Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN KEWERNAGAAN

“Pancasila Sebagai Dasar Negara”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2 :

1. MOAMAR GUNTUR ( F 221 17 119 )


2. HAFIDA RIZKY MIRANTI ( F 221 17 069 )
3. DINI FRIDAYANTI ( F 221 17 075 )
4. PUTRI INDAR DEWI ( F 221 17 073 )
5. ANDI FAIDILAH ( F 221 17 112 )
6. ALDI PRIMA PUTRA ( F 221 17 091 )
7. MAS’UD AHMAD ( F 221 17 108 )
8. M. TAKBIR FITRAH U ( F 221 17 068 )
9. MUH. SYUKRAN ( F 221 17 094 )
10. OKLIN OENTOWE A. ( F 221 17 104 )
11. KHAIRUNNISA ( F 221 17 067 )
12. HASBULLA HALIM ( F 221 17 061 )
13. JESICCA INDRIANI ( F 221 17
14. ANDI ZULKIFLI ( F 221 13
15. IAN IKSANUL ( F 221 11

PRODI S1 ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO

2017 / 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Alllah SWT, karena dengan rahmat-Nya kami
dapat menyusun makalah tugas ‘’Pancasila Sebagai Dasar Negara’’ untuk mata kuliah
Pancasila dan PKN.

Kami juga menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu kami berharap saran dan kritik untuk membangun kesempurnaan makalah ini.
Penyelesaian ini berkat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini kami
menghaturkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Pancasila dan PKN yang telah
memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
sebaik-baiknya.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami mengharap makalah kami dapat
menjadi referensi untuk teman-teman semua khususnya jurusan Teknik Arsitektur.

Palu, 21 September 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................................2
C. Rumusan Masalah....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Dasar Negara.........................................................................................3


B. Sejarah Pancasila.....................................................................................................3
C. Pancasila Sebagai Dasar Negara..............................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................11

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang mempunyai dasar Negara yaitu pancasila yang
memiliki  sebuah arti penting memiliki ideologi. Setiap bangsa dan negara ingin
berdiri kokoh, tidak mudah terombang-ambing oleh kerasnya persoalan hidup
berbangsa dan bernegara.Tidak terkecuali negara Indonesia. Negara yang ingin berdiri
kokoh dan kuat, perlu memiliki ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu,
maka bangsa dan negara akan rapuh. Di era yang serba modern ini, makna pancasila
sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia sedikit dilupakan oleh sebagian rakyat
Indonesia dan digantikan oleh perkembangan tekhnologi yang sangat canggih.
Sejarah  telah  mengungkapkan  bahwa  Pancasila  adalah  jiwa  seluruh rakyat
Indonesia,  yang memberi  kekuatan  hidup  kepada  bangsa  Indonesia  serta
membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam
masyarakat  Indonesia  yang  adil  dan  makmur. Bahwasanya  Pancasila  yang  telah
diterima  dan  ditetapkan  sebagai  dasar  negara  seperti tercantum  dalam Makalah
Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia | Politeknik Negeri Malang
pembukaan  Undang-Undang  Dasar  1945  merupakan kepribadian dan
pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan  kesaktiannya,
sehingga  tak  ada  satu kekuatan  manapun  juga  yang  mampu  memisahkan
Pancasila  dari  kehidupan  bangsa,Indonesia.
Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena dalam
masingmasing sila tidak bisa di tukar tempat atau dipindah. Bagi bangsa Indonesia,
pancasila merupakan  pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia. Mempelajari
Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang memiliki
jati diri dan harus diwijudkan dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk menunjukkan
identitas bangsa yang lebih bermatabat dan berbudaya tinggi. Untuk itulah diharapkan
dapat menjelaskan Pancasila sebagai ideologi negara, menguraikan nilai-nilai
Pancasila sebagai ideologi negara dan karakteristik Pancasila sebagai ideologi negara.
Pengetahuan ideologi mempunyai arti tentang gagasan-gagasan. Ideologi secara
fungsional merupakan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang
masyarakat dan negara yang dianggap baik.

3
Ciri-ciri ideologi pancasila merupakan ideologi yang membedakan dengan
ideologi yang lainnya. Ciri-ciri tersebut yang pertama adalah Tuhan Yang Maha Esa
yang berarti pengakuan bangsa Indonesia terhadap Tuhan sebagai pencipta dunia
dengan segala isinya.Kedua adalah penghargaan kepada sesama umat manusia, suku
bangsa dan bahasanya sesuai dengan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Ketiga
adalah bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa, keempat adalah bahwa
kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan bernegara berdasarkan atas sistem
demokrasi. Makalah ini juga dapat dijadikan bekal keterampilan agar dapat
menganalisis dan bersikap kristis terhadap para petinggi negara yang menyimpang
dari Ideologi bangsa dan negara Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan ulasan singkat latar belakang di atas, maka dapat
disusunlah rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu dasar negara ?
2. Bagaimana pancasila terbentuk ?
3. Apa esensi pancasila sebagai dasar negara ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:
1. Untuk mengetahui apa itu dasar negara,
2. Untuk mengetahui bagaimana asal mula sejarah sampai pancasila terbentuk, dan
3. Untuk mengetahui esensi pancasila sebagai dasar negara.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dasar Negara


Sesuai dengan pengertian paham organisme tentang negara, yakni negara adalah
sesuatu yang hidup, tumbuh,mekar dan dapat mati atau lenyap, maka pengertian dasar
negara meliputi arti sebagai berikut :
a. Basis atau  fundament negara
b. Tujuan yang menentukan arah  negara
c. Pedoman yang menentukan cara bagaimana negara itu menjalankan fungsi-
fungsinya dalam mencapai tujuan itu.
            Istilah presiden soekarno ialah “ dasar statis” dan “Leitsatar dinamis” di kutip
sebagai berikut : “ . . .  bahwa bagi Republik Indonesia, kita memerlukan satu dasar
yang bisa menjadi dalam statis dan yang bisa menjadi Leitstar dinamis. Leitstar,
bintang pimpinan”

B. Sejarah Pancasila
Sejarah pembentukan pancasila erat kaitannya dengan Perjuangan bersenjata
bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah, dalam hal ini Belanda dan jepang.
Penjajahan Belanda usai pada 8 Maret 1942, Sejak itu Indonesia diduduki oleh
Jepang. Namun Jepang tidak lama melakukan pendudukan di Indonesia. Karena Sejak
tahun 1944, tentara Jepang mulai kesulitan dalam menghadapi tentara Sekutu. Untuk
mendapat simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam melawan
tentara Sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada rakyat indonesia. Janji
ini diucapkan pada tanggal 7 September 1944 oleh Perdana Menteri Kaiso.

Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang
memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji
kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar
Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura)

Dalam maklumat tersebut juga dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik


Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas BPUPKI
adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya diberikan kepada
pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia.

5
Keanggotaan BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan
mengadakan sidang pertama BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni
1945. Dalam sidang pertama ini yang dibicarakan khusus mengenai calon dasar
negara untuk bangsa Indonesia setelah merdeka nanti. Pada sidang pertama Ir.
Soekarno dan Muhammad Yamin mengusulkan calon dasar negara untuk Indonesia
merdeka. 

1. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)


Muhammad Yamin memberikan usul mengenai dasar negara secara lisan yang
terdiri atas lima hal, yaitu:
1. Peri kebangsaan
2. Peri ke manusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejateraan rakyat

Selain itu Muhammad Yamin juga memberikan usul secara tertulis yang
juga terdiri dari lima hal, yaitu:
1. Ketuhanan yang maha esa
2. Persatuuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradap
4. Kerakyatan dan dipimpin oleh hikmat kebbijaksaaan dalam pemusyawaratan /
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

2. Bung Karno (1 Juni 1945)


Pada Tanggal 1 Juni 1945 Bung Karno (Ir. Soekarno) di depan Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
mengusulkan calon dasar negara yang terdiri dari lima asas, oleh bung karno
kelima asas tersebut diberi nama Pancasila, inilah awal terbentuknya dasar
negara Pancasila, yang kemudian pada tanggal tersebut dikenang sebagai hari
lahirnya Pancasila. 1 Juni menjadi tanggal yang sangat penting, karena di situlah

6
Pancasila telah lahir, dan inilah hari lahir dasar negara Indonesia. berikut kelima
asas yang diusulkan Bung Karno sebagai calon dasar negara:
1. Nasionalisme (kebangsaan Indonesia)
2. Internasionalisme (perikemanusiaan)
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejateraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Kelima hal tersebut oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Kemudian
Bung Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi
Trisila, yaitu:
1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3. Ketuhanan

Selesai sidang 1 BPUPKI, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI
sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung
usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan dalam sidang pleno
BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis
paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945. Adapun anggota panitia kecil
ini terdiri dari 8 orang, yaitu:

1. Mr. Muh. Yamin


2. Ir. Soekarno
3. K.H. Wachid Hasjim
4. Ki Bagus Hadikusumo
5. M. Sutardjo Kartohadikusumo
6. R. Otto Iskandar Dinata
7. Mr. A.A. Maramis
8. Drs. Muh. Hatta

Kemudian Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara


Panitia Kecil, dengan para anggota BPUPKI yang berada (berasal) di Jakarta.
Hasil yang dapat dicapai antara lain adalah dibentuknya sebuah Panitia Kecil

7
Penyelidik Usul-Usul / Perumus Dasar Negara, yang terdiri atas sembilan orang,
yaitu:
1. Mr. Muh. Yamin
2. Ir. Soekarno
3. Mr. A.A. Maramis
4. Drs. Muh. Hatta
5. K.H. Wachid Hasyim
6. Mr. Ahmad Subardjo
7. Abikusno Tjokrosujoso
8. Abdul Kahar Muzakkir
9. H. Agus Salim
Panitia Kecil yang beranggotakan 9 orang ini pada tanggal tersebut juga
melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar, yang
kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta”.

Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-14 juli 1945, Agenda sidang


BPUPKI kali ini membahas tentang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
kewarganegaraan Indonesia, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan
keuangan, pembelaan negara, serta pendidengajaran. Pada persidangan BPUPKI yang
kedua ini, anggota BPUPKI dibagi-bagi dalam panitia-panitia kecil. Panitia-panitia
kecil yang terbentuk itu antara lain adalah: Panitia Pembelaan Tanah Air (diketuai
oleh Raden Abikusno Tjokrosoejoso),  Panitia Perancang Undang-Undang Dasar
(diketuai oleh Ir. Soekarno) dan Panitia Ekonomi dan Keuangan (diketuai oleh Drs.
Mohammad Hatta).

Kemudian Pada tanggal 9 Agustus dibentuk PPKI (Panitia Persiapan


Kemerdekaan Indonesia) yang menggantikan BPUPKI. Pada tanggal 15 Agustus 1945
Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, dan sejak saat itu Indonesia kosong dari
kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan oleh para pemimpin bangsa Indonesia,
yaitu dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus
1945. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI menggelar sidang, dengan acara
utama memilih Presiden dan Wakil Presiden dan mengesahkan rancangan Hukum
Dasar dengan preambulnya (Pembukaannya).

8
Untuk pengesahan Pembukaan (Preambul), terjadi proses yang cukup
panjang. Sebelum mengesahkan Preambul (pembukaan), Bung Hatta terlebih dahulu
mengemukakan bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, sesaat setelah
Proklamasi Kemerdekaan, ada utusan dari Indonesia bagian Timur yang
menemuinya. 

Inti dari pertemuan tersebut adalah, rakyat Indonesia bagian Timur


mengusulkan agar pada alinea keempat preambul, di belakang kata "ketuhanan" yang
berbunyi "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya"
dihapus. Jika tidak maka rakyat Indonesia bagian Timur lebih baik memisahkan diri
dari Indonesia yang baru saja diproklamasikan, hal tersebut karena mayoritas
penduduk di indonesia bagian timur beragama non-muslim.

Usul kemudian disampaikan oleh Muh. Hatta pada sidang pleno PPKI,
khususnya kepada para anggota tokoh-tokoh Islam, antara lain kepada KH. Wakhid
Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo dan Teuku Muh. Hasan. Muh. Hatta kemudian
berusaha meyakinkan tokoh Islam, demi persatuan dan kesatuan bangsa indonesia.

Setelah dilakukan Musyarah dan Mufakat serta Oleh karena pendekatan yang
intens dan demi persatuan dan kesatuan, akhirnya dihapuslah kata "dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" di belakang kata Ketuhanan
dan diganti dengan "Yang Maha Esa".

C. Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia, sebagaimana di tegaskan
oleh “ Pembukaan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 : “ . . . . . maka di
susunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undangundang dasar
Negara Republik Indonesia yang berkadaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada
(garis dari penulis) : Ketuhanan Yang Maha Esa . . . . . . . dan seterus nya”            
Presiden soekarno dalam uraian “Pancasila Sebagai Dasar Negara” mengartikan dasar
Negara itu sebagai Weltanshauung, demikian beliau berkata : “ saudara mengerti dan
mengetahui, bahwa pancasila adalah saya anggap  sebagai  dasar dari pada Negara
Republik Indonesia, atau dengan bahasa jerman : satu Weltanscahauung  di atas 

9
mana  kita meletakkan Negara Republik Indonesia”  Weltanschauung suatu abstraksi,
konsepsi atau susunan pengertian-pengertian yang melukiskan asal mula kekuasaan
Negara, tujuan Negara dan cara penyelenggaraan kekuasaan Negara itu, di samping
itu Weltanschauung berarti pandangan(filsafat) hidup dari suatu bangsa atau
masyarakat tertentu. Pancasila dalam kedudukannya ini sering di sebut sebagai Dasar
Filsafat atau Dasar  Falsafah Negara (Philosofische Gronslag) dari negara,ideology
negara atau (staatsidee). Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai
serta norma untuk mengatur pemerintahan negara atau dengan lain perkataan
pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara.
Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan negara terutama segala
peraturan perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang ini,
dijabarkan dan diderivasikan dari nilai-nilai pancasila. Maka pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum, pancasila merupakan sumber kaidah hukum
negara yang secara konstitusional mengatur negara Republik Indonesia beserta
seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat,wilayah,serta pemerintahan negara.
Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang
meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum. Sehingga merupakan suatu sumber
nilai,norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara, dan menguasai hukum
dasar baik yang tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau
convensi.Dalam kedudukannya sebagai dasar negara, pancasila mempunyai kekuatan
mengikat secara hukum, Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai
sumber tertib hukum Indonesia maka Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi
yaitu pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam
pokok-pokok pikiran. Yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada
akhirnya dikongkritisasikan dalam pasal-pasal  UUD 1945, serta hukum positif
lainnya.  Kedudukan pancasila sebagai dasar negara tersebut dapat dirinci sebagai
berikut : Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari segala sumber
hukum (sumber tertib hukum) Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan asas
kerokhanian tertib hukum Indonesia yang dalam Pembukaan UUD 1945 dijelma lebih
lanjut ke dalam empat pokok pikiran Meliputi suasana kebatinan
(Geistlichenhintergrund) dari Undang-Undang Dasar 1945. Mewujudkan cita-cita
hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis).
Mengandung norma yang mengharuskan Undang-Undang Dasar mengandung isi
yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (termasuk para

10
penyelenggara partai dan golongan fungsional memegang teguh cita-cita moral rakyat
yang luhur. Hal ini sebagaimana tercantum dalam pokok pikiran ketempat yang
bunyinya sebagai berikut :   “ . . . . .  Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha
Esa, menurut dasar   kemanusiaan yang adil dan beradab”. Merupakan sumber
semangat bagi Undang-Undang Dasar 1945, bagi penyelenggara negara, para
pelaksana pemerintahan (juga para penyelenggara partai dan golongan fungsional).
Hal ini dapat dipahami karena semangat adalah penting bagi pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara, karena masyarakat dan negara Indonesia senantiasa tumbuh
dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat.
Dengan semangat yang bersumber pada asas kerokhanian negara sebagai  pandangan
hidup bangsa, maka dinamika masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan
diarahkan asas kerokhanian negara.
Dasar  formal kedudukan Pancasila sebagai dasar negara  Republik Indonesia
tersimpul dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV  yang bunyinya sebagai  berikut :
“ . . . . .  . maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan  indonesia itu dalam suatu
UndangUndang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara
Republik Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Pengertian kata” . . .
Dengan berdasar kepada . . . “ hal ini secara yuridis memiliki makna sebagai dasar
negara. Walaupun dalam kalimat terakhir Pembukaan UUD 1945 tidak tercantum kata
’Pancasila’ secara eksplisit namun anak kalimat “ . . . dengan berdasar kepada . . . . “
ini memiliki makna dasar  negara adalah Pancasila. Hal ini didasarkan atas
interpretasi historis sebagaimana ditentukan oleh BPUPKI bahwa dasar negara
Indonesia itu disebut dengan istilah Pancasila.
Sebagaimana telah ditentukan oleh pembentukan negara bahwa tujuan utama
dirumuskannya Pancasila adalah sebagai dasar negara Republik Indonesia.Oleh
karena itu fungsi pokok pancasila adalah sebagai dasar negara Republik Indonesia.Hal
ini sesuai dengan dasar yuridis sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,
ketetapan No XX/MPRS/1966.( Jo Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan
No. IX/MPR/1978). Di jelaskan bahwa pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum atau sumber tertib hukum Indonesia yang pada hakikatnya adalah merupakan

11
suatu  pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang
meliputi suasana kebatinan serta watak dari bangsa Indonesia. Selanjutnya
dikatakannya bahwa cita-cita tersebut adalah meliputi cita-cita mengenai
kemerdekaan individu.Kemerdekaan bangsa, perikemanusiaan, keadilan social,
perdamaian nasional dan mondial, cita-cita politik mengenai sifat, bentuk dan tujuan
negara.Cita-cita moral mengenai kehidupan ke masyarakatan dan keagamaan sebagai
pengejawantahan dari budi nurani manusia.
Dalam proses reformasi dewasa ini MPR melalui Sidang Istimewa tahun 1998,
mengembalikan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia yang
tertuang dalam tap. No. XVIII/MPR/1998. Oleh karena itu segala agenda dalam
proses reformasi, yang meliputi berbagai bidang selain mendasarkan pada kenyataan
aspirasi rakyat (sila IV) juga harus mendasarkan pada nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila. Reformasi tidak mungkin menyimpang dari nilai
Ketuhanan.Kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan, bahkan harus
bersumber kepadanya.

12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari segala sumber
hukum Indonesia.Pancasila merupakan asas kerokhanian dalam pembukaan UUD
1945 dijelma dalam 4 pokok pikiran meliputi :
1. Suasana kebatinan dari UUD 1945 Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum
dasar negara (baik hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis).          
2. Mengandung norma yang mengharuskan UUD yang mewajibkan pemerintah dll,
penyelenggara negara memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur,
bunyinya sebagai berikut : “ Negara berdasarkan atas ketuhanan yang Maha Esa,
menurut  dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.       
3. Merupakan sumber semangat  dengan perkembangan zaman dan dinamika
masyarakat dengan semangat yang bersumber pada asas kerokhanian negara,
sebagai pandangan hidup bangsa, maka dinamika masyarakat dan negara akan
tetap diliputi dan di arahkan atas kerohanian negara.
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami ajukan dari pembahasan di atas adalah
pancasila berasal dari pemikiran pendahulu-pendahulu yang berperan sebagai pendiri
bangsa dan negara ini sehingga pancasila serta UUD 1945 menjadi ideologi dan acuan
oleh pemerintah dalam membuat peraturan demi pembagunan dan kesejahteraan
rakyat, sebagai pemuda penerus pembagunan bangsa peran kita adalah menimbah
ilmu dengan sebaik mungkin tanpa melupakan jasa para pendahulu yang beperan
demi kemerdekaan bangsa.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://wardahcheche.blogspot.com/2014/01/makalah-pancasila-sebagai-dasar-negara.html?
m=1

https://joeshapictures.blogspot.com/2017/07/makalah-pancasila-sebagai-dasar-
negara.html?m=1

https://permatapc.blogspot.com/2016/11/makalah-pancasila-sebagai-dasar-negara.html?
m=1

http://www.academia.edu/8749554/MAKALAH_PANCASILA_SEBAGAI_DASAR_NEGAR

14
15

Anda mungkin juga menyukai