Terdapat dua istilah terkait dengan bantuan hukum yaitu legal aid dan legal assistance.
Istilah legal aid biasanya dipergunakan untuk menunjukkan pengertian bantuan hukum
dalam arti sempit, yaitu pemberian jasa-jasa di bidang hukum kepada seseorang yang
terlibat dalam suatu perkara secara cuma-cuma khususnya bagi mereka yang tidak mampu,
Sedangkan pengertian legal assistance dipergunakan untuk menunjukkan pengertian
bantuan hukum dalam arti luas, karena di samping bantuan hukum terhadap mereka yang
tidak mampu, juga pemberian bantuan hukum yang dilakukan oleh para pengacara yang
mempergunakan honorarium atau mendapatkan pembayaran sejumlah uang dari klien.
Pro bono atau bantuan hukum secara cuma-cuma itu value system para advokat
yang harus menjaga kehormatan profesinya itu. Kewajiban itu melekat di dalam diri
advokat. Advokat akan melaksanakan pro bono tanpa pamrih (tanpa honorarium).
Pro bono mengacu pada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat.
Sedangkan legal aid atau bantuan hukum merupakan derma atau kebijakan bidang
kesejahteraan sosial dari pemerintah dan dibiayai oleh pemerintah melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan pada anggaran
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Bantuan hukum dilakukan oleh
lembaga bantuan hukum sebagai pemberi bantuan hukum. Legal Aid mengacu
pada Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum.
Secara normatif, pemberian bantuan hukum kepada masyarakat miskin telah ada landasan
hukum yang kuat, yang mana telah diatur dalam UU No. 18 Tahun 2003 tentang
bantuan hukum yang diberikan oleh Advokat secara cuma-cuma kepada Klien yang
Bantuan Hukum adalah jasa hukum yang diberikan oleh pemberi bantuan hukum
Pasal 1 angka 2 UUBH dinyatakan bahwa Penerima Bantuan Hukum adalah orang
atau kelompok orang miskin. Masyarakat atau kelompok masyarakat sebagai pencari
keadilan yang berkatagori miskin dapat memperoleh haknya untuk mendapatkan
bantuan hukum secara cuma-cuma.
Bantuan hukum sebagai implementasi dari asas equality before the law yang merupakan
Hak Asasi Manusia. Negara Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945),
pengakuan terhadap HAM terkait dengan equality before the law (persamaan di depan
hukum) yang dijamin dalam sistem hukum Indonesia sebagaimana telah diatur dalam UUD
1945 Pasal 28D ayat (1) menyatakan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama
di hadapan hukum. Sedangkan Pasal 28H ayat (2) menyatakan bahwa setiap orang
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
memperoleh keadilan hukum bagi setiap warga negara Indonesia. Dalam proses
pendampingan hukum, bahkan sampai pada proses peradilan. Pihak yang dapat
memberikan bantuan hukum sampai pada proses peradilan itu adalah advokat.
dalam Pasal 1 angka 3 UUBH dinyatakan bahwa “Pemberi Bantuan Hukum adalah
Sebagai konsekuensi dari negara hukum, hak untuk mendapatkan bantuan hukum harus
diberikan oleh negara dan itu merupakan jaminan perlindungan terhadap hak asasi
manusia. Oleh karena itu dengan adanya UU No. 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum
diharapkan dapat melindungi hak konstitusional setiap individu untuk mendapatkan
bantuan hukum selain itu juga diharapkan dapat mengakomodir perlindungan terhadap
masyarakat yang kurang mampu dalam menghadapi kasus-kasus hukum.
Mendapatkan bantuan hukum bagi setiap orang adalah perwujudan acces to justice (akses
terhadap keadilan) sebagai implementasi dari jaminan perlindungan hukum, dan jaminan
persamaan di depan hukum. Hal ini sesuai dengan konsep bantuan hukum yang
dihubungkan dengan citacita negara kesejahteraan (welfare state). Sehingga bantuan
hukum merupakan hak konstitusional setiap warga negara atas jaminan perlindungan
hukum dan jaminan persamaan di depan hukum khususnya bagi masyarakat miskin.
Mengingat pentingnya bantuan hukum dalam menciptakan keadilan ( acces to justice), menegakkan
HAM dan equality before the law, serta dalam mencapai due process of law, tentu menjadikan
kewajiban pemberian bantuan hukum menjadi hal yang penting untuk dapat dilaksanakan secara
efektif.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum juga mengatur mengenai
kewajiban advokat dalam memberikan bantuan hukum bagi orang atau kelompok orang
miskin, sebagaimana diatur dalam Pasal 10 huruf e yang menyatakan bahwa permberi
bantuan hukum berkewajiban untuk memberikan bantuan hukum kepada penerima
bantuan hukum berdasarkan syarat dan tata cara yang ditentukan dalam Undang-Undang
ini sampai dengan Perkarnya selesai, kecuali ada alasan yang sah secara berdasarkan
hukum.