273-Article Text-469-1-10-20180919
273-Article Text-469-1-10-20180919
ABSTRAK
Artikel ini memuat tentang permainan tradisional yang ada di wilayah Jawa Barat,
khususnya di Kabupaten Sumedang yaitu permainan Oray-orayan. Latar belakang penelitian
mengacu pada permasalahan masuknya arus globalisasi ke Indonesia yang menyebabkan
redupnya permainan tradisional digantikan dengan permainan yang bersifat online. Padahal
jika dikaji lebih mendalam permainan tradisional mampu mengembangkan berbagai aspek
perkembangan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek-aspek
perkembangan yang dapat dikembangkan melalui permainan Oray-orayan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptik analistik dengan pendekatan bentuk,
fungsi dan makna dari permainan Oray-orayan. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa
permainan Oray-orayan dapat mengembangkan aspek psikomotor, moral dan nilai-nilai
agama, sosial-emosional, bahasa, kognitif, dan seni.
Kata Kunci: Permainan Tradisional, Oray-orayan, dan Aspek Perkembangan.
ABSTRACT
Sumedang Regency, the Oray-orayan game. The research background refers to the
problem of the entry of globalization into Indonesia which caused the dimming of traditional
games to be replaced by online games. In fact, if studied more deeply traditional games are
able to develop various aspects of child development. The purpose of this research is to find
out the development aspects that can be developed through the Oray-orayan game. The
method used in this study is an analytical descriptive method with the form, function and
meaning approach of the Oray-orayan game. The conclusion of this study is that the Oray-
orayan game can develop psychomotor aspects, moral, religious, social-emotional, language,
cognitive, and artistic values.
Keywords: Traditional Games, Oray-orayan, and Developmental Aspects.
73
Copyright ©2018, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol 3 Nomor 2, September 2018, Hal 73-78
Pupung Rahayu Noviati1, Sendi Fauzi Giwangsa2, Analisis Permainan Oray-Orayan ....
74
Copyright ©2018, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol 3 Nomor 2, September 2018, Hal 73-78
Pupung Rahayu Noviati1, Sendi Fauzi Giwangsa2, Analisis Permainan Oray-Orayan ....
75
Copyright ©2018, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol 3 Nomor 2, September 2018, Hal 73-78
Pupung Rahayu Noviati1, Sendi Fauzi Giwangsa2, Analisis Permainan Oray-Orayan ....
moral dan nilai-nilai agama. Menurut gawang, anak belajar mengerti aturan main
Hurlock (1990) Moral adalah sopan dalam bermain bersama, sehingga nanti
santun, kebiasaan, adat istiadat dan aturan dalam kehidupan nyata mereka akan hidup
perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku,
anggota suatu budaya sedangkan nilai-nilai anak dapat mengerti akibat jika melanggar
agama adalah kumpulan dari prinsip- aturan, anak dapat memimpin kelompok
prinsip hidup, ajaran-ajaran tentang kecil, serta anak dapat memecahkan
bagaimana manusia seharusnya masalah sederhana.
menjalankan kehidupannya didunia ini, Ketiga, aspek bahasa, Menurut
yang satu prinsip dengan lainya saling Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem
terkait membentuk satu kesatuan yang utuh simbol bunyi yang bermakna dan
tidak dapat dipisahkan. Dalam permainan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap)
Oray-orayan aspek moral dan nilai-nilai yang bersifat arbitrer dan konvensional,
agama yang terkandung yaitu dapat yang dipakai sebagai alat berkomunikasi
membedakan ciptaan Tuhan dan manusia oleh sekelompok manusia untuk
dimana Oray (ular) adalah ciptaan Tuhan, melahirkan perasaan dan pikiran. Dalam
menghargai teman dan tidak permainan Oray-orayan anak dapat
memaksanakan kehendak, dimana adanya menirukan suara ular, berbicara lancar
kesepatan mengenai pemilihan siapa yang dengan menggunakan kalimat kompleks,
menjadi penjaga gawang, siapa yang anak mengerti dan dapat melaksanakan
menjadi kepala ular, badan ular, dan ekor lebih dari 3 perintah, serta dapat
ular dan terakhir adalah membantu dan memperkaya kosa kata anak.
menolong teman, dimana pemainnya yang Keempat, aspek kognitif, menurut
lain memperjuangkan melepaskan Menurut Chaplin (2002) dalam bukunya
temannya ketika tertangkap oleh penjaga “Dictionary of Psycology”, menyebutkan
gawang. Kedua, aspek sosial-emosional, bahwa kognisi adalah konsep umum yang
menurut Syamsuddin (dalam Hutari :2012) mencakup semua bentuk pengenal,
mengemukakan “emosi merupakan suatu termasuk di dalamnya mengamati, melihat,
suasana yang kompleks dan getaran jiwa memperhatikan, memberikan, menyangka,
yang menyertai atau muncul sebelum atau membayangkan, memperkirakan,
sesudah terjadinya suatu perilaku.” serta menduga, dan menilai. Aspek kognitifnya
mengungkapkan bahwa “Sosialisasi adalah yaitu anak dapat membedakan besar-kecil,
proses belajar untuk menjadi makhluk panjang-pendek, kepala-ekor. Selain itu
sosial”. hasil penelitian dari Koswara dkk (2016)
Aspek sosial-emosional yang dapat yang berjudul “Analisis Permainan
dikembangkan permainan ini yaitu anak Tradisional Jawa Barat Oray-orayan
mau bermain bersama, dimana dengan sebagai Alternatif Metode Pembelajaran
adanya pembagian regu atau kelompok, Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
anak dapat menunjukkan ekspresi wajar Cacah Bagi Siswa Kelas Satu Sekolah
saat senang dan takut, senang ketika tidak Dasar”, dimana didalamnya mengkaji
tertangkap penjaga gawang dan takut tentang bagaimana peran permainan Oray-
ketika berhasil ditangkap oleh penjaga orayan dapat dijadikan suatu cara atau
77
Copyright ©2018, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol 3 Nomor 2, September 2018, Hal 73-78
Pupung Rahayu Noviati1, Sendi Fauzi Giwangsa2, Analisis Permainan Oray-Orayan ....
78
Copyright ©2018, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855