitas produk, sumber daya manusia, proses dan

lingkungan organisasi/perusahaan.

TQM telah dikembangkan di banyak negara dengan tujuan membantu

organisasi untuk mencapai kinerja yang sempurna, terutama dalam memberikan

kepuasan pelanggan, yang berdampak terhadap loyalitas pelanggan dan pangsa

pasar yang lebih luas, sehingga dapat meningkatkan profitabilitas dengan cara

melakukan perbaikan kualitas secara terus menerus. Dan semua manfaat tersebut

dapat meningkatkan daya saing perusahaan untuk tetap survive.

gugus kendali mutu adalah kelompok kecil dari lingkup kerja dengan
sukarela melakukan kegiatan pengendalian dan perbaikan secara
berkesinambungan dengan mengunakan tekhnik tekhnik quality
control (Hasibuan 2005:232)
Total Quality Control (pengendalian mutu terpadu) diprakrasai oleh
Dr.J.M. Juran dan Dr.E.W. deming dan dikembangkan di Jepang oleh Kaora
Ishitawa dengan menerapkan Quality Control Circle (QCC) atau Gugus Kendali
Mutu
Dalam gugus kendali mutu diperlukan peningkatan keterlibatan pegawai
pada permasalahan pekerjaan baik dalam merencanakan tugas,
mengimplementasikan rencana tugas serta mengendalikan rencana tugas

36
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, ——— Gugus Kendali Mutu (QCC). PQM Concultants, Jakarta


Ishikawa, K. 1985. Pengendalian Mutu Terpadu (Terjemahan) CV. Remaja Maju,
Bandung.

37

Anda mungkin juga menyukai