PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Benang adalah salah satu bahan baku industri tekstil, baik itu berasal dari serat
alam maupun serat sintetis. Namun demikian, serat alam semakin terbatas, maka untuk
memenuhi keterbatasan itu, kebutuhan bahan baku tekstil benang harus dipenuhi dengan
serat sintetik yang sebagian besar terbuat dari polyester. Konsumsi serat polyester ini
terus mengalami peningkatan dan telah mengalahkan kapas. Kecenderungan ini akan
terus berkembang di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan produksi polyester lebih
1
B. RUMUSAN MASALAH
&. 'pa pengertian poliester
). *elaskan + rute kondensasi pada polimer
+. ebutkan dan jelaskan jenis-jenis poliester
. Bagaimana proses pembuatan P!% (poliethylen
terephtalate /. ebutkan pengaplikasian dari poliester
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN POLIESTER
Poliester merupakan bahan baku produksi plastik jenis termoset. Poliester memiliki
berat molekul yang tinggi dan titik lebur yang tinggi. Poliester sering digabungkan dengan
polimer lain untuk menambah kualitasnya, seperti pada poliester resin yang digabungkan
dengan gelas fiber, dapat diperoleh polimer plastik yang kuat, kokoh, tahan terhadap suhu atau
tidak mudah meleleh. 0ontoh pada perahu boat, alat-alat olah raga, dan alat-alat listrik
(Bhatnagar, )11 . alah satu jenis poliester adalah polifenil ester. Polimer ini di proses melalui
*enis reaksi ini termasuk dalam step-growth polymerization dan polimer yang
dihasilkan melalui reaksi ini disebut dengan step-growth polymer.
ebagian besar reaksi dalam polimerisasi kondensasi melibatkan reaksi
kondensasi seperti esterifikasi, pertukaran ester, atau amidasi. Pada proses
pembentukan poliester aromatik seperti poly(ethylene terephthalate atau P!%,
terdapat dua rute reaksi yaitu poliesterifikasi antara terephthalic acid dan ethylene
glycol atau reaksi poli-inter-esterifikasi antara dimethyl terephthalate dengan
ethylene glycol. Kedua jenis reaksi tersebut terjadi dengan melibatkan monomer
yang bersifat bifungsional dan memiliki gugus fungsi yang sama di setiap ujungnya.
3leh karena itu terdapat istilah '-';B-B step-growth condensation-polymerization.
3
&.
).
*enis reaksi yang lain, misalnya reaksi pembentukan polyester alifatik seperti
polycaprolactone, terjadi melalui self-condensation dari <-hydrocaproic acid. Pada
reaksi ini, monomer yang digunakan hanya satu jenis yang memiliki gugus fungsi
berbeda di kedua ujungnya. ehingga untuk reaksi ini kadang disebut juga dengan '-B
step-growth condensation-polymerization.
+.
C. JENIS-JENIS POLYESTER
1. Polietilena Te e!talat "PET
Polietilena tereftalat (disingkat P!%, P!%! atau dulu P!%P, P!%-P adalah
suatu resin polimer plastik termoplast dari kelompok poliester. P!% banyak diproduksi
dalam industri kimia dan digunakan dalam serat sintetis, botol minuman dan :adah
makanan, aplikasi thermoforming, dan dikombinasikan dengan serat kaca dalam resin
teknik. P!% merupakan salah satu bahan mentah terpenting dalam kerajinan tekstil.
4
Struktur kimia polietilena tereftalat
P!% dapat berupa padatan amorf (transparan atau sebagai bahan semi kristal
yang putih dan tidak transparan, tergantung kepada proses dan kondisi termalnya.
$onomer nya dapat diproduksi melalui esterifikasi asam tereftalat dengan etilen glikol
dan air sebagai hasil sampingnya. $onomer P!% juga dapat dihasilkan melalui reaksi
transesterifikasi etilen glikol dengan dimetil tereftalat dengan metanol sebagai hasil
samping. Polimer P!% dihasilkan melalui reaksi polimerasi kondensasi dari
monomernya. 4eaksi ini terjadi sesaat setelah esterifikasi;transesterifikasinya dengan
etilen glikol sebagai produk samping (dan etilen glikol ini biasanya didaur ulang .
Kebanyakan (sekitar =1> dari produksi P!% dunia digunakan dalam serat
sintetis, dan produksi botol mencapai +1> dari permintaan dunia. 9alam
penggunaannya di bidang tekstil, P!% biasanya disebut dengan poliester saja.
5
• erat P%% memiliki penggunaan yang luas. 9igabungkan dengan serat
selulosa, serat alami dan serat sintetis, erat P%% adalah bahan baku
yang ideal untuk karpet, berpakaian preman, mode, pakaian dalam,
olahraga setelan, baju renang dan kaus kaki.
resistansi insulasi yang tinggi. elain itu sifat elektrik dan sifat mekaniknya pun baik termasuk
kekuatan dan rigiditas yang tinggi serta memiliki sifat ketahanan terhadap beberapa Cat kimia,
pelarut, dan minyak. erat PB% dibuat melalui proses pemintalan leleh dengan mereaksikan
dimetilen tereftalat (9$% dengan &, -butanediol ("ambar & atau asam tereftalat (%P' dengan &,
-butanediol ("ambar ) . eperti halnya poliester, proses pembuatan PB% juga terjadi dalam dua
tahap yaitu proses trans-esterifikasi dan polikondensasi. Kekuatan dan stabilitas dimensinya
yang baik terutama dalam keadaan basah serta ketahanan terhadap klor membuat serat PB%
sangat cocok diaplikasikan sebagai pakaian renang. 'plikasi lainnya yaitu sebagai bahan kaos
'dalah suatu resin polimer termoplastik dari kelompok poliester. P!% banyak diproduksi
dalam industri kimia dan digunakan dalam serat sintetis, botol minuman, :adah
6
makanan, aplikasi thermoforming, dan resin teknik yang sering dikombinasikan dengan
serat kaca. P!% merupakan salah satu bahan mentah terpenting dalam industri tekstil.
Kebanyakan (sekitar =1> dari produksi P!% dunia digunakan dalam serat sintetis, dan
produksi botol mencapai +1> dari permintaa dunia. 9alam penggunaannya di bidang
tekstil, P!% biasanya disebut dengan poliester saja. P!% terdiri dari polimerisasi unit D
unit monomer etilen tereptalat, dengan pengulangan unit 0&1HE3 . P!% umumnya
didaur ulang, dan diberi angka F&G, yang menandakan simbol dapat didaur ulang.
a. Se,a a'
Pada tahun &? ), *ohn 4e# hinfield dan *ames %ennant 9ickson yang bekerja
pada perusahaan 0alico Printers 'ssociation di Inggris menemukan sintetis polimer
linier yang dapat diproduksi melalui !ster !#change antara !thylene "lycol (!" dan
9imethyl terepthalate (9$% yang menghasilkan polyethylene terepthalate.
Pada perkembangan selanjutnya produksi P!% untuk serat-serat sintetis menggunakan
bahan baku %erepthalate 'cid (%P' dan !thylene "lycol (!" . Produksi serat polyester (P!%
secara komersial dimulai pada tahun &? di Inggris dengan nama dagang F%eryleneG dan pada
tahun &?/+ di 'merika erikat (9upont dengan nama dagang F9acronG.
P!% dapat ber:ujud padatan amorf (transparan atau sebagai bahan semi-kristal
yang putih dan tidak transparan, tergantung kepada proses dan ri:ayat termalnya.
7
9ensitas 2 5 &, g;cm+2 &,+ 1 g;cm+ (amorf 2 &, // g;cm+
(kristal
$odulus young (! 2 )E11-+&11 $pa
Tensile strength (Jt 2 //- / $pa
%emperatur glass (%g 2 / o0
%itik leleh 2 )=1 o0
Kondukti itas thermal 2 1,);(m.K
Kapasitas panas spesifik 2 &,1 k* ; (kg.K
Penyerapan air (' %$ 2 1,&=
Liscositas intrinsik 2 1,=)? dl;g
Inde# rerfraksi (n9 2 &,/ D &,/E
Batas elastisitas 2/1D&/1>
P!% mudah larut dalam asam sulfat, asam nitrat, trifluoro asetat, fenol, meta
). P o e P o */ i
Polyethylene Terepthalate P!T" dapat diperoleh dengan ) cara, yaitu melalui reaksi
ester exchange antara dimethylterepthalate +,T" dengan ethylene glycol ! " dan melalui
reaksi esterifikasi langsung antara terepthalate acid TPA dan ethylene glycol ! ".
a . Persiapan monomer %is- ydroxyethyl Terephthalate $
& . 9$% dengan !"
8
b . 4eaksi Prepolimerisasi
c . 4eaksi Polikondensasi
4eaksi amping2
9ari reaksi yang telah dijelaskan maka akan dibahas lebih lanjut Industri
Pembuatan Polietilen %ereptalat dengan proses;reaksi esterifikasi langsung, dengan
pertimbanagan sebagai berikut 2
9
9eskripsi Pembuatan P!% cara Batch dengan istem lurry2
• %ranportasi %P'
%P' yang berasal dari kontainer bulk dengan bantuan N) bertekanan dikirim ke
storage tank, kemudian menuju scale tank untuk ditimbang, kemudian masuk ke
/yclone untuk dipisahkan %P' dan N ) pemba:a. %P' turun ke ba:ah masuk ke
dalam %P' Hoper, sedangkan N) masuk ke %ag 0ilter dan sebagian %P' yang terba:a
!" turun dan masuk ke dalam mixing vessel agar bercampur dengan %P' dan
membentu slurry.
• Persiapan Katalisb)3+
b)3+ mempunyai bentuk berupa serbuk kristal yang mudah larut dalam !" panas,
berfungsi untuk mempertahankanstabilitas thermal dari reaksi pada proses
polikondensasi.
• Persiapan Mat Pemburam (9ulling 'gent
Persiapan %i3) dibuat mencapai konsentrasi tertentu sesuai yang diinginkan.
• Proses $i#ing
emua bahan baku dari %P' hoper dan !" measuring dicampur sedikit demi sedikit
10
secara konstan dengan kecepatan /1-=1 rpm. Kemudian slurry dimasukan kedalam
rpm sehingga tempratur menjadi +11 o0. BH!% dalam reaktor sedikit demi sedikit
berpolimerisasi membentuk P!% sedangkan uap !" yang dihasilkan akan terhisap
oleh steam ejector dengan tekanan $P (,edium Pressure Steam dan OP (1ow
Pressure Steam , sedangkan air yang terbentuk di tampung di hot :ell.
Steam e2ector menghisap uap !" juga berfungsi mem akumkan reaktor
polykondensasi. !" yang sudah di akumkan dipisahkan dengan condensor
(pendingin air dan eliminator sehingga !" yang telah dipisahkan turun kembali
dengan gaya grafitasi menuju primary ! receiver dan secondary ! receiver lalu
masuk ke dalam tangki 4-!" untuk di reco ery dan dipakai kembali sebagai
bahan baku bersama !" murni pada 4-!sterifikasi.
Pengambilan !" dengan mem akumkan, mengakibatkan pembentukan rantai
molekul, semakin panjang rantai molekul maka berat molekul semakin tinggi,
•
sehingga nilai viskositas intrisik akan naik sesuai dengan angka yang
diinginkan. Hasil samping
9iethylene "lycol (9!" merupakan hasil reaksi samping dari !" berlebih dalam suasana
asam. Pembentukan 9!" sangat sulit dihilangkan , namun jumlahnya dapat diperkecil
11
Amonium idroksida (%!'H . Proses polimerisasi berlangsung )-+ jam diakhiri
dengan kondisi suhu +11 o0. P!% yang dihasilkan selanjutnya dialiri ke tahap
extrusi.
• %ahap !ktrusi
P!% dalam bentuk lelehan yang dihasilkan dari reaktor polimerisasi dimasukan ke
dalam die head. 9isini terjadi proses perubahan fisik dari lelehan menjadi strand
(serat dengan ukuran cukup besar . 9engan batuan N ) bertekanan tinggi lelehan P!%
ditekan melalui celah spineret yang ada dalam die head pada tempratur )?& o0. trand
keluar dari die head (lubang spineret setelah mengalami pendinginan secara tiba-
o
tiba dengan air pada suhu & 0. elanjutnya strand masuk @ " (@nder trand
"ranulator 0utter untuk dipotong kecil-kecil dengan ukuran + # + # / mm. untuk
mengurangi kadar air chips P!% diseprotkan dengan udara bertekanan + kg;cm)".
E. APLIKASI POLIESTER
12
BAB III
13
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DA0TAR PUSTAKA
• http2;;:::.chemistrymy:orld.blogspot.com;)1&);&);proses-industri-kimia-
industri-plastik.html. 9i unduh pada tanggal / desember )1& , pukul 2 & .+ :ib.
14
• http2;;:::.slideshare.net;akhmadkautsar;polimer-pet-polyethylene-terephthalate, di
15