Oleh
1. donarizal123@gmail.com
ABSTRAK
Artikel konseptual adalah hasil pemikiran penulis atas suatu permasalahan, yang
dituangkan dalam bentuk tulisan. Dalam upaya untuk menghasilkan artikel jenis ini
penulis terlebih dahulu mengkaji sumber-sumber yang relevan dengan
permasalahannya, baik yang sejalan maupun yang bertentangan dengan apa yang
dipikirkan oleh penulis. Sumber-sumber yang dianjurkan untuk dirujuk dalam rangka
menghasilkan artikel konseptual adalah juga artikel-artikel konseptual yang relevan,
hasil-hasil penelitian terdahulu, disamping teori-teori yang dapat digali dari buku-buku
teks.Bagian paling vital dari artikel konseptual adalah pendapat atau pendirian penulis
tentang hal yang dibahas, yang dikembangkan dari analisis terhadap pikiranpikiran
mengenai masalah yang sama yang telah dipublikasikan sebelumnya. Jadi, artikel
konseptual bukanlah sekedar kolase cuplikan-cuplikan dari sejumlah artikel, apalagi
pemindahan tulisan dari sejumlah sumber, tetapi hasil pemikiran analitis dan kritis
penulisnya.
Pembahasan
Jurnal Ilmu Pendidikan. 1999. Pedoman Penulisan Artikel Jurnal. Malang: Jurnal
Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah:Skripsi,
Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Sofro, AS. 2001. Penulisan Naskah Publikasi. Makalah disajikan dalam Seminar
dan Lokakarya Metodologi Penelitian. Banjarbaru. Mei 2001
Suhadi Ibnu. 2000. Penulisan Artikel Konseptual dan Artikel Hasil Penelitian. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Waseso, MG. 2000. Menulis Artikel Untuk Jurnal Ilmiah. Malang: Universitas
Negeri Malang
LAMPIRAN
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL
1.Artikel yang akan dipublikasi dalam jurnal ini merupakan hasil penelitian, dan
pengembangan atau usulan gagasan baru yang berhubungan dengan bidang manajemen,
akuntansi, ekonomi, dan kewirausahaan.
2.Artikel yang diterima penyunting ditulis dalam bahasa Indonesia baku atau bahasa
Inggris dan tidak sedang dikirimkan ke jurnal/terbitan lain serta belum dipublikasikan
dalam jurnal lain.
3.Naskah diketik dengan komputer menggunakan Microsoft Word, di atas kertas ukuran
A4, 2 kolom, spasi 1,5, jenis huruf Times New Roman dengan ukuran 11 point. Naskah
dapat dikirim dalam bentuk file. Panjang artikel sekitar 12-20 halaman termasuk daftar
pustaka dan lampiran.
4.Judul Artikel harus mencerminkan dengan tepat masalah yang dibahas, dengan
menggunakan kata-kata yang tepat, jelas dan mengandung unsu-runsur yang akan
dibahas. Ukuran huruf untuk judul adalah Times New Roman 16 point bold (huruf
besar). Nama penulis ditulis di bawah judul sebelum abstrak tanpa disertai gelar
akademik atau gelar lain apapun, asal lembaga tempat penulis bernaung dan alamat
email untuk korespondensi dengan ukuran 11 point bold.
5.Sistematika Penulisan
Oleh :
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah “usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi perannya di
masa yang akan datang” (UU RI No.2 Tahun 1989, Bab 1, Pasal 1). Pendidikan menjadi
hal penting terkait dengan Sumber Daya Manusia yang berada pada suatu negara.
Pendidikan menentukan Sumber Daya Manusia dan kemajuan suatu negara. Melalui
pendidikan secara bertahap dan berkelanjutan akan dapatdilahirkan generasi yang sadar
yang sadar dan terdidik. Pendidikan dimaksud mengarah pada 2 (dua) aspek. Pertama,
pendidikan untuk memberi bekal pengetahuan dan pengalaman akademik, keterampilan
profersinal, ketajaman dan kedalaman intelektual, kepatuhan pada nilai-nilai atau
kaidah-kaidah ilmu (its matter of having). Kedua, pendidikan untuk membentuk
kepribadian atau jatidiri menjadi sarjana atau ilmuwan yang selalu komited kepada
kepada kepentingan bangsa (it is matter of being). Pendidikan Kewarganegaraan adalah
Pendidikan terhadap warga negara yang bertujuan untuk membentuk karakter pada
setiap warga negara, termasuk bagaimana menjadi warga negara yang baik. Kemajuan
pendidikan telah menjadi tolak ukur keberhasilan pendidikan bangsa Indonesia di mata
negara lain. Namun berbagai kasus menyimpang seperti: korupsi, penyuapan, atau
tindak kejahatan lain yang dilakukan oleh orang yang berpendidikan telah merusak arti
dari kemajuan pendidikan. Secara tidak langsung menunjukan bahwa tidak ada
perbedaan antara orang yang menepuh pendidikan tinggi dengan yang tidak. Hal itu
terjadi karena pendidikan kognitif saja tidak cukup, namun juga dibutuhkan pendidikan
karakter sebagai arah untuk kehidupan yang baik. Banyaknya daerah yang
pendidikannya tertinggal pendidikannya membuat penulis tergugah untuk
menumbuhkan kesadaran akan pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan. Keadaan ini
terjadi di Indonesia, termasuk di Desa Silangit, Kecamatan Bawang, Kabupaten
Banjarnegara.Mayoritas penduduk di Desa Silangit adalah petani. Tidak meratanya
pendidikan di Desa Silangit membuat Desa tersebut tertinggal dalam hal pendidikan.
Sarana prasarana yang tidak mendukung ikut berpengaruh pada pendidikan di sana.
Letak Desa yang jauh dari pusat perkotaan membuat Desa tersebut tidak terpantau oleh
pemerintah Kota Banjarnegara. Beberapa cara telah dilakukan oleh pihak Kepala Desa,
namun belum mendapatkan tanggapan dari pemerintah Kota. Kebanyakan anak-anak di
Desa Silangit hanya berpendidikan Sekolah Dasar, setelah itu mereka bekerja menjadi
tulang punggung keluarga. Biaya dan jarak yang jauh membuat anak-anak di Desa
Silangit terhalang akan pendidikan tinggi.
Tindak kekerasan kerap kali terjadi terutama pada warga perempuan. Penduduk
Desa Silangit mempunyai watak keras dan bersikap kasar terhadap wagra lain. Jumlah
warga yang banyak dengan pendidikan yang rendah. Desa Silangit menjadi incaran
salah satu partai politik dalam pemilihan DPRD Banjarnegara. Rendahnya pendidikan
membuat mereka bersedia untuk menukarkan suara sebagai rakyat yang baik dengan
uang. Politik uang terjadi baik itu pemilihan DPRD maupun Kepala Desa. Beberapa
waktu lalu sempat terjadi kericuhan ketika perhitungan suara menunjukan kekalahan
terhadap calon dukungan warga Desa Silangit. Saling bentrok terjadi antara warga Desa
yang berbeda suara. Peristiwa itu menunjukan bahwa warga Desa Silangit belum
memiliki kesadaran sebagai warga negara yang baik. Baik itu pada ketentuan pemilihan
umum, maupun pada bagaimana perilaku warga negara yang tercermin dalam
kehidupan sehari-hari.
PEMBAHASAN
1.1Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan “me”
sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Mendidik dan
pendidikan merupakan suatu hal yang saling berhubungan. Definisi pendidikan menurut
para ahli :
Tenaga pendidik menjadi acuan dan contoh peserta didiknya, baik perilaku maupun
tindakannya. Oleh karena itu, tenaga pendidik harus bisa menjadi penutan bagi peserta
didik. Seorang pendidik harus mampu melakukan apa yang diajarkan pada peserta
didik. Artinya seorang guru harus dapat mengajar dan melakukan, atau praktik dalam
kehidupan sehari-hari.
Kegiatan dari Golden Precept berupa dilaksanakannya seminar antara tenaga pendidik
di Desa Silangit terkait pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan. Hanya difokuskan
pada suatu Desa, yaitu Desa Silangit, yang berlokasi di Kecamatan Bawang,
Kabupaten :Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Hal ini dilakukan karena masyarakat
di Desa tersebut tergolong berpendidikan rendah dan sikap masyarakat yang anarki.
Sehingga dirasa memerlukan penyuluhan terhadap pentingnya Pendidikan
Kewarganegaraan, untuk dapat menjadi pedoman bagaimana bersikap sebagai warga
negara yang baik. Karena sikap tersebut tidak sesuai dengan sikap seorang warga negara
yang baik. Pelaksanaan Golden Precept dilakukan satu hari penuh dengan jadwal
kegiatan yang telah di rencanakan sebelumnya. Untuk lebih memahkan pada Pendidikan
Kewarganegaraan, maka diundang salah satu dosen dari FIS Unnes. Selain itu beliau
merupakan seseorang yang ahli dan sesuai pada bidangnya.
Didasarkan pada beberapa pertimbangan yang mendasar mengenai prosedur
pelaksanaan Golden Precept, yang terdiri dari beberapa tahap. Tahap pelaksanaan
tersebut adalah :
1. Tahap Pertama
Tahap yang dilakukan pertama kali adalah meminta izin tempat penggunaan kepada
Kepala Desa Silangit, serta melakukan kerja sama yang baik denganmasyarakat Desa
Silangit. Dalam meminta perizinan sekaligus menjelaskan maksud kegiatan Golden
Precept di Desa Silangit. Kecamatan: Bawang, Kabupaten: Banjarnegara.
2. Tahap Kedua
3. Tahap Ketiga
4. Tahap Keempat
Apabila pemateri sudah menyanggupi kedatangan, maka pada tahap ini dilakukan
penyebaran informasi mengenai goden precept kepada masyarakat Desa Silangit,
khususnya untuk tenaga pendidik disana. Baik sosialisasi langsung, maupun melalui
brosur mengenai pengadaan Golden Precept.
5. Tahap Kelima
PENUTUP
Kesimpulan
Peran sebagai warga negara yang baik sangat penting terutama untuk generasi penerus
bangsa. Golden Precept sebagai upaya untuk menanamkan kesadaran mengenai
pentingnya Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan di Desa Silangit, karena dilihat
dari kondisi masyarakat, Desa Tersebut dinilai masih membutuhkan bimbingan akan
bagaimana menjadi warga negara yang baik. Kegiatan Golden Precept tentu tidak
terlepas dari tujuan awal yaitu untuk menanamkan kesadaran masyarakat di Desa
Silangit mengenai pendidikan kewarganegaraan, serta masyarakat dapat menjadi warga
negara yang baik
DAFTAR PUSTAKA
http://pancasilazone.blogspot.com/2012/03/pendidikan-kewarganegaraan.html
http://tujuan pendidikan.blogspot.com