Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Informatika 2015

PENGUKURAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA


DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SELF-DIRECTED LEARNING

Nita Syahputri

Universitas Potensi Utama Jl. Kl Yos Sudarso


Km.6,5 Tanjung Mulia Medan
Nieta20d@gmail.com

Abstrak

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa, meningkatkan
kemandirian belajar mahasiswa, dan mendeskripsikan tanggapan mahasiswa terhadap model self-directed
learning di kelas. Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Sistem Informasi Universitas Potensi Utama yang
melibatkan 7 orang mahasiswa semester genap tahun ajaran 2014/ 2015. Penelitian terdiri dari 2 siklus
tindakan. Data hasil belajar mahasiswa dikumpulkan menggunakan tes dan kontrak belajar. Kemandirian
belajar mahasiswa dan tanggapan mahasiswa dikumpulkan dengan angket kuisioner. Data dianalisis secara
deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dan kemandirian belajar
mahasiswa setelah diterapkan model self-directed learning. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan
respon positif mahasiswa terhadap implementasi model self-directed learning.

Kata kunci: model self-directed learning, hasil belajar, pembelajaran mandiri

PENDAHULUAN 57,7% dari 26 mahasiswa; 51,4% dari 37


mahasiswa; dan 54,9% dari 122 mahasiswa.
Mata kuliah Sistem Basis Data Jurusan Tidak ada mahasiswa yang memperoleh nilai A,
Sistem Informasi ditawarkan di semester II D, dan E.
dengan bobot 4(2) SKS. Mata kuliah ini Berdasarkan hasil observasi terhadap
merupakan mata kuliah pengayaan yang pembelajaran yang berlangsung selama ini
memberikan bekal profesionalisme dan wawasan terungkap beberapa faktor penyebab munculnya
yang luas dalam cakupan Basis Data Inti. Hal ini permasalahan tersebut. Faktor-faktor tersebut
sesuai dengan tujuan perkuliahan Sistem Basis adalah: (1)
Data yaitu agar mahasiswa dapat memahami dosen kurang memberikan otonomi pada
berbagai Data Base yang didalamnya terdapat mahasiswa dalam hal merencanakan
beberapa materi seperti Hirarki Data, Sistem pembelajaran dan menentukan aktivitas
Manajemen Database, Fundamental DBMS, Jenis belajarnya; (2) dalam proses pembelajaran, dosen
Organisasi Database, Administrasi Database, mengabaikan gaya belajar mahasiswa; dan 3)
Keunggulan dan Keterbatasan DBMS dan kemandirian belajar mahasiswa belum
Kepemilikan Database. berkembang secara optimal. Dosen masih
Idealnya setelah perkuliahan, mahasiswa memandang pengkonstruksian pengetahuan dan
memiliki kemampuan untuk mendemontrasikan kemampuan pemecahan masalah pada mahasiswa
pemahamannya dan kemampuan pemecahan dengan cara atau gaya belajar yang sama.
masalah seputar konsep-konsep pada pokok Sehubungan dengan permasalahan
bahasan yang menjadi cakupan SAP (Satuan tersebut di atas, dalam upaya meningkatkan hasil
Acara Perkuliahan). Aktivitas belajar mahasiswa belajar dan kemandirian belajar mahasiswa, perlu
selama menjalani proses perkuliahan yang dapat dikembangkan suatu model pembelajaran yang
diamati dan nilai akhir semester yang dapat mengakomodasi keunikan gaya belajar yang
diperolehnya mencerminkan tingkat kemampuan ada pada diri setiap mahasiswa dalam proses
pemahaman dan pemecahan masalah mahasiswa. pengkonstruksian pengetahuan dan kemampuan
Namun, hasil belajar yang pemecahan masalah. Model tersebut juga
mencerminkan tingkat kemampuan pemahaman memberikan peluang bagi mahasiswa untuk dapat
dan pemecahan masalah mahasiswa belum mengambil inisiatif sendiri dalam mengelola
menunjukkan hasil yang optimal. Hasil belajar belajarnya. Proses belajar yang
yang diperoleh mahasiswa untuk tiga tahun mempertimbangkan keunikan gaya belajar
terakhir menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa mahasiswa dan memberikan otonomi pada
yang memperoleh nilai B lebih besar dari mahasiswa dalam merencanakan pembelajaran,
mahasiswa yang memperoleh nilai C, yaitu: menentukan aktivitas belajar, memonitoring, dan

292
Seminar Nasional Informatika 2015

mengevaluasi hasil belajarnya secara mandiri kontrak belajar, mahasiswa diberikan kebebasan
adalah model self-directed learning. seluas luasnya untuk berkreasi namun harus
Model self-directed learning bertanggung jawab terhadap kontrak belajar yang
memungkinkan mahasiswa dapat mengatur proses mereka telah buat sehingga akan menuju ke
belajar dalam bentuk inisiatif sendiri, pengaturan pembelajaran yang mandiri (self-directed
diri, eksplorasi diri, dan kebebasan belajar untuk learning).
mencapai hasil belajar yang optimal dan Kemandirian belajar (self-directed in
meningkatkan kemandirian belajar. Menurut learning) dapat diartikan sebagai sifat dan sikap
Kwoles (dalam Zulharman, 2008), self-directed serta kemampuan yang dimiliki mahasiswa untuk
learning didefinisikan sebagai suatu proses melakukan kegiatan belajar secara sendirian
dimana seseorang memiliki inisiatif, dengan atau maupun dengan bantuan orang lain melalui
tanpa bantuan orang lain untuk menganalisis motivasinya sendiri untuk menguasai suatu
kebutuhan belajarnya sendiri, merumuskan tujuan kompetensi
belajarnya sendiri, mengidentifikasi sumber- tertentu sehingga dapat digunakannya untuk
sumber belajar, memilih dan melaksanakan memecahkan masalah yang dijumpainya di dunia
strategi belajar yang sesuai serta mengevaluasi nyata (Sunarto, 2008).
hasil belajarnya sendiri. Proses self-directed Berdasarkan uraian di atas, tujuan
learning mencakup apa yang diinginkan dari penelitian ini adalah: (1) meningkatkan hasil
pembelajaran (individual learning needs), belajar mahasiswa Jurusan Sistem Informasi pada
karakteristik belajar (individual learning perkuliahan Sistem Basis Data melalui penerapan
characteristics), dan aktivitas belajar mandiri model self-directed learning; (2) meningkatkan
(self-directed learning activities) untuk mencapai kemandirian belajar bagi mahasiswa Jurusan
learning satisfaction (Read, 2000). Sistem Informasi pada perkuliahan Sistem Basis
Secara garis besar, proses pembelajaran Data melalui penerapan model self-directed
dalam self-directed learning dibagi menjadi tiga learning; dan (3) menampilkan tanggapan
yaitu planning, monitoring, dan evaluating (Song mahasiswa terhadap penerapan model self-
& Hill, 2007). Pada tahap perencanaan, siswa directed learning pada perkuliahan Sistem Basis
merencanakan aktivitas pada tempat dan waktu Data.
dimana siswa merasa nyaman untuk belajar.
Mahasiswa juga merencanakan komponen belajar
yang diinginkan serta menentukan target belajar METODE
yang ingin dicapai, pada tahap monitoring, siswa
mengamati dan mengobservasi pembelajaran Penelitian ini merupakan penelitian
mereka. tindakan kelas (classroom action research) yang
Menurut Hiemstra (dalam Richard, dengan sengaja dilakukan untuk merencanakan,
2007), langkah-langkah self-directed learning melaksanakan kemudian mengamati dampak dari
terbagi menjadi 6 langkah yaitu preplanning, pelaksanaan tindakan tersebut pada subjek
menciptakan lingkungan belajar yang positif, penelitian.
mengembangkan rencana pembelajaran, Penelitian dilaksanakan di Kampus
mengidentifikasi aktivitas pembelajaran yang Universitas Potensi Utama dengan subjek
sesuai, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan penelitian berjumlah 7 orang mahasiswa
monitoring, dan mengevaluasi hasil belajar yang mengambil mata kuliah Sistem Basis Data
individu. Pembelajaran mandiri (self-directed pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.
learning) merupakan pembelajaran yang bersifat Objek sasaran kegiatan yang ditangani dalam
fleksibel namun tetap berorientasi pada planning, penelitian ini adalah hasil belajar, kemandirian
monitoring, dan evaluating bergantung pada belajar, dan tanggapan mahasiswa terhadap
kemampuan penerapan model selft-directed learning.
siswa dalam mengelola pembelajaran sesuai Penelitian tindakan kelas ini
otonomi yang dimilikinya. Pembelajaran mandiri dilaksanakan dalam dua siklus. Penentuan jumlah
menuntut pelajar untuk dapat mengatur siklus didasarkan pada kompetensi
sumbersumber belajar yang ada sesuai dengan dasar yang akan dicapai. Prosedur penelitian
kebutuhan dilaksanakan dengan empat tahapan, yaitu:
dan konteks pembelajaran. perencanaan, pelaksanaan, observasi/evaluasi, dan
Kirkman dkk. (2007) juga refleksi. Jenis data yang diperlukan dan
mendefinisikan kontrak belajar (learning dikumpulkan dalam penelitian ini ditunjukkan
contract) sebagai dokumen tertulis yang pada Tabel 01.
menggambarkan target belajar individu, aktivitas
yang harus dilakukan untuk memenuhi target
tersebut dan kriteria penilaian untuk masing-
masing output aktivitas. Dengan menggunakan

293
Seminar Nasional Informatika 2015

beberapa gambaran permasalahan yang nantinya


Tabel 01. Teknik Pengumpulan Data dan dapat dikembangkan oleh mahasiswa dalam
Instrumen Penelitian pembelajaran.
Jenis Teknik Beberapa contoh permasalahan yang
Instrumen Waktu
No. data Pengump dapat dikembangkan oleh mahasiswa pada siklus
Penelitian
ulan Data
Kemandi Angket di awal siklus I I, yaitu: (1) apa yang dimaksud dengan system
1. rian Angket kemandirian dan di akhir basis data ?; (2) seberapa penting basis data
belajar belajar siklus I dan II dipelajari ?; (3) apa yang dimaksud dengan trigger
Tes akhir di akhir siklus I ?; (4) bagaimana tahapan dalam membuat
Tes dan
Hasil siklus dan siklus II
2.
belajar
kontrak
kontrak setiap
normalisasi data?; dan (5) apa yang dimaksud
belajar dengan DBMS ?Dosen kemudian mendampingi
belajar pertemuan
Tanggap mahasiswa dalam menyusun rencana
an angket di akhir siklus pembelajaran, baik secara mandiri atau
3. Angket
mahasis tanggapan II
wa
berkolaborasi. Rencana pembelajaran yang
disusun mencakup tujuan belajar, sarana belajar,
Data dianalisis secara deskriptif. Hasil target belajar, dan semua kegiatan yang
belajar mahasiswa dianalisis berdasarkan skor berhubungan dengan tujuan belajar. Pada langkah
rata-rata. Kesimpulannya dinyatakan dalam mengidentifikasi aktivitas pembelajaran,
bentuk persentase serta berpedoman pada mahasiswa secara mandiri memilih dan
prosedur Penilaian Acuan Patokan (PAP) dengan mengidentifikasi strategi belajar serta
kriteria keberhasilan yaitu persentase mahasiswa mengidentifikasi aktivitas belajar yang relevan
yang memperoleh nilai A dan B ≥ 80% dan tidak dengan target belajar yang ingin dicapai. Dosen
ada mahasiswa yang memperoleh nilai D dan E. dapat menawarkan aktivitas pembelajaran,
Kemandirian belajar mahasiswa dianalisis keputusan memilih aktivitas belajar yang sesuai
berdasarkan skor rata-rata ( x ), mean ideal (MI), dengan dirinya ada pada mahasiswa itu sendiri.
standar deviasi ideal (SDI) dengan kriteria Selanjutnya, dosen dan mahasiswa menyepakati
keberhasilan yaitu kemandirian belajar mahasiswa kontrak belajar berdasarkan strategi belajar dan
minimal berada pada kategori tinggi. criteria evaluasi yang dipilih. Setelah
Tanggapan mahasiswa terhadap model mengidentifikasi aktivitas pembelajaran,
selfdirected learning dianalisis secara deskriptif. mahasiswa mengimplementasikan strategi belajar
Kesimpulannya dalam bentuk persentase dengan yang telah dipilih.
kriteria keberhasilan yaitu tanggapan mahasiswa Mereka dapat belajar secara individu
dianggap positif apabila mahasiswa yang atau secara berkelompok dalam menyelesaikan
memberikan pernyataan setuju dan sangat setuju permasalahan. Mahasiswa memonitor pekerjaan
≥ 80%. dengan cara mencatat hal-hal yang dianggap
penting serta masalah yang belum terpecahkan
dan juga dapat mengulang sendiri materi yang
dianggap sulit. Dosen mencermati kegiatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran.
Pada langkah mengevalusi hasil belajar,
Hasil
dosen bersama mahasiswa berdiskusi untuk
Penelitian Siklus I
memecahkan masalah yang belum terselesaikan,
Pelaksanaan penelitian siklus I diawali dan dilanjutkan dengan mengkolaborasikan
dengan orientasi model self-directed learning pengetahuan yang diperoleh mahasiswa. Di akhir
yang akan dilaksanakan. Pada kegiatan ini pembelajaran, mahasiswa mengevaluasi kegiatan
disampaikan langkah-langkah pembelajaran, belajar yang telah dilakukan kemudian melakukan
kontrak belajar, dan penilaian hasil belajar. pembenahan terhadap kesalahan dan kekurangan.
Kegiatan pembelajaran di kelas diawali dengan Semua kontrak belajar didokumentasikan untuk
langkah preplanning, yaitu dosen menyampaikan dijadikan bahan refleksi, evaluasi, dan analisis
pokok bahasan dan indikator ketercapaian, terhadap proses pembelajaran.
menampung berbagai masalah yang dihadapi Proses pembelajaran yang telah
mahasiswa pada pembelajaran sebelumnya, dan dikemukakan di atas, secara umum berlangsung
mengingatkan materi sebelumnya yang terkait pada setiap pertemuan tatap muka dari masing-
dengan pokok bahasan yang akan dibelajarkan masing siklus. Beberapa penyempurnaan
melalui pertanyaan lisan. dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada masing-
Dosen berupaya menciptakan lingkungan masing pertemuan. Secara umum, semua proses
belajar yang positif dengan cara membangkitkan pembelajaran siklus I berlangsung kondusif. Hal
motivasi belajar serta menyiapkan mahasiswa ini terlihat dari: (a) mahasiswa aktif dalam proses
untuk belajar. Pada langkah mengembangkan pembelajaran; (b) mahasiswa antusias mengikuti
rencana belajar, dosen memberikan anjuran dan proses pembelajaran; dan (c) mahasiswa cukup

294
Seminar Nasional Informatika 2015

mampu mengembangkan dan memecahkan Tabel 03. Skor Rata-rata Kontrak Belajar dan Tes
permasalahan. Akhir Siklus pada Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi pada akhir No. Jenis Penilaian Skor Rata- Kualifikasi
siklus, sekalipun proses pembelajaran rata
1. Kontrak belajar 80,0 Baik
berlangsung kondusif, tampaknya proses 2. Tes akhir siklus II 80,7 Baik
pembelajaran pada siklus I masih perlu 3. Hasil belajar 80,4 Baik
disempurnakan. Data hasil belajar pada siklus I
diperoleh dari penggabungan hasil tes akhir siklus Tabel 03 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil
I dengan skor kontrak belajar. Berdasarkan hasil belajar siklus II termasuk berkualifikasi baik.
analisis data skor kontrak belajar dan tes akhir Secara umum, skor rata-rata hasil belajar
siklus I diperoleh skor hasil belajar rata-rata dan mahasiswa meningkat dari 74,9 pada siklus 1
kualifikasinya seperti pada Tabel 02. menjadi 80,4 pada siklus II. Pada siklus II, 86%
mahasiswa memperoleh nilai A dan B. Hanya
Tabel 02. Skor Rata-rata Kontrak Belajar, 14% mahasiswa memperoleh nilai C dan tidak
TesAkhir Siklus pada Siklus I ada yang mendapat nilai D dan E. Hasil ini sesuai
Jenis Skor Rata-
No. Kualifikasi dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan
Penilaian rata
Kontrak pada penelitian ini.
1. 76.7 Baik
belajar
Tes akhir
2. 75.8 Baik
siklus I Kemandirian Belajar dan Tanggapan Siswa
3. Hasil belajar 77.6 Baik
Kemandirian belajar mahasiswa yang
dijaring dengan angket mencerminkan
Berdasarkan Tabel 02, skor rata-rata kemampuan mahasiswa dalam mengelola belajar
hasil belajar siklus I termasuk berkualifikasi baik. secara mandiri. Angket ini terdiri dari 25 item.
71% Mahasiswa memperoleh nilai B, namun Aspek yang diukur dalam kemandirian belajar
tidak ada mahasiswa yang memperoleh nilai A. meliputi: pengelolaan
Hanya 29% mahasiswa memperoleh nilai C dan diri (self-management), keinginan untuk belajar
tidak ada yang mendapat nilai D dan E. Hasil ini (desire for learning), dan kontrol diri (self-
belum sesuai dengan kriteria keberhasilan yang control).
telah ditetapkan pada penelitian ini. Hasil analisis skor kemandirian belajar
Dengan mencermati hasil refleksi siklus mahasiswa menunjukkan bahwa skor rata-rata
I, beberapa upaya perbaikan dan penyempurnaan kemandirian belajar mahasiswa di awal siklus I
dilakukan untuk tindakan siklus II, yaitu: (1) (sebelum pelaksanaan tindakan) adalah 81,3 yang
sebelum pelaksanaan tindakan, terlebih dahulu termasuk berkualifikasi cukup tinggi dan skor
diadakan orientasi konsep-konsep esensial; (2) rata-rata kemandirian belajar mahasiswa setelah
memberikan bimbingan pada mahasiswa yang pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah 88,4.
masih kesulitan dalam mengembangkan Peningkatan skor rata-rata kemandirian belajar
permasalahan; dan (3) menanamkan tanggung pada siklus I
jawab terhadap kontrak belajar yang telah sebesar 7,1. Walaupun terjadi peningkatan skor
disepakati dengan cara membantu mahasiswa rata-rata kemandirian belajar pada siklus I, namun
mengidentifikasi aktivitas belajar yang sesuai hasil ini belum sesuai dengan kriteria
dengan gaya belajar mereka. keberhasilan yang telah ditetapkan pada penelitian
ini.
Penelitian Siklus II Pada siklus II, skor rata-rata kemandirian
Proses pembelajaran pada siklus II pada belajar 96,9 yang termasuk berkualifikasi tinggi.
prinsipnya sama dengan pembelajaran pada siklus Hasil ini melampaui kriteria keberhasilan yang
I. Pada siklus II, beberapa contoh permasalahan telah ditetapkan
yang dapat dikembangkan oleh mahasiswa: (1) pada penelitian ini. Peningkatan skor rata-rata
bagimana menetukan primary-key pada suatu kemandirian belajar pada siklus II dibandingkan
tabel ?; (2) dapatkah sebuah tabel dibangun dengan siklus I adalah sebesar 8,5. Angket
dengan tanpa menggunakan primary-key ?; (3) tanggapan mahasiswa terhadap penerapan model
buatlah sebuah ERD dari system informasi self-directed learning terdiri dari 10 item. Angket
perpustakaan ?; (4) buatlah normalisasi data dari ini menjaring pendapat mahasiswa tentang proses
database system informasi perpustakaan ?; dan (5) perkuliahan yang dialami dan dirasakan sendiri
apa yang dimaksud dengan client-server dan apa oleh mahasiswa. Dari hasil analisis skor
yang menjadi keuntungan dari client-server ?. tanggapan mahasiswa, 94% mahasiswa
Berdasarkan analisis data skor kontrak memberikan tanggapan sangat setuju (SS) dan
belajar dan tes akhir siklus pada siklus II setuju (S), 4% mahasiswa memberikan tanggapan
diperoleh skor rata-rata dan kualifikasi seperti kurang setuju (KS), dan 1% mahasiswa
disajikan pada Tabel 03. memberikan tanggapan sangat tidak setuju (STS)

295
Seminar Nasional Informatika 2015

terhadap model self-directed learning yang dibandingkan dengan pada siklus I. Skor rata-rata
diterapkan pada perkuliahan Sistem Basis Data. hasil belajar pada siklus II adalah 80,4 yang
termasuk kualifikasi baik. 86% Mahasiswa
memperoleh nilai A dan B dengan rincian 14%
Pembahasan memperoleh nilai A dan 72% memperoleh nilai
B. 14% Mahasiswa memperoleh nilai C dan tidak
Masalah dalam penelitian ini adalah ada mahasiswa yang memperoleh nilai D dan E.
proses pembelajaran yang diterapkan selama ini Ini berarti, selain terjadi peningkatan skor rata-
mengabaikan gaya belajar yang ada pada setiap rata hasil belajar, juga terjadi peningkatan
mahasiswa sehingga belum berhasil persentase mahasiswa yang memperoleh nilai A
meningkatkan kualitas proses yang pada akhirnya dan B. Jadi, penerapan model self-directed
bermuara pada hasil belajar dan kemandirian learning dapat meningkatkan hasil belajar
belajar yang belum optimal. Setelah melibatkan mahasiswa.
mahasiswa sebagai penentu arah pembelajaran Sebelum pelaksanaan tindakan,
dalam proses pembelajaran, diperoleh skor rata- kemandirian belajar mahasiswa termasuk
rata kontrak belajar dan tes akhir siklus pada berkualifikasi cukup tinggi. Skor rata-rata
siklus I yang berkualifikasi baik. Hal senada juga kemandirian belajar mahasiswa yang dijaring di
ditunjukkan oleh skor rata-rata hasil belajar. awal siklus I adalah 81,3. Penerapan model self-
Walaupun skor rata-rata hasil directed learning dalam proses pembelajaran
belajar pada siklus I berada pada kualifikasi baik, dapat meningkatkan skor rata-rata kemandirian
namun baru 71% mahasiswa memperoleh nilai A belajar mahasiswa pada akhir siklus I dan siklus
dan B, dan tidak ada yang memperoleh nilai D II. Ini berarti, mahasiswa telah memiliki
dan E. Artinya, hasil belajar mahasiswa belum kemampuan sebagai pemegang kendali,
mencapai kriteria keberhasilan yang telah pengambil keputusan atau pengambil inisiatif atas
ditetapkan belajarnya sendiri. Penerapan model self-directed
pada siklus I. Pada siklus I, mahasiswa belum learning memberikan peluang yang besar bagi
melibatkan diri sepenuhnya atau berperan penuh mahasiswa untuk menganalisis kebutuhan
sebagai penentu arah pembelajaran dalam proses belajarnya sendiri, merumuskan tujuan belajar,
pembelajaran. mengidentifikasi sumber-sumber belajar, memilih
Ketidak berhasilan itu disebabkan oleh dan melaksanakan strategi belajar yang sesuai
beberapa faktor, di antaranya: (1) adanya serta mengevaluasi hasil belajarnya sendiri, baik
kesulitan dalam mengembangkan permasalahan; dengan atau tanpa bantuan orang lain.
(2) kesulitan menentukan aktivitas dan strategi Pemberian otonomi kepada mahasiswa
belajar yang sesuai dengan dirinya sehingga dalam mengelola belajarnya dapat menumbuhkan
kontrak belajar selalu berubah yang berdampak atau meningkatkan kemampuan dalam
pada molornya waktu pembelajaran; dan (3) tidak mengendalikan atau mengarahkan belajarnya
terbiasa melakukan monitoring dan mengevaluasi sendiri. Hal ini dapat berdampak pada
diri terhadap kegiatan belajar yang telah berkembangnya kemandirian belajar secara
dilakukan. optimal yang bermuara pada hasil belajar yang
Terhadap beberapa faktor penyebab optimal pula. Jadi, penerapan model self-directed
tersebut, upaya pemecahan dilakukan melalui learning dapat meningkatkan kemandirian
perencanaan siklus II sebagai berikut: (1) sebelum belajar mahasiswa.
pelaksanaan tindakan terlebih dahulu diadakan Pada akhir siklus II, 94% mahasiswa
orientasi konsep-konsep esensial pada materi ajar; memberikan tanggapan positif terhadap tindakan
(2) memberikan bimbingan pada mahasiswa yang yang telah dilakukan. Ini menunjukkan bahwa
masih kesulitan dalam mengembangkan model self-directed learning dapat menciptakan
permasalahan; (3) memberikan beberapa pilihan suasana kondusif selama proses pembelajaran dan
aktivitas dan strategi belajar dan menyerahkan pembelajaran menjadi lebih bermakna.
pemilihan aktivitas dan strategi belajar tersebut
kepada mahasiswa; (4) menanamkan tanggung SIMPULAN
jawab terhadap kontrak belajar yang telah
disepakati; dan (5) menanamkan pentingnya Berdasarkan hasil analisis dan
melakukan monitoring dan mengevaluasi kegiatan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka
belajar yang telah dilakukan sehingga dapat diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut: (1)
melakukan pembenahan terhadap kesalahan dan penerapan model self-directed learning dapat
kekurangan. meningkatkan hasil belajar mahasiswa Jurusan
Setelah beberapa upaya tersebut Sistem Informasi pada perkuliahan Sistem Basis
dilakukan dalam proses pembelajaran, skor rata- Data; (2) penerapan model self-directed learning
rata kontrak belajar dan tes akhir pada siklus II dapat meningkatkan kemandirian belajar
meningkat berturut-turut sebesar 4,9 dan 6,7 mahasiswa Jurusan Sistem Informasi pada

296
Seminar Nasional Informatika 2015

perkuliahan Sistem Basis Data; dan (3) tanggapan Read, J. M. 2000. Training and Developing Self-
mahasiswa terhadap penerapan model self- directed Learning Through Menitoring,
directed learning pada perkuliahan Sistem Basis Coaching other Developmental Activities
Data adalah positif. and Opportunities. (Online),
Beberapa saran diajukan berdasarkan (http://www.sedb.com.sg/index1.htm,
temuan penelitian ini, yaitu: (1) model diakses 2 Desember 2014).
selfdirected learning disarankan untuk diterapkan
Richard, B. R. 2007. Self-directed Learning:
pada mata kuliah lainnya untuk meningkatkan
Aprocess Perspective. International
kualitas proses pembelajaran, (2) dosen
Journal of Self-Directed Learning, 4(1):
disarankan memberikan keleluasan pada
53-64.
mahasiswa sebagai penentu arah pembelajaran,
dan (3) dosen hendaknya mengembangkan Song, L., & Hill, J. R. 2007. A Conceptual Model
permasalahan-permasalahan yang lebih bersifat for Understanding Self-directed Learning
kompleks saat menerapkan model in Online Envirotments. Journal of
self-directed learning. Interctive Online Learning, 6(1): 27-42.
Sunarto. 2008. Kemandirian Belajar. (Online),
DAFTAR RUJUKAN
(http://banjarnegarambs.
wordpress.com/2008/09/10/kemandirian-
Kirkman, S., Coughlin, K. & Kromrey, J. 2007.
belajar-siswa.htm, diakses 15 Desember
Correlates of Satisfaction and Success in
2014).
Selfdirected Learning: Relationships with
School Experience, Course Format, and Zulharman. 2008. Self-directed Learning.
Internet Use. International Journal of Self- (Online),(hhtp://zulharman79.
Directed Learning, 4(1): 39-52. wordpress.com/2008/05/14/self-directed-
learning-sdl-atau-belajar-mandiri. htm,
Pedoman Studi Universitas Pendidikan Ganesha.
diakses 1 Nopember 2014).
2006. Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha.

297

Anda mungkin juga menyukai