Revisi Baru 24-07-20
Revisi Baru 24-07-20
PROPOSAL
OLEH
KELOMPOK 2
KUPANG
2020
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Karakteristik Komunitas
1. Data Demografi
Desa manusak dulunya merupakan Dusun 1 yang disebut juga dengan Tetelek yang
merupakan pemekaran dari Desa Pukdale Kecamatan Kupang Timur. Sebagai salah satu
dusun terjauh dengan jarak kurang lebih 7 km dari pusat desa (Kantor Desa Pukdale) tentu
mengalami kesulitan untuk mendapatkan pelayanan baik pelayan pemerintah desa maupun
pelayanan kesehatan. Alasan inilah yang menjadi pertimbangan dimekarkan dusun ini
menjadi desa pada tahun 2004 telah ada upaya dari Pemdes Pukdale dan masyarakat dusun 1
untuk mengusulkan kepada pemerintah kabupaten agar segera dimekarkan dusun 1 Menjadi
desa defenitif dengan alasan pendekatan pelayanan umum namun usulan tersebut belum
sepenuhnya diterima. Meskipun demikian, upaya demi upaya tak henti-hentinya dilakukan.
Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 2005, usulan pemekaran tersebut dijawab oleh
pemerintah kabupaten dan saat itulah secara resmi dusun 1 dimekarkan menjadi desa
devenitif dan dinamakan Desa Manusak hingga sekarang.
Batas administrasi desa dan luas wilayah, Desa Manusak merupakan 1 dari 13 wilayah desa
dan kelurahan yang berada di kecamatan Kupang Timur. Desa Manusak merupakan desa
pemekaran dari desa Pukdale yang mulai dimekarkan sejak tahun 2005 dan defenitif pada
tahun 2006. Luas wilayah desa mencapai 2.500 ha. Jarak dari kota kecamatan 7 km. Jarak
dari kota kabupaten 5 km.
Sebagai sebuah wilayah administrasi pedesaan, desa Manusak memiliki batas-batas
wilayah defenitif yakni:
a. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Naibonat.
b. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Raknamo, Desa Naunu.
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pukdale, desa Fatuteta, Desa Kuanheum, Desa
Oefeto.
d. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Naibonat dan Desa Naunu.
Gambaran Umum Demografis
2
Pendataan dilakukan di Dusun II Desa Manusak selama 4 hari dari tanggal 15 s/d 18Juli
2020, yang dilakukan oleh mahasiswa program Profesi Ners STIKes Maranatha Kupang
sebanyak 21 orang. Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan, dusun II terdiri dari 275
kepala keluarga dan terdiri dari 1403 jiwa. Hal yang terjadi pada saat pendataan ada keluarga
yang tidak berada ditempat dan ada beberapa keluarga yang sudah menikah tapi belum
memiliki kartu keluarga sendiri serta ada beberapa keluarga yang menolak untuk dilakukan
pengkajian.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
1. Konsep Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan dan
komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang cukup luas. Azrul Azwar (2016)
mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai berikut :
a. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak
berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia,
baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem.
b. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai dari tingkat
individu sampai tingkat ekosistem serta perbaikan fungsi setiap unit dalam sistem hayati
tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat sistem tubuh.
c. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering
dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan
untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan
sehari-hari.
Menurut WHO (2017 ), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna
meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu,
keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara
keseluruhan.
2. Konsep Hipertensi
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan peningkatan
tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013; Ferri, 2017). Penyakit hipertensi atau tekanan
darah tinggi adalah salah satu jenis penyakit yang mematikan di dunia dan faktor risiko
4
paling utama terjadinya hipertensi yaitu faktor usia sehingga tidak heran penyakit hipertensi
sering dijumpai pada usia senja/ usia lanjut (Fauzi, 2014), sedangkan menurut Setiati (2015),
hipertensi merupakan tanda klinis ketidakseimbangan hemodinamik suatu sistem
kardiovaskular, di mana penyebab terjadinya disebabkan oleh beberapa faktor/ multi faktor
sehingga tidak bisa terdiagnosis dengan hanya satu faktor tunggal (Setiati, 2015).
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis,yaitu hipertensi primer atau esensial
(90% kasus hipertensi) yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder(10%)
yang disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung dangan gguan
ginjal.Menurut JNCVIIR eport 2003,diagnosis hipertensi ditegakkan apabila didapatkan
tekanan darah sistolik (TDS) ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik (TDD)≥ 90
mmHg pada dua kali pengukuran dalam waktu yang berbeda (Indrayani, 2009).
Penyakit hipertensi tahun demi tahun terus mengalami peningkatan. Tidak hanya
diIndonesia,namun juga didunia.Sebanyak 1 milyar orang didunia atau 1 dari 4 orang
dewasa menderita penyakit ini. Bahkan, diperkirakan jumlah penderita hipertensi akan
meningkat menjadi 1,6 milyar menjelang tahun 2025. Kurang lebih 10-30% penduduk
dewasa dihampir semua Negara mengalami penyakit hipertensi,dan sekitar50-60% penduduk
dewasa dapat dikategorikan sebagai mayoritas utamayang status kesehatannya akan menjadi
lebih baik bila dapat dikontrol tekanan darahnya (Adib,2009).
Badan Kesehatan Dunia (WHO)menyebutkan jumlah penderita hipertensi akan terus
meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang bertambah pada 2025 mendatang
diperkirakan sekitar 29% warga dunia terkena hipertensi.WHO menyebutkan Negara
ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi sebesar 40% sedangkan negara maju
hanya 35%, kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita hipertensi, yaitu sebesar
40%. Kawasan Amerika sebesar 35% dan Asia Tenggara 36%. Kawasan Asia penyakit ini
telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Halini menandakan satu dari tiga orang
menderita hipertensi. Sedangkan di Indonesia cukup tinggi,yakni mencapai 32% dari total
jumlah penduduk (Widiyani,2013).
5
3. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas
a. Pengkajian
Hal yang perlu di kaji pada komunitas atau kelompok, antara lain sebagai berikut :
Inti (Core) meliputi:
Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang berisiko,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat
timbulnya kelompok atau komunitas.
Mengkaji 8 susbsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain :
a) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya
karena dapat menjadi stressor bagi penduduk
b) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.
c) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan
dilingkungan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak,
apakah sering mengalami stress akibat keamanan dan keselamatan yang tidak
terjamin.
d) Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup
menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayan di
berbagai bidang termasuk kesehatan.
e) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan
merawat/ memantau gangguan yang terjadi.
f) System komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat di
manfaatkan di masyarakat tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait
dengan gangguan penyakit.
g) System ekonomi, tingkat social ekonomi masyakarat secara keseluruhan,
apakah pendapatan yang diterima sesuai dengan kebijakan Upah Minimun
Regional (UMR) atau sebaliknya di bawah upah minimum.
h) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah
biayanya dapat di jangkau oleh masyakarat.
6
b. Diagnosa
Diagnosis di tegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor
yang ada.
c. Intervensi
Intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosis keperawatan
komunitas yang muncul.
d. Implementasi
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah di
rencanakan
e. Evaluasi
1) Menilai respon verbal dan non verbal komunitas setelah di lakukan intervensi .
2) Menilai kemajuan yang di capai oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan
3) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke RS .
7
BAB III
HASIL PENGKAJIAN
A. Data Demografi
1. Umur
Gambar 1
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Dusun II Desa Manusak
Umur 5%
7%
4%
11%
50%
8%
6%
4%
LAKI-LAKI
48%
PEREMPUAN
52%
8
Berdasarkan diagram diatas, penduduk dengan jenis kelamin laki-laki dengan
jumlah jiwa 696 orang, dengan presentase 49,6%, sedangkan perempuan 707 orang
dengan presentase 50,4% .
3. Agama
Gambar 3
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Dusun II Desa Manusak
AGAMA
ISLAM KRISTEN
1% 15%
KATHOLIK
84%
PEKERJAAN
LAINYA (PENSIUN, IRT)
19% tiak bekerja
38%
NELAYAN
0%
PETANI
15%
sekolah
WIRASUWASTA/PEDAANG 24%
2%
Pns, TNI, POLRI/BUMD
2%
9
Berdasarkan diagram diatas, distribusi jumlah penduduk berdasarkan
pekerjaan yang paling banyak sekolah 24%( 332 jiwa) dan paling sedikit
wiraswasta,pns ,Tni , polri,dan BUMD dengan presentase 2% (33 jiwa)
B. Data Khusus
Gangguan Kesehatan
Gambar 5
Distribusi Gangguan Kesehatan di Dusun II Desa Manusak
GANGGUAN KESEHATAN
HT ASMA GOUT TBC DM GK LAN
31%
39%
5%
12%
12%
1%
10
C. 12 Indikator Keluarga Sehat
1. KB
Gambar 6
KB
275
300
250
200
137
150
75
100 63
50
0
Mnggunakan KB Tidak masuk dalam Tidak mnggunakan KB TOTAL
kriteria
Sumber, 2020
Berdasarkan diagram diatas distribusi wanita usia 10-54 tahun dan laki-laki
usia ≥10 tahun yang menggunakan KB dalam keluarga ada 63 KK, sedangkan yang
tidak menggunakan KB 75 KK.
2. Persalinan di Faskes
Gambar 7
Distribusi persalinan di Faskes di Dusun II Desa Manusak
persalinaan di faskes
275
300
236
250
200
150
100
50 23 16
0
melahirkan di faskes Tidak masuk dalam Tidak melahirkan di total
kriteria faskes
Sumber, 2020
11
Berdasarkan diagram diatas ibu yang melahirkan di faskes (keluarga berumur
<12 bulan) sebanyak 23 KK, sedangkan yang tidak melahirkan difaskes berjumlah16
KK.
3. Imunisasi Dasar Lengkap
Gambar 8
Distribusi Imunisasi Dasar Lengkap di Dusun II Desa Manusak
imunisasi lengkap
250 239
200
150
100
50 17
0 19
tidak lengkap
tidak ada di indikator
imunisasi lengkap
Sumber, 2020
Berdasarkan diagram diatas keluarga yang tidak mengikuti Imunisasi dasar
lengkap sesuai indicator umur anggota keluarga 0 bulan-2 tahun, sebanyak 17 KK,
sedangkan yang sudah mengikuti imunisasi dasar lengkap sebanyak 19 KK.
4. ASI Eksklusif
Gambar 9
Distribusi Asi Eksklusif di Dusun II Desa Manusak
Asi esklusif
300 275
250 221
200
150
100
50 28 26
0
tidak memberikan tidak ada di memberikan asi total
asi esklusif indikator esklusif
Sumber, 2020
12
Berdasarkan diagram diatas keluarga (ibu) yang memberikan ASI Eksklusif
dengan kriteria anggota keluarga berumur 7-23 bulan, sebanyak 26 KK sedangkan
yang tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 28 KK.
5. Posyandu Balita
Gambar 10
Distribusi Posyandu balita di Dusun II Desa Manusak
posyandu balita
300 275
250 220
200
150
100
50 27 28
0
mengikuti tidak mengikuti tidak ada di total
posyandu rutin posyandu indikator
Sumber, 2020
Berdasarkan diagram diatas jumlah KK yang anggota keluarganya (balita
umur 2-59 bulan) tidak mengikuti posyandu secara rutin sebanyak 28 dan yang patuh
sebanyak 27 dari 65 KK yang masuk dalam indikator.
6. Kepatuhan pengobatan TBC
Gambar 11
Distribusi Penanganan TBC di Dusun II Desa Manusak
Penanganan TBC
300
275
254
250
200
150
100
50
15
6
0
Tidak Patuh Tidak Ada Diindikator Patuh Minum Obat Total
Sumber, 2020
13
Berdasarkan diagram diatas jumlah KK yang anggota keluarganya patuh
dalam pengobatan TBC ada 6 KK, sedangkan yang tidak patuh minum obat lebih
banyak yaitu 15 KK. Berdasarkan wawancara yang didapatkan dilapangan ada
beberapa keluarga mengatakan bahwa mereka kesulitan dalam mendapatkan obat
karena masalah perekonomian sehingga mereka tidak patuh dalam meminum obat.
7. Kepatuhan pengobatan hipertensi
Gambar 12
Distribusi Pengobatan HT di Dusun II Desa Manusak
9%
74%
Sumber, 2020
Berdasarkan gambar diagram diatas keluarga yang tidak patuh minum obat
antihipertensi 16% (45 KK), sedangkan yang patuh minum obat dengan presentase
10% (26 KK) dari 275 KK di dusun II.
14
8. Merokok
Tabel 13
Distribusi merokok di Dusun II Desa Manusak
Merokok
300
275
250
201
200
150
100
74
50
0
merokok tidak merokok total
Sumber, 2020
Berdasarkan diagram diatas jumlah keluarga yang merokok di dalam keluarga
ada 201 KK sedangkan yang tidak merokok sebanyak 74 KK, berdasarkan data
wawancara ada beberapa keluarga mengatakan bahwa merokok merupakan suatu
tradisi atau adat sehingga susah untuk diubah perilaku tersebut.
9. JKN
Gambar 13
Distribusi Penanganan di Dusun II Desa Manusak
JKN
300 275
250
200 167
150
108
100
50
0
0
Ada tidak ada indikator tidak ada total
Sumber, 2020
15
Berdasarkan diagram diatas jumlah keluarga yang tidak memiliki JKN secara
lengkap/ seluruh anggota keluarga 108 KK dari 275 KK yang dikaji.
10. Sarana Air Bersih
Tabel 15
Distribusi Sarana di Dusun II Desa Manusak
250
200
146
150 129
100
50
0
0
ada tidak ada di indikator tidak ada saluran air total
bersih
Sumber, 2020
Berdasarkan diagram diatas jumlah keluarga yang memiliki sarana air bersih
(sumur terlindung, PAM/ Ledeng/ kemasan) sebanyak 146 KK, tidak memiliki sarana
air bersih ada 129 KK dari 275 KK yang dikaji. Ada beberapa keluarga mengatakan
mereka memiliki sumber air tersendiri dirumah namun karena musim kemarau banyak
sumber air yang kering.
11. Jamban Sehat
Tabel 16
Distribusi jamban di Dusun II Desa Manusak
jamban sehat
300
275
250
205
200
150
100
70
50
0
0
ada tidak ada indikator tidak ada jamban total
Sumber, 2020
16
Berdasarkan diagram diatas distribusi keluarga yang memiliki jamban sehat
sebanyak 205 KK, tidak ada jamban sehat ada 70 KK. Kebanyakan masyarakat
mengatakan bahwa mereka menggunakan 1 jamban untuk dua atau 3 keluarga.
12. Penanganan keluarga dengan ODGJ
Berdasarkan hasil pengkajian, tidak ada yang mengalami gangguan kejiwaan
(ODGJ) di dusun II, sehingga tidak ada indikator keluarga dalam pengobatan orang
dengan gangguan jiwa.
A. STUNTING
1. Pengetahuan
Gambar 17
Distribusi Pengetahuan Stunting Didusun Ii Desa Manusak
Pengetahuan
frequency 73
38
27
Sumber 2020
Berdasarkan diagram diatas pengetahuan tentang stunting kurang dengan
presentase 52% sebanyak 38 orang.
17
2. Panjang badan
Gambar 18
Distribusi panjang badan anak Didusun II Desa Manusak
panjang badan
73
46 Frequency
13 13
Sumber 2020
Berdasarkan diagram diatas panjang badan sangat pendek dengan presentase
17,8% (13 orang), pendek dengan presentase 17,8% (13 orang ), dan normal
sebanyak 63% (46 orang).
18
B. COVID-19
Gambar 19
Distribusi Jenis Kelamin Didusun Ii Desa Manusak
jenis kelamin
JENIS KALAMIN laki perempuan
48%
52%
Sumber 2020
Berdasarkan diagram diatas dari jenis kelamin Laki-laki presentase terendah
dengan 48%.
Gambar 20
Distribusi Usia Didusun II Desa Manusak
usia
USIA 13-21 Tahun 22-45 tahun 46-60 tahun >60 tahun
8%
4%
54%
34%
Sumber 2020
Berdasarkan diagram diatas dari Usia 13-21 tahun dengan presentase terendah yaitu
4%.
19
Gambar 21
Distribusi Pendidikan Didusun II Desa Manusak
Pendidikan
50
45
45
40 39
35
35
30
30
25
20
20
15
10
5
0
tidak pernah tamat Sd tamat SMP tamat SMA PT
sekolah
Sumber 2020
Berdasarkan diagram pendidikan presentase perguruan tinggi presentase terendah
dengan 20 orang.
Gambar 22
Distribusi Pekerjaan Didusun II Desa Manusak
PEKERJAAN
87
47
29
25
4 6
1 1
tidak bekerja sekolah pns pegawai padagang petani nelayan lainnya
swasta
Sumber 2020
20
Berdasarkan diagram pekerjaan presentase pegawai swasta dan nelayan yang
terendah presentase dengan 1%.
Gambar 23
Distribusi Sikap Didusun II Desa Manusak
SIKAP
200 185
180
160
140
120
100
80
60
40
20 7 8
0
KURANG CUKUP BAIK
Sumber 2020
Berdasarkan diagram diatas presentase terendah yaitu kurang sebanyak 7%.
Hal ini terjadi karena masyarakat mengatakan aparat pemerintahan selalu
mengingatkan untuk mematuhi protocol kesehatan seperti memakai masker,
menghindari tempat ramai, serta menjaga jarak.
21
Tabel 5
Distribusi perilaku Didusun II Desa Manusak
PERILAKU
140
121
120
100
80
67
60
40
20 12
0
KURANG CUKUP BAIK
Sumber 2020
Berdasarkan diagram diatas presentase Tindakan Kurang dengan 8% (12
orang). Kebanyakan masyarakat mengatakan bahwa mereka percaya bahwa
pemerintah mampu untuk mencegah corona serta mereka setuju untuk meliburkan
sekolah serta meliburkan sekolah selama wabah corona masih terjadi.
22
Tabel 6
Pengetahuan covid
110
120
100
80
80
60
40
10
20
0
baik cukup kurang
Dari 200 responden untuk tingkat pengetahuan Cukup sebanyak 110 (55%) responden.
untuk pengetahuan baik 80 (40%) responden, dan pengetahuan kurang 10 (5%).
23
BAB IV
RENCANA TINDAKAN
A. ANALISA DATA
24
seluruh anggota keluarga 108
KK dari 275 KK yang dikaji
DataMinor : -
3. DataMayor Kurang terpapar Defisit
Subjektif informasi. pengetahuan.
Saat melakukan pengkajian
ditemukan pengetahuan
masyarakat yang kurang tentang
stunting dan pemberian ASI
ekslusif selama 6 bulan
Objektif
Menunjukan perilaku tidak
sesuai dengan anjuran tenaga
kesehatan yaitu pemberian ASI
Ekslusif kurang dari 6 bulan
DataMinor :
Subjektif
-
Objektif
Banyak Ibu yang tidak membawa
anaknya ke Posyandu setelah
anaknya mendapatkan imunisasi
lengkap
DIAGNOSA KEPERAWATAN
25
PERENCANAAN KEPERAWATAN KELOMPOK DENGAN HIPERTENSI
Tg
l/
Diagnosa Keperawatan
No
.
D.011 Defisit L.121 TUK 1:Preventif I.12435 Edukasi perilaku 1. Identifikasi kesiapan dan
7 kesehatan 11 primer upaya kesehatan kemampun menenima infornmasi
komunitas b.d 2. Sediakan materi dan media
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan
keterbatasan
intervensi keperawatan 3. jadwalkan pendidikan kesehatan
sumber daya sesual kesepakatan
d.d terjadi selama 2 kali
4. gunakan pendekatan promosi
masalah pertemuan dengan
kesehatan dengan memperhatikan
kesehatan yang kelompok tingkat pengaruh dan harmbatan dari
dialami pengetahuan meningkat lingkungan, sosial serta budaya
komunitas, criteria hasil : 5. berikan pujian dan dukungan
terhadap usaha positif dan
terdapat factor 1. Perilaku sesuai pencapaiannya
risiko fisiologis anjuran meningkat 6. jelaskan penanganan masalah
dan/ atau 2. Kemampuan kesehatan
psikologis yang menjelaskan
menyebabkan pengetahuan
tentang suatu topik
anggota
meningkat.
komunitas 3. Perilaku sesuai
26
menjalani pengetahuan
perawatan meningkat
4. Perilaku membaik
1) Pemantauan standar
27
kesehatan
komunitas.
2) Keikutsertaan
asurans iatau
jaminan kesehatan.
29
TUK 3: Preventif I.14515 Lakukan skrining 1. Infirmasikan layanan kesehatan
tersier resiko gangguan keindividu, keluarga, kelompok
kesehatan lingkungan beresiko dan masyarakat
Setelah dilakukan 2. berikan pendidikan kesehatan
intervensi keperawatan untuk kelompok resiko
selama 2 kali 3. promosikan kebijakan pemerintah
untuk mengurangi resiko penyakit
pertemuan criteria hasil
yang diharapkan:
3) Pemantauan standar
kesehatan
komunitas.
4) Keikutsertaan
asurans iatau
jaminan kesehatan.
30
No Hari/ Kegiatan Tujuan Sasaran Target Tempat Penanggung jawab
tanggal
1. Jumaat , Implementasi: Masyarakat Keluarga dengan 100% Desa Manusak, Kader
31 Juli 1. Mendampingi mampu masalah hipertensi, Dusun II.
2020 kader dalam menerapkan yaitu 76 anggota
implementasi implementasi keluarga yang di
keluarga sehat yang dusun II.
dengan diberikan.
menggunakan
metode promotif
dan preventif
yaitu dengan
melakukan
penyuluhan
kesehatan yang
didukung oleh
hasil penelitian
pada tahun 2019
“ pendampingan
kader kesehatan
dalam
pengimplementas
ikan keluarga
sehat”
2. Mengajarkan cara
penanggana
hipertensi dengan
menggunakan
media pemberian
labu siam kukus,
31
berdasarkan hasil
penelitian tahun
2017. Dan
didukung oleh
hasil penelitian
dari Nurjanna, dkk
tahun 2017 dengan
judul “ efektifitas
terapi
pengkukusan labu
siam dan senam
anti stroke
terhadap
penurunan tekanan
darah hipertensi”
3. Mengikuti
posyandu lansia
sesuai dengan
program.
32
pemberian bubur yang diberikan dan tinggi
kelor
2. Mengikuti
posyandu Balita.
3. Mengajarkan cara
pemberian menu
MPASI 4 bintang,
atau makanan
yang mengandung
empat unsur gizi
bagi balita, kepada
kader dan
masyarakat. WHO
menganjurkan agar
anak usia 6 bulan
diperkenalkan
menu tunggal
selama 14 hari dan
dilanjutkan dengan
menu 4 bintang.
33