Anda di halaman 1dari 18

KARYA TULIS ILMIAH

PERAN SERTA POLRI DALAM MENGHADAPI PANDEMI VIRUS

COVID-19

DI SUSUN OLEH :
ROY SANDI

SEKOLAH POLISI WANITA


DIKTUK BAKOMSUS PERAWAT DAN BIDAN
TA. 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya, maka
saya dapat menyelesaikan tugas penulisan karya tulis yang berjudul “ PERAN
SERTA POLRI DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 “ karya tulis
ini disusun berdasarkan tugas yang diberikan dari lembaga pendidikan
SPOLWAN untuk siswa diktuk bakkomsus perawat dan bidan selama menjalani
latja di rumah sakit Polri Kramat Jati yang berlangsung selama lima minggu.

Sebelumnya saya berterimakasih banyak kepada para pengasuh dan


pembimbing dilapangan atas arahan dan masukkan dalam penyelesain tugas ini
sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Saya menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu saya berharap atas kritikkan dan saran yang membangun bagi para
pembaca agar karya tulis ini menjadi lebih baik dan semoga karya tulis ini dapat
memberikan wawasan yang lebih dan manfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 15 Juli 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................
Kata Pengantar................................................................................................................ i
Daftar Isi......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 2
C. Tujuan................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................
A. Pengertian Corona Virus..................................................................................... 3
B. Cara Penularan Covid-19.................................................................................... 4
C. Cara Pencegahan Penularan Covid-19................................................................ 5
D. Peran Institusi Polri dalam Pandemi Covid-19................................................... 8
BAB III KESIMPULAN & SARAN..............................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
virus Corona atau COVID-19 adalah bagian dari keluarga virus yang
menyebabkan penyakit pada hewan ataupun juga pada manusia. Di
Indonesia, masih melawan Virus Corona hingga saat ini, begitupun juga di
negara-negara lain. Jumlah kasus Virus Corona terus bertambah dengan
beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tidak sedikit yang meninggal.
Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan
COVID-19 dengan gejala mirip Flu. kasusnya dimulai dengan pneumonia
atau radang paru-paru misterius pada Desember 2019.Kasus infeksi
pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan
tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan
hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan yang pertama
kasus ini muncul di pasar hewan kota Wuhan provinsi Hubei di negara
Cina di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk
yang tidak biasa dikonsumsi seperti ular, kelelawar, dan berbagai jenis
tikus.
Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai
kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia karena
penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah
terjadi penyebaran antar negara dan sampai dengan tanggal 30 April 2020
dilaporkan dari gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 untuk
kasus dunia mencapai 3,23 juta kasus dan Indonesia 10.118 pasien yang
terkena dampak virus ini.
Dengan adanya penyebaran dan bertambahnya kasus virus corona
yang terjadi di Indonesia maka dibutuhkan banyak tenaga kesehatan serta
rumah sakit darurat ataupun rujukan dalam penanganan pasien
terkomfirmasi covid oleh karena itu pihak kepolisian negara kesatuan
Republik Indonesia melibatkan diri dalam upaya pencegahan dan

1
pemutusan rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia yang membutuhkan
kedisiplinan pada banyak aspek, terutama kehidupan sosial masyarakat
dalam situasi pandemi,  diperlukan  disiplin yang sangat ketat terhadap
kehidupan sosial masyarakat dalam bentuk physical distancing. 
Dengan terjadi nya pandemi di Indonesia maka institusi polri ikut
berperan dalam penanganan kasus pandemi covid-19 dalam hal
menegakkan hukum serta mendisiplinkan masyarakat dalam beraktivitas
secara sehat dan kepolisian kesehatan sendiri berperan dalam pelayanan
yang diwujudkan dengan pendirian posko kesehatan serta menjadikan
rumah sakit polri menjadi rumah sakit darurat dan rujukan dalam
penanganan virus COVID-19.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Covid 19 ?
2. Apa cara penularan dan serta pencegahan penularan Covid-19 ?
3. Apa peran Institusi Polri dalam pandemi Covid-19 ?

C. Tujuan
1. Memahami apa pengertian dari Covid-19
2. Memahami apa cara penularan dan serta pencegahan penularannya
3. Mengetahui apa saja peran Institusi polri dalam pandemi Covid-19

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Corona virus

Corona virus adalah sekumpulan virus dari subfamili orthocorona virinae


dalam keluarga corona viridae dan ordo nidovirales, kelompok virus ini dapat
menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia (termasuk manusia), pada
manusia, korona virus menyebabkan infeksi saluran pernafasan yang umunya
ringan, seperti pilek, meskipun beberapa bentuk penyakit seperti MERS, SARS,
dan covid 19 sifatnya lebih mematikan. Corona virus atau Covid-19 adalah
keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai
berat, ada setidaknya dua jenis corona virus yang diketahui menyebabkan
penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti MERS dan SARS, corona
virus disease 19 adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
sebelumnya pada manusia, virus penyebab Covid-19 adalah Sars-Cov-2 virus
corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan kemanusia) tetapi menurut
penelitian belum diketahui secara pasti hewan apa yang menjadi sumber
penularan Covid-19.

Nama korona virus diambil dari bahasa latin corona dan bahasa Yunani
korone “ lingkaran, untain “ yang berarti mahkota atau lingkaran cahaya,
namanya mengacu pada penampilan karakteristik virion (bentuk infektif virus)
dalam mikroskop elektron yang memproyeksikan pinggiran permukaan virus yang
besar dan bulat yang menghasilkan gambar yang mengigatkan pada mahkota atau
korona matahari. Korona virus merupakan virus beramplop dengan genom RNA
utas tunggal plus dan nukleokapsid berbentuk heliks simetris, jumlah genom
korona virus berkisar antara 27-34 kilo pasangan basa, terbesar diantara virus
RNA yang diketahui yang diketahui menyebabkan infeksi saluran pernafasan
yang serius.

Berdasarkan bukti ilmiah, Covid-19 dapat menularkan dari manusia ke


manusia melalui percikan batuk/bersin (droblet), tidak melalui udara, orang yang
kontak erat dengan pasien covid 19 termaksud yang merawat pasien Covid-19

3
dengan sudah banyaknya manusia yang terkena virus covid-19 ini maka World
Health Organization (WHO) pada 11 Maret 2020 lalu, sudah mengumumkan
status pandemi global untuk penyakit virus corona 2019 atau yang juga
disebut corona virus disease 2019 (COVID-19). Pandemi adalah penyakit yang
menyebar secara global meliputi area geografis yang luas menurut WHO istilah
pandemi tidak ada hubungannya dengan tingkat keparahan penyakit, jumlah
korban, atau infeksi, akan tetapi pandemi sendiri berhubungan dengan penyebaran
penyakit secara geografis. Saat WHO menetapkan status pandemi global terhadap
COVID-19, WHO mencatat ada 118.000 kasus penyakit tersebut yang tersebar di
110 negara di seluruh penyakit ini tak lagi sekadar krisis kesehatan publik,
melainkan krisis yang menyentuh seluruh aspek kemanusiaan. Karena itu, tiap
individu harus ikut menghentikan penyebaran virus.B. Cara penularan dan serta
pencegahan tertular Covid-19

B. Cara penularan Covid-19

Menurut Kirsten Hokeness, profesor dan ketua departemen ilmu


pengetahuan dan teknologi di Bryant University dan seorang ahli imunologi,
virologi, mikrobiologi dan kesehatan manusia dan penyakit, cara penularan virus
SARS-CoV-2 paling umum terjadi adalah melalui kontak langsung dengan cairan
pernapasan pasien terinfeksi corona. Cara penularannya bisa berlangsung saat
pasien corona batuk atau bersin, lalu virus dan bakteri tersebut dipindahkan dari
tangan ke hidung atau mulut orang orang lainnya. Meski begitu, sampai saat ini
penelitian mengenai Covid-19 masih terus berlanjut. Riset lain juga
mengungkapkan kalau Covid-19 dapat hidup beberapa hari di permukaan yang
keras dan tidak berpori. Sementara pada permukaan berpori seperti kain atau
kardus, virus tersebut hanya akan bertahan selama 24 jam. Penelitian dalam The
New England Journal of Medicine juga menemukan berapa lama virus dapat
bertahan pada permukaan dan udara. Sebagai gas aerosol yang melayang di udara
virus bisa bertahan sampai dengan tiga jam, sedangkan pada tetesan pernapasan
cenderung akan jatuh lebih cepat ke tanah. Pada plastik dan stainless steel, virus

4
penyebab Covid-19 ini bisa bertahan sampai tiga hari dan pada tembaga sekitar
empat jam.

Sedangkan menurut WHO Covid-19 menyebar melalui orang yang telah


terinfeksi virus corona lalu penyakit dapat dengan mudah menyebar melalui
tetesan kecil atau cairan dari hidung ataupun mulut ketika seseorang yang
terinfeksi virus ini bersin atau batuk tetesan itu kemudian mendarat disebuah
benda atau permukaan lalu tetesan itu disentuh oleh orang sehat orang tersebut
belum mencuci tangan lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka dan
terhirup tetesan kecil itu maka orang sehat tersebut akan terkena virus corona,
WHO maupun pemerintah sendiri telah menyampaikan bahwa sebagai antisipasi
penyebaran covid-19 maka sangat perlu untuk dihimbau secara terbuka bagaimana
cara penularan virus ini secara luas agar masyarakat dapat mengantisipasi
penyebaran dari manusia ke manusia yang sering terjadi karena faktor tidak
sengaja yang mana penularannya dengan cara kontak atau menyentuh benda yang
sudah ada tetesan atau cairan yang ada virus covid, tidak menjaga kebersihan
tangan, tidak menjaga kebersihan setelah bepergian, tidak menerapkan etika batuk
dan bersin, terjadi interaksi dengan banyak orang , tidaak isolasi diri setelah
kembali dari daerah pandemi, kurangnya pemahaman tentang covid 19.

C. Cara pencegahan penularan Covid-19

1. Prosedur pencegahan covid-19 level individu

Badan kesehatan dunia atau world health organization (WHO)


mengedukasi agar penderinta yang terkomfirmasi covid-19 agar menjauhi orang
yang sehat, mengingat mereka yang terinfeksi mungkin hanya menunjukkan
gejala dan cepat sembuh, namun kondisi ini bisa menjadi parah pada orang lain.
Maka dari itu, WHO menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk menjaga
kesehatan dan melindungi yang lain dengan melakukan

a) Sering mencuci tangan


Mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan alkohol dapat
membunuh virus yang mungkin ada ditangan.

5
b) Peningkatan imunitas diri dan mengendalikan komorbid
Dalam melawan penyakit covid-19, menjaga sistem imunitas tubuh adalah
merupakan hal yang penting, terutama untuk pengendalian pada penyakit
penyerta (komorbid), terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan
imunitas tubuh seperti, konsumsi gizi seimbang, aktifitas fisik atau olah
raga ringan, istirahat cukup, suplemen vitamin, tidak merokok dan
mengendalikan komorbid.
c) Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut
Virus Corona dapat menyerang tubuh melalui area segitiga wajah, seperti
mata, mulut, dan hidung. Area segitiga wajah rentan tersentuh oleh tangan,
sadar atau tanpa disadari, sangat penting menjaga kebersihan tangan
sebelum dan sesudah bersentuhan dengan benda atau bersalaman dengan
orang lain.
d) Menjaga kebersihan diri
Pastikan pada diri sendiri dan orang lain yang ada disekitar kita dapat
menjaga kebersihan diri dan lingkungan seperti menutup mulut dengan
tissue saat akan batuk dan bersih.
e) Jika merasa demam, batuk dan sesak nafas, segera mencara bantuan medis
f) Tidak keluar rumah jika merasa tidak enak badan
g) Wajib menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah
h) Jangan berbagi barang pribadi
Virus Corona mampu bertahan di permukaan hingga tiga hari. Penting
untuk tidak berbagi peralatan makan, sedotan, handphone, dan sisir.
Gunakan peralatan sendiri demi kesehatan dan mencegah terinfeksi virus
Corona.

6
2. Prosedur pencegahan Covid-19 level masyarakat

a) Pembatasan interaksi fisik dan interaksi sosial


Pembatasan sosial adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam
satu wilayah, pembatasan sosial skala besar bertujuan untuk mencegah
meluasnya penyebaran penyakit diwilayah tertentu, pembatasan sosial
skala besar paling sedikit meliputi meliburkan sekolah dan tempat kerja,
pembatasan kegiatan keagamaan, dan atau pembatasan kegiatan ditempat
atau fasilitas umum, selain itu pembatasan sosial juga dilakukan dengan
meminta masyarakat untuk mengurangi interaksi sosialnya dengan tetap
tinggal dirumah maupun pembatasan dalam menggunakan transportasi
publik.
Pembatasan sosial dalam hal ini adalah dengan cara
1) Dilarang berdekatan dan kontak fisik dengan orang mengatur jarak
minimal 1 meter.
2) Hindari penggunakan transportasi publik yang tidak perlu
3) Bekerja dari rumah jika memungkinkan dan kantor memberlakukan ini
4) Dilarang berkumpul massal di kerumunan dan fasilitas umum.
5) Hindari bepergian keluar kota atau keluar negeri termaksud ketempat-
tempat wisata
6) Gunakan telefon atau layanan online untuk menghubungi dokter dan
fasilitas umum lainnya
7) Jika sakit dilarang untuk berkunjung kerumah keluarga dan teman
8) Untuk sementasa waktu minimalkan aktifitas diluar rumah
b) Menerapkan etika batuk dan bersin
Menerapkan etika batuk dan bersin meliputi
a. Jika terpaksa harus bepergian, saat batuk dan bersin gunakan tissiu lalu
langsung buang tissiu kedalam tempat sampah dan langsung mencuci
tangan.

7
b. Jika tidak ada tissiu, saat batuk saat batuk dan bersin tutupi dengan
lengan atas bagian dalam

D. Peran Institusi polri dalam pandemi Covid-19


1. Penegakan hukum pada masa pandemi
a). Garda terdepan dalam PSBB (Pemabatasan sosial berskala besar)
Pemerintah memperkuat kewajiban physical distancing melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Peraturan Kementerian Kesehatan
(Permenkes) No. 9 Tahun 2020. Aturan ini harus dipatuhi dan untuk
memastikan kepatuhan tersebut. Polri dapat disebut sebagai garda
terdepan dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
Keberhasilan PSBB memang tergantung dari kesadaran dan
kedisiplinan masyarakat, namun untuk memastikan keduanya berjalan,
diperlukan peran Polri di dalamnya, disinilah letak persoalannya. Peran
Polri yang demikian krusial dan signifikan untuk mencegah
penyebaran COVID-19 tentu menjadi tugas “tambahan” yang tidak
pernah diduga sebelumnya. Polri, pada satu sisi memiliki tugas-tugas
rutin sebagai aparat penegak hukum dan penjaga ketertiban umum,
sementara di sisi lain menjadi pihak yang diandalkan untuk
menegakkan aturan PSBB. Pada saat yang sama, seluruh personel Polri
di lapangan juga harus meningkatkan kewaspadaan bagi dirinya
masing-masing karena kemungkinan tertular virus ini juga besar.
Fungsi penegakan hukum yang diemban Polri sesungguhnya tidak
lepas dari fungsinya sebagaimana telah diatur dalam UU No. 2 Tahun
2002 Tentang Polri. Pasal 2 dalam UU ini menyebutkan bahwa salah
satu fungsi kepolisian adalah fungsi pemerintahan negara di bidang
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Secara
eksplisit, pernyataan ini kembali ditegaskan sebagai tugas dan

8
wewenang Polri yang diatur pada Pasal 13 UU No. 2 Tahun 2002
Tentang Polri.
Berdasarkan regulasi di atas, maka istilah keamanan dalam konteks
tugas dan fungsi Polri adalah “keamanan dan ketertiban masyarakat,”
dimana istilah ini mengandung dua pengertian. Pertama, sebagai suatu
kondisi dinamis masyarakat, sebagai salah satu prasyarat
terselenggaranya pembangunan nasional sebagai tujuan nasional yang
ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, tegaknya hukum, serta
terbinanya ketentraman. Kedua, keamanan sebagai kemampuan
membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat
dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk
pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat
meresahkan masyarakat. Di masa pandemi COVID-19, peran Polri
lebih ditekankan pada pengertian kedua karena pada masa PSBB, Polri
mengemban fungsi penegakan hukum yang ditegaskan kembali
melalui Maklumat Kapolri No. Mak/2/III/2020 tentang Kepatuhan
Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Virus Corona. Maklumat
tersebut merupakan inisiatif Polri dalam mendukung PP Nomor 21
Tahun 2020 tentang PSBB dan Permenkes No. 9 Tahun 2020.
b). Ketentuan dalam penegakkan hukum dalam masa pandemi covid-
19
Pada masa pandemic ini Kapolri mengeluarkan Surat Telegram
No. ST/1100/IV/HUK.7.1/2020. Telegram tersebut berisi tentang
penindakan hukum terhadap penghina presiden dan pejabat negara.
Dalam konteks ini, penegakan hukum yang dilakukan Polri selama
penyebaran Covid-19 pada prinsipnya sebuah pilihan terakhir atau
ultimum remedium, di mana Polri mengedepankan upaya preventif
Setidaknya terdapat lima surat telegram yang telah diterbitkan oleh
Kapolri Jenderal Idham Azis di tengah pandemi Covid-19. Telegram
tersebut berisi pedoman kepada personel kepolisian dalam melakukan
tindakan hukum.Surat telegram pertama bernomor

9
ST/1098/IV/HUK.7.1/2020 tentang penanganan kejahatan potensial
selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kedua, surat
telegram Nomor: ST/1099/IV/HUK.7.1/2020 berisi tentang
penanganan kejahatan dalam tugas ketersediaan bahan pokok dan
distribusi.Ketiga, surat telegram Nomor: ST/1100/IV/HUK.7.1/2020
perihal penanganan kejahatan di ruang siber. Keempat, surat bernomor
ST/1101/IV/HUK.7.1/2020. penanganan kejahatan potensial dalam
masa penerapan PSBB. Surat kelima, Nomor
ST/1102/IV/HUK.7.1/2020 tentang penanganan tenaga kerja Indonesia
(TKI) yang baru tiba dari negara terjangkit Covid-19. Surat telegram
ketiga yang mengatur tentang penanganan kejahatan di ruang siber
Kapolri menginstruksikan agar jajarannya melaksanakan patroli siber
untuk monitoring situasi berita opini, dengan sasaran hoaks terkait
covid-19, serta hoaks terkait kebijakan pemerintah dalam menangani
wabah virus corona. (Serta) Penghinaan terhadap penguasa/presiden
dan pejabat pemerintah,” bunyi surat telegram yang ditandatangani
Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo, atas nama Kapolri Jendral
Idham Azis.
2. Menjadikan rumah sakit Bhayangkara menjadi rumah sakit darurat dan
rujukan pasien covid
Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes) Polri
Brigjen Pol Dr dr Rusdianto, DFM mengatakan seluruh rumah sakit
Polri yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia siap menjadi
rujukan pasien COVID-19. Seluruh RS Polri akan berkontribusi untuk
penanganan COVID-19 karena seluruh RS Bhayangkara yang tersebar
di berbagai wilayah sudah dilengkapi dengan ventilator. Selain
ventilator ada beberapa RS Bhayangkara yang sudah dilengkapi
dengan pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction). RS
Bhayangkara bukan hanya diperuntukkan bagi penangaman COVID-
19 anggota Polri, namun juga masyarakat umum.

10
RS Polri Kramat Jati Jadi RS Rujukan Penanganan Pasien Covid-19,
Disiapkan 246 Ranjang Rawat Inap, dan disebar di sejumlah gedung untuk
perawatan. Total ada 246 tempat tidur, tapi yang berada di ruang
bertekanan negatif hanya di ruang ICU dan isolasi. Ruang isolasi
bertekanan negatif tersebut hanya diperuntukkan bagi pasien dengan gejala
buruk, seperti sesak napas dan memiliki penyakit bawaan lainnya.. Pasien
yang ditangani terbagi dalam status positif, pasien dalam pengawasan
(PDP), dan orang dalam pemantauan (ODP).

3. Mengirimkan anggota kepolisian kesehatan ke rumah sakit darurat


wisma atlit
Dengan di dirinya rumah sakit darurat Wisma Atlet pada penanganan
pasien covid maka Institusi Polri berkerja sama denga TNI dalam
mengirimkan anggotanya untuk menjadi dokter dan paramedis
dirumah sakit tersebut, pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri
(Pusdokkes) Polri mengirim kan 51 tenaga medis dan melakukan
pergantian atau meroling 51 tenaga medis asal Polri yang
diperbantukan di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet,
Kemayoran, Jakarta. Pergantian ini dilakukan karena 51 tenaga medis
ini sudah bekerja selama dua minggu. Selanjutnya mereka akan diganti
oleh tim tenaga medis yang baru untuk melanjutkan bertugas di RSD
Kemayoran.
4. Membuat dapur umum Polri untuk warga terdampak Corona
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mendirikan Dapur
Umum di wilayah Jakarta untuk membantu masyarakat yang terkena
dampak wabah corona dan Penerapan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Ini untuk dibagikan kepada warga miskin pagi, siang, dan malam yang
terkena dampak Covid-19 dan PSBB). Untuk menjamin kebersihan
makanan yang disajikan, personel yang berada di dapur umum
mengikuti protokol kesehatan yang berlaku. Ini adalah dengan

11
pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk ke lingkungan dapur.
Di pintu masuk dapur juga disiapkan cuci tangan maupun hand
sanitizer,  serta menerapkan jaga jarak, tujuannya satu peduli dan ingin
berbagi untuk warga negara yang berdampak wabah covid-19 dan
warga kurang mampu dapur umum Polri relatif sederhana namun
bermanfaat. Untuk memasak nasi, sayur dan lauk setiap hari.

5. Membuka pendidikan Bintara khusus Perawat dan Bidan


Dengan terjadinya pandemi yang ada di Indonesia maka Institusi
polri membuat sebuah program khusus yaitu pembukaan bintara polisi
bagian kesehatan yang mempunyai ilmu keperawatan dan kebidanan
yang mana harapan dari pembukaan bintara khusus ini bertujuan untuk
membantu tenaga kesehatan khususnya di institusi polri dalam
menghadapi pandemi virus Covid-19.
Pendidikan Pembentukan Bintara Polri Kompetensi Khusus
Perawat dan Bidan T.A. 2020 secara resmi telah dibuka. Upacara
pembukaan dipimpin oleh Karo Bindiklat Lemdiklat Polri, Brigjen Pol.
Asep Safrudin, S.I.K. Pembentukan Bintara Polri Kompetensi Khusus
ini diselenggarakan di Sepolwan Lemdiklat Polri akan berlangsung
selama 4 bulan dengan jumlah peserta didik sebanyak 125 orang yang
terdiri dari 46 wanita dan 79 pria.
Dalam amanat dari Kalemdiklat Polri Komjen Pol. Drs. Arief
Sulistyanto, M.Si, yang dibacakan Karo Bindiklat Lemdiklat Polri
diantaranya yaitu para peserta didik untuk menyiapkan fisik dan
mental selama mengikuti pendidikan. Menghindari pelanggaran
sekecil apapun dan patuhi seluruh peraturan serta ketentuan yang
sudah ditetapkan oleh lembaga pendidikan, selain itu para serdik harus
mengikuti semua proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh
sehingga nanti dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik dan
lancar. Tanamkan semangat, tekad yang kuat, motivasi yang tinggi
untuk belajar, berlatih dan menempa diri. Selalu manfaatkan waktu
pendidikan yang singkat dengan baik, menambah wawasan tentang

12
kepolisian, agar nanti mampu menjadi personel Polri yang dapat
diandalkan dalam mengemban setiap tugas sebagai paramedis
Bhayangkara Negara.

13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Peranan Instransi kepolisian di masyarakat adalah mitra yang dibutuhkan oleh
masyarakat bahwa polisi atau petugas kepolisian di negeri ini
mempunyai fungsi dalam struktur kehidupan masyarakat sebagai pengayom
masyarakat, penegak hukum, yaitu “mempunyai tanggung jawab khusus untuk
memelihara ketertiban masyarakat dan menangani kejahatan, baik dalam
bentuk tindakan terhadap pelaku kejahatan maupun dalam bentuk upaya
pencegahan kejahatan agar para anggota masyarakat dapat hidup dan bekerja
dalam keadaan aman dan tenteram.” Dan dalam kondisi pandemi seperti ini
kepolisian juga harus tampil didalam masyakat untuk menghentikan dan memutus
rantai penyebaran virus Covid-19. Seperti dengan cara membuat banyak program-
program yang berguna bagi bangsa dan negara ini seperti menjadikan kepolisian
kesehatan ikut serta dalam penyembuhan dan pencegahan serta pemutusan rantai
penyebaran virus covid-19.

B. Saran

Amatlah sulit bagi setiap daerah atau kawasan dalam menghadapi wabah atau
pandemi virus covid-19 ini karena bukan hanya penyakit yang dihadapi tapi
masalah ekonomi dan sosial juga terancam mengalami kemunduran oleh karena
itu dibutuhkan kerja yang maksimal dari semua masyarakat termaksud kepolisian
dalam menjaga keamanan negara kesatuan Republik Indonesa selain harus
menjalankan tugas pokoknya sebagai pengayom dan penegakkan hukum negara
ini kepolisian juga harus berperan dalam hal penyembuhan pada pasien covid-19
serta mencegah dan memutuskan rantai penyebaran virus covid-19 maka
dibutuhkan kerja keras dan disiplin yang tinggi dalam menghadapi pandemi ini
sehingga nantinya akan tercapai Indonesia yang sehat dan terbebas dari wabah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

15

Anda mungkin juga menyukai