(KKP)
RENCANA KERJA
PENINGKATAN KINERJA
PENYUSUNAN PEDOMAN PEMULIHAN DAN PENINGKATAN SOSIAL
PADA SUBDIT PEMULIHAN DAN PENINGKATAN SOSIAL
DIREKTORAT PEMULIHAN DAN PENINGKATAN SOSIAL EKONOMI
DEPUTI BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
OLEH
GATOT SUDJONO
NIP. 19580905 198703 1 001
KKP ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mengikuti Diklat
Kami menyadari bahwa kertas kerja perseorangan ini masih jauh dari
masukan dan saran perbaikan dari para pihak untuk penyempurnaan kertas
kerja ini.
menyusun KKP ini, Penyelenggara Diklat serta para pihak yang telah membantu
secara ikhlas. Semoga Kertas Kerja ini dapat bermanfaat bagi pelaksanaan
Penulis,
Gatot Sudjono
DAFTAR ISI
halaman
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Tabel iii
Daftar Gambar iv
Bab I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Isu Aktual 7
C. Perumusan Masalah 10
D. Perumusan Sasaran 12
E. Lingkup Bahasan 13
F. Pengertian 14
Bab II Gambaran Keadaan Sekarang 16
A. Gambaran Umum 16
B. Visi dan Misi 20
C. Tugas Pokok dan Fungsi 21
D. Tingkat Kinerja Saat Ini 21
E. Indikator Kinerja 22
F. Kebijakan operasional, program dan Jenis Kegiatan 23
G. Pengukuran Kinerja dan Pencapaian Kinerja 24
Bab III Gambaran Keadaan yang Diinginkan 26
A. Tujuan dan Sasaran 26
B. Kebijakan Operasional dan Program Yang Ingin 27
Ditingkatkan
1. Kebijakan Operasional 27
2. Program Yang Ingin Ditingkatkan 27
C. Tingkat Kinerja Yang Diinginkan 28
Bab IV Analisis Lingkungan Strategis Dan Rencana Kerja 29
A. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan 29
Ancaman
B. Faktor Kunci Keberhasilan 31
C. Strategi dan Rencana Kegiatan 44
Bab V Penutup 48
Daftar Pustaka 50
Lampiran – Lampiran
DAFTAR TABEL
halaman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
alamnya yang subur dan panorama alam yang indah ternyata mempunyai
potensi bencana yang besar, baik bencana alam maupun bencana karena ulah
bencana gempa bumi tektonik. Gempa bumi terjadi dengan kuat dan pusat
gempa yang tidak terlalu dalam (10Km) di daerah pantai adakalanya disertai
korban jiwa dan harta benda yang sangat besar bagi korban serta kehancuran
daerah bencana.
1
Jumlah penduduk Indonesia saat ini (sensus penduduk th.2010) sudah
tempat dengan kondisi tingkat kepadatan cukup tinggi dan daerah tertentu
lebih dari 200 suku bangsa yang beraneka ragam budaya dan agama, sehingga
berpotensi terjadi konflik sosial. Berbagai konflik yang terjadi dimasyarakat kita
antara lain disebabkan oleh dampak krisis multi dimensi, ketidak stabilan pada
Berbagai jenis bencana baik alam maupun non alam telah terjadi
diberbagai daerah antara lain : gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi,
angin puting beliung, serta kecelakaan industri dan kegagalan teknologi dan
wabah penyakit.
2
Pertama, Pemerintah telah mengubah paradigma penanggulangan bencana
dari reaktif ke proaktif, dari tanggap darurat ke pengurangan risiko, dan dari
logistik merupakan faktor yang sangat vital sehingga peran Pemerintah daerah
bencana terdiri dari tiga tahap meliputi : prabencana, saat tanggap darurat dan
penanggulangan bencana.
3
Aspek Penanggulangan Bencana sebelum terjadi bencana yaitu
dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana secara cepat, cermat
dan tepat untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan. Sedangkan aspek
berisi data sosial, budaya, ekonomi, sarana dan prasarana pada wilayah
jiwa, korban luka-luka, trauma sosio psikologis maupun harta benda. Bencana
yang terkena bencana dan korban bencana. Untuk membantu korban bencana
4
kerugian yang diakibatkan secara langsung, sehingga dapat diketahui dampak
banjir dan tanah longsor pada urutan kejadian peringkat teratas. Sedangkan
hilang tercatat sebanyak 178.483 orang yang sebagian besar diakibatkan oleh
kerugian sangat besar, bahkan dampak dari kerugian yang terlambat ditangani
akan berlanjut dan menimbulkan kerugian yang semakin meningkat dari tahun
ke tahun meningkat. Dalam tabel 1.1 dibawah ini dapat diketahui kerusakan
5
Kerusakan dan Kerugian yang ditimbulkan akibat bencana merupakan
Sarana Sosial, ekonomi produktif dan lintas sektor. Sarana sosial meliputi
antara lain rumah sakit, gedung sekolah, sarana ibadah, budaya dan lembaga
masalah pemulihan dan peningkatan sosial dari korban bencana. Oleh karena
terhadap semua aspek yang terkena bencana, baik yang menyangkut fisik
ketertiban.
6
Dalam pelaksanaan pemulihan dan peningkatan sosial pascabencana
Atas dasar pemikiran tersebut di atas maka penulis memilih judul ” RENCANA
PENANGGULANGAN BENCANA”
B. Isu Aktual
7
untuk mengetahui berbagai kekurangan dan kelemahan melaksanakan
pemulihan dan peningkatan sosial. Beberapa kelemahan yang menjadi isu yang
POHON MASALAH
Keterangan : 4
1. Masalah utama adalah No.1
2. Penyebab dominan masalah No.1 adalah masalah pokok No.2b
3. Penyebab dominan masalah No.2b adalah masalah spesifik No.3a
4. Akibat No.1 adalah No.4
2
8
Hasil analisis pohon masalah (Gambar 1) dapat diidentifikasi
Peningkatan Sosial.
Untuk dapat menetapkan salah satu isu yang paling aktual dan
9
(menjadi masalah kalau tidak terselesaikan) dan Kelayakan sesuai tabel
berikut:
Kriteria Isu
No Masalah Aktua Kekhala Proble KET
Kelayakan
l yakan matik
1 Terbatasnya sarana dan
prasarana untuk melaksanakan
Pemulihan dan Peningkatan A K P L √
Sosial Pascabencana Belum
optimal.
2 Pedoman Pemulihan dan
Peningkatan sosial A K P L √
pascabencana belum optima
3 Koordinasi dengan
Kementerian/Lembaga Belum A K P L √
optimal
4 Rendahnya motivasi staf dalam
penyusunan pedoman
Pemulihan dan peningkatan A K P L √
sosial pascabencana.
C. Perumusan Masalah
Untuk memilih isu yang paling aktual untuk dipecahkan, maka analisis
Growth (USG).
10
USG adalah satu alat yang digunakan untuk menyusun urutan prioritas
yang mendesak, serius dan berkembang dengan menentukan rating scale atau
spesifik yang perlu segera ditangani, maka dilakukan analisis USG terhadap ke
empat penyebab isu pokok tersebut. Analisis USG tertera pada tabel berikut:
11
Tabel 1.4 Matrik analisis USG Untuk Masalah Spesifik
D. Perumusan Sasaran
Setelah diperolehnya isu yang paling aktual, maka sasaran yang akan
kita capai adalah bagaimana supaya kondisi yang masih negative dapat
dirubah menjadi kondisi yang positif. Berbagai upaya akan dibutuhkan dengan
yang datang dari dalam organisasi (faktor internal) maupun dari luar organisasi
(faktor eksternal). Juga akan dikaji faktor yang mendukung seperti kekuatan
12
Dengan melakukan beberapa kegiatan diharapkan kondisi positif atau
E. Lingkup Bahasan
Lingkup bahasan dalam kertas kerja ini selain memberikan informasi
lanjut akan dikaji faktor yang mempengaruhi kinerja dimaksud baik yang datang
F. Pengertian
Untuk menyamakan persepsi dan menghindari penafsiran yang berbeda-
beda terhadap istilah yang dilaparkan dalam Kertas Kerja Perorangan
sebagai berikut :
13
1. Kinerja adalah hasil kerja seseorang, sebuah proses/suatu organisasi
buktinya secara konkrit dan dapat diukur (Linkemer: tth:110). Kinerja juga
1999:241). Dalam hal ini, Koordinasi adalah proses hubungan tata kerja
di wilayah Indonesia.
14
maupun kabupaten / kota yang bertugas dalam menanggulangi
kebencanaan di wilayahnya.
6. Rencana kerja adalah acuan kegiatan atau segala sesuatu yang harus
wilayah pascabencana.
15
hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam
16
BAB II
A. Gambaran Umum
Gambar 2.1 :
Kelembagaan BNPB
Presiden RI
ORGANISASI Kepala
BNPB BNPB
Masyarakat Profesional
Kepala
BPBD Prov.
Kepala
BPBD Kab./Kota
17
BNPB selaku unsure pelaksana dibidang kebencanaan mempunyai
Gambar 2.2 :
Organisasi BNPB
KEPALA BNPB
Pusdatin Pusdiklat PB
Direktur
Direktur Direktur
Direktur
Direktur Direktur
Direktur
Direktur
Direktur Direktur
Direktur
Direktur
UPT
Bencana No. 1 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional
18
dibawah Eseleon I dan berada dibawah kendali Kepala BNPB mempunyai
Organisasi
Direktorat Pemulihan dan Peningkatan Sosial Ekonomi
Kasubdit Kasubdit
Pemulihan dan Pemulihan dan
Peningkatan Peningkatan
Sosial Ekonomi
dan tahun 2010 sejumlah 3 orang lagi. Dari 6 orang pegawai baru tersebut,
19
orang tersebut diberdayakan sebagai tenaga staf untuk mendukung kegiatan
ada pada Kasubdit Pemulihan dan Peningkatan Ekonomi yaitu Kepala Seksi
belum memiliki Eselon IV (Kepala Seksi) dengan catatan 3(tiga) jabatan Eselon
Pemulihan dan Peningkatan Sosial Ekonomi sampai staf saat ini tercatat
sebanyak 10 orang.
Batasan KKP ini titik bahasannya adalah berada di eselon III yaitu
Peningkatan sosial hanya didukung oleh 3(tiga) orang staf (Siti Cholidah, SKM,
Melinda Irfiani, Spsi, Ani Suryani, SKM). Sedangkan 2 (dua) Kepala seksi
1. Visi
20
Visi Badan Nasional Penanggulangan Bencana adalah
2. Misi
bencana;
1. Tugas Pokok
No.1. Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja BNPB, maka
2. Fungsi
21
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Subdirektorat
“baik”. Karena dinilai dari realisasi pelaksanaan kegiatan yang selesai 100%
dan realisasi penyerapan dana sebesar 93,8%. Ini dinilai baik karena dengan
tambahan dana sekitar 70% dari dana DIPA tahun 2011 sebagai penghargaan
E. Indikator Kinerja
22
Indikator kinerja adalah sesuatu yang akan dihitung dan diukur, oleh karena
itu perlu ditetapkan dan didefinisikan suatu bentuk pengukuran yang akan
menilai hasil dan outcam yang diperoleh dari kegiatan yang dilaksanakan.
bersangkutan.
23
b. Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten
Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional
Penanggulangan Bencana pasal 203 dan 204, ditetapkan tugas pokok dan
Bab I.
pascabencana.
24
kegiatan penyusunan pedoman (SOP) Pemulihan dan Peningkatan Sosial
Pascabencana.
“baik”. Karena dinilai dari realisasi pelaksanaan kegiatan yang selesai 100%
dan realisasi penyerapan dana sebesar 93,8%. Ini dinilai baik karena dengan
khususnya pada Subdirektorat Pemulihan dan Peningkatan sosial saat ini dapat
25
Tabel 2.2. indikator Kinerja saat ini
BAB III
GAMBARAN KEADAAN YANG DIINGINKAN
26
1. Tujuan
2. Sasaran
27
1. Kebijakan Operasional
program yang secara langsung akan berdampak pada tercapainya tujuan dan
potensi dan faktor kunci keberhasilan yang ada, maka tingkat kinerja yang
28
Tabel 3.1. Tingkat Kinerja Yang diinginkan
Tingkat Kinerja Yang Diinginkan
Satu
Tingkat Kinerja
Tujuan Sasaran Indikator an Seka Yang diinginkan
rang 3bln 6bln 9bln 12bln
BAB IV
29
Untuk meningkatkan kinerja penyusunan pedoman penyusunan dan
dari kelemahan dan juga kekuatan yang ada dan dimilikinya. Kelemahan
masalahnya.
30
( Strengths ) ( Weaknesses ) ( Opportunities ) ( Threats )
1
Tersedianya Dukungan pihak Belum adanya
Rencana Kompetensi SDM swasta dan rencana
Strategi Pelaksana Pemulihan NGO cukup kontijensi
Rehab dan peningkatan sosial tinggi (kesiapsiagaan
Rekons Pascabencana menghadapi
pascabencana Belum memadai bencana yang
komprehensif
2
Ketersediaan
Motivasi SDM Perubahan
Perka Rehab
daerah dalam sistem
Rekons dan Kurang seimbangnya
penanggulangan anggaran dan
fasilitas struktur organisasi
bencana cukup penggantian
penunjang dengan beban kerja
tinggi pejabat
tupoksi yang
memadai
3
Komitmen dan Banyaknya
Daerah
motivasi kerja Belum terisinya jabatan bencana yang
membutuhkan
pegawai yg perencana Penyusun berdampak
sosialisasi rehab
cukup Pemulihan&Peningkatan pada kerusakan
rekons pasca
kuat/tinggi Sosial Pascabencana dan kerugian
bencana bidang
bidang sosial
sosial
4
Tersedianya Badan daerah Daerah belum
LAKIP dan Belum adanya kantor sudah dibentuk mampu
laporan permanen dan satu atap hampir 70% menghitung
tahunan seluruh dampak
Indonesia kerusakan dan
kerugian bidang
sosial
Suatu faktor dapat dikatakan strategi apabila memiliki nilai lebih dari
31
Aspek yang dinilai dalam setiap faktor Nilai Urgensi (NU), Nilai Bobot
Faktor (BF), Bilai Bobot Dukungan (NBD), Nilai Keterkaitan (NK), Nilai Bobot
Keterkaitan (NBK), dan Total Nilai Bobot (TNB), nilai-nilai tersebut menjadi
f. TNK = Total Nilai Keterkaitan Faktor, N = jumlah faktor internal yang dinilai
TNK/N-1
Nilai urgensi adalah nilai kepentingan setiap faktor internal dan eksternal
yang ada terhadap misi yang dijalankan organisasi. Untuk menentukan nilai,
berikut :
32
Ketersediaan Perka rehab rekons dan fasilitas
b a X b b E f 2 13.33%
penunjang tupoksi yang memadai
2
WEAKNESSES / KELEMAHAN
Kompetensi SDM pelaksana pemulihan dan
d a b d X E d 2 13.33%
peningkatan sosial Pascabencana belum memadai
JUMLAH 5 2 1 2 4 1 15 100.00%
33
pendekatan matriks tingkat urgensi tersebut kemudian dijadikan dasar bagi
Nilai dukungan adalah nilai yang diberikan kepada suatu faktor dilihat
dari tingkat dukungan faktor tersebut terhadap pelaksanaan misi saat ini. untuk
Nilai keterkaitan adalah nilai yang diberikan kepada suatu faktor dilihat
dari keterkaitan faktor dengan faktor lainnya dalam mendukung misi organisasi.
34
TABEL 4.4 Matriks Evaluasi Keterkaitan Faktor Internal Dan Eksternal
1 STRENGTHS / KEKUATAN 4.19
Tersedianya Rencana Strategi 1.
a 33.33% 5 X 5 4 3 4 3 4 5 4 3 1 3 3.55 1.18 2.85
rehab rekons pascabencana 67
Ketersediaan Perka rehab rekons
0.
b dan fasilitas penunjang tupoksi 13.33% 4 5 X 4 2 2 1 4 5 4 1 1 1 2.73 0.36 0.90
53
yang cukup memadai
2 WEAKNESSES / KELEMAHAN 2.43
Kompetensi SDM pelaksana
0.
d pemulihan dan Peningkatan sosial 13.33% 2 3 2 3 X 1 1 4 4 3 1 1 1 2.18 0.29 0.56
27
PB Belum memadai
Kurang seimbangnya struktur 0.
e 26.67% 3 4 2 3 1 X 4 3 2 1 4 4 4 2.91 0.78 1.58
organisasi dengan beban kerja 80
35
Nilai Nilai Bobot Total
Nilai Rata2
N Bobot Nilai Bobot NILAI KETERKAITAN Keterkaita Nilai
FAKTOR EXTERNAL Keterkaitan
O Faktor Dukungan Dukunga n Bobot
n a b c d e f g H i j k l e f
3 OPPORTUNITIES / PELUANG 5.89
Dukungan pihak swasta dan NGO 1.
g 26.67% 5 4 4 4 4 3 2 X 5 4 3 4 4 3.73 1.24 2.58
cukup tinggi 33
36
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa :
struktur organisasi dengan beban kerja” dengan total nilai bobot yang diperoleh
sebesar 1,58. Memang kondisi BNPB sebagai lembaga yang baru memasuki
tahun ke 4 berdirinya dan didukung personil yang masih kurang memadai, akan
Strategi rehab rekons pascabencana” dengan total nilai bobot yang diperoleh
organisasi, namun sampai saat ini potensi tersebut belum diberdayakan secara
optimal.
swasta dan NGO cukup tinggi” dengan total nilai bobot yang diperoleh sebesar
37
yang menjadi dilemma adalah “Banyaknya bencana yang berdampak pada
kerusakan dan kerugian bidang sosial”. Kondisi ini sangat dominan dalam
dari kedua faktor tersebut. Dari hasil evaluasi keterkaitan faktor internal dan
38
Gambar 3.1 Peta kekuatan Organisasi
Opportunity
1 Strength
Threat
Weakness
Kekuatan organisasi
0
-2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00
-1
-2
-3
1. Strategi
39
Tabel 4.5 Formulasi strategi SWOT
Formulasi Strategi S W O T
Faktor Internal STRENGTHS WEAKNESSES
(Kekuatan) (Kelemahan)
Strategi S-O :
NGO
40
Strategi W-O
Strategi S-T
pascabencana
Strategi W-T
2. Rencana Kegiatan
kinerja maka perlu disusun suatu kebijakan operasional sebagai pedoman dalam
41
Adapun Strategi, kebijakan operasional dan program yang disusun
42
Berdasarkan hasil yang diperoleh sebagaimana tertera pada Tabel
sebagai berikut :
mereka; c). Mengolah data rentra dan kerjasama dengan NGO untuk tahun
renstra dan kerjasama dgn NGO untuk tahun berjalan maupun usulan DIPA
tahun depan; c). Rapat koordinasi dengan BPBD Prop. tentang kebutuhan
43
Untuk dapat memastikan bahwa kegiatan yang telah direncanakan dapat
eksternal, perlu dibentuk suatu team kerja. Tugas utama dari team kerja ini
antara lain :
pelaporan ;
2). perkiraan kesulitan yang mungkin akan dihadapinya serta cara mengatasinya
sebagai berikut :
Pelaksana :
TABEL 4.7
Langkah- Langkah Kegiatan Terkoordinasi
NO STRATEGI LANGKAH KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
SO :
44
1 Memanfaatkan 1 Rapat penyusunan rencana kegiatan PP-sosial Kasubdit PP-sosial
ketersediaan rencana
dan strategi guna 2 Rapat dengan pihak NGO / Swasta guna Kasubbid perencana
menjalin kerjasama menginventarisir dukungan mereka
dengan pihak swasta
dan NGO
3 Mengolah data renstra dan kerjasama dgn NGO untuk Kasubbid perencana
tahun berjalan maupun usulan DIPA tahun depan
ST:
2 Memanfaatkan 4 Rapat updating data kerusakan sosial di daerah (4 hari) Kasubbid perencana
ketersediaan rencana
dan strategi guna 5 Rapat koordinasi dengan BPBD Prop. tentang Kasubbid evaluasi
memperkuat SDM kebutuhan pemulihan sosial daerah (2 x setahun)
Penanggulangan 6 Kasubbid perencana
Bencana Daerah yang Merencanakan kegiatan pemulihan sosial sesuai
tidak dimutasi dengan kebutuhan daerah
WO :
Memanfaatkan 7 Mengumpulkan bahan penyusunan pemulihan sosial Kasubbid perencana
3 dukungan pihak swasta didukung dana NGO / Swasta
dan NGO dalam 8 Mendampingi NGO dalam pelaksanaan penyusunan Kasubbid evaluasi
pedoman pemulihan dan peningkatan sosial
9 Meminta dukungan NGO dalam penyediaan Personil Kasubbid evaluasi
yang fokus dalam penyusunan bahan ajar Dilat
WT :
Membuat list personil 10 Menginventarisir masalah-masalah di lapang Kasubbid evaluasi
4 daerah yang sudah
11 Mensosalisasikan dampak kerusakan bidang sosial Kasubbid evaluasi
diberikan Diklat PB serta
mengusulkan agar tidak 12 Menyusuna pedoman pemulihan dan peningkatan Kasubbid perencana
dimutasi sosial dengan bahan dari bencana yang memiliki
dampak kerusakan sosial besar
45
4. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.
46
Perkiraan Kesulitan Yang Mugkin Terjadi
No. Kegiatan Perkiraan Kesulitan Rencana Antisipasi
1. Persiapan dan Pencairan/ketersedia- - perencanaan
pelaksanaan an dana terlambat yang mengakomodir
kegiatan semua kegiatan
secara ter-struktur
- mengupayakan
pen-cairan dana lebih
awal
2. Mengadakan Adanya aktivitas lain Koordinasi dalam pen-
pertemuan yang mendesak se- jadwalan.
koordinasi/evaluasi hingga mengundurkan
waktu yang telah
direncanakan
3. Agenda pertemuan Waktu pelaksanaan Melakukan penjadwalan
dengan NGO / tidak sesuai dengan ulang sesuai dengan
Swasta perencanaan perubahan kondisi di
lapangan
4. Pertemuan Adanya kegiatan lain Membuat rencana
/musyawarah dari aparat yang dituju / pertemuan yang ketat
dengan aparat diundang atau ada pejabat
teknis BPBD pengganti yang dapat
NO LANGKAH KEGIATAN
JAN FEB MAR APR MEI JUN memberikan
JUL AUG keputusan.
SEPT OKT NOV DES
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
13 Pemantauan
14 Penilaian
15 Pelaporan
47
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan uraian mulai dari bab I sampai dengan bab IV, maka dapat
disimpulkan:
1. Posisi organisasi berada pada kuadran I yang berarti memiliki kekuatan yang
cukup memadai dengan peluang yang cukup besar. Kekuatan dan peluang
program dan anggaran pada Bidang Program, yaitu: Faktor internal berupa
beban kerja” dalam hal ini adalah Kepala Bidang Program Pusdiklat PB
48
anggaran pada Bidang Program akan lebih berhasil apabila faktor-faktor
ataupun program yang terpadu dan strategis. Dan sekaligus faktor kekuatan
aktivitas lain yang mendesak dari team kerja, waktu kegiatan yang tidak
pemikiran-pemikiran teori yang di dapat selama Diklat Pim III. Hasil karya ini
49
DAFTAR PUSTAKA
............2008 Isu Aktual Sesuai Tema, Lembaga Administrasi Negara Rl, Jakarta
50
...........2011 Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
No.15 Tentang Pedoman Pengkajian Kebutuhan Pascabencana, Jakarta
51