Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BUDAYA ORGANISASI
“ Surviving in and Adapting to External Environment “

DISUSUN OLEH :
Sa’adatul Fitriyah 201710160311334
Rizka Rachmadewi 201710160311343
Nevi Kusumaningtyas 201710160311344
Yulia Nenda 201710160311354
Sintya Ellysa Agus S. 201710160311382
Nadia Balqis 201710160311384

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur pemakalah ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat dan Karunia-Nya kepada kita semua, sehingga pemakalah telah dapat menyelesaikan
penulisan makalah yang berjudul “Surviving in and Adapting to External Environment”.
Shalawat beserta salam semoga Allah SWT kirimkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad saw, yang telah menyampaikan risalah kebenaran untuk dijadikan pedoman dan
panduan hidup manusia, yaitu Al-qur’an dan sunnah.
Dengan bekal ilmu pengetahuan yang terbatas pemakalah berusaha menyelesaikan
makalah ini, walaupun masih banyak kekurangan dan kendala yang penulis hadapi tetapi
berkat bantuan dan dorongan makalah ini akhirnya dapat diselesaikan. Pemakalah
mengharapkan adanya sumbangsih pemikiran yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan isi makalah ini nantinya.

Malang, 23 September 2019

Pemakalah
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
1. Apa maksud dari adaptasi dan bertahan di lingkungan eksternal?
2. Apa itu lingkungan eksternal dan macam-macamnya?
3. Bagaimana cara beradaptasi dan bertahan terhadap lingkungan eksternal?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Mengetahui maksud dari adaptasi dan bertahan di lingkungan eksternal
2. Mengetahui apa itu lingkungan eksternal dan macam-macamnya
3. Mengetahui cara beradaptasi dan bertahan terhadap lingkungan eksternal
BAB II
PEMBAHASAN
A. Surviving dan Adapting organisasi
 Surviving
Survival berasal dari kata Survive, yang artinya bertahan hidup. Sedang survival
sendiri adalah suatu kondisi yang tidak menentu yang dihadapi oleh seorang atau sekelompok
orang pada suatu daerah yang asing dan terisolir bagi orang/kelompok yang sedang
mengalaminya. Keadaan tidak menentu (survival) ini bisa terjadi pada setiap orang yang
tengah melakukan perjalanan, petualangan atau penjelajahan di alam bebas
 Adapting (penyesuaian diri)
Pengertian penyesuaian diri menurut
a.Kartini Kartono adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri
dan pada lingkungannya, sehingga rasa permusuhan, dengki, iri hati prasangka, depresi,
kemarahan dan lain-lain emosi negatif sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang
efisien bisa dikikis habis.
b.Sedangkan menurut Mustofa Fahmi adalah proses dinamika yang bertujuan untuk
mengubah kelakuan seseorang agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara dirinya dan
lingkungannya.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri (adapting) merupakan
proses kemampuan diri untuk dapat mempertahankan eksistensinya agar dapat hidup dengan
survive dan memperoleh kesejahteraan jasmani dan rohani juga dapat mengadaan relasi yang
memuaskan dengan di lingkungannya.

B. Definisi Lingkungan Eksternal Dan Pembagiannya

Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal atau lingkungan yang berada di luar organisasi saling
mempertukarkan sumber dayanya dengan organisasi tersebut dan tergantung satu sama lain.
Organisasi mendapatkan input (bahan baku, uang, tenaga kerja) dari lingkungan eksternal,
kemudian ditransformasikan menjadi produk dan jasa sebagai output bagi lingkungan
eksternal.
Definisi lingkungan eksternal adalah sebagi berikut:
• Lingkungan eksternal adalah semua kejadian di luar perusahaan yang memiliki potensi
untuk mempengaruhi perusahaan (Chuck Williams, 2001:51).
• Lingkungan eksternal terdiri dari unsur-unsur di luar perusahaan yang sebagian besar tak
dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer (T.Hani
Handoko, 1999:62).
• Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar suatu organisasi, yang
relevan pada kegiatan organisasi itu (James A.F. Stoner,1996:66)
Lingkungan eksternal juga dapat dibagi menjadi dua unsur, antara lain:
  Menurut James A.F. Stoner:
1. Unsur-unsur tindakan langsung (direct action)
2. Unsur-unsur tindakan tak langsung (indirect action)
  Menurut T. Hani Handoko:
1. Lingkungan ekstern mikro
2. Lingkungan ekstern makro
  Menurut Chuck Williams:
1. Lingkungan khusus
2. Lingkungan umum
3. Lingkungan yang berubah

Dari ketiga pendapat tersebut sebenarnya mempunyai pengertian yang sama dalam
pembagiannya, hanya Chuck Williams yang menambahkannya dengan point ketiga
lingkungan yang berubah’. Jadi, lingkungan eksternal itu terbagi menjadi:
1. Lingkungan ekstern mikro (unsur-unsur tindakan langsung atau lingkungan khusus)
2. Lingkungan ekstern makro (unsur-unsur tindakan tak langsung atau lingkungan umum)

Dalam pembahasan manajemen tidak lepas pada masalah lingkungan yang


dihadapi oleh seorang manajer. Lingkungan disini diartikan sebagai segala sesuatu yang ada
didalam maupun diluar perusahaan, sedangkan menejemen adalah proses membuat
perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan berbagai usaha dari anggota
organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran.
Perbedaan dan kondisi lingkungan akan berpengaruh terhadap konsep dan teknik serta
keputusan yang akan diambil. Sebagai seorang manajer tidak harus hanya memperhatikan
lingkungan usahanya atau intern saja, tapi juga harus bisa mengantisipasi lingkungan di luar
perusahaan atau extern.

Menurut Robert W. Duncan, menganalisa lingkungan internal dan eksternal


merupakan hal penting dalam proses perencanaan strategi. Faktor-faktor lingkungan eksternal
didalam perusahaan biasanya dapat digolongkan sebagai Strength (S) atau Weakness (W), dan
lingkungan eksternal perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai Opportunities (O) atau
Threat (T). Analisis lingkungan strategi ini disebut sebagai analisis SWOT.

Menurut Fred David, analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang
berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman suatu perusahaan.
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam
mencapai tujuan tersebut.

Lingkungan ekstern atau eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar organisasi,
dimana unsur-unsur ini tidak dapat dikendalikan dan diketahui terlebih dahulu oleh manajer,
disamping itu juga akan mempengaruhi manajer didalam pengambilan keputusan yang akan
dibuat. Unsur-unsur lingkungan eksternal organisasi contohnya yaitu perubahan
perekonomian, peraturan pemerintah, perilaku konsumen atau masyarakat, perkembangan
teknologi, politik dan lain sebagainya.
Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro.
a. Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung
terhadap kegiatan manajemen. Lingkungan eksternal mikro diartikan sebagai faktor-
faktor di luar rumah tangga produksi atau dunia usaha yang berpengaruh langsung
terhadap kegiatan dunia usaha.
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan ekasternak mikro adalah :
 Penyedia/pemasok (supplier) dengan adanya pemasok faktor-faktor
produksi, muncul kegiatan produksi, disamping itu pemasok juga
menunjang kelangsungan hidup dunia usaha
 Perantara adalah pihak-pihak yang berperan dalam penyebaran hasil-
hasil produksi dari produsen ke tangan konsumen hingga siap
dikonsumsi, misalnya distributor, pengecer dan sebagainya.
 Teknologi berkaitan secara langsung dengan perkembangan proses
pengolahan yang berupa penemuan baru baik peralatan maupun
metode kerjanya. Lembaga yang berkecimpung dalam bidang ini
misalnya lembaga Ristek, Litbang dan sebagainya.
 Pasar dalam arti luas. Meskipun letaknya berada di luar kegiatan
produksi, tetapi karena seluruh hasil produksi adalah untuk melayani
(dijual ke) pasar, maka semua pihak yang terlibat dan berada di dalam
pasar termasuk unsur lingkungan eksternal mikro.
b. Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh
tidak langsung. Masing-masing anggota dunia usaha memiliki perbedaan
dalam memberikan faktor-faktor yang secara kongkret dapat dimasukkan ke
dalam lingkungan eksternal makro atau mikro. Hal ini disebabkan oleh sifat
majemuk kegiatan dunia usaha. Oleh karena itu pertimbangan pemilihan factor
eksternal makro dan mikro dilakukan secara umum.
Secara umum unsure-unsur lingkungan eksternal makro dunia usaha adalah
sebagai berikut :
 Keadaan alam.
 Politik dan hankam, keadaan politik dan pertahanan keamanan secara
umum menciptakan iklim ketenangan usaha.
 Hukum peraturan perundangan-undanagan yang berlaku misalnya
undang-undang perpajakan, perburuhan dan sebagainya.
 Perekonomian, tingkat pendapatan, pola-pola pemenuhan kebutuhan
masyarakat, tingkat investasi dan sebagainya.
 Pendidikan dan teknologi tingkat kecerdasan kehidupan masyarakat
yang berkaitan dengan penguasaan dan pengembangan ilmu
pengetahuan serta teknologi pada umumnya.
 Sosial dan kebudayaan: pandangan dan nilai-nilai yang dianut
masyarakat seperti terwujud dalam norma-norma etika dan sosial,
kepercayaan, agama, kesenian, pola hubungan antar individu dan sitem
kerja samanya, serta strata sosial.
 Kependudukan jumlah tingkat kelahiran-kematian, penyebaran
penduduk (misalnya urbanisasi dan transmigrasi), umur dan jenis
kelamin.
 Hubungan internasional: mencakup banyak hal seperti proteksi bahan
barang dan jasa, nialai tukar mata uang teknologi, kebudayaan, polkam
dan sebagainya.

C. Langkah organisasi beradaptasi dan bertahan terhadap lingkungan eksternal

Budaya Organisasi adalah pokok penyelesaian masalah- masalah ekternal dan internal
yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian
mewariskan kepada angota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami,
memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah. Formasi budaya berkembang
dipengaruhi oleh dinamika kelompok dan sosial,yang melibatkan permasalahan
terkait dengan bagaimana bertahan dan beradaptasi terhadap
pengaruh lingkungan eksternal organisasi dan bagaimana membangun integrasi dari porses
internal untuk memastikan kapasitas secara berkelanjutan bertahan dan beradaptasi.
Fungsi utama budaya adalah membantu memahami lingkungan dan menentukan
bagaimana meresponnya, yang dapat mengurangi kecemasan, ketidakpastian dan
kebingungan (Yulk 2001). Permasalahan eksternal dan internal organisasi amat saling terkait
dan organisasi harus menghadapinya secara simultan. Budaya organisasi yang dibangun
diarahkan untuk mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungan eksternal dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup organisasi.
Konsep budaya membantu anggotaorganisasi untuk membantu memahami aspek-
aspek kehidupan organisasi yang kompleks. Budaya sebagai pola asumsi dan nilai yang
dibagi bersama tentang bagaimana melakukan sesuatu di dalam organisasi. Pola yang
dipelajari anggota organisasi untuk menghadapi masalah eksternal dan masalah internal,
dipelajari anggota baru organisasi serta menjadi cara memperbaiki persepsi, pikiran dan
perasaanmereka (Daft 2012). Budaya organisasi menjadi perwujudan dari anggapan yang
dimiliki, diterimasecara implisit oleh anggota organisasi danmenentukan bagaimana mereka
merasakan,berpikirdan bereaksi terhadap lingkungannya yang beraneka ragam.Budaya
merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dimiliki oleh anggota organisasi untuk
melakukan penyesuaian dengan lingkungan eksternal dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan organisasi untuk beradaptasi terhadap
lingkungan eksternalnya dan mempertahankan kelangsungan hidup organisasi, yakni:
(Schein2004)

1. Missian and strategy, obtaining a shared understanding of core mission, primary task,
and manifest and latent functions. Memperoleh pemahaman yang dibagi
berkaitandengan misi inti, tugas pokok, dan fungsi yang terlihat maupun tidak dari
keberadaan organisasi.
2. Goals, developing consensus on goals as derived from the core mission. Membangun
konsensus terhadap tujuantujuan yang berasal dari misi inti organisasi.
3. Means, developing consensus on the means to be use to attain the goals, such as the
organization structure, division of labour,reward system, and authority
system.Membangun konsensus terhadap caracara yang digunakan utnuk mencapai
tujuantujuan,seperti struktur organisasi, pengelompokan pekerja, sistem reward, dan
sistem kekuasaan..
4. Measurement, developing consensus on the criteria to be used in measuring how well
the group is doing in fullfilling its goals, such as the information and control
systems.Membangun konsensus terhadap kriteria-kriteria yang digunakan untuk
mengukur bagaimana baiknya kelompok bekerja untuk mencapai tujuan tujuan
organisasi, seperti sistem informasi dan pengendalian.
5. Correction, developing consensus on the appropriate remedial or repair strategies to
be used if goals are not being met. Membangun konsensus terhadap ketepatan dari
tindakan perbaikan atau strategi perbaikan yang digunakan jika tujuan-tujuan tidak
terpenuhi.
Organisasi dan seluruh anggotanya perlu memahami budaya terkait bagaimana
budaya dapat menjadi bagian dari usaha untuk beradaptasi dengan lingkungan
eksternal agar mereka mampu menghadapi permasalahanyang dihadapi untuk
mempertahankan dan mendorong kinerja organisasi. Memahami budaya
artinyamemahami pentingnya membagi asumsiatau pemahaman tentang misi dan
strategiorganisasi untuk mengarahkan sikap dan perilaku mereka beradaptasi dengan
lingkungan eksternal organisasi.
Pada umumnya organisasi/perusahaan membagi ketentuan-ketentuan yang
dikembangkanberkaitan dengan isuisu pertumbuhan dan kelangsungan hidup ekonomi
organsasi/perusahaan yang melibatkan bagaimana menjaga hubungan baik diantara
para stakeholders organisasi, seperti (1) investor dan pemegang saham, (2)
suppliers(3) manajerdan karyawan,(4) komunitas dan pemerintah, dan (5) konsumen
yang bersedia membayar produk dan jasa organisasi.Contoh: Perdebatan diantara
pimpinan perusahaan terkait pertanyaan tentang bentuk program iklan atau kampanye
yangakan digunakan atau desainproduk dan produk apa saja yang akan diproduksi
perusahaanyang dapat dijual dan menghasilkan profit, berdasarkan konsep apa
sesungguhnya yang ingin dibangun perusahaan dan apa bakat-bakat unik yang
dimiliki perusahaan.
Mulai dari pemilik atau pimpinan perusahaan/organisasi untuk membagi
asumsitentang tujuan yang bersumber dari misi perusahaan, dan ini menjadi bagian
yang penting untuk memberi pemahaman kepada setiap individu dalam
organisasi.Misi perusahaan sering lebih mudah untuk dinyatakan tetapi lebih sulit
untuk dipahami, sehingga untuk mencapai konsensus terhadap tujuan yang ingin
dicapai berdasarkan misi perlu membagi asumsi dan bahasa bersama berkaitan dengan
misi yang telah diterjemahkan kedalam tujuan yang konkret,proses produksi,
penjualan produk dan jasayang spesifik serta memberi batasan-batasan biaya dan
waktu. Contoh pentingnya membentuk kesepakatan diantara perbedaan mengenai
keputusan tentang alokasi sumber daya yang ada diantara kelompok pengembangan
produk.
Cara cara bagaimana tujuan dicapai berkaitan dengan apa yang harus
dilakukan terhadap perilaku sehari-hari, dan ini membutuhkan tingkat konsensus yang
tinggi. Tidakhanya berkaitan dengan gaya organisasi tapi juga desain tugas dasar,
pengelompokan pekerja,struktur pelaporandan pertanggungjawaban, sistem insentif
dan reward, sistem pengendaliandan sistem informasi.Contoh keputusan tentang
bagaimana sistem penghargaan akan diberikan atau bagaimana teknologi baru,
pengetahuan dan keterampilandipelajari,misal para teknisi menemukan bahwa
perusahaan yang didasarkan pada hasil temuan-temuan mereka akan menciptakan
struktur internal yang lebih menekankan pada teknik produksi, dan menjadi sangat
berbeda jika pemilik modal menciptakan organisasi dengan menempatkan bakat-bakat
marketing dan teknisdibawah arahan kepemimpinan yang berorientasi pasar.
Pemilikperusahaanakan lebih percaya bahwa solusi memecahkan masalah adalah hasil
dari gagasan yang kuat, penelitian ilmiah yang secara hati-hati melaksanakan
penelitian di lokasi pasar sasaran juga menjadi bagian yang penting berkaitan dengan
apa yang diukur dan bagaimana mengukur hasil pelaksanaan.Contoh, senior managers
perusahaan sering memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana menilai
financial performances seperti return on sales, return on investment, debt equity ratio,
return on sales dan indikatorkeuangan lain yang dapat digunakan.Tindakan perbaikan
atau strategi apa yang diperlukanuntuk melakukan perbaikan dan apa yang
harusdiambil jika tindakan yang dilakukan tidak sesuaidengan hasil yang diharapkan,
perlu dipahami dan ditetapkan sebagai dari bagian yang dapat menjadi standarperilaku
anggota organisasi. Contoh, disuatu perusahaantindakan perbaikan segera di tempat
itu adalah tindakan yang harus dilakukan, jika memungkinkan dan sebagailangkah
untuk meminimalkan penyampaian laporan ketidakberesan yang terjadi kepada atasan
.
DAFTAR PUSTAKA

W.Richard Scott, 1981,Organization, Rational,,Natural and Open systems,

Prentice Hall, New Jersey

Eugene Haas and Thomas E. Drabek, 1973, Complex Organizations, a

Sosiological Perspektif, The Macmillan Co., New Yok

Miftah Thoha, 1992, Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi

Negra, RadjawaliJakarta

Miftah Thhoha, 2008, Ilmu Administrasi Publik Kontemporer, Kebcana Prenada, J

https://docplayer.info/161869-Integrasi-internal-dan-adaptasi-eksternal-bagi-keberlangsungan-
hidup-organisasi-dengan-pendekatan-budaya.html

http://nitabee38.blogspot.com/2013/11/faktor-faktor-lingkungan-eksternal.html

https://www.scribd.com/doc/136441521/Pengertian-Penyesuaian-Diri-Menurut-Para-Ahli-Sebagai-
Berikut

Anda mungkin juga menyukai