PENDAHULUAN
esensial pada membran serta pada lapisan luar lipoprotein plasma. Senyawa ini
hormon seks, asam empedu, dan vitamin D. Kolesterol merupakan produk tipikal
metabolisme hewan, sehingga banyak terdapat dalam makanan yang berasal dari
hewan, misalnya daging, hati, telur, dan otak (Mayes & Botham, 2014).
menyebutkan, pada tahun 2015, kadar kolesterol total meningkat secara global
atas nilai normal merujuk nilai yang ditentukan pada NCEP-ATP III adalah
(nilai kolesterol total 200-239 mg/dl) dan tinggi (nilai kolesterol total >240
mg/dl).
Hiperkolesterolemia dapat terjadi karena genetik serta gaya hidup (life style)
yang tidak sehat, mulai dari pola makan yang tidak seimbang sampai kurangnya
1
2
aktivitas olahraga (Hernawati et al., 2013). Pola makan yang tidak seimbang
dengan kandungan lemak yang tinggi. Data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar)
tahun 2013 mencatat, perilaku konsumsi makan berlemak dan tinggi kolesterol
pada Sulawesi Selatan mencapai 25,0%. Hal ini mungkin berkaitan dengan
menu-menu makanan khas dari Sulawesi Selatan yang cenderung berbahan dasar
Makassar?
3
Makassar.
Hasanuddin Makassar.
Terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dan kadar kolesterol
total.
4
a. Bagi Peneliti
bidang penelitian.
b. Bagi Institusi
Hasanuddin.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kolesterol
free fatty acid (FFA) yang kemudian diserap oleh jaringan. Lipoprotein
bebas juga menjadi asam empedu yang akan dieksresikan ke feses, dan
Botham, 2014).
IDL dan LDL oleh LPL. Setelah dari hepar, VLDL menuju jaringan
darah menjadi IDL, kemudian dipecah lagi menjadi LDL. Hepar dan
ditangkap oleh makrofag menjadi sel busa (foam cell) (Lieberman &
Marks, 2013).
2.1.5 Hiperkolesterolemia
kolesterol total dalam darah. Kolesterol total sendiri adalah jumlah dari
seluruh kolesterol dalam darah. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah ini
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti diet yang tidak seimbang,
yang akan dicerna di dalam usus menjadi asam lemak bebas, trigliserida, dan
a. Faktor genetik
sapi, babi, kerbau, susu, telur, mentega, dan keju (Mayes & Botham,
2014).
tubuh. Pria sampai usia sekitar 50 tahun memiliki resiko 2-3 kali
12
d. Aktivitas fisik
e. Faktor medis
g. Merokok
2014).
diambil dari vena cubiti dextra lalu dimasukan ke dalam tabung yang
digunakan pada metode ini terdiri dari strip dan GCU meter. Darah dari
jari manis subjek akan di masukan ke strip yang sesuai kode GCU meter.
Kadar kolesterol total pasien akan ditampilkan setelah kurang lebih 150
dengan alat Nesco Multicheck 2. Prinsip yang digunakan pada alat ini
elektrokimia. Ketika darah diteteskan pada strip, akan terjadi reaksi antara
bahan kimia yang ada di dalam darah dengan reagen yang ada di dalam
strip. Reaksi ini akan menghasilkan arus elektron yang besarnya setara
dengan kadar bahan kimia yang ada dalam darah, intensitas arus elektron
mendapatkan elektron yang dapat dibaca oleh alat (IPB, 2016). Berikut ini
bawah ini:
Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan
yang dikomsumsi setiap hari. Pola makan dengan menu seimbang perlu
1. Jenis Makanan
hari terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran,
2. Frekuensi Makan
makan sehari dengan jumlah minimal tiga kali makan pagi, makan
3. Jumlah Makan
darah. Lemak jenuh biasanya berbentuk padat dalam suhu ruangan dan lemari
pendingin. Lemak jenuh banyak ditemukan dalam jumlah banyak pada makanan
hewani, seperti daging, kulit unggas, produk susu. Studi mengatakan bahwa
terlalu banyak mengomsumsi lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan dapat
meningkatkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL (National Health Heart
Lung and Blood Institute, 2015). Lemak trans atau yang disebut dengan trans
fatty acid biasanya didapatkan pada makanan yang menggunakan minyak nabati
protein hewani. Asupan serat juga berpengaruh terhadap profil lipid serum. Serat
koleserol dan garam empedu di saluran cerna. Lemak yang berikatan dengan
serat tidak dapat diserap sehingga akan terus ke usus besar untuk diekskresi
melalui feses atau didegradasi oleh bakteri usus. Serat dapat mengikat garam
tingkat kolesterol dalam darah sampai 5% atau lebih (Santoso, 2011). Konsumsi
kolesterol dalam makanan yang disarankan tidak lebih dari 300 mg/hari.
Konsumsi serat yang dianjurkan adalah 25-30 mg/hari untuk mengatur kadar