Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KASUS BAYI TABUNG MENURUT PANDANGAN AGAMA ISLAM

TINGKAT I

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA KEDIRI

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Dibimbing oleh :

NAMA KELOMPOK

Azmi Rindiani (201949005)


Brenda Putri Hary (201949006)
Chintya Dhevansa Wijayanti (201949007)
Della Eka Putri (201949008)

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA KEDIRI

JL.Penanggungan No.41A Kediri,

Kode Pos 64112 Telp.(0354)772628


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas Kasus Bayi Tabung Menurut
Pandangan Agama Islam.
Dalam menyusun makalah ini kami banyak mendapatkan hambatan dan
rintangan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak hambatan ini bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Terlepas dari semua itu kami
menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi susunan maupun tata bahasa. Akhir kata kami meminta semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kediri, 17 Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................5

A. Pengertian Bayi Tabung................................................................................5

B. Proses Bayi Tabung......................................................................................6

C. Hukum Tentang Bayi Tabung.....................................................................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................14

A. KESIMPULAN...........................................................................................14

B. SARAN.......................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya pembuahan yang alami terjadi dalam rahim melalui cara yang
alami pula (hubungan seksual, sesuai dengan fitrah yang ditetapkan Allah untuk
manusia. Setiap pasangan suami istri pasti mengharapkan hadirnya seorang atay
beberapa orang anak sebagai buah hati dari perkawinan mereka. Akan tetapi,
pembuahan alami ini terkadang sangat sulit terwujud, misalnya karena rusaknya
atau tertutupnya saluran indung telur (tuba falopi) yang membawa sel telur ke
rahim, atau karena sel sperma suami lemah sehingga tidak mampu menjangkau
rahim istri. Semua ini akan meniadakan kelahiran dan menghambat suami istri
untuk mendapatkan anak.
Dengan kemajuan yang pesat dibidang teknologi, kini banyak teknologi-
teknologi yang mampu menciptakan bermacam-macam produk hasl teknologi
yang berkualitas. Diantara produk teknologi mutakhir adalah dibidang biologi.
Salah satunya adalah bayi tabung untuk mengatasi permasalahan yang telah
diuraikan diatas. Pada dasarnya orang-orang memuj kemajuan dibidang teknologi
tersebut, namun mereka belum tahu pasti apakah produk-produk hasil teknologi
tersebut dibenarkan menurut hukum agama. Oleh kerena hal itu, untuk
mengetahui lebih banyak tentang bayi taung dan bagaimana menurut hukum
islam tentang bayi tabung tersebut, maka kami mencoba menggali, mengkaji, dan
memaparkan masalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bayi tabung ?
2. Bagaimana proses bayi tabung ?
3. Bagaimana hukum bayi tabung ?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui lebih jelas tentang bayi tabung.
2. Mahasiswa paham bagaimana proses bayi tabung.
3. Mengerti hukum bayi tabung
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bayi Tabung

Assisted Reproductive Technology atau yang lebih populer dengan teknologi


bayi tabung merupakan aplikasi teknologi dalam bidang reproduksi manusia.
Bayi tabung dalam bahasa kedokteran disebut In Vitri Fertilization (IVF). In
Vitro berasal dari bahasa Latin yang berarti didalam, sedangkan Fertilization
adalah Bahasa Inggris yang memiliki arti pembuahan. Jadi, bayi tabung adalah
suatu upaya untuk memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel
sperma dan sel telur sehingga terjadi pembuahan dalam suatu wadah atau cawan
petri (semacam mangkuk kaca berukuran kecil) khusus yang hal ini dilakukan
oleh petugas medis. Mungkin karena proses pembuatan tersebut terjadi dicawan
kaca (seolah seperti tabung), akhirnya masyarakat mengenalnya sebagai
pengertian bayi tabung (Nurjannah, 2017)

Bayi tabung merupakan suatu teknologi reproduksi berupa teknik pembuahan


sel telur (ovum) diluar tubuh wanita. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses
ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh
sel sperma dalam sebuah medium cair. Awal berkembangnya teknik ini bermula
dari ditemukannya teknik pengawetan sperma. Sperma bisa bertahan hidup lama
bila dibungkus daam gliserol yang dibenamkan dalam cairan nitrogen pada
temperatur -321̊ F (Nurjannah, 2017)

Kelahiran seorang bayi tabung pertama yang berhasil yaitu Louise Brown,
terjadi pada tahun 1978. Louise Brown diahirkan sebagai hasil dari siklus alami
IVF tanpa stimulasi. Robert G Edwards mendapatkan penghargaan Nobel
Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 2010, fisiolog yang terlibat dalam
pengembangan proses ini bersama dengan Patrick Steptoe. Adriana Iliescu
sempat memegang rekor sebagai wanita tertua yang melahirkan dengan IVF dan
sel telur dari donasi, ketika ia melahirkan pada tahun 2004 diusianya yang ke-66
tahun. Setelah menggunakan IVF, dikatakan bahwa banyak pasangan dapat hamil
tanpa perawatan kesuburan. Pada tahun 2012, diperkirakan bahwa lima juta anak
telah lahir di seluruh dunia menggunakan IVF dan teknik reproduksi berbantu
lainnya.

B. Proses Bayi Tabung


Proses bayi tabung sebenarnya berlangsung sangat panjang karena
diperlukan persiapan yang matang. Proses bayi tabung ini harus dilakukan
oleh dokter spesialis kandungan secara profesional dan sesuai indikasi. Bayi
tabung tidak diambil karena mengikuti gaya hidup atau karena alasan non
medis lainnya.
Sebelum memulai proses bayi tabung, ada beberapa hal yang harus
diketahui sebagai anamnesa atau pemeriksaan awal. Misalnya seperti
bagaimana dengan keadaan hubungan seksual (rutinitas berhubungan suami
istri),  kesehatan pasangan (sudah pernah periksa ke mana saja, pemeriksaan
apa saja yang sudah dilakukan, hasilnya bagaimana), stabilitas hormone
(siklus haid teratur atau tidak, apa ada gangguan haid lain), keadaan fisik
(riwayat pekerjaan sehari-hari,  olahraga), keadaan psikis (stres pekerjaan,
stres urusan rumah tangga).
Adapun tahapan melakukan proses bayi tabung itu sendiri seperti penilaian
hormon, penilaian cadangan sel telur, penilaian organ kandungan, penilaian
sistem imun, pencegahan terhadap infeksi khusus, hingga penilaian kualitas
sperma. Sementara syarat yang harus dipenuhi oleh pasangan suami-istri
sebelum mengikuti program bayi tabung antara lain pasangan suami-istri yang
sah, bukan untuk donor sperma atau donor sel telur atau peminjaman rahim,
dengan indikasi yang jelas, seperti kelainan tuba, endometriosis, gagal
inseminasi, gagal terapi konvensional, kelainan faktor suami dan sebagainya.

Proses Bayi Tabung: Obat-obatan Hingga Pengambilan Sel Telur


Umumnya prosedur bayi tabung dilakukan setelah konsumsi obat-obatan,
tindakan bedah atau inseminasi buatan tidak mampu mengatasi masalah
ketidaksuburan. Metode bayi tabung terdiri dari serangkaian prosedur. Proses
bayi tabung dimulai dari merangsang tubuh wanita dengan suntik hormon
untuk memproduksi beberapa sel telur sekaligus. Selanjutnya adalah
pengujian melalui tes darah atau ultrasound untuk menentukan kesiapan
pengambilan sel telur. Sebelumnya, pihak wanita juga akan diberikan suntikan
yang akan membantu mematangkan sel telur yang berkembang dan memulai
proses ovulasi. Selama prosedur pengambilan sel telur, dokter akan mencari
folikel dalam rahim dengan menggunakan metode ultrasound.
Sel telur kemudian akan diambil dengan menggunakan jarum khusus yang
memiliki rongga. Prosedur ini berlangsung sekitar 30 menit hingga satu jam.
Sebagian wanita diberikan obat pereda nyeri sebelum dilakukan prosedur
tersebut, namun bisa juga diberikan obat penenang ringan hingga dibius total,
sel telur segera dipertemukan dengan sperma pasangan, yang harus diambil
pada hari yang sama. Kemudian disimpan di dalam klinik untuk memastikan
perkembangannya maksimal, setelah embrio hasil pembuahan sel telur dan
sperma tersebut dianggap cukup matang, maka embrio akan dimasukkan ke
dalam rahim. Dokter akan memasukkan semacam tabung penyalur yang
disebut kateter ke dalam vagina hingga sampai ke dalam rahim. Untuk
memperbesar kemungkinan hamil, tiga embrio umumnya ditransfer sekaligus,
dua pekan setelah transfer embrio, maka pihak wanita akan diminta untuk
melakukan tes kehamilan.

Tingkat Keberhasilan Bayi Tabung


Peluang keberhasilan program bayi tabung tergantung usia. Untuk usia di
bawah 30 tahun, tingkat atau peluang keberhasilan mencapai 44,5 persen, di
usia 30-38 tahun peluang berhasil mencapai 28-30 persen, dan untuk usia 38-
42 tahun mencapai peluang sekitar 10-11 persen, di atas usia 42 tahun bisa
dikatakan peluang untuk hamil walaupun menggunakan bayi-tabung tingkat
keberhasilannya adalah sekitar 0 persen.
Gagalnya program hamil bayi tabung ini bukan hanya tergantung dari
tingkat usia saja. Bisa juga disebabkan karena embrio yang tidak bisa
menempel di dinding rahim atau tidak terjadinya implantasi di dalamnya. Hal
ini disebabkan karena adanya faktor cacat kromosom, selain itu terdapat
beberapa hal lainnya yang menjadi penyebab gagalnya bayi tabung ini dan
tidak diketahui apa penyebabnya. Jadi, sebaiknya sebelum memilih jalan
menggunakan program bayi tabung, sebaiknya harus disiapkan mental dan
juga fisik kita terlebih dahulu. 

Risiko Dari Proses Bayi Tabung Menurut Dokter Obgyn Rumah Sakit
Awal Bros
Proses bayi tabung tetap memiliki risiko yang harus dipertimbangkan oleh
pasangan suami-istri. Salah satu risiko yaitu saat prosedur pengambilan sel
telur, mungkin terjadi infeksi, pendarahan atau menyebabkan gangguan pada
usus atau organ lain. Ada pula risiko dari obat-obatan yang digunakan untuk
menstimulasi ovarium yaitu sindrom hiperstimulasi ovarium. Efek yang
dirasakan beragam, mulai dari kembung, kram atau nyeri ringan, penambahan
berat badan hingga rasa sakit yang tak tertahankan pada perut.  Efek yang
berat harus ditangani di rumah sakit walaupun biasanya gejala hilang ketika
siklus ovarium selesai.
Selain itu, masih ada beberapa risiko lain dari prosedur bayi tabung, yaitu
risiko keguguran, kehamilan kembar, jika embrio yang ditanamkan ke dalam
rahim lebih dari satu, kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah,
kehamilan ektopik atau di luar Rahim, bayi lahir dengan cacat fisik, stres
karena prosedur bayi tabung dapat menguras tenaga, emosi dan keuangan.

Tunjang Keberhasilan Proses Bayi Tabung Dengan Menjaga Kesehatan


Untuk Anda yang ingin melakukan proses bayi tabung, sebaiknya
mengonsumsi makanan-makanan yang bergizi untuk menunjang kualitas
embrio. Makanan-makanan yang baik adalah makanan yang mencukupi
kebutuhan nutrisi Anda sehari-hari. Dan selain itu juga menjauhi hal-hal yang
bisa menyebabkan gagalnya bayi tabung perlu dihindari. Jika Anda seorang
perokok, sebaiknya mulai sekarang usahakan untuk menghindari rokok.
Jangan minum-minuman beralkohol, karena ini akan memberikan pengaruh
yang kurang baik untuk kesehatan rahim Anda.
Pusat Layanan Ibu dan Anak merupakan salah satu keunggulan Rumah
Sakit Awal Bros. Lakukanlah pemeriksaan kehamilan demi kesehatan ibu dan
anak. Rumah Sakit Awal Bros memiliki dokter kandungan dan dokter anak
yang handal di bidangnya. Pusat Layanan Ibu dan Anak difasilitasi dengan
pemeriksaan kehamilan USG 3D dan pemeriksaan kehamilan USG 4D oleh
dokter obgyn. Rumah Sakit Awal Bros juga menyediakan medical check
up dengan dokter spesialis kandungan. Temukan jadwal dokter obgyn kami di
sini untuk melakukan konsultasi dokter kandungan.
C. Hukum Tentang Bayi Tabung

Pada saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami


perkembangan yang luar biasa, sehingga apa yang di bayangkan orang pada
masa lalu tidak mungkin dapat terjadi pada saat ini dapat terjadi.  Demikian
pula dalam bidang  teknologi kedokteran  hampir dalam hitungan menit
teknologi baru yang lebih modern dan canggih terus ditemukan.  Hal ini juga
terjadi dengan teknologi  yang berkaitan dengan teknologi bayi tabung
(inseminasi), kalau  jaman dahulu orang hamil  hanya bisa melalui hubungan
seksual secara langsung dan kemudian seperma itu di simpan dalam rahim,
yang kemudian terjadi  kehamilan. Maka pada saat  ini sudah berkembang
berbagai macam teknologi  yang bisa menjadikan seseorang hamil meskipun
tidak melalui hubungan seksual secara langsung yang sering kita kenal dengan
tehnologi bayi tabung/inseminasi buatan dapat terjadi baik kepada manusia
maupun pada hewan.
 
Pengertian Inseminasi Inseminasi buatan (artificial insemanation)adalah
pembuahan pada hewan ataupun manusia tanpa melalui senggama (seksual
intercourse). Masalah Inseminasi ini dalam hukum Islam termasuk masalah
Ijtihadi karena baik di dalam Alquran maupun Hadits Rasulullah SAW  tidak
terdapat secara explisit yang menyebutkannya. Namun dengan perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan teknologi yang semakin maju, maka Inseminasi pun
mengalami perkembangan yang luar biasa dan semakin rumit yang
penjelasannya, penjabarannya pun memerlukan berbagai macam disiplin ilmu
tidak hanya kedokteran, tetapi juga biologi, peternakan , hukum dan
sebagainya. 

Untuk itulah para Ulama dan para cendikiawan muslim pun juga perlu
membahas secara seksama dan proporsional dengan mempertimbangkan dari
berbagai aspek yang mendasar. Karena inseminasi buatan pada manusia akan
mengandung konsekwensi hukum  yang sangat  luas, maka apabila inseminasi
pada manusia ini tidak ditangani oleh orang-orang yang beriman dan bertaqwa
dan memahami kaidah hukum, maka tidak menutup kemungkinan dimasa
yang akan datang akan membawa mudharat dan berimplikasi yang sangat luas
dalam perkembangan peradaban manusia.
 
Adapun beberapa teknik yang dipakai dalam inseminasi buatan pada
manusia (bayi tabung)  yang telah berkembang dalam dunia kedokteran pada
saat ini antara lain:

1. FERTILAZION INI Vitro (FIV) dengan cara mengambil sperma suami dan
ovum istri kemidian di prosesdi vitro  (tabung) dan kemudian kalau sudah
terjadi pembuahan lalu ditranfer di rahim istri.

2. Gamet Intra Felopian Tuba  (GIFT)  dengan cara mengambil sperma suami
dan ovum istri dan setelah dicampur terjadi pembuahan , maka segera ditanam
disaluran telur (Tuba palupi).
 
Lantas bagaimana kah hukum inseminasi buatan pada manusia ini (bayi
tabung) ini menurut Pendapat dari Prof. Dr. Masjfuk Zuhdi, Keputusan MUI
Pusat. hasil keputusan Nahdlatul Ulama berdasarkan hasil Forum Munas Alim
Ulama di Kaliurang Yogyakarta pada tahun 1981 , Lembaga Tarjih
Muhammadiyah pada tahun 1980, Lembaga Fiqih Islam OKI  pada tahun
1986, yang mengahsilkan kesimpulan yang hampir sama  antara lain bahwa:
 
a. Inseminasi buatan pada manusia dengan sperma dari psangan suami istri
yang sah baik dengan cara sperma ataupun ovum suami istri yang sah tersebut 
dengan cara mengambil sperma suami kemudian disuntikan ke rahim istri
maupun dengan pembuahan diluar rahim (tabung), maka hukumnya boleh
apabila sudah berusaha secara biasa tidak berhasil , sebab hal ini termasuk
ikhtiar berdasarkan kaidah-kaidah agama.  Sebab keturunan merupakan salah
satu bentuk keperluan yang penting, sehingga berlaku kaidah hukum:“Hajat
kebutuhan yang sangat penting diperlakukan seperti keadaan darurat“.
 
b. Bayi Tabung/inseminasi buatan yang sperma dan ovumnya diambil dari
selain istri atau suami yang syah, maka hukumnya adalah haram, karena
statutusnya sama dengan hubungan kelamin antar lawan jenis diluar nikah
yang sah berarti sama dengan zina. Hal tersebut berdasarkan  Q.S. Al-Isra’
ayat: 70  yang  artinya  “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak
Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka
rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan( Q.S. Al-Isra’ :
70 ). DanAl-Qur’an surat  At–Tin ayat 4 yang menyatakan “bahwa manusia
diciptakan oleh Allah adalah sebagai makhluk yang sangat mulia, serta
memilki keistimeaan dan kelebihan melebihi makhluk tuhan yang
lainnya. Untuk itu manusia juga berkewajiban untuk memuliakan dirinya
sendiri  dan menghormati martabat sesama manusia.  Dalam inseminasi buatan
dengan cara donor pada hakekatnya dapat merendahkan harkat dan martabat
manusia itu sendiri sejajar dengan hewan ataupun tumbuh-tumbuhan.
 
Dasar lain adalah Hadits dari Rasulullah SAW yang dibawaoleh Ibnu
Hiban dan diriwayatkanoleh: Abu dawud dan Imam Tirmidzi yang
menyatakan: “Tidak halal bagi seorang yang beriman pada Allah dan hari
akhir menyiramkan air maninya pada tanaman orang lain“.Dan juga hadits
dari Rasulullah SAW  yang di riwayatkan dari Ibnu Abbas  RA, Rasulullah
SAW bersabda: “Tidak ada dosa  yang lebih besar setelah syirik dalam
pandangan Allah SWT  dibandingkan dengan  lelaki  yang mencari
spermanya ( berzina ) di dalama rahim perempuan  yang tidak halal baginya
karena diinginkan“.
 
c. Bayi tabung dari pasangan suami istri dengan titipan rahim istri yang lain
(suami mempunyai istri  lebih dari satu) maka hukumnya tetap haram, sebab 
akan menimbulkan implikasi hukum yang rumit misalkan masalah warisan.
 
d. Bayi tabung dari sperma suami yang syah tetapi telah meninggal sperma
dibekukan misalnya,  maka hukumnya tetaplah haram.
 
Selain hal tersebut di atas, berdasarkan keputusan dari Bahsul Masail
Nahdlatul Ulama di Kaliurang tersebut juga disebutkan bahwa sperma selain 
dari suami isteri yang sah, cara mengluarkannya juga harus sesuai dengan
hukum syari, biyar suami istri yang sah  tetapi cara mengluarkan  sperma
bukan muhtaram juga tetap di haramkan. Yang di Maksudkan dengan mani
Muhtaram adalahn  mani yang  dikeluarkan  dengan cara  cara yang tidak
sesuai dengan hukum syara’ Islam misalkan sperma dikeluarkan dengan cara
onani sendiri, maka tetap diharamkan,sedangkan apabila istrinya maka
diperbolehkan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, maka Penulis dapat menyimpulkan bahwa
bayi tabung adalah suatu upaya untuk memperoleh kehamilan dengan
jalan mempertemukan sel sperma dan sel telur sehingga terjadi
pembuahan dalam suatu wadah atau cawan petri (semacam mangkuk
kaca berukuran kecil) khusus.
Bayi tabung merupakan suatu teknologi reproduksi berupa teknik
pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita. Prosesnya terdiri
dari mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel
telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah
medium cair.
Bayi tabung ini dapat memberikan dampak postif maupun dampak
negatif, namun hal tersebut tergantung pada kesesuaian proses yang
dilakukan terhadap SOP.

B. SARAN
Saran dari penulis hendaknya jika seseorang akan melakukan
program bayi tabung dokter hanya mengizinkan dan melayani
permintaan bayi tabung dengan sel sperma dan ovum suami istri yang
bersangkutan tanpa ditransfer ke dalam rahim wanita lain (ibu titipan),
dan pemerintah hendaknya juga melarang keras dengan sanksi-sanksi
hukumannya kepada dokter dan siapa saja yang melakukan inseminasi
buatan pada manusia dengan sperma dan atau ovum donor.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Zaldy Zaimi, SpOG., Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Kebidanan
dan Kandungan) Rumah Sakit Awal Bros Sudirman Pekanbaru. Diakses pada 07
Maret 2020 pukul 17.00 WIB

(http://awalbros.com/kebidanan-dan-kandungan/proses-bayi-tabung/)

Hanafiah, Jusuf. 1999. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta . EGC.

Yahaya, A. S. 2003. Bayi Tabung Uji. (online). Diakses pada 10 Desember 2018
Pukul 14.00 WIB.

(http://www.papisma.org/nota/fekah/testtube.pdf)

Zahra, A. N. 2013. Bayi Tabung Dalam Pandangan Islam. (online). Diakses pada
10 Desember 2018 Pukul 14.40 WIB.

(https://keperawatanreligionafifah.wordpress.com/2013/05/19/sejarah-bayi-tabung-di-
dunia/). p://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/fatwa/10/05/08/114856-
apa-hukum-bayi-tabung-menurut-islam-

Anda mungkin juga menyukai