Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ARTIKEL DAN REVIEW

Peranan Seorang Analis Pengambilan Keputusan

Oleh.
 RYAN SAPUTRA
 18.11.019781

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


MATA KULIAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA TAHUN 2020
TIPS MEMBUAT KEPUTUSAN

Sadarkah kita, bahwa setiap hari kita dihadapkan dengan ratusan pilihan dan kita harus
mengambil keputusan untuk memilih satu atau beberapa dari pilihan-pilihan yang ada? Contoh
paling sederhana pada tingkat kehidupan pribadi kita, setiap hari kita harus memutuskan
makanan apa yang akan kita makan hari ini, baju apa yang kita akan pakai saat bekerja, film apa
yang akan kamu tonton saat akhir minggu, dan berbagai pilihan lain baik yang kamu sadari atau
tidak. Namun tidak semua keputusan yang kamu hadapi sesederhana itu, banyak keputusan yang
membutuhkan perenungan, pemikiran dan rencana yang matang untuk diambil seperti
keputusan-keputusan di dunia kerja yang sering dihadapkan dengan masalah dan dilema.

Pengambilan keputusan kehidupan berlaku untuk kita masing-masing, dalam situasi yang
berbeda di mana kita dituntut untuk membuat keputusan. Kehidupan ini dibangun oleh akibat
yang ditimbulkan oleh keputusan-keputusan yang telah diambil. Oleh karenanya penilaian
terhadap keputusan didasarkan pada dampak dari keputusan tersebut bagi kehidupan.

Tidak seorangpun di dunia ini lahir dengan kemampuan mengambil keputusan yang baik.
Itu adalah kemampuan yang harus dipelajari dan diperkuat  dengan belajar dari pengalaman
orang lain maupun dari hal-hal yang kita alami sendiri. Apakah kita termasuk orang yang sulit
mengambil keputusan atau apakah kita telah sering salah mengambil keputusan bukanlah hal
penting. Yang terpenting adalah apakah kita selalu berusaha belajar untuk dapat mengambil
keputusan yang tepat.
Sekarang, karena membuat keputusan sangat penting, maka kita akan melakukannya
dengan baik dan berpikir tentang membuat keputusan. Apa jawaban kita ketika kita dihadapkan
dengan pertanyaan ini:
Apakah kita termasuk orang yang susah dalam mengambil keputusan?
Apakah kita pernah salah mengambil keputusan?
Apa yang akan saya katakan?Bagaimana saya membuat keputusan yang baik?

Masing-masing dari kita dapat membuat keputusan yang akan membuat perubahan positif dalam
hidup kita. Kadang-kadang akan ada situasi di mana kita perlu membuat beberapa keputusan
sederhana. Kadang-kadang kita akan diminta untuk membuat keputusan cepat. Lain kali kita
diberi hak istimewa untuk memiliki waktu atau berkonsultasi dengan orang lain sebelum
memutuskan.

Masing-masing dari kita diberi kesempatan untuk membuat keputusan yang tepat.
Misalnya, bagaimana seorang pria memutuskan kapan waktunya untuk menikah? Apakah dia
memutuskan berdasarkan rasa khawatir dan takut, atau dia memutuskan berdasarkan moral dan
pemikiran yang panjang?. Demikian pula bagaimana seorang wanita memutuskan apakah dia
akan menjadi wanita karier atau hanya Ibu Rumah Tangga. Atau bagaimana seorang siswa
memutuskan kemana ia akan melanjutkan pendidikan ketika lulus nanti? Dapatkah Kita
menambahkan pertanyaan sendiri - -"Bagaimana saya memutuskan ....?"
Apa Yang Dimaksud Membuat Keputusan? Secara sederhana, yang dimaksud
membuat keputusan adalah menentukan pilihan terbaik dari berbagai alternatif untuk maksud
memecahkan masalah. Misalnya, kita hendak mengatasi masalah kejenuhan, maka kita punya
banyak pilihan untuk mengatasi kejenuhan itu. Bila kita telah memilih melakukan travelling
untuk mengatasi kejenuhan kita, selanjutnya kita dihadapkan pada pilihan kemana kita akan
pergi? kapan kita berangkat? Route mana yang akan kita tempuh dan dengan apa kita akan ke
sana?

Apa Saja Tipe Keputusan Kita? Belajar dari hidup kita sendiri dan dari keputusan-keputusan
yang pernah kita buat, kita dapat mengelompokan keputusan-keputusan kita itu menjadi tiga tipe,
yakni:
Keputusan terstruktur/ terprogram : Yaitu keputusan yg dibuat berulang berulang2 dan rutin,
sehingga dapat diprogram. Pada konteks kehidupan pribadi, keputusan terstruktur adalah
keputusan yang kita ambil untuk hal-hal yang sifatnya selalu terjadi berulang/ rutin sehari-hari
seperti makan, minum, mandi. Dalam konteks organisasi, keputusan terstruktur terjadi dan
dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah. Contoh: keputusan pemesanan barang, keputusan
penagihan piutang,dll.

1. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur. Yaitu keputusan yg sebagian dpt


diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini
seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci.
Contoh Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana
promosi.
2. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur Yaitu keputusan yg tidak terjadi berulang-
ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi
untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah
tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal
yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tdk terstruktur. Keputusan untuk
bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan tdk terstruktur yg jarang
terjadi.

Dalam konteks organisasi, keputusan yang dilakukan oleh manajer tingkat atas sifatnya rutin dan
berulang-ulang, ini disebut keputusan terprogram atau keputusan terstruktur. Terprogram bukan
berarti keputusan itu dibuat oleh program computer, tetapi berupa suatu kumpulan prosedur yang
dilakukan secara berulang-ulang dan keputusan pada tingkat yang lebih tinggi sifatnya lebih
tidak terprogram atau lebih tidak terstruktur

Kondisi Apa Yang Melingkupi Kita Saat Membuat Keputusan? Setiap kita hendak membuat
keputusan, kita akan berada pada salah satu kondisi dari beberapa kondisi yang disebutkan di
bawah ini:

1. Kondisi kepastian (certainty). Kondisi ini adalah kondisi dimana pada saat kita membuat
keputusan,  kita memiliki informasi yang lengkap tentang  masalah yang dihadapi. Kita
memiliki cukup informasi yang diperlukan untuk menjadi dasar keputusan. Kita juga
mengetahui dengan pasti dampak yang akan terjadi dari keputusan yang akan kita ambil.
Melanjutkan contoh tentang travelling, maka keputusan yang kita buat terkait kemana
kita akan pergi, kapan kita akan berangkat dan dengan apa kita akan berangkat akan
berada pada kondisi kepastian bila kita memiliki informasi yang lengkap dan akurat
misalnya tentang jarak dan waktu tempuh, kondisi jalan, kondisi lalu lintas, ketersediaan
angkutan, ongkos perjalanan, dll yang relevan.
2. Kondisi ketidakpastian (uncertainty). Dikatakan keputusan diambil dalam kondisi
ketidakpastian bila kita tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai maslah yang
dihadapi dan informasi lain yang relevan mengenai alternatif-alternatif pilihan yang ada
serta tidak mengetahui probabilitas bahkan mungkin tidak mengetahui dengan pasti
kemungkinan hasil-hasilnya. Kondisi-kondisi ketidakpastian pada umumnya adalah
keputusan-keputusan kritis. Keputusan dalam kondisi ketidakpastian biasanya
menyangkut masalah-masalah yang tidak rutin atau tidak terstruktur.

Mengapa Kita Sering Sulit Mengambil Keputusan? Ada beberapa hal yang membuat kita
lemah, membuat kita kurang sigap atau tidak desisif dalam membuat keputusan tepat.  Hal-hal
yang membuat kita menjadi kurang sigap dalam mengambil keputusan tepat dapat saja  terlihat
secara nyata, namun dapat juga berupa bayangan tak nyata yang kita buat sendiri yang kita
rasakan atau tersirat. Sekarang kita akan merenungi sedikit beberapa hambatan dalam membuat
keputusan:

1. Pengecut Banyak dari kita gagal untuk membuat keputusan yang kuat karena merasa kita
mungkin membuat keputusan yang salah, atau harus menghadapi situasi tidak menyenangkan.
Pengecut adalah yang mencegah kita membuat keputusan. Marilah kita menguatkan diri. Marilah
kita berani dalam membuat keputusan. Ingat, "Keberanian memiliki kekuatan untuk
menggerakkan sebuah perubahan".

2. Ketakutan Apakah Kita berpikir, 'Bagaimana jika saya gagal?". Jangan kompromi dengen
ketakutan. Ayo, jika Kita tahu bahwa apa yang telah Kita putuskan adalah benar secara moral,
spiritual dan sosial kemudian melangkah kedepan, "Setelah Kita membuat keputusan, alam
semesta bersekongkol untuk mewujudkannya'.

3. Opini Ini tentunya merupakan salah satu masalah yang cenderung mempengaruhi hampir
setiap orang. 'Apa yang akan teman saya pikirkan tentang saya ?' "Apakah teman saya kesal
dengan saya?' "Bagaimana jika orang-orang tidak menyukai saya?". Itu adalah beberapa
pertanyaan yang berkali-kali hadir dalam pikiran kita. Hilangkan pikiran seperti itu. Hal ini akan
mengingatkan diri kita tentang seseorang berkata. "Mengambil hati teman Kita", Kita pasti akan
mendapatkan beberapa perasaan gemetar ketika Kita membuat keputusan, tapi biarkan hal itu
tidak menghalangi Kita. Kita tahu apa yang diputuskan lebih baik dari opini yang orang katakan.

4. Harga diri Ini cenderung mempengaruhi keputusan. Kita menghindar dari membuat
keputusan-keputusan dalam hidup. Hidup kita cenderung tergantung pada belas kasihan orang
lain. Masing-masing dari kita diberkahi dengan keunikan alami yang menambah rasa dunia.
Ingat, Kita yang membaca artikel ini adalah unik.

5. Kepercayaan Kurangnya kepercayaan dan iman kepada apa yang kita putuskan dapat
membuat menjadi tidak menyenangkan. Tidak jarang menemukan orang yang sulit percaya pada
apa yang mereka pilih untuk memutuskan. Mereka gagal untuk percaya bahwa kehidupan akan
menjadi baik dan bahwa mereka akan melihat hasil yang baik dari keputusan mereka dll. Jika
Kita berencana untuk terjun sendiri ke dalam usaha kreatif, silahkan lakukan dengan keyakinan
bahwa semuanya akan baik pada akhirnya. Itu akan bernilai. Karena keyakinan di awal usaha
yang diragukan orang lain adalah satu hal yang menjamin hasil yang sukses untuk usaha apapun.

6. Rasa bersalah Ada banyak yang tersiksa oleh masa lalu. Contoh kesalahan masa lalu
melemahkan kita. Memang benar bahwa rasa bersalah membuat kita trauma. Tidak ada manusia
yang kebal terhadap kesalahan. Tetapi ingat ketika Kita mengambil langkah pertama, adalah
sebagaimana. Kita mencoba berjalan ketika masih bayi.

Bagaimana kita dapat Mengambil Keputusan Yang Tepat? Berikut ini adalah 6 cara
mengambil keputusan yang tepat secara sistematis:
1. Tetapkan sasaranmu (set your goals) Langkah pertama tentu saja kamu harus mengetahui
dengan jelas masalah apa yang sedang kamu hadapi. Kamu juga harus memiliki tujuan dan hasil
yang ingin dicapai setelah kamu mengambil keputusan. Secara umum ada 2 jenis keputusan:
Keputusan ya atau tidak. Contohnya haruskah kamu membeli mobil atau haruskah kamu berganti
pekerjaan.
Memilih dari pilihan yang ada. Contohnya mobil jenis apa yang akan kamu beli atau pekerjaan
apa yang terbaik buat kamu. Ini permulaan yang penting karena tujuan akhir akan
mempengaruhi caramu dalam bertindak dan berpikir. Berikan tenggat waktu (deadline) kapan
kamu harus mengambil keputusan untuk memastikan kamu tidak terlalu lama fokus di satu
masalah tanpa memperdulikan masalah yang lain.

2. Cari informasi yang tepat Informasi adalah kunci untuk mengambil keputusan yang benar.
Carilah fakta dan opini yang mendukung keputusanmu. Lakukanlah observasi, interview, survey,
membaca literatur, atau meminta pendapat orang lain untuk mendapatkan informasi baik yang
subyektif maupun obyektif. Tapi ingat, jangan sampai mencari suatu informasi pada orang yang
salah atau meminta sarat dari orang yang tidak berpengalaman misalnya meminta pendapat
tentang cara mengatur keuangan dari orang yang memiliki utang yang banyak atau cara
menurunkan berat badan yang tepat dari orang yang kelebihan berat badan. Hal-hal semacam itu
kadang tidak diperhatikan yang membuat informasi atau saran yang kamu dapat tidak benar.

3. Mencari opsi dan kemungkinan yang ada dari berbagai sudut pkitang
Dalam mengambil keputusan, kamu harus mempertimbangkan segala kemungkinan yang ada
terutama apabila keputusan yang kamu ambil adalah suatu keputusan yang besar. Jelajahi setiap
perspektif yang berbeda, jangan batasi dirimu oleh sesuatu yang sudah tersedia atau sesuatu yang
sudah ada di pikiranmu. Berpikir out-of-the-box awalnya pasti tampak tidak relevan atau tidak
sesuai dengan situasi yang ada, namun justru solusi sering muncul dari ide-ide semacam itu.
Tapi, tentu saja berbagai kemungkinan itu harus didukung oleh fakta dan riset yang benar.

4. Menganalisis tiap kelebihan dan kekurangan opsi yang akan kamu ambil
Gunakan logika dan akal sehatmu untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan atau
keuntungan dan kelemahan dari setiap opsi yang ada. Apa keputusan ini masuk akal? Jika ya,
mengapa, jika tidak, mengapa tidak? Apa resiko dari keputusan ini? Apa yang bisa dilakukan
untuk meminimalisir resiko yang ada? Tanyalah pertanyaan-pertanyaan itu pada dirimu sendiri.
5. Jangan mencoba untuk sempurna Banyak orang menunda-nunda keputusan karena takut salah.
Pertama-tama kamu harus tahu bahwa, manusia tidak ada yang sempurna, bahkan seorang
pemimpin yang berpengalaman kadang membuat kesalahan. Kedua, meskipun kamu membuat
kesalahan, kamu bisa belajar banyak dari kesalahanmu dan itu adalah pengalaman yang sangat
berharga

6. Lakukan, meskipun keputusanmu sulit Seringkali, kamu harus menghadapi situasi sulit untuk
mengambil suatu keputusan. Jika kamu menghadapi situasi semacam itu, jangan terus
menghindar karena kamu hanya menambah masalah. Keputusan seperti apakah kamu harus
mengakhiri sebuah hubungan atau apakah kamu harus berganti pekerjaan, memang bukan
keputusan yang mudah namun kamu tetap harus membuat suatu keputusan tegas agar kamu tidak
berlama-lama berkonsentrasi di satu situasi dan mengabaikan masalah lain yang menunggu
keputusanmu juga. Setelah kamu membuat sebuah keputusan, bukan berarti pekerjaanmu selesai
disitu saja. Sebuah keputusan tidak akan berdampak apapun sampai keputusan tersebut
dilaksanakan. Keputusan baru merupakan proses mental. Setelah proses mental selesai,  harus
diikuti proses fisik. Artinya, apa yang sudah diputuskan hanya akan memiliki dampak bagi
kehidupan bila dilaksanakan atau diimplementasikan secara konkrit di lapangan.
Untuk dapat mengetahui sejauh mana dampak proses fisik keputusan, kita memerlukan feedback.
Feedback untuk melihat apakah keputusan yang diambil benar-benar merupakan keputusan yang
tepat atau apakah pelaksanaan telah sesuai dengan keputusan yang diambil,   kita harus 
memonitor dan mengevaluasi dampak dan efek nyata dari keputusan yang sudah kita buat.
Apabila ternyata hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasimu, kamu bisa memutar jalan dan
mengambil jalan yang lain. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri.
REVIEW ARTIKEL

Judul Artikel          : PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Penulis                     : G Hendra Poerwanto, Desember 4, 2011

Publikasi                 : https://sites.google.com/site/teoridecision/artikel

Reviewer             : Ryan Saputra

Latar Belakang     :      

Pengambilan keputusan kehidupan berlaku untuk kita masing-masing,


dalam situasi yang berbeda di mana kita dituntut untuk membuat keputusan. Kehidupan
ini dibangun oleh akibat yang ditimbulkan oleh keputusan-keputusan yang telah
diambil. Oleh karenanya penilaian terhadap keputusan didasarkan pada dampak dari
keputusan tersebut bagi kehidupan.

Tidak seorangpun di dunia ini lahir dengan kemampuan mengambil


keputusan yang baik. Itu adalah kemampuan yang harus dipelajari dan diperkuat 
dengan belajar dari pengalaman orang lain maupun dari hal-hal yang kita alami sendiri.
Apakah kita termasuk orang yang sulit mengambil keputusan atau apakah kita telah
sering salah mengambil keputusan bukanlah hal penting. Yang terpenting adalah apakah
kita selalu berusaha belajar untuk dapat mengambil keputusan yang tepat.
Tujuan:
Sekarang, karena membuat keputusan sangat penting, maka kita akan
melakukannya dengan baik dan berpikir tentang membuat keputusan. Apa jawaban kita
ketika kita dihadapkan dengan pertanyaan ini:
Apakah kita termasuk orang yang susah dalam mengambil keputusan?
Apakah kita pernah salah mengambil keputusan?

Apa yang akan saya katakan?Bagaimana saya membuat keputusan yang baik?

Metode:

Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini menggunakan metode


deskriptif yang menyampaikan gagasan, pola pikir.

Hasil:

Bagaimana kita dapat Mengambil Keputusan Yang Tepat? Berikut ini adalah
6 cara mengambil keputusan yang tepat secara sistematis:

1. Tetapkan sasaranmu (set your goals) Langkah pertama tentu saja kamu harus
mengetahui dengan jelas masalah apa yang sedang kamu hadapi. Kamu juga harus
memiliki tujuan dan hasil yang ingin dicapai setelah kamu mengambil keputusan.
Secara umum ada 2 jenis keputusan:
Keputusan ya atau tidak. Contohnya haruskah kamu membeli mobil atau haruskah kamu
berganti pekerjaan.
Memilih dari pilihan yang ada. Contohnya mobil jenis apa yang akan kamu beli atau
pekerjaan apa yang terbaik buat kamu. Ini permulaan yang penting karena tujuan akhir
akan mempengaruhi caramu dalam bertindak dan berpikir. Berikan tenggat waktu
(deadline) kapan kamu harus mengambil keputusan untuk memastikan kamu tidak
terlalu lama fokus di satu masalah tanpa memperdulikan masalah yang lain.

2. Cari informasi yang tepat Informasi adalah kunci untuk mengambil keputusan yang
benar. Carilah fakta dan opini yang mendukung keputusanmu. Lakukanlah observasi,
interview, survey, membaca literatur, atau meminta pendapat orang lain untuk
mendapatkan informasi baik yang subyektif maupun obyektif. Tapi ingat, jangan sampai
mencari suatu informasi pada orang yang salah atau meminta sarat dari orang yang tidak
berpengalaman misalnya meminta pendapat tentang cara mengatur keuangan dari orang
yang memiliki utang yang banyak atau cara menurunkan berat badan yang tepat dari
orang yang kelebihan berat badan. Hal-hal semacam itu kadang tidak diperhatikan yang
membuat informasi atau saran yang kamu dapat tidak benar.

3. Mencari opsi dan kemungkinan yang ada dari berbagai sudut pkitang
Dalam mengambil keputusan, kamu harus mempertimbangkan segala kemungkinan
yang ada terutama apabila keputusan yang kamu ambil adalah suatu keputusan yang
besar. Jelajahi setiap perspektif yang berbeda, jangan batasi dirimu oleh sesuatu yang
sudah tersedia atau sesuatu yang sudah ada di pikiranmu. Berpikir out-of-the-box
awalnya pasti tampak tidak relevan atau tidak sesuai dengan situasi yang ada, namun
justru solusi sering muncul dari ide-ide semacam itu. Tapi, tentu saja berbagai
kemungkinan itu harus didukung oleh fakta dan riset yang benar.

4. Menganalisis tiap kelebihan dan kekurangan opsi yang akan kamu ambil
Gunakan logika dan akal sehatmu untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan atau
keuntungan dan kelemahan dari setiap opsi yang ada. Apa keputusan ini masuk akal?
Jika ya, mengapa, jika tidak, mengapa tidak? Apa resiko dari keputusan ini? Apa yang
bisa dilakukan untuk meminimalisir resiko yang ada? Tanyalah pertanyaan-pertanyaan
itu pada dirimu sendiri.

5. Jangan mencoba untuk sempurna Banyak orang menunda-nunda keputusan karena


takut salah. Pertama-tama kamu harus tahu bahwa, manusia tidak ada yang sempurna,
bahkan seorang pemimpin yang berpengalaman kadang membuat kesalahan. Kedua,
meskipun kamu membuat kesalahan, kamu bisa belajar banyak dari kesalahanmu dan
itu adalah pengalaman yang sangat berharga

6. Lakukan, meskipun keputusanmu sulit Seringkali, kamu harus menghadapi situasi


sulit untuk mengambil suatu keputusan. Jika kamu menghadapi situasi semacam itu,
jangan terus menghindar karena kamu hanya menambah masalah. Keputusan seperti
apakah kamu harus mengakhiri sebuah hubungan atau apakah kamu harus berganti
pekerjaan, memang bukan keputusan yang mudah namun kamu tetap harus membuat
suatu keputusan tegas agar kamu tidak berlama-lama berkonsentrasi di satu situasi
dan mengabaikan masalah lain yang menunggu keputusanmu juga. Setelah kamu
membuat sebuah keputusan, bukan berarti pekerjaanmu selesai disitu saja. Sebuah
keputusan tidak akan berdampak apapun sampai keputusan tersebut dilaksanakan.
Keputusan baru merupakan proses mental. Setelah proses mental selesai,  harus
diikuti proses fisik. Artinya, apa yang sudah diputuskan hanya akan memiliki dampak
bagi kehidupan bila dilaksanakan atau diimplementasikan secara konkrit di lapangan.
Untuk dapat mengetahui sejauh mana dampak proses fisik keputusan, kita
memerlukan feedback. Feedback untuk melihat apakah keputusan yang diambil
benar-benar merupakan keputusan yang tepat atau apakah pelaksanaan telah sesuai
dengan keputusan yang diambil,   kita harus  memonitor dan mengevaluasi dampak
dan efek nyata dari keputusan yang sudah kita buat. Apabila ternyata hasilnya tidak
sesuai dengan ekspektasimu, kamu bisa memutar jalan dan mengambil jalan yang
lain. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri.

Kekurangan Artikel ini tidak memuat ,pendahuluan, latar belakang, Fungsi, buku,
dan Para Ahli. Sangat tidak tertarik untuk membacanya karena kurang
lengkap yang di paparkan.

Anda mungkin juga menyukai