Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

Dengan Diagnosa Diabetes Melitus Tipe II Pada Ny.S

Di Susun Oleh :

Sri Wahyuni Annica

17-703

Dosen Pembimbing :

Ns. Nurhaida. S.kep, M.kep

AKADEMI KEPERAWATAN AISYIYAH PADANG

2020
LAPORAN KASUS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Nama Mahasiswa : Sri Wahyuni Annica

NIM : 17-703

Inisial Pasien : Ny.S Umur : 59 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Diagnosa Medis : DM Tipe II (Hipoglikemi)

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian Primer
AIWAYS (JALAN NAPAS)  Jalan nafas bersih , tidak ada obstruksi, tidak ada
sekret, suara paru vesikuler.

BREATING (STATUS PERNAPASAN)  Rr 18x/menit, irama teratur, tidak


menggunakan otot bantu pernafasan, suara auskultasi paru vesikuler kanan dan
kiri.

Circulation (Status Sirkulasi) TD: 100/60 mmHg, Nadi: 73x/menit (teraba


lemah), Suhu: 35,8’C, akral dingin, capillary refill kembali dalam 4 detik, anemis.

ANALISA DATA
Data (Subjektif & Etiologi Masalah
Objektif) Keperawatan
Pada tanggal 21 Juli penurunan produksi resiko ketidakstabilan
2020 didapatkan data energi metabolik kadar glukosa darah
fokus sebagai berikut:
*data subyektif:
keluarga mengatakan
± 8 jam sebelum
masuk RS pasien
mengeluh badan
lemas, pasien jarang
makan, pasien tetap
minum obat
glibenklamid 3x1/
oral,
*data obyektif:
kesadaran umum
lemah, kesadaran
apatis, GCS: E3 V4
M5, dan GDS 70 gr/dl

PERENCANAAN KEPERAWATAN
Diagnosa Nanda NOC NIC
Resiko Setelah dilakukan 1.kaji keadaan umum
ketidakstabilan kadar asuhan keperawatan, dan TTV
glukosa darah diharapkan 2.kaji kadar GDS
berhubungan dengan ketidakstabilan kadar 3.kaji kadar GDS
penurunan produksi glukosa darah normal. sebelum dan 1 jam
energi metabolik. sesudah pemberian
terapi
4.berikan informasi
pada keluarga
tentang penyakit dan
penanganannya
5.anjurkan keluarga
memberikan pasien
minum manis
6.kolaborasi dengan
tim kesehatan lain
dalam pemberian
terapi glukosa 5%,
10% atau 40% per-IV
sesuai indikasi
6.pantau nilai
laboratorium seperti
gula darah.

PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Waktu (Hari, Tanggal, Implementasi Evaluasi
Jam)
Selasa, 21 Juli 2020, 1.pengukuran TTV, S : Keluarga
09.00 WIB pengukuran GDS, mengatakan pasien
dilakukan masih lemah
2.pemasangan infus D O : GDS 121 gr/dl,
10% 20 tpm dan keadaan umum
pemberian D 40% pasien lemah,
masuk 20 mg (2 flas) kesadaran
melalui IV composmentis, GCS :
3.pengukuran GDS E3 V5 M6, pasien
setelah 1 jam anemis, akral teraba
pemberian terapi hangat.
dekstrose A :Masalah resiko
ketidakstabilan kadar
glukosa darah teratasi
sebagian,
P : lanjutkan
pemantauan keadaan
umum, TTV dan kadar
glukosa darah.
Disability (Status Kesadaran)  tingkat kesadaran apatis, GCS : E3 V4 M5, pupil
isokor

ANALISA DATA
Data (Subjektif & Etiologi Masalah
Objektif) Keperawatan
1.*data subyektif: 1.kurangnya suplai 1.Penurunan perfusi
keluarga mengatakan glukosa ke otak jaringan serebral
± 8 jam sebelum
masuk RS pasien 2. diabetes mellitus. 2.resiko penurunan
pingsan 1 kali di perfusi jaringan
rumah. perifer

data obyektif:
kesadaran umum
lemah, kesadaran
apatis, GCS : E3 V4
M5, TTV= TD: 100/60
mmHg, Nadi:
73x/menit, Rr: 18x/
menit, Suhu: 35,80C,
GDS low dan tremor

2.* data subyektif:


keluarga mengatakan
± 8 jam sebelum
masuk RS pasien
mengeluh badan
lemas.
*data obyektif:
kesadaran umum
lemah, kesadaran
apatis, GCS : E3 V4
M5, TTV= TD: 100/60
mmHg, Nadi:
73x/menit (teraba
lemah), Rr:
18x/menit, Suhu:
35,80C, pasien
anemis, akral teraba
dingin, capillary refill
kembali dalam 4
detik, dan tremor

PERENCANAAN KEPERAWATAN
Diagnosa Nanda NOC NIC
1.penurunan perfusi 1.Setelah dilakukan 1.1).kaji tingkat
jaringan serebral asuhan kesadaran dan TTV
berhubungan keperawatan, 2).pertahankan
dengan kurangnya diharapkan tidak keefektifan jalan
suplai glukosa ke terjadi penurunan nafas
otak. perfusi jaringan 3).berikan posisi
serebral supinasi
4).kolaborasi
pemberian terapi
O2, glukosa 5%,
10% atau 40%
perIV.

2. Resiko penurunan 2.1).kaji kadar GDS


perfusi jaringan 2. Setelah dilakukan sebelum dan 1 jam
perifer asuhan keperawatan, sesudah
diharapkan tidak pemberian terapi
terjadi penurunan 2).pertahankan
perfusi jaringan keefektifan jalan
perifer nafas
3).berikan posisi
supinasi pada klien
4).berikan
informasi pada
keluarga tentang
penyakit dan
penanganannya
5).kolaborasi
dengan tim
kesehatan lain
dalam pemberian
terapi O2.

PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Waktu (Hari, Tanggal, Implementasi Evaluasi
Jam)
1.Selasa, 21 Juli 2020, 1.1).memposisikan 1. S : Keluarga
09.00 pasien supinasi mengatakan
2).memberikan pasien masih
terapi oksigen 3 lemah
lt/menit O : TTV: TD:
3).memantau 110/70 mmHg,
kesadaran dan TTV Nadi: 78x/menit
(teraba kuat), Rr:
18x/ menit, Suhu:
36,20C. Keadaan
umum pasien
lemah, kesadaran
composmentis,
GCS : E3 V5 M6,
pupil isokor dan
akral teraba
hangat.
A : Masalah
penurunan perfusi
jaringan serebral
teratasi sebagian
P : lanjutkan
intervensi terapi
oksigen, pantau
kesadaran dan
vital sign
management.

2.1).memposisikan S : Keluarga
pasien supinasi mengatakan pasien
2.Selasa, 21 Juli 2).memberikan masih lemah
2020,09.15 WIB terapi oksigen 3 O : TTV: TD: 110/70
lt/menit. mmHg, Nadi:
78x/menit (teraba
kuat), Rr: 18x/ menit,
Suhu: 36,20C.
Keadaan umum
pasien lemah,
kesadaran
composmentis, GCS :
E3 V5 M6, pasien
anemis, akral teraba
hangat dan capillary
refill < 2 detik.
A : Masalah resiko
penurunan perfusi
jaringan perifer
teratasi sebagian
O : lanjutkan terapi
oksigen, pantau
kesadaran dan vital
sign management

Exposure (Ketertaparan lingkungan)  Tidak terdapat cidera

2. Pengkajian Sekunder

Data Demografi
Inisal pasien : Ny.S
Tempat/Tgl. Lahir :
Tanggal Masuk : 21 Juli 2020
Agama : Islam
Suku : Chaniago
Pendidikan : SD
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : -
Lama Bekerja : -
Alamat : Tarusan
Sumber Informasi : Keluarga
Keluarga dekat yang bisa dihubungi
Nama : Tn.R
Hubungan dengan pasien : Suami
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Tarusan

Riwayat Kesehatan

1. Keluhan utama/ Alasan masuk rumah sakit

keluarga pasien mengatakan pasien pingsan 1 kali sebelum dibawa ke rumah sakit,
pasien mengeluh badan lemas, nafsu makan menurun.

2. Riwayat kesehatan
1). Riwayat kesehatan sekarang

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 22 juli 2020 keluarga mengatakan ±
8 jam sebelum masuk RS pasien mengeluh badan lemas, pasien jarang makan,
pasien tetap minum obat glibenklamid 3x1/ oral, keluarga mengatakan ± 8 jam
sebelum masuk RS pasien pingsan 1 kali di rumah. keluarga mengatakan ± 8 jam
sebelum masuk RS pasien mengeluh badan lemas.

2). Riwayat kesehatan yang lalu

Pasien mempunyai riwayat penyakit Diabetes Mellitus ± 3 tahun yang lalu.

Tanda-tanda Vital

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 78x/menit

Rr : 18x/ menit

Suhu : 35,8’C
BB sehat : 45 Kg

BB sakit : 43 Kg

TB : 155 cm

Tingkat Kesadaran dan Status Neurologis

Keadaan umum pasien lemah, kesadaran composmentis, GCS : E3 V5 M6, pasien anemis,
akral teraba hangat dan capillary refill < 2 detik.

Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)

*Kepala

Inspeksi : kepala simetris,tidak ada lesi,rambut klien rontok, kulit kepala klien
tidak bersih

Palpasi : Tidak terdapat benjolan

Keluhan : klien tidak memiliki keluhan pada kepala

*Mata

Fungsi penglihatan : Penglihatan baik

Ukuran pupil : 3 mm Isokor

Konjungtiva : Anemis

Sklera : Tidak ikterik

Edema palpebra : Tidak Udem


*Telinga

Fungsi telinga : Baik Fungsi Keseimbangan : Baik

Keluhan : Tidak ada

*Hidung dan Sinus

Inspeksi : Tidak ada sekret

Pembengkakan : Tidak ada

Pendarahan : Tidak ada

Keluhan : Tidak ada

*Mulut dan Tenggorokan

Inspeksi : Bibir kering

Keadaan gigi : Kotor

Keadaan membrane mukosa : Baik

Kesulitan menelan : Tidak ada

*Leher

Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada

Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak ada

peradangan pada tonsil : Tidak ada

Thoraks*
Inspeksi : Bentuk dada normal, retraksi dada normal, dada simetris kiri
dan kanan, keadaan kulit dada baik,

Palpasi : ekspansi dada pada saat bernafas simetris kiri-kanan, tidak


terdapat nyeri tekan

Perkusi paru : sonor

Auskultasi paru : Vesikuler

Perkusi jantung : batas jantung diketahui

Auskultasi jantung : bunyi jantung normal

Pola Ventilasi : normal

Gambaran EKG : normal JVP : normal

*Sirkulasi

Frekwensi nadi : 78x/i Saturasi O2 : 96 %

Tekanan darah : 110/70 mmHg MAP : CVP :

PA Sistolik : 110 PA Diastolik : 70 PAP :

Suhu tubuh : 36,2’C Suhu ekstremitas : Normal

Sianosis : Tidak ada CRT : < 2 detik

Turgor : Normal

*Abdomen

Inspeksi : Tidak buncit, warna kulit normal, tidak terdapat jejas

Auskultasi : Suara Peristaltik usus 15 x/i


Palpasi : Tidak terdapat massa, tidak terdapat nyeri tekan

Perkusi : Tidak terdapat udara dan cairan

Pengeluaran NGT : Tidak ada

Keluhan : Tidak ada

*Genitaurinaria

Penggunaan kateter : Terpasang kateter Volume urine : 500 ml

Hematuria : Tidak ada

Keluhan : Tidak ada

*Reproduksi

Riwayat kehamilan : Hamil 5x, keguguran 1x,melahirkan 5x,jumlah anak 5,keadaan


anak sehat, persalinan normal

Keluhan selama hamil : Tidak ada

Perdarahan pervaginam: Tidak ada

Keluhan system reproduksi : Tidak ada

*Ekstremitas

Inspeksi : Klien terpasang infus Dextrose 10% ditangan kanan

Masa otot : 27

Kekakuan : tidak ada

Kekuatan otot :3

Keluhan : Tubuh terasa lemah


3. Hasil Pemeriksaan Penunjang:

Pemeriksaan tanggal 21 juli 2020 :

GDS sewaktu masuk ICU : 70 gr/dl

GDS sewaktu sudah dilakukan tindakan KGD : 121 gr/dl

4. Program Pengobatan yang Sudah dan Sedang Dijalankan

1.pemasangan infus D 10% 20 tpm dan pemberian D 40% masuk 20 mg (2 flas) melalui
IV

2.pengukuran GDS setelah 1 jam pemberian terapi dekstrose


5. Analisa Data

Data (subjektif & Etiologi Masalah Keperawatan


Objektif)
*data subyektif: penurunan produksi resiko ketidakstabilan kadar
keluarga mengatakan ± energi metabolik glukosa darah
8 jam sebelum masuk
RS pasien mengeluh
badan lemas, pasien
jarang makan, pasien
tetap minum obat
glibenklamid 3x1/ oral,
*data obyektif:
kesadaran umum
lemah, kesadaran
apatis, GCS: E3 V4 M5,
dan GDS low

2.*data subyektif: 1.kurangnya suplai 1.Penurunan perfusi jaringan


keluarga mengatakan ± glukosa ke otak serebral
8 jam sebelum masuk
RS pasien pingsan 1 kali
di rumah.

data obyektif:
kesadaran umum
lemah, kesadaran
apatis, GCS : E3 V4 M5,
TTV= TD: 100/60
mmHg, Nadi:
73x/menit, Rr: 18x/
menit, Suhu: 35,80C,
GDS low dan tremor

3.* data subyektif: 3. diabetes mellitus. 3.resiko penurunan perfusi


keluarga mengatakan ± jaringan perifer
8 jam sebelum masuk
RS pasien mengeluh
badan lemas.
*data obyektif:
kesadaran umum
lemah, kesadaran
apatis, GCS : E3 V4 M5,
TTV= TD: 100/60
mmHg, Nadi: 73x/menit
(teraba lemah), Rr:
18x/menit, Suhu:
35,80C, pasien anemis,
akral teraba dingin,
capillary refill kembali
dalam 4 detik, dan
tremor
6. Perencanaan Keperawatan

N Diagnosa Keperawatan NOC NIC


o
1 Resiko ketidakstabilan kadar Setelah dilakukan 1.kaji keadaan umum
glukosa darah berhubungan asuhan keperawatan, dan TTV
dengan penurunan produksi diharapkan 2.kaji kadar GDS
energi metabolik. ketidakstabilan kadar 3.kaji kadar GDS
glukosa darah normal. sebelum dan 1 jam
sesudah pemberian
terapi
4.berikan informasi
pada keluarga tentang
penyakit dan
penanganannya
5.anjurkan keluarga
memberikan pasien
minum manis
6.kolaborasi dengan tim
kesehatan lain dalam
pemberian terapi
glukosa 5%, 10% atau
40% per-IV sesuai
indikasi
6.pantau nilai
laboratorium seperti
gula darah.
2 penurunan perfusi jaringan .Setelah dilakukan .1).kaji tingkat
serebral berhubungan asuhan kesadaran dan TTV
dengan kurangnya suplai keperawatan, 2).pertahankan
glukosa ke otak. diharapkan tidak keefektifan jalan
terjadi penurunan nafas
perfusi jaringan 3).berikan posisi
serebral supinasi
4).kolaborasi
pemberian terapi O2,
glukosa 5%, 10%
atau 40% perIV.

3 Resiko penurunan perfusi 2. Setelah dilakukan 1).kaji kadar GDS


jaringan perifer asuhan keperawatan, sebelum dan 1 jam
diharapkan tidak sesudah pemberian
terjadi penurunan terapi
perfusi jaringan perifer 2).pertahankan
keefektifan jalan
nafas
3).berikan posisi
supinasi pada klien
4).berikan informasi
pada keluarga
tentang penyakit dan
penanganannya
5).kolaborasi dengan
tim kesehatan lain
dalam pemberian
terapi O2.

7. Catatan Perkembangan
Hari/tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Rabu, Resiko 1.pengukuran TTV, S : Keluarga
22 Juli ketidakstabil pengukuran GDS, mengatakan pasien
2020 an kadar dilakukan 2.pemasangan masih lemah
glukosa infus D 10% 20 tpm dan O : GDS 125 gr/dl,
darah pemberian D 40% masuk keadaan umum pasien
berhubunga 20 mg (2 flas) melalui IV lemah, kesadaran
n dengan 3.pengukuran GDS setelah composmentis, GCS :
penurunan 1 jam pemberian terapi E3 V5 M6, pasien
produksi dekstrose anemis, akral teraba
energi hangat.
metabolik. A :Masalah resiko
ketidakstabilan kadar
glukosa darah teratasi
sebagian,
P : lanjutkan
pemantauan keadaan
umum, TTV dan kadar
glukosa darah.

1.1).memposisikan pasien 1. S : Keluarga


Rabu, penurunan supinasi 2).memberikan mengatakan pasien
22 juli perfusi terapi oksigen 3 lt/menit masih lemah
2020 jaringan 3).memantau
serebral kesadaran dan TTV O : TTV: TD: 120/70
berhubun mmHg, Nadi:
gan 79x/menit (teraba
dengan kuat), Rr: 17x/ menit,
kurangny Suhu: 36,5’C. Keadaan
a suplai umum pasien lemah,
glukosa kesadaran
ke otak. composmentis, GCS :
E3 V5 M6, pupil isokor
dan akral teraba
hangat.
A : Masalah
penurunan perfusi
jaringan serebral
teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
terapi oksigen, pantau
kesadaran dan vital
sign management.

1).memposisikan pasien S : Keluarga


supinasi mengatakan pasien
Resiko 2).memberikan terapi masih lemah
penurunan oksigen 3 lt/menit. O : TTV: TD: 120/70
Rabu, perfusi mmHg, Nadi:
22 juli jaringan 79x/menit (teraba
2020 perifer kuat), Rr: 17x/ menit,
Suhu: 36,5’C.
Keadaan umum
pasien lemah,
kesadaran
composmentis, GCS :
E3 V5 M6, pasien
anemis, akral teraba
hangat dan capillary
refill < 2 detik.

A : Masalah resiko
penurunan perfusi
jaringan perifer
teratasi sebagian
O : lanjutkan terapi
oksigen, pantau
kesadaran dan vital
sign management

Kamis, Resiko 1.pengukuran TTV, S : Keluarga


23 Juli ketidakstabil pengukuran GDS, mengatakan pasien
2020 an kadar dilakukan 2.pemasangan masih lemah
glukosa infus D 10% 20 tpm dan O : GDS 126 gr/dl,
darah pemberian D 40% masuk keadaan umum pasien
berhubunga 20 mg (2 flas) melalui IV lemah, kesadaran
n dengan 3.pengukuran GDS setelah composmentis, GCS :
penurunan 1 jam pemberian terapi E3 V5 M6, pasien
produksi dekstrose anemis, akral teraba
energi hangat.
metabolik. A :Masalah resiko
ketidakstabilan kadar
glukosa darah teratasi
sebagian,
P : lanjutkan
pemantauan keadaan
umum, TTV dan kadar
glukosa darah.
1.1).memposisikan pasien 1. S : Keluarga
Kamis penurunan supinasi mengatakan pasien
23 juli perfusi 2).memberikan terapi masih lemah
2020 jaringan oksigen 3 lt/menit O : TTV: TD: 120/80
serebral 3).memantau kesadaran mmHg, Nadi:
berhubun dan TTV 88x/menit (teraba
gan kuat), Rr: 19x/ menit,
dengan Suhu: 36,7’C. Keadaan
kurangny umum pasien lemah,
a suplai kesadaran
glukosa composmentis, GCS :
ke otak. E3 V5 M6, pupil isokor
dan akral teraba
hangat.
A : Masalah
penurunan perfusi
jaringan serebral
teratasi sebagian
P : lanjutkan
intervensi terapi
oksigen, pantau
kesadaran dan vital
sign management.

S : Keluarga
mengatakan pasien
Resiko 1).memposisikan pasien masih lemah
Kamis, penurunan supinasi O : TTV: TD: 120/80
23 juli perfusi 2).memberikan terapi mmHg, Nadi:
2020 jaringan oksigen 3 lt/menit. 88x/menit (teraba
perifer kuat), Rr: 19x/ menit,
Suhu: 36,7’C.
Keadaan umum
pasien lemah,
kesadaran
composmentis, GCS :
E3 V5 M6, pasien
anemis, akral teraba
hangat dan capillary
refill < 2 detik.
A : Masalah resiko
penurunan perfusi
jaringan perifer
teratasi sebagian
O : lanjutkan terapi
oksigen, pantau
kesadaran dan vital
sign management

Jum’at Resiko 1.pengukuran TTV, S : Keluarga


24 Juli ketidakstabil pengukuran GDS, mengatakan pasien
2020 an kadar dilakukan 2.pemasangan masih lemah
glukosa infus D 10% 20 tpm dan O : GDS 126 gr/dl,
darah pemberian D 40% masuk keadaan umum pasien
berhubunga 20 mg (2 flas) melalui IV lemah, kesadaran
n dengan 3.pengukuran GDS setelah composmentis, GCS :
penurunan 1 jam pemberian terapi E3 V5 M6, pasien
produksi dekstrose anemis, akral teraba
energi hangat.
metabolik. A :Masalah resiko
ketidakstabilan kadar
glukosa darah teratasi
sebagian,
P : lanjutkan
pemantauan keadaan
umum, TTV dan kadar
glukosa darah.

1).memposisikan pasien 1. S : Keluarga


Jum’at, supinasi mengatakan pasien
24 juli penurunan 2).memberikan terapi masih lemah
2020 perfusi oksigen 3 lt/menit O : TTV: TD: 120/70
jaringan 3).memantau kesadaran mmHg, Nadi:
serebral dan TTV 79x/menit (teraba
berhubun kuat), Rr: 17x/ menit,
gan Suhu: 36,5’C.
dengan Keadaan umum
kurangny pasien lemah,
a suplai kesadaran
glukosa composmentis, GCS :
ke otak. E3 V5 M6, pupil
isokor dan akral
teraba hangat.
A : Masalah
penurunan
perfusi
jaringan
serebral
teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi
terapi oksigen,
pantau
Jum’at kesadaran dan
24 juli vital sign
2020 management.

S : Keluarga
1).memposisikan pasien mengatakan pasien
Resiko supinasi masih lemah
Jum’at penurunan 2).memberikan terapi O : TTV: TD: 120/70
24 juli perfusi oksigen 3 lt/menit. mmHg, Nadi:
2020 jaringan 79x/menit (teraba
perifer kuat), Rr: 17x/ menit,
Suhu: 36,6’C.
Keadaan umum
pasien lemah,
kesadaran
composmentis, GCS :
E3 V5 M6, pasien
anemis, akral teraba
hangat dan capillary
refill < 2 detik.
A : Masalah resiko
penurunan perfusi
jaringan perifer
teratasi sebagian
O : lanjutkan
terapi oksigen,
pantau
kesadaran dan
vital sign
management

Sabtu, Resiko 1.pengukuran TTV, S : Keluarga


25 Juli ketidakstabil pengukuran GDS, mengatakan pasien
2020 an kadar dilakukan 2.pemasangan masih lemah
glukosa infus D 10% 20 tpm dan O : GDS 121 gr/dl,
darah pemberian D 40% masuk keadaan umum pasien
berhubunga 20 mg (2 flas) melalui IV lemah, kesadaran
n dengan 3.pengukuran GDS setelah composmentis, GCS :
penurunan 1 jam pemberian terapi E3 V5 M6, pasien
produksi dekstrose anemis, akral teraba
energi hangat.
metabolik. A :Masalah resiko
ketidakstabilan kadar
glukosa darah teratasi
sebagian,
P : lanjutkan
pemantauan keadaan
umum, TTV dan kadar
glukosa darah.

1. S : Keluarga
mengatakan
pasien masih
lemah
O : TTV: TD:
110/70
mmHg, Nadi:
1.1).memposisikan 78x/menit
Sabtu,, pasien supinasi (teraba kuat),
25 juli penurunan 2).memberikan Rr: 18x/
2020 perfusi terapi oksigen 3 menit, Suhu:
jaringan lt/menit 36,20C.
serebral 3).memantau Keadaan
berhubun kesadaran dan TTV umum pasien
gan lemah,
dengan kesadaran
kurangny composmentis
a suplai , GCS : E3 V5
glukosa M6, pupil
ke otak. isokor dan
akral teraba
hangat.
A : Masalah
penurunan
perfusi
jaringan
serebral
teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi
terapi oksigen,
pantau
kesadaran dan
vital sign
management.

S : Keluarga
1).memposisikan mengatakan
pasien supinasi pasien masih
2).memberikan lemah
Sabtu,, Resiko terapi oksigen 3 O : TTV: TD:
25 juli penurunan lt/menit. 110/70
2020 perfusi mmHg, Nadi:
jaringan 78x/menit
perifer (teraba kuat),
Rr: 18x/
menit, Suhu:
36,20C.
Keadaan
umum pasien
lemah,
kesadaran
composmentis
, GCS : E3 V5
M6, pasien
anemis, akral
teraba hangat
dan capillary
refill < 2 detik.
A : Masalah
resiko
penurunan
perfusi
jaringan
perifer teratasi
sebagian
O : lanjutkan
terapi oksigen,
pantau
kesadaran dan
vital sign
management

Anda mungkin juga menyukai