Tumor Epithelial
Tumor Epithelial
1. Tumor Glial
A. Astrositoma
Astrositoma serebri dapat terjadi pada semua golongan umur dengan usia
kasus rata-rata berkisar antara 35-40 tahun. Astrositoma yang diferensiasinya baik
cenderung pada kelompok usia yang lebih muda; sedangkan yang anaplastik lebih
sering kelompok usia menengah. Predileksi jenis kelamin kasus usia dewasa
didominasi oleh laki-laki.
Durasi gejala astrositoma Grade I rata-rata: 21 bulan sedangkan Grade II : 11
bulan. Walaupun sakit kepala dan muntah bukanlah merupakan keluhan yang
tersering, namun 72% astrositoma serebrum mempunyai keluhan ini, dimana 11%
diantaranya cenderung melibatkan nyeri sebelah saja (75% darinya ipsilateral
terhadap tumor). Muntah dijumpai pada kira-kira 31% kasus. Gejala awal yang
sering adalah kejang (40-75%), baik kejang umum maupun fokal. Kejang ini
merupakan akibat insufisiensi aliran darah yang sesaat menimbulkan
elektrik yang berlebihan. 19% penderita menunjukkan gejala paresis atau paralisa,
55% parese fasial dan 41% parese tungkai.
Gradasi Astrositoma :
Tumor ini tumbuh secara lambat dan sering berkista. Tumor ini
sering dijumpai pada anak-anak dan dewasa muda. Tumor ini merupakan
tumor glial yang tersering pada anak, sekitar 10% melibatkan bagian
serebral dan 85% mengenai serebellum. Lokasi yang paling sering
dijumpai, pada: nervus optikus, kiasma optikum, hipotalamus, ganglia
basalis, hemisfer serebri, serebellum, dan batang otak. Gambaran
histologinya: berupa sel- sel bipolar dengan serat Rosenthal dan sel-sel
multipolar yang tampak kehilangan teksturnya dengan mikro kista dan
granular bodies.
B. Tumor Oligodendroglioma
C. Tumor Ependimoma
Gangliglioma
Tumor ini berisi sel ganglion dan neuron abnormal. Tumor ini jarang terjadi
terhadap seseorang
3. Tumor Non-Glial
c. Meduloblastoma
Tumor ini sering terjadi pada anak, dan bahkan merupakan tumor
primer maligna yang solid dan paling banyak pada anak 30%. Sekitar 75%
kasus tumor ini terjadi pada anak usia kurang 15 tahun. Sedangkan pada orang
dewasa, meduloblastoma sangat jarang yaitu sekitar 1%. Di Amerika Serikat,
insiden tahunan dari tumor ini diperkirakan sekitar 0,5 setiap 100.000 anak.
Tumor ini sebagian besar berasal dari vermis serebelar (75%) yang meluas
hingga ventrikel IV dan dapat mengisi seluruh ventrikel. Sedangkan sekitar
25% terjadi pada bagian lateral serebelum. Pada pemeriksaan fisik, dapat
dijumpai papiledema, nistagmus, dan diplopia akibat paresis nervus IV dan VI.
Selain itu, dapat terjadi ataksia, disdiadukokinesia, hipotonia, dismetria. Pada
bayi, keluhan klinis dapat berupa letargi, irritable, dan dapat terjadi
makrosefali yang progresif dengan fontanella anterior yang membonjol.
Durasi rata-rata gejala sebelum operasi adalah 4-5 bulan yang kemudian akan
secara progresif memburuk setelah onset. Penanganan pada tumor ini dapat
berupa operasi yang dikombinasikan dengan radiasi. Tindakan operasi
pengangkatan diharapkan minimal dilakukan sampai sumbatan saluran likuor
dapat lancer kembali. Radioterapi secara bermakna dapat meningkatkan
five years survival penderita.
Gambaran MRI
Meduloblastoma di
Cerebellum
Gambaran CT-Scan
– potongan korona
di Sinus Sagitalis
1. Hemangioperisitoma