Disusun Oleh :
1. Muhammad Asyaari ()
2. Ihsanul Ikhsan ()
3. Zuhal Ahmadi (1702040766)
Program Studi :
Teknik Informasi (B)
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. atas limpahan rahmat, hidayah serta inaya
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti.
Tidak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul manusia dan keadilan ini adalah
sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan.
Hormat kami,
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................................................................................................
Kata Pengantar ............................................................................................................................
Daftar Isi ......................................................................................................................................
PENDAHULUAN
Makalah ini dibuat untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan keadilan dalam
kehidupan manusia. Kami menyusun makalah ini dengan beberapa referensi sehingga makalah
ini bersifat comprehensive dan universal yang membahas secara luas dan dalam pandangan
umum. Karena pada dasarnya dalam unsur hidup manusia harus ada keadilan untuk menentukan
antara kebenaran dan kebohongan / kecurangan.
Diharapkan dengan adanya makalah kami dapat membantu dalam pembahasan dan pandangan
mengenai hubungan MANUSIA DAN KEADILAN.
1.3 Tujuan
Agar kita sesama manusia bisa berlaku adil dan selalu mengutamakan kejujuran, karna
dengan kejujuran itu keadilan mudah untuk di capai. Dan agar kita bisa memperlakukan
hak dan kewajiban secara seimbang.
BAB II
PEMBAHASAN
Di dalam perkembangan pemikiran filsafat hukum dan teori hukum, tentu tidak lepas dari
konsep keadilan. Konsep keadilan tindak menjadi monopoli pemikiran satu orang ahli saja.
Banyak para pakar dari berbegai didiplin ilmu memberikan jawaban apa itu keadilan. Thomas
Aqunas, Aristoteles, John Rawls, R. Dowkrin, R. Nozick dan Posner sebagian nama yang
memberikan jawaban tentang konsep keadilan.
Dari beberapa nama tersebut John Rawls, menjadi salah satu ahli yang selalu menjadi
rujukan baik ilmu filsafat, hukum, ekonomi, dan politik di seluruh belahan dunia, tidak akan
melewati teori yang dikemukakan oleh John Rawls. Terutama melalui karyanya A Theory of
Justice, Rawls dikenal sebagai salah seorang filsuf Amerika kenamaan di akhir abad ke-20. John
Rawls dipercaya sebagai salah seorang yang memberi pengaruh pemikiran cukup besar terhadap
diskursus mengenai nilai-nilai keadilan hingga saat ini.
Akan tetapi, pemikiran John Rawls tidaklah mudah untuk dipahami, bahkan ketika
pemikiran itu telah ditafsirkan ulang oleh beberapa ahli, beberapa orang tetap menggap sulit
untuk menangkap konsep kedilan John Rawls. Maka, tulisan ini mencoba memberikan gambaran
secara sederhana dari pemikiran John Rawls, khususnya dalam buku A Theory of Justice.
Kehadiran penjelasan secara sederhana menjadi penting, ketika disisi lain orang mengangap sulit
untuk memahami konsep keadilan John Rawls.
Untuk meberikan jawaban atas hal tersebut, Rows melahirkan 3 (tiga) pronsip kedilan, yang
sering dijadikan rujukan oleh bebera ahli yakni:
Dalam islam keadilan adalah sesuatu yang salah satu hal yang sangat diperhatikan
maknanya, dengan suatu keadilan kita dapat membela yang benar dan menghukum yang salah.
Sama berarti tidak membedakan seseorang dengan yang lain. Persamaan yang dimaksud
dalam konteks ini adalah persamaan hak. Allah SWT berfirman: “Apabila kamu memutuskan
perkara di antara manusia, maka hendaklah engkau memutuskannya dengan adil…” (Surah al-
Nisa’/4: 58).
Manusia memang tidak seharusnya dibeda-bedakan satu sama lain berdasarkan latar
belakangnya. Kaya-papa, laki-puteri, pejabat-rakyat, dan sebagainya, harus diposisikan setara.
Allah SWT berfirman: Wahai manusia, apakah yang memperdayakan kamu (berbuat
durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah? Yang menciptakan kamu lalu
menyempurnakan kejadianmu, dan mengadilkan kamu (menjadikan susunan tubuhmu
seimbang). (Surah al-Infithar/82: 6-7).
Seandainya ada salah satu anggota tubuh kita berlebih atau berkurang dari kadar atau
syarat yang seharusnya, pasti tidak akan terjadi keseimbangan (keadilan).
Ketiga, adil berarti “perhatian terhadap hak-hak individu dan memberikan hak-hak itu pada
setiap pemiliknya”
“Adil” dalam hal ini bisa didefinisikan sebagai wadh al-syai’ fi mahallihi (menempatkan
sesuatu pada tempatnya). Lawannya adalah “zalim”, yaitu wadh’ al-syai’ fi ghairi mahallihi
(menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya). “Sungguh merusak permainan catur, jika
menempatkan gajah di tempat raja,” ujar pepatah. Pengertian keadilan seperti ini akan
melahirkan keadilan sosial.
Keempat, adil yang dinisbatkan pada Ilahi.
Semua wujud tidak memiliki hak atas Allah SWT. Keadilan Ilahi merupakan rahmat dan
kebaikan-Nya. Keadilan-Nya mengandung konsekuensi bahwa rahmat Allah SWT tidak tertahan
untuk diperoleh sejauh makhluk itu dapat meraihnya.
Allah disebut qaiman bilqisth (yang menegakkan keadilan) (Surah Ali ‘Imram/3: 18).
Allah SWT berfirman: Dan Tuhanmu tidak berlaku aniaya kepada hamba-hamba-Nya (Surah
Fushshilat/41: 46).
2. Keadilan distributive
Yaitu keadilan ini akan terlaksana apabila hal-hal yang sama dilakukan secara sama dan
hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak sama. (justice is done when equals are treated
equally). Sebagai contoh, Ali bekerja 10 tahun dan Budi bekerja 5 tahun. Pada waktu
diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi. yaitu perbedaan sesuai dengan
lamanya bekerja. Andaikata Ali menerima Rp. 100.000.- maka Budi harus menerima.
3. Keadilan komutatif
Yaitu keadilan ini merupakan asa pertahun dan ketertiban dalam masyarakat. Keadilan ini
bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles
pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam rnasyarakat Semua-
tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau
bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
Banyak sekali ayat al-Qur’an yang memerintah kita berbuat adil. Misalnya, Allah SWT
berfirman: Berlaku adillah! Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. (Surah al-Ma-idah/5: 8).
Dijelaskan ayat ini, keadilan itu sangat dekat dengan ketakwaan. Orang yang berbuat adil
berarti orang yang bertakwa. Orang yang tidak berbuat adil alias zalim berarti orang yang tidak
bertakwa. Dan, hanya orang adil-lah (berarti orang yang bertakwa) yang bisa mensejahterakan
masyarakatnya.
Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu
damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain,
hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah
Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah
kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. (Surah al-
Hujurat/49: 9).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keadilan meruapakan pengakuan dan perbuatan yang seimbang antara hak dan kewajiban
tidak semihak sebelah ataupun tidak sewenang-wenang.
Kejujuran berarti apa yang dikatakan seseorang itu sesuai dengan hati nuraninya dan
kenyataan yang benar. Kecurangan apa yang dilakukanya tidak sesuai dengan hati nuraninya.
Pembalasan suatu reaksi atas perbuatan orang lain, baik berupa perbuatan yang serupa
ataupun tidak.
3.2 Saran
Janganlah kita berlaku tidak adil terhadap orang lain. Karena dengan berlaku adil kita
bisa mencapai ketentraman dan kemakmuran antar sesama manusia.
Daftar Pustaka