Anda di halaman 1dari 6

Pentingnya Support System Psikologi dalam Peningkatan Kesehatan Mental Olahragawan

Pendahuluan
Bidang olahraga menjadi daya tarik tersendiri di Indonesia beberapa tahun terakhir.
Banyak cabang perlombaan olahraga digelar mulai tingkat daerah hingga internasional. Hal
ini menyebabkan eksistensi olahragawan menjadi meningkat. Peningkatan fenomena ini
disertai dengan tingginya peminat menjadi seorang olahragawan oleh kalangan anak – anak
dan remaja. Olahraga menjadi salah satu unsur yang berpengaruh dalam kehidupan manusia
dan turut berperan dalam mengharumkan nama daerah dan bangsa, baik melalui kompetisi di
tingkat nasional maupun internasional. Setiap bangsa diseluruh dunia berlomba-lomba
menciptakan prestasi dalam kegiatan olahraga, karena prestasi olahraga yang baik akan
meningkatkan citra bangsa di dunia internasional (Irwanto dan Romas, 2019). Tak jarang hal
tersebut menjadi motivasi olahragawan untuk berprestasi dan ajang adu gengsi. Tingginya
nilai prestisus dalam bidang olahraga tak jarang menyebabkan persaingan yang tidak sehat
antar olahragawan, sehingga berpengaruh terhadap kondisi psikisnya. Terganggunya psikis
seseorang akan mempengaruhi produktivitas dan kondisi mentalnya (Carlsson et al., 2018).
Fenomena ini dibuktikan dengan terjadinya penurunan prestasi dibeberapa cabang
olahraga dalam sepuluh tahun terakhir, sering terjadi konflik antar tim karena mudahnya
terprovokasi, melakukan tindakan tak terpuji kepada pengadil lapangan serta juri dan masih
banyak fenomena lainnya. Sangat disayangkan yang sejatinya olahraga menjujung tinggi
sportivitas dinodai dengan tindakan tindakan yang tidak terpuji. Permasalah tersebut kian
menjadi kompleks seiring berjalannya waktu. Berbagai permasalahan yang timbul
dihubungkan dengan faktor internalpersonal antar olahragawan, olahragawan dengan pelatih
dan bahkan permasalahan keluarga yang terbawa dan mempengaruhi kondisi psikologis saat
tanding di lapangan (Carlsson et al., 2018). Kondisi psikologis memegang kontribusi yang
luar biasa terhadap performance olahragawan. Latihan rutin dan terstruktur namun tidak
diimbangi dengan pembinaan psikologis akan menjadi boomerang terhadap performance
olahragawan sehingga acap kali tidak maksimal. Oleh sebab itu, berdasarkan uraian tersebut
maka perlu adanya kajian seberapa penting support sistem psikologis dalam peningkatan
kesehatan mental olahragawan yang bertujuan untuk mencari solusi dari fenomena lapang
yang terjadi dan bagaimana vitalnya peran psikologis terhadap olahragawan akan dibahas
dalam makalah ini.
Daftar Studi Literatur
Tabel : List of Study Literacy

Author (s), Year Title Note


Fadli, Z dan Anshor Survey Tentang Aspek- Jurnal Ilmu Keolahragaan
Khoirul, 2019 Aspek Psikologis Atlet Vol. 18 (1), Januari – Juni
Sepak Takraw Putra Sumut 2019: 31 – 39.
dalam Menghadapi Pekan Doi:10.24114/jik.v18i1.14305
Olahraga Wilayah VIII p-ISSN: 1693-1475; e-ISSN:
Tahun 2011 Kepulauan Riau 2549-9777
Handayani, S.G., 2019 Peranan Psikologi Olahraga Gelanggang Olahraga: Jurnal
dalam Pencapaian Prestasi Pendidikan Jasmani dan
Atlet Senam Artistik Olahraga Volume 2, Nomor
Kabupaten Sijunjung 2, Januari-Juni 2019.
e-ISSN : 2597-6567; p-ISSN :
2614-607X
I.Irwanto dan Romas M. Z., Profil Peran Psikologi Prosiding Seminar Nasional
2019 Olahraga dalam IPTEK Olahraga, 2019, ISSN
Meningkatkan Prestasi Atlet 2622-0156
di Serang-Banten Menuju
Jawara
Carlsson et al., 2018 Introduction : The blend of Sport in Society Journal
Science and Support ISSN: 1743-0437 (Print)
1743-0445 (Online)
Rohmansyah, R.A., 2017 Kecemasan dalam Olahraga Jurnal Ilmiah PENJAS, ISSN:
2442-3874 Vol.3 No.1,
Januari 2017
S.Sumarjo, 2017 Peran Psikologi Olahraga Jurnal Warta Edisi : 51
dan Kepelatihan dalam ISSN : 1829 – 7463
Olahraga
Effendi,Hastria., 2016 Peranan Psikologi Olahraga Nusantara Jurnal Ilmu
dalam Meningkatkan Pengetahuan Sosial Vol.1
Prestasi Atlet ISSN 2541-657X
Kiswantoro, A., 2016 Pembinaan Mental Bagi Jurnal Konseling
Atlet Pemula Untuk GUSJIGANG Vol.2 No.1
Membantu Pengendalian (Januari-Juni 2016)
Agresifitas Print ISSN 2460-1187
Online ISSN 2503-281X
Nusufi,M.,2016 Melatih Konsentrasi dalam Jurnal Ilmu Keolahragaan
Olahraga Volume 15 Nomor 2, Juli –
Desember 2016: 54 - 61
Kusumajati, D. Anggraini, Psikologi Olahraga dan Humaniora Vol.3 No.1 April
2012 Filsafat 2012: 246-252

Pembahasan
Bidang olahraga menjadi suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan
modern pada saat. Olahraga merupakan salah satu unsur yang berpengaruh dalam kehidupan
manusia yang telah ikut berperan dalam mengharumkan nama daerah dan bangsa, baik
melalui kompetisi di tingkat nasional maupun internasional (Irwanto dan Romas, 2019). Hal
ini dibuktikan dengan banyaknya cabang olahraga yang berkembang di Indonesia. Pagelaran
kompetisi di berbagai tingkatan setiap tahun dilakukan untuk mengembangkan potensi dan
mempersiapkan olahragawan berkualitas untuk mengharumkan nama bangsa di kancah
Internasional. Fenomena ini didukung dengan meningkatnya minat anak-anak dan remaja
untuk menjadi olahragawan. Nilai prestesius dalam bidang olahraga tak jarang menjadi
motivasi olahragawan untuk berprestasi dan arena adu gengsi, namun tak jarang
menimbulkan persaingan yang tidak sehat antar olahragawan, sehingga berpengaruh terhadap
kondisi psikisnya. Terganggunya psikis seseorang akan mempengaruhi produktivitas dan
kondisi mentalnya (Carlsson et al., 2018). Bukti nyata gangguan psikologis dapat dilihat dari
banyaknya permasalahan yang terjadi di lapangan seperti penurunan prestasi di beberapa
cabang olahraga, sering terjadi konflik antar tim karena mudahnya terprovokasi, melakukan
tindakan tak terpuji kepada pengadil lapangan serta juri dan masih banyak yang lainnya.
Kondisi ini menunjukkan bahwa olahragawan memiliki masalah psikologis seperti
pengelolaan diri yang rendah, kecemasan stress, gangguan kendali emosi yang tidak stabil
dan bahkan motivasi dan kinerja yang belum optimal. Belum lagi kondisi hubungan
interpersonal antar olahragawan, olahragawan dengan pelatih dan bahkan permasalahan
keluarga yang terbawa dan mempengaruhi kondisi psikologis saat tanding di lapangan
(Carlsson et al., 2018). Kondisi psikologis memegang kontribusi yang luar biasa terhadap
performance olahragawan. Latihan rutin dan terstruktur namun tidak diimbangi dengan
pembinaan psikologis akan menjadi boomerang terhadap performance olahragawan sehingga
acap kali tidak maksimal.
Psikologi sejatinya merupakan ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
hubungannya dengan lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai kompleks. Ilmu
psikologi yang diterapkan ke dalam bidang olahraga dikenal sebagai psikologi olahraga.
Penerapan psikologi ke dalam bidang olahraga bertujuan untuk membantu pengembangan
bakat olahraga yang ada dalam diri seseorang tanpa adanya hambatan dan faktor-faktor yang
ada dalam kepribadiannya. Dengan kata lain, tujuan umum dari psikologi olahraga yaitu
untuk membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi optimal dan dapat mencapai
kesehatan mental yang prima, sehingga dapat mengendalikan diri terhadap berbagai situasi
yang terjadi. Psikologi Olahraga mengandung dimensi tindakan dan perilaku manusia,
dimana komponen komponen motorik, kognitif, dan afektif amat berperan dalam
menghasilkan berbagai pola gerak yang berbeda. Psikologi olahraga mempelajari berbagai
kenyataan psikologis yang dihadapi seseorang dalam konteks kegiatan berolahraga. Dengan
demikian, maka jelaslah bahwa olahraga atau tampilannya dalam berolahraga sangat
dipengaruhi oleh adanya faktor psikis seperti meningkatnya stres dalam pertandingan dapat
menyebabkan olahragwan bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis,
sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi tegang, denyut nadi
meningkat, berkeringan dingin, cemas akan hasil pertandingan, dan mereka merasakan sulit
berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para olahragawan tidak dapat
menampilkan permainan terbaiknya (Kusumajati, 2012). Olahraga memiliki peran sebagai
instrumen atau agen pembentukan nilai dan kepribadian yang akhirnya berujung pada tingkah
laku. Aktivitas olahraga yang dengan nilai-nilainya dapat mempengaruhi sistem nilai yang
dimiliki individu. Sistem nilai yang dimiliki individu mempengaruhi kepribadian, dan
kepribadian selanjutnya mempengaruhi tingkah laku. Peran kepribadian pada psikologi
olahraga sangatlah penting untuk mengetahui gambaran ciri-ciri kepribadian yang dimiliki
oleh seorang olahragawan. Seorang olahragawan dalam olahraga individual atau kelompok
merupakan individu yang memiliki keunikan tersendiri. Ia memiliki bakat tersendiri, pola
perilaku dan kepribadian tersendiri serta latar belakang yang mempengaruhi secara spesifik
pada dirinya. Oleh sebab itu, keberadaan psikologi olahraga sangalah penting (Irwanto dan
Romas, 2019).
Handayani (2019) dalam jurnalnya menyatakan bahwa baik buruknya performance
olahragawan ditentukan oleh faktor mental dan psikologis. Dimana kedua faktor tersebut
saling berkaitan. Dalam pencapaian suatu performa olahraga, rasa percaya diri memegang
peran yang sangat penting karena seringkali menjadi faktor yang mendahului munculnya
kecemasan, kurangnya konsentrasi, agresifitas, atribusi negatif atau bahkan juga
kesombongan jika percaya diri itu berlebihan. Salah satu kondisi yang sering dialami
olahragawan yaitu munculnya kecemasan. Kecemasan merupakan gejala psikologis yang
ditandai dengan rasa khawatir, gugup, rasa gelisah, ketakutan yang dialami seseorang pada
tingkat yang berbeda-beda. Kecemasan memiliki dua komponen yaitu kecemasan kognitif
(cognitive anxiety) dan kecemasan somatik (somatic anxiety). Kecemasan kognitif (cognitive
anxiety) ditandai dengan rasa gelisah dan ketakutan akan sesuatu yang akan terjadi,
sedangkan yang kedua adalah kecemasan somatik (somatic anxiety) ditandai ukuran tingkat
aktivasi fisik yang dirasakan. Tingkat kecemasan yang sangat tinggi dapat berakibat buruk
pada penampilan seseorang. Faktor yang menjadi sumber kecemasan antara lain : karakter
olahragawan yang mudah cemas, kepercayaan diri yang rendah, pikiran puas diri, pengaruh
atau tekanan penonton, kehadiran atau ketidak hadiran pelatih dan tuntutan untuk
memenangkan suatu pertandingan. Kondisi kecemasan dapat ditanggulangi dengan cara
menggunakan teknik intervesi. Teknik ini menggunakan metode pemusatan perhatian,
pengaturan pernafasan dan latihan relaksasi otot secara progresif. Metode pendukung guna
optimalisasi penanggulangannya maka perlu mencari sumber kecemasan tiap olahragawan,
pembiasaan dan teknik khusus menggunakan sugesti dan motivasi (Rohmansyah, 2017).
Gangguan psikologis lain yang umumnya terjadi ialah kehilangan konsentrasi saat
pertandingan berlangsung. Konsentrasi adalah kemampuan untuk memusatkan perhatian pada
tugas dengan tidak terganggu oleh stimuli yang bersifat internal maupun eksternal sedangkan
pelaksanaannya mengacu pada dimensi yang luas dan pemusatan pada tugas-tugas tertentu.
Stimuli ekternal yang mengganggu konsentrasi dalam pernyataan tersebut seperti sorakan
penonton, alunan musik yang keras, kata-kata menyakitkan dari pelatih atau penonton dan
perilaku tidak tidak sportif dari lawan. Sedangkan, stimuli internal seperti perasaan
terganggunya tubuh dan terganggunya tubuh dan perasaan-perasaan lain yang mengganggu
fisik dan psikis seperti “saya benar-benar lelah”, “jangan nervous” dan sebagainya. Beberapa
cara untuk meningkatkan konsentrasi antara lain melalui melalui pandangan dan pikiran pada
satu objek tertentu, tarik napas dalam-dalam, bahasa tubuh yang baik, dan lakukan ritual
(kebiasaan). Untuk mendukung cara-cara latihan tersebut diperlukan beberapa tips antara lain
pada saat latihan hampir menyerupai pertandingan (simulasi), gunakan kata-kata
penyemangat diri, hindari pikiran yang negatif saat bertanding, lakukan rutinitas yang baik
saat latihan, menyusun rencana bertanding, memfokuskan pandangan, lakukan monitoring
terhadap dirinya, dan bekali diri dengan keterampilan yang ekstra (Nusufi, 2016).
Gangguan psikologis lain yang sering terjadi dalam dunia olahraga adalah adanya
tindakan kekerasan. Segala bentuk kekerasan berupa perilaku fisik atau lisan yang disengaja
dengan maksud untuk menyakiti atau merugikan orang lain yang disebut agresif. Dalam
olahraga yang bersifat kompetitif, pemain bukan hanya berusaha mencapai targetnya,tapi
juga berusaha mencegah lawan mencapai target mereka. Hal ini melibatkan konflik langsung
yang seringkali diikuti dengan agresivitas dalam usahanya mencegah lawan mencapai sukses.
Faktor yang mempengaruhi bentuk agresifitas olahragawan mungkin dikarenakan
pendidikannya yang tidak terlalu tinggi, serta faktor yang mempengaruhi agresi lainnya
seperti kondisi lingkungan, frustrasi, dan karakter kepribadian yang dapat mempengaruhi
olahragawan bertindak agresif dan tidak memikirkan dampak yang diakibatkan. Orang yang
agresivitasnya kurang terkontrol lebih besar kemungkinannya melakukan tindakan kekerasan,
karena ia tidak akan bimbang dan ragu untuk melakukan kekerasan pada waktu marah.
Semua gejala emosional seperti: rasa takut, marah, cemas, stress, penuh harap, rasa senang
dan lainnya, dapat mempengaruhi perubahan-perubahan kondisi fisik seseorang. Sedangkan
perasaan atau emosi dapat memberi pengaruh-pengaruh fisiologis seperti: ketegangan otot,
denyut jantung, pernafasan, dan berfungsinya kelenjarkelenjar hormon tertentu. Kondisi ini
dapat ditanggulangi dengan cara pendekatan diagnostik, menetapkan sasaran, bimbingan
konseling, pembinaan mental, latihan kontrol diri, pemantapan mental dan motivasi
(Kiswantoro, 2016).
Uraian diatas merupakan gambaran dari berbagai permasalahan psikologis yang nyata
terjadi dalam dunia olahraga. Namun, sangat disayangkan kondisi ini sering kali terabaikan
sehingga menjadi masalah yang tak kunjung tersesaikan. Beberapa literatur sepakat
bahwasannya psikologis olahragawan sangat berpengaruh terhadap performance dan
pengembangan diri. Disinilah pentingnya peran seorang pelatih dalam mendorong psikis
olahragawan. Seorang pelatih idealnya mengetahui dan mempelajari dasar-dasar psikologi
olahraga agar dapat mengembangkan psikis olahragawan berdasarkan keunikan individu.
Dengan adanya dasar tersebut diharapkan pelatih dapat memahami gejala-gejala psikologis
yang terjadi pada olahragawan, memprediksi dampak dari psikisnya dan melakukan tindakan
yang sesuai sebagai upaya optimalisasi performace-nya. Selain itu IPO sebagai asosiasi
psikologi olahraga nasional tengah berupaya menyusun ketentuan tugas dan tanggung jawab
anggotanya. Di samping itu, IPO juga tengah berupaya menyusun kurikulum tambahan untuk
program sertifikasi bagi para psikolog praktisi yang ingin memberikan pelayanan sosial
dalam bidang psikologi olahraga. Kurikulum tersebut merupakan bentuk spesialisasi
psikologi olahraga yang meliputi: 1) Prinsip psikologi olahraga, 2) Peningkatan performance
dalam olahraga, 3) Psikologi olahraga terapan, 4) Psikologi senam. Upaya ini bertujuan
sebagai bentuk aktualisasi penanganan masalah psikologis olahragawan, namun realisasi di
lapangan masih kurang optimal (Sumarjo, 2017). Menurut Effendi (2016) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa aspek-aspek psikis yang berpengaruh dan dapat
dikembangkan pada diri olahragawan meliputi : kemantapan emosi, keuletan (agresif),
motivasi dan semangat, disiplin, percaya diri, keterbukaan, dan kecerdasan. Semua elemen
tersebut dapat menjadi pemicu keberhasilan olahragawan untuk mendulang prestasi yang
lebih gemilang. Berdasarkan survei penelitian yang dilakukan oleh Fadli dan Anshor (2019)
menyebutkan bahwa psikologis olahragawan yang baik akan memperbesar peluang
keberhasilan olahragawan dalam berprestasi. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan salah
satu tim pada salah satu cabang olahraga di daerah sumatera utara dan berhasil mengikuti
ajang kompetisi yang lebih tinggi lagi skalanya. Kesehatan mental olahragawan yang baik
akan menghasilkan prestasi yang baik pula. Sudah seharusnya menjadi salah satu fokus
program pelatihan bagi olahragawan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi dan pengkajian literatur dapat disimpulkan bahwa support
sistem psikologi olahraga sangat berpengaruh terhadap kinerja seorang olahragawan.
Pembinaan psikologi yang baik akan meningkatkan psikis olahragawan yang dapat menjadi
pemicu untuk berprestasi. Adanya psikologi olahraga dapat menjadi sarana pengembangan
olahragawan yang lebih efektif berdasarkan keunikan tiap individunya karena memperoleh
penanganan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Keberadaan psikologi olahraga
bermanfaat untuk dapat memahami gejala-gejala psikologis yang terjadi pada olahragawan,
memprediksi dampak dari psikisnya dan melakukan tindakan yang sesuai sebagai upaya
optimalisasi performace-nya. Beberapa elemen yang perlu diperhatikan antara lain :
kemantapan emosi, keuletan (agresif), motivasi dan semangat, disiplin, percaya diri,
keterbukaan, dan kecerdasan. Semua elemen tersebut dapat menjadi pemicu keberhasilan
olahragawan untuk mendulang prestasi yang lebih gemilang. Psikologis olahragawan yang
baik akan memperbesar peluang keberhasilan olahragawan dalam berprestasi. Kesehatan
mental olahragawan yang baik akan menghasilkan prestasi yang baik pula.
Daftar Pustaka
Carlsson,B., Jonasson,K., and Jonsson,K. 2018. Introduction : The blend of Science and
Support. Sport in Society Journal. London : Routledge.
Effendi,Hastria. 2016. Peranan Psikologi Olahraga dalam Meningkatkan Prestasi Atlet.
Nusantara Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol.1.
Fadli, Z dan Anshor,K. 2019. Survey Tentang Aspek-Aspek Psikologis Atlet Sepak Takraw
Putra Sumut dalam Menghadapi Pekan Olahraga Wilayah VIII Tahun 2011
Kepulauan Riau. Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 18 (1) : 31 – 39.
Handayani, S.G. 2019. Peranan Psikologi Olahraga dalam Pencapaian Prestasi Atlet Senam
Artistik Kabupaten Sijunjung. Gelanggang Olahraga: Jurnal Pendidikan Jasmani
dan Olahraga Vol 2 (2) : 1-12.
I.Irwanto dan Romas M. Z. 2019. Profil Peran Psikologi Olahraga dalam Meningkatkan
Prestasi Atlet di Serang-Banten Menuju Jawara. Prosiding Seminar Nasional IPTEK
Olahraga.
Kiswantoro, A. 2016. Pembinaan Mental Bagi Atlet Pemula Untuk Membantu Pengendalian
Agresifitas. Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol.2 (1) : 81 -89.
Kusumajati, D. Anggraini. 2012. Psikologi Olahraga dan Filsafat. Humaniora Vol.3 (1) :
246-252.
Nusufi,M. 2016. Melatih Konsentrasi dalam Olahraga. Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol.15 (2):
54 – 61.
Rohmansyah, R.A. 2017. Kecemasan dalam Olahraga. Jurnal Ilmiah PENJAS Vol.3 (1) : 44
-60.
S.Sumarjo. 2017. Peran Psikologi Olahraga dan Kepelatihan dalam Olahraga. Jurnal Warta
Edisi : 51.

Anda mungkin juga menyukai