Anda di halaman 1dari 8

IESR

Briefing Paper Akses Energi Berkelanjutan

Kata kunci:
Akses energi, bahan bakar bersih, bauran
energi terbarukan, Sustainable Development
Juni 2020 Goal 7

Status Akses Energi Berkelanjutan


di Indonesia 2020
1

Fabby Tumiwa 2
fabby@iesr.or.id

PESAN KUNCI

Kemajuan Sustainable Development


Goal 7 (SDG7) Global
Akses energi global mengalami peningkatan
tetapi laju peningkatan masih belum sesuai
untuk memberikan energi secara terjangkau, Pada bulan Mei 2020, Bank Dunia bersama
merata dan berkelanjutan kepada seluruh beberapa lembaga internasional mengeluarkan
penduduk dunia sesuai target SDG7. laporan Tracking SDG7: The Energy Progress
Report 2020. Laporan yang dikeluarkan secara
Indonesia mencatatatkan kemajuan berarti berkala ini memantau perkembangan dan
dalam pencapaian tiga target utama dalam pencapaian SDG7 (Tujuan Pembangunan
SDG7. Dibandingkan dengan sejumlah negara Berkelanjutan/TPB ke-7) yaitu akses universal
di Asia Tenggara, Indonesia mencatakan laju terhadap energi modern yang terjangkau, handal,
perbaikan akses energi yaitu listrik dan bahan berkelanjutan. SDG7 memiliki 3 + 1 target:
bakar dan teknologi bersih untuk memasak, pertama, akses energi universal yang terdiri dari
energi terbarukan dan efisiensi energi. akses atas listrik (electricity access) dan akses
terhadap bahan bakar bersih untuk memasak
Pencapaian rasio elektrifikasi yang hampir (clean cooking); kedua, peningkatan bauran energi
mencapai 100% harus diikuti dengan perbaikan terbarukan secara substantial; ketiga,
kualitas akses listrik, khususnya untuk melipatgandakan laju peningkatan efisiensi
masyarakat di wilayah perdesaan yang dilayani energi pada 2030; dan keempat, mempromosikan
dengan solusi off-grid atau mini-grid. akses teknologi dan investasi pada energi bersih,
Peningkatan akses bahan bakar bersih untuk dengan fokus pada peningkatan aliran
memasak perlu ditingkatkan. Mengatasi pendanaan publik internasional ke negara
kesenjangan akses bahan bakar bersih di desa berkembang untuk pengembangan energi bersih
dan kota perlu diatasi dengan program yang dan terbarukan.
terencana dan terstruktur.
Laporan ini menunjukan bahwa akses listrik di
Indonesia memiliki bauran energi terbarukan seluruh dunia meningkat pesat dari 83% di 2010
yang cukup tinggi tetapi didominasi oleh menjadi 90% di 2018. Ada tambahan satu miliar
biomassa tradisional. Oleh karena itu perlu orang yang mendapatkan akses listrik selama
4

upaya untuk meningkatkan energi terbarukan periode tersebut. Walaupun demikian, hingga kini
modern untuk pembangkit listrik, transportasi masih ada 789 juta orang tanpa akses listrik, turun
dan pemanas (heating) proses industri. dari 1,2 miliar orang pada 2010. Pada 2016-2018
terjadi peningkatan penyediaan akses listrik
Masih terdapat sejumlah opsi untuk sebesar 136 juta orang/tahun (0,82% per tahun),
meningkatkan kinerja efisiensi energi. Salah meningkat dari 127 juta orang/tahun
satunya adalah peningkatan efisiensi energi di (0,77%/tahun) pada periode 2010-2016. Namun
sektor transportasi. peningkatan ini dinilai belum cukup karena untuk
mencapai target 100% akses pada 2030,
diperlukan laju penambahan 0,87% per tahun. Jika

2
Sebagian besar dari tulisan ini mengacu pada laporan Tracking SDG7: The Energy Progress Report 2020 Status Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia 2020 | 1
Penulis adalah Direktur Eksekutif IESR
Briefing Paper | Institute for Essential Services Reform

laju penambahan sebelum krisis COVID-19 pemanfaatan energi terbarukan pada sektor
berlanjut, maka diperkirakan masih akan pemanasan (heating sector) dan transportasi.
terdapat 620 juta orang tanpa akses listrik pada
2030, dimana 85% di antaranya berada di wilayah Kemajuan dalam efisiensi energi ditilik dari
Afrika. indikator intensitas energi primer global (total
pasokan energi primer dibagi dengan total PDB
Dari 20 negara dengan defisit akses listrik global). Pada 2017 intensitas energi primer global
terbesar, sebagian besar di Afrika dan hanya mencapai 5 Million Joule per US Dollar (MJ/USD),
Myanmar di kawasan Asia Tenggara dengan meningkat 1,7% dibandingkan 2016. Sebagai
akses listrik yang baru mencapai 66%. Hanya perbandingan pada tahun 2010, intensitas energi
delapan dari dua puluh negara tersebut yang primer global mencapai 5,9 MJ/USD. Walaupun
pertumbuhan aksesnya melampaui laju peningkatan ini termasuk terendah sejak 2010
pertumbuhan penduduk, dan dua belas negara terdapat perbaikan peningkatan intensitas energi
lainnya penambahan akses listrik di bawah laju pada kurun waktu 2010-2017 dengan rata-rata
peningkatan penduduk. Hingga 2018 sekitar 35 2,2% yang masih lebih baik dibandingkan periode
juta penduduk mengakses listrik dengan kualitas 1990-2010 dengan rata-rata 1,3%. Untuk
Tier 1+ sebagian besar berasal dari sistem mencapai target SDG7 pada 2030, diperlukan
tersendiri (standalone system) dan mini grid. perbaikan efisiensi energi sebesar 3% per tahun
Sekitar 136 juta yang mendapatkan akses di dari 2017.
bawah Tier 1.
Kinerja Indonesia terhadap pencapaian
Akses bahan bakar bersih dan teknologi bersih SDG7
untuk memasak meningkat dari 56% pada 2010
menjadi 63% pada 2018. Kemajuan ini masih Akses listrik meningkat dan menjangkau
menyisakan 2,8 miliar penduduk tanpa akses daerah-daerah terpencil tetapi tidak semua
bahan bakar bersih untuk memasak. Untuk orang mendapatkan akses listrik dengan kualitas
mencapai target SDG7 maka diperlukan yang sama.
setidaknya pertumbuhan 3% setiap tahun,
selama 2010-2030. Pada kenyataannya laju Secara umum, Indonesia mencatatkan sejumlah
pertumbuhan sejak 2010 hanya sebesar 0,8% per kemajuan berarti dalam pencapaian target SDG7.
tahun bahkan dalam dua tahun terakhir lajunya Untuk akses listrik, Indonesia telah mencapai 99%
melambat. elektrifikasi, di atas rata-rata negara di Asia
Tenggara dan Asia Timur. Indonesia masih lebih
Satu dari 20 negara dengan defisit terbesar baik dari Filipina, sesama negara kepulauan, di
adalah Indonesia. Dari kawasan Asia Tenggara, mana akses listriknya pada 1990 sebesar 64%,
selain Indonesia, ada juga Filipina, Myanmar dan sedikit di atas Indonesia yang baru mencapai 63%.
Vietnam. Dari keseluruhan target SDG7, Pada 2018, akses listrik Filipina baru mencapai
pencapaian target akses bahan bakar bersih 95%. Dalam lima tahun terakhir pemerintah
untuk memasak yang paling tertinggal. Dengan Indonesia berupaya keras untuk menyediakan
perkembangan saat ini, diperkirakan pada 2030 listrik bagi penduduk di daerah tertinggal dan
masih ada 2,3 miliar penduduk yang masih akan terpelosok, terutama di kawasan timur Indonesia.
bergantung pada bahan bakar tradisional yang
kotor dan polutif. Perempuan dan anak adalah Walaupun tingkat elektrifikasi Indonesia hampir
kelompok yang rentan terkena dampak negatif 100%, kualitas akses listrik masih menjadi catatan
terbesar dari aktivitas pengumpulan bahan bakar penting. Tidak semua masyarakat mendapatkan
(kayu) dan memasak dengan biomassa akses listrik dengan kualitas yang seragam. Untuk
tradisional. mencapai target 100% desa berlistrik, sejak 2015
pemerintah menggiatkan pembangunan
Tingkat bauran energi terbarukan dari total pembangkit listrik tersebar skala kecil berbasis
konsumsi energi final (total final energy energi terbarukan yang dikombinasikan dengan
consumption/TFEC) mencapai 17,3% pada 2017 mini grid; dan sejak 2017 hingga 2019
dari 16,3% pada 2010. Pangsa energi terbarukan menyebarkan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi
modern (non-biomassa) meningkat dari 8,6% (LTSHE) ke lebih dari 363 ribu rumah di sejumlah
TFEC pada 2010 menjadi 10,5% TFEC pada 2017. daerah terpencil. Perluasan jaringan listrik juga
Peningkatan terbesar energi terbarukan berasal dilakukan oleh PLN khususnya di wilayah
dari sektor kelistrikan yang mengugguli Indonesia Timur. Selain itu, terdapat juga

Status Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia 2020 | 2


Briefing Brief| Institute
Paper
Policy | Institutefor
forEssential
EssentialServices
ServicesReform
Reform

Gambar 1. Perbandingan akses listrik Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara

sejumlah proyek listrik pedesaan yang didanai menyediakan layanan penerangan secara
oleh lembaga-lembaga yang menjadi mitra terbatas selama rata-rata 10-12 jam dari 4 lampu
pembangunan pemerintah. jenis LED berdaya 3 atau 4-Watt dan pengisian
baterai perangkat telepon seluler. LTSHE
Pada kenyataannya, kapasitas dan layanan listrik dirancang untuk bekerja efektif selama 3 tahun
yang diterima masyarakat berbeda antara satu saja, dan karenanya bukan merupakan solusi
teknologi dengan yang lainnya. Program jangka panjang penyediaan akses listrik.
elektrifikasi sebagian besar masih menyediakan
akses listrik dengan kualitas Tier 1+ dan di bawah Dengan menggunakan konsep multi-tier
Tier 1. Hanya sejumlah kecil layanan listrik yang framework (MTF) untuk mengukur kualitas akses
berkualitas Tier 2 yang lazimnya berasal dari energi secara multidimensional, maka sebagian
pembangkit mikro atau mini-hidro. Kapasitas besar program elektrifikasi perdesaan di
PLTS dan battery yang terbatas hanya mampu Indonesia baru mencapai Tier 1 dan Tier 2.
memasok listrik rata-rata 10-12 jam per hari, Sedangkan masyarakat yang mendapatkan aliran
dengan daya tersambung setiap rumah 100 Watt listrik dari PLN terutama di kota, sebagian besar
(AC). Sedangkan solusi Lampu Tenaga Surya mendapatkan akses listrik dengan kualitas Tier-4,
Hemat Energi (LTSHE) atau teknologi Solar Home bahkan Tier-5. Kajian empirik yang dilakukan oleh
System (SHS) yang disebarkan pada 2017 sampai IESR pada 2019 memberikan temuan dan
2019 kepada 1,6 – 1,7 juta penduduk, hanya kesimpulan serupa.

Tabel 1. Kualitas akses listrik berdasarkan Multi-tier Framework (MTF)

Tingkat daya Contoh perangkat elektronik yang dapat dipakai Kualitas (tier)

Daya sangat rendah Penerangan, telepon genggam, radio Tier 1


(3 - 49 W)

Daya rendah Penerangan dengan banyak titik, komputer, televisi, Tier 2


(50 - 199 W) printer, kipas angin

Daya menengah Lemari pendingin, pemroses makanan, pompa air, Tier 3


(200 - 799 W) penanak nasi, freezer

5 Daya tinggi Mesin cuci, setrika, toaster, microwave,


(800 - 1.999 W) pengering rambut Tier 4

Daya sangat tinggi Penyejuk/pemanas ruangan, vacuum cleaner,


Tier 5
(di atas 2000 W) pemanas air, kompor listrik

Status Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia 2020 | 3


Briefing Paper | Institute for Essential Services Reform

Perbedaan kualitas akses ini dapat Dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya,
mempengaruhi manfaat dan efektivitas akses Indonesia memiliki tingkat akses atas bahan bakar
listrik yang diterima masyarakat. Ketersediaan bersih untuk memasak yang cukup tinggi.
listrik di desa berhubungan erat dengan aktivitas Indonesia juga mencatatkan pertumbuhan
produktif dan kesempatan ekonomi yang penggunaan energi modern untuk memasak
diciptakan. Perbaikan kualitas akses listrik desa, sebanyak ~73% dari 2000 sampai 2018. Pada
yang bukan sekedar ketersambungan dan 2007, seiring dengan meningkatnya harga bahan
penerangan saja perlu menjadi perhatian bakar minyak (BBM) yang memicu pembengkakan
pemerintah, terutama dalam penyediaan listrik di subsidi energi, pemerintah Indonesia
daerah-daerah tertinggal. Kualitas akses yang melaksanakan program konversi BBM ke LPG.
ditandai dengan kecukupan untuk memenuhi Lebih dari 50 juta rumah tangga mendapatkan
kebutuhan listrik di luar penerangan perlu kompor gas dan tabung LPG 3 kg. Selain itu
dikedepankan. Paradigma akses energi untuk pemerintah juga meningkatkan akses bahan
pembangunan manusia perlu diprioritaskan bakar gas alam melalui pipa untuk penduduk
dalam perencanaan dan penerapan program dan perkotaan. Sampai 2018 terdapat lebih dari 486
tidak sekedar mengejar rasio kelistrikan. ribu rumah yang tersambung dengan jaringan gas
kota. Berbagai program ini menyebabkan rasio
Dibandingkan dengan negara lain di ASEAN, penduduk yang memiliki akses terhadap bahan
tingkat akses penduduk Indonesia terhadap bakar bersih untuk memasak mencapai 79-80%
bahan bakar bersih untuk memasak cukup pada 2018.
tinggi tetapi pada saat yang sama jumlah
populasi yang belum memiliki akses juga cukup Tantangan Indonesia adalah mendorong
besar, khususnya penduduk perdesaan. pemerataan akses bahan bakar bersih untuk
memasak dan menutup kesenjangan antara
Pada rentang 2014-2018 diperkirakan masih ada masyarakat desa dan kota. Sebanyak 91%
74 juta penduduk Indonesia tanpa akses bahan penduduk perkotaan Indonesia memasak dengan
bakar bersih untuk memasak. Mereka masih bahan bakar yang lebih bersih dibandingkan
bergantung pada biomassa tradisional dan dengan 64% penduduk perdesaan. Total
teknologi tungku sederhana. Situasi ini penduduk Indonesia yang belum memiliki akses
menempatkan Indonesia di peringkat ke-8 bahan bakar bersih sebanyak 51 juta, yang mana
negara yang memiliki penduduk tanpa akses 13 juta berada di perkotaan dan sebanyak 38 juta
bahan bakar dan teknologi bersih untuk di pedesaan.
memasak.

Gambar 2. Dua puluh negara dengan jumlah penduduk terbesar tanpa akses bahan bakar
dan teknologi bersih untuk memasak

Status Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia 2020 | 4


Briefing Paper | Institute for Essential Services Reform

Selain itu, perbedaan kualitas memasak juga Strategis Direktorat Jenderal EBTKE 2020-2024,
menunjukan kesenjangan. Kajian IESR di dua tidak ditemukan program pengembangan bahan
provinsi, NTB dan NTT, menemukan masih bakar bersih untuk memasak untuk pedesaan.
terdapat persentase yang cukup tinggi untuk Ketiadaan strategi dan program yang terencana
masyarakat yang menggunakan biomassa berpotensi membuat Indonesia gagal mencapai
tradisional untuk memasak, khususnya di NTT. target akses bahan bakar bersih untuk memasak.
Untuk kelompok masyarakat tersebut, kualitas
akses bahan bakar untuk memasak berada di Bauran energi terbarukan pada Total Konsumsi
tingkat Tier 0 sampai Tier 3. Kualitas yang lebih Energi Akhir (Total Final Energy Consumption)
baik dinikmati oleh penduduk desa yang Indonesia masih tertinggi dibandingkan dengan
memasak dengan menggunakan bahan bakar negara-negara lain di ASEAN tetapi mayoritas
gas (LPG). Di NTB, pada desa yang diamati, berasal dari biomassa tradisional.
pengguna kompor biomassa yang seluruhnya
perempuan menghabiskan lebih dari 7 jam Pada 2017, energi terbarukan menyumbang 35%
dalam seminggu untuk mengumpulkan kayu dari total konsumsi energi final di Indonesia yang
bakar. Hal yang sama juga terjadi di NTT. mencakup energi listrik, transportasi, dan
pemanasan (heating). Jumlah ini jauh lebih tinggi
Kesenjangan jenis bahan bakar dan kualitas dari rata-rata global yang baru mencapai 17,3%.
akses energi untuk memasak antara pedesaan Walaupun demikian, Indonesia bukanlah yang
dan perkotaan seharusnya menjadi perhatian tertinggi di ASEAN. Di atas Indonesia masih ada
serius. Hingga saat ini, strategi perluasan akses Myanmar dan Laos, masing-masing dengan
bahan bakar bersih belum dimiliki oleh bauran energi terbarukan sebesar 60,6% dan
pemerintah. Dalam rencana aksi Rencana Umum 45,9%. Dibandingkan dengan 2010, persentase
Energi Nasional (RUEN), terdapat rencana untuk energi terbarukan hampir di seluruh negara
pembangunan biodigester skala kecil untuk 1,7 ASEAN menunjukan trend penurunan. Pada 2010
juta rumah sebagai bagian dari strategi energi terbarukan berkontribusi hingga 45,6%.
diversifikasi bahan bakar. Namun dalam RPJMN Satu-satunya negara di ASEAN yang menunjukan
2020-2024, program penyediaan akses bahan kenaikan pada kurun waktu 2010-2017 adalah
bakar bersih bertumpu pada pengembangan Thailand, dari 22% pada 2010 menjadi 22,7% pada
jaringan gas kota (jargas) yang direncanakan 2017.
mencapai 4 juta sambungan pada 2024. Program
ini menyasar rumah tangga dan UKM di kota, Walaupun bauran energi terbarukan di Indonesia
ketimbang di desa. Adapun dalam Rencana terlihat tinggi, namun komposisi terbesar

Gambar 3. Bauran energi terbarukan dalam total konsumsi energi akhir


di negara-negara Asia Tenggara sepanjang 2000-2017

Status Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia 2020 | 5


Briefing Paper | Institute for Essential Services Reform

Gambar 4. Kontribusi energi terbarukan terhadap Total Konsumsi Energi Akhir


di 20 negara pengguna energi terbesar, 2010-2017

disumbangkan oleh biomassa tradisional gas dan batubara. Pada 2018, harga listrik
(Gambar 4). Dari 35% bauran energi terbarukan, rata-rata dari lelang pembangkit surya (PLTS) dan
energi terbarukan modern (non-biomasa) hanya angin (PLTB) masing-masing sebesar USD
sekitar 7%. Jika dibandingkan dengan Tiongkok 60/MWh dan USD 50/MWh.
yang hanya memiliki bauran energi terbarukan
12%, lebih rendah dari Indonesia, namun Walaupun memiliki potensi surya dan angin yang
kontribusi energi terbarukan modern mencapai cukup besar dan dapat dikembangkan secara
9%. Konsumsi listrik dari energi terbarukan di komersial, Indonesia masih tertinggal
Indonesia pada 2017 sebesar 11%, sedangkan dibandingkan sejumlah negara di ASEAN dalam
untuk panas (heating), energi terbarukan pengembangan dua sumber energi terbarukan
berkontribusi sekitar 32%, di mana 48% di ini. Pada 2018, kapasitas pembangkit surya baru
antaranya berasal dari biomassa tradisional. Di mencapai 150 MW dan 75 MW untuk pembangkit
sektor transportasi, energi terbarukan yang listrik tenaga angin skala besar. Untuk
mayoritas berasal dari bahan bakar nabati memaksimalkan potensi sumber daya, kemajuan
menyumbang 3,8%. Persentase ini meningkat 3 teknologi dan harga teknologi yang semakin
kali lipat dibandingkan dengan 2012. kompetitif, pemerintah dan PLN harus memulai
pengadaan PLTS dan PLTB skala utilitas (skala
Dibandingkan dengan sejumlah negara G20, besar) dengan menggunakan metode lelang
Indonesia relatif tertinggal untuk konsumsi listrik untuk mendapatkan teknologi dan harga listrik
dari energi terbarukan di sektor transportasi, terbaik.
baik untuk kendaraan penumpang, maupun
kereta api. Di sejumlah negara, penggunaan Terdapat kemajuan pesat dalam peningkatan
bahan bakar nabati untuk aviasi (transportasi efisiensi energi. Intensitas energi membaik
udara) sudah terjadi, tetapi fenomena ini belum dalam dua dekade terakhir tetapi laju
terlihat di Indonesia. Sejauh ini pemanfaatan perbaikannya melambat dalam beberapa tahun
bahan bakar nabati dalam bentuk biodiesel terakhir.
untuk transportasi darat, industri dan
pembangkit listrik. Indonesia berhasil menurunkan intensitas energi
dari 5,2 MJ/USD pada tahun 2000 menjadi 3,5
Di sektor pembangkit listrik, teknologi listrik MJ/USD pada 2017. Dibandingkan dengan
tenaga surya dan tenaga angin mendominasi Malaysia, Filipina, dan Thailand yang memiliki
penambahan kapasitas pembangkit energi intensitas energi dengan tingkat yang hampir
terbarukan global. Penerapan teknologi ini serupa pada 2000, penurunan intensitas energi
dengan mekanisme lelang (auction) telah yang dilakukan Indonesia cukup cepat, termasuk
menghasilkan harga listrik yang kompetitif, bila dibandingkan dengan negara-negara
bahkan di bawah harga listrik dari pembangkit emerging economies. Penurunan ini membuat

Status Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia 2020 | 6


Briefing Paper | Institute for Essential Services Reform

Gambar 5. Intensitas energi negara-negara ASEAN, 2000-2017

Indonesia menjadi negara dengan intensitas 2030 (IEA, 2020). Dengan memperbaiki tingkat
energi terendah di Asia Tenggara, sedikit di atas efisiensi energi, pertumbuhan ekonomi Indonesia
Singapura. Capaian tingkat intensitas energi diharapkan lebih tinggi dan lebih efisien di masa
Indonesia saat ini sudah sesuai dengan target depan.
SDG 7.3.
Terdapat ruang perbaikan untuk memperkuat
Laju penurunan intensitas energi pada kurun pencapaian target SDG7. Pandemi COVID-19
waktu 2000-2009 mencapai 20% atau sekitar 2% memberikan kesempatan untuk memperbaiki
per tahun, sedangkan pada 2010-2017, rata-rata kualitas akses kelistrikan dan meningkatkan
penurunan masih sama dengan periode bauran energi terbarukan secara drastis melalui
sebelumnya. Namun jika dilihat pada periode stimulus untuk mendukung pemulihan ekonomi
2014-2017, mulai terjadi perlambatan yang berkelanjutan.
dibandingkan dengan laju penurunan di periode
2010-2017. Pada periode tersebut penurunan Indonesia mencatatkan perkembangan yang
intensitas energi rata-rata sebesar 1,3%. Di cukup baik dalam mencapai target-target SDG7
tingkat global, pada tahun 2017 intensitas energi dibandingkan negara lain. Walaupun demikian,
membaik sebesar 1,7% dibandingkan dengan masih terdapat sejumlah ruang perbaikan melalui
tahun 2016. Sebagai perbandingan untuk peningkatan kebijakan dan aksi. Perbaikan
mencapai target SDG7, diperlukan laju kualitas akses listrik perlu mendapat perhatian
penurunan intensitas energi rata-rata 3% pada pemerintah. Untuk itu, pemerintah perlu segera
2020-2030. menetapkan standar penyediaan listrik
perdesaan, yang mengacu kepada multi-tier
Walaupun saat ini intensitas energi Indonesia framework (MTF). Ketersediaan energi, selain dari
merupakan salah satu yang terendah di Asia aspek keterjangkauan, juga perlu memperhatikan
Tenggara dan di dunia, tetapi perbaikan dampak. Penyediaan listrik untuk penduduk
intensitas energi masih dimungkinkan dari perdesaan memiliki dimensi yang berbeda
sejumlah sektor, misalnya perbaikan pada dengan penyediaan listrik di perkotaan.
efisiensi peralatan listrik rumah tangga dan Penyediaan listrik pedesaan perlu
efisiensi energi di sektor industri dan komersial memperhatikan kecukupan dan ketersediaan
yang dapat memangkas kebutuhan pembangkit untuk memicu berkembangnya aktivitas
listrik baru sebesar 10 GW pada 2030 (McNeil, produktif dan aktivitas penunjang pembangunan
2019). Demikian juga pada sektor transportasi, lainnya. Penyediaan listrik perdesaan minimal
peningkatan standar bahan bakar untuk heavy memenuhi standar Tier-3, dan secara bertahap
duty vehicle (HDV) berpotensi menghemat dikembangkan untuk mencapai standar Tier-4.
kebutuhan energi 75 PJ atau 17,9 juta toe pada Peningkatan standar ini memerlukan investasi

Status Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia 2020 | 7


Briefing Paper | Institute for Essential Services Reform

pada teknologi yang lebih handal dan lebih dapat menggunakan anggarannya untuk
kompleks, serta pengelolaan dan operasi sistem mengembangkan instrumen penjaminan dan
yang rutin dan lebih profesional. stimulus investasi untuk mengurangi risiko
investasi proyek energi terbarukan. Salah satunya
Seiring dengan berakhirnya masa pakai LTSHE adalah dengan menyediakan lahan yang dapat
yang dirancang untuk beroperasi selama 3 tahun, dipergunakan oleh pengembang listrik PLTS dan
terdapat 1,4-1,5 juta orang yang berpotensi PLTB selama waktu tertentu, ditambah dengan
kehilangan akses listrik dalam 2-3 tahun jaminan akses pembangkit pada jaringan.
mendatang. Hal ini dapat terjadi jika tidak ada
program untuk menggantikan teknologi tersebut, Pemerintah juga dapat menggunakan dana
misalnya melalui solusi off-grid seperti solar stimulus untuk memasang PLTS dengan kapasitas
home system (SHS) >50 Wp, mini-grid berbasis 1 kWp di rumah-rumah warga yang sebelumnya
pembangkit energi terbarukan atau hybrid, atau dipasangkan LTSHE dan yang akan segera
melalui perluasan jaringan listrik. Revitalisasi dan mendapatkan akses jaringan listrik PLN. Untuk
perbaikan pengelolaan operasi kawasan atau desa yang belum mendapatkan
pembangkit-pembangkit energi terbarukan di jaringan listrik dalam tiga tahun mendatang dapat
desa yang pernah dibagun sebelumnya juga menggunakan solusi PLTS atap atau SHS dengan
perlu dilakukan untuk menjamin masyarakat battery dengan kualitas standar Tier 2.
tidak kehilangan akses listrik. Hal ini Pemasangan PLTS ini mampu meningkatkan
membutuhkan identifikasi status dan kondisi ketersediaan pasokan listrik yang kemudian dapat
pembangkit-pembangkit energi terbarukan yang digunakan masyarakat untuk berbagai aktivitas
pernah dibangun, serta kinerja dari pembangkit produktif. PLTS atap yang tersambung dengan
tersebut. jaringan listrik dapat memperbaiki kualitas
layanan PLN di daerah-daerah terpencil, serta
Akses bahan bakar bersih untuk memasak menurunkan biaya pembangkitan listrik untuk
memerlukan perhatian yang serius dan tindakan wilayah yang bergantung pada pembangkit listrik
yang cepat. Kesenjangan tingkat akses dan tenaga diesel (PLTD). Penugasan pemerintah,
kualitas bahan bakar untuk memasak antara koordinasi perencanaan, serta keterlibatan
desa dan kota menyebabkan meningkatnya pemerintah daerah diperlukan untuk memastikan
risiko kesehatan bagi perempuan dan anak-anak efektivitas dari program ini.
di desa yang masih memasak dengan bahan
bakar biomassa tradisional dan teknologi
memasak yang kurang efisien. Seiring dengan REFERENSI
perluasan akses kelistrikan, pemerintah secara ESMAP dan Sustainable Energy for All (2015). Beyond
bertahap dapat mendorong penggunaan kompor Connection: Energy Access Redefined, World Bank,
Washington D.C. Dapat diunduh di
listrik. Pilihan lain adalah menghidupkan kembali https://openknowledge.worldbank.org/bitstream/han
program Tungku Sehat Hemat Energi (TSHE) dle/10986/24368/Beyond0connect0d000technical0rep
ort.pdf?sequence=1&isAllowed=y
untuk masyarakat yang masih memilih
menggunakan biomassa, dengan meningkatkan IEA, IRENA, UNSD, World Bank, WHO (2020). Tracking
SDG 7: The Energy Progress Report 2020, World Bank,
cakupan program dan memperbaiki rantai pasok Washington D.C. Dapat diunduh di
serta penyedia teknologi yang menjangkau lebih https://trackingsdg7.esmap.org/downloads
banyak wilayah di Indonesia. Selain itu, perluasan IESR (2019): Beyond Connections: Meningkatkan
distribusi kompor dan LPG untuk rumah tangga Kualitas Akses Energi di Indonesia, IESR, Jakarta. Dapat
miskin juga dapat dilakukan, khususnya di diunduh di
http://iesr.or.id/pustaka/beyond-connections-meningk
Indonesia bagian timur. atkan-kualitas-akses-energi-di-indonesia/

Tumiwa, Fabby (2020). Tinjauan Perkembangan


Peningkatan bauran energi terbarukan dalam Efisiensi Energi di Indonesia: Perkembangan dan
konsumsi energi akhir dilakukan dengan Tantangannya, presentasi 12 Mei 2020.
mendorong pengembangan pembangkit energi McNeil, Michael A., et al (2019): Forecasting Indonesia’s
terbarukan skala besar (utility scale). Pemerintah Electricity Load through 2030 and peak demand
reductions for appliance and lightning efficiency,
dapat merancang strategi pemulihan ekonomi Energy for Sustainable Development Vol. 49, April
pasca-COVID-19 dengan memberikan stimulus 2019, pp. 65-77
pengembangan PLTS dan PLTB skala besar IEA (2017). Energy Efficiency 2017: Efisiensi Energi di
melalui metode lelang (auction). Pemerintah Indonesia, IEA, Paris

IESR adalah think-tank di bidang energi dan lingkungan. IESR Jalan Tebet Barat Dalam VIII No. 20

IESR
Institute for
mendorong transformasi menuju sistem
berkelanjutan dengan melakukan advokasi kebijakan
publik yang bertumpu pada kajian berbasis data dan
energi Jakarta Selatan 12810 | Indonesia
T: +62 21 2232 3069
F: +62 21 8317 073
Essential Services saintifik, melakukan asistensi dan pengembangan iesr.id iesr
kapasitas, serta membangun kemitraan strategis dengan
Reform www.iesr.or.id
aktor-aktor non-pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai