Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH OBESITAS

Abstrak Obesitas merupakan suatu kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya
lemak, untuk pria dan wanita masing- masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh
dan dapat membahayakan kesehatan. Kriteria dan klasifikasi obesitas secara garis
besar dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan ciri fisik klinis yang terjadi dan
antropometri (berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) / Body Mass Index (BMI) dan
berdasarkan pengukuran rasio lingkar pinggang dan perbandingan antara lingkar
pinggang dengan lingkar pinggul) dan secara biokimia (penentuan lemak dalam tubuh
dilakukan dengan menggunakan Bio – Impedance analisis (BIA). Faktor-faktor
penyebab obesitas adalah faktor genetik, hormon, makanan, pola makan (gaya hidup),
phisikologis dan pemakaian obat-obatan. Adapun faktor yang paling berpengaruh
adalah pola makan (gaya hidup). Gaya hidup yang salah akan memperparah tingkat
obesitas. Obesitas dengan BMI > 40 dapat diatasi dengan pembedahan sedangkan
obesitas yang tidak terlalu parah dapat diatasi dengan cara hidup yang sehat dan
seimbang
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Dewasa ini masalah kegemukan (obesitas) merupakan masalah
global yang melanda masyarakat dunia baik di negara maju maupun negara
berkembang termasuk Indonesia. Perubahan gaya hidup termasuk kecenderungan
mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi merupakan faktor yang
mendukung terjadinya kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas. Berbagai
upaya untuk melangsingkan tubuh telah banyak dilakukan diantaranya dengan
pengaturan makanan, merubah gaya hidup, pemberian obat dan pembedahan untuk
mengurangi lemak atau mengangkat sebagian usus.
2. Rumusan Masalah 1. Apa definisi obesitas? 2. Apa saja tipe-tipe obesitas? 3. Apa
gejala-gejala timbulnya obesitas? 4. Apa penyebab timbulnya obesitas?
5. Bagaimana cara pengukuran obesitas? 6. Bagaimana mekanisme terjadinya
Obesitas? 7. Penyakit-penyakit apa saja yang timbul akibat obesitas? 8. Bagaimana
cara penanggulangan penyakit obesitas?
3. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa definisi dari obesitas. 2. Untuk mengetahui apa-apa
saja gejala timbul obesitas. 3. Untuk mengetahui penyebab timbulnya obesitas 4. Untuk
mengetahui Penyakit-penyakit apa saja yang timbul akibat obesitas? 5. Untuk
mengetahui cara pencegahan dan pengobatan penyakit obesitas.
BAB II PEMBAHASASAN A. Pengertian Obesitas Obesitas atau kegemukan
mempunyai pengertian yang berbeda-beda bagi setiap orang. Terkadang kita sering
dibuat bingung
dengan pengertian obesitas dan overweight, padahal kedua istilah tersebut mempunyai
pengertian yang berbeda. Obesitas adalah suatu kondisi kelebihan berat tubuh akibat
tertimbunnya lemak, untuk pria dan wanita masing- masing melebihi 20% dan 25% dari
berat tubuh dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara overweight (kelebihan
berat badan, kegemukan) adalah keadaan dimana Berat Badan seseorang melebihi
Berat Badan normal.
Para dokter-dokter memiliki definisi tersendiri tentang obesitas, di antaranya yaitu:
• Suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan
• Suatu penyakit kronik yang dapat diobati
• Suatu penyakit epidemik (mewabah)
• Suatu kondisi yang berhubungan dengan penyakit-penyakit lain dan dapat
menurunkan kualitas hidup
• Penanganan obesitas membutuhkan biaya perawatan yang sangat tinggi
B. Tipe-Tipe pada Obesitas Tipe pada obesitas dapat dibedakan menjadi 2 klasifikasi,
yaitu Tipe obesitas berdasarkan bentuk tubuh dan Tipe obesitas berdasarkan keadaan
sel lemak.
2.2.1 Tipe Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh. a. Obesitas tipe buah apel (Apple
Shape) Type seperti ini biasanya terdapat pada pria. dimana lemak tertumpuk di sekitar
perut. Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan tipe buah pear
(Gynoid),
b. Obesitas tipe buah pear (Gynoid) Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang
ada disimpan di sekitar pinggul dan bokong. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid
umumnya kecil. c. Tipe Ovid (Bentuk Kotak Buah) Ciri dari tipe ini adalah "besar di
seluruh bagian badan". Tipe Ovid umumnya terdapat pada orang-orang yang gemuk
secara genetik.
2.2.2 Tipe Obesitas Berdasarkan Keadaan Sel Lemak a. Obesitas Tipe Hyperplastik
Obesitas terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan keadaan
normal. b. Obesitas Tipe Hypertropik Obesitas terjadi karena ukuran sel lemak menjadi
lebih besar dibandingkan keadaan normal,tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak dari
normal. c. Obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik Obesitas terjadi karena jumlah
dan ukuran sel lemak melebihi normal. Pembentukan sel lemak baru terjadi segera
setelah derajat hypertropi mencapai maksimal dengan perantaraan suatu sinyal yang
dikeluarkan oleh sel lemak yang mengalami hypertropik.
C. Gejala-Gejala Terjadinya Obesitas Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah
diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul
gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas
yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan
terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari
penderita sering merasa ngantuk. Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah
ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di
daerah pinggul,
lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang
yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit
dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang
secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema
(pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan
pergelangan kaki.
D. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Obesitas Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat
mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab
terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum
jelas. Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor : a. Faktor Makanan Jika
seseorang mengkonsumsi makanan dengan kandungan energi sesuai yang dibutuhkan
tubuh, maka tidak ada energi yang disimpan.sebaliknya jika mengkonsumsi makanan
dengan energi melebihi yang dibutuhkan tubuh, maka kelebihan energi akan disimpan,
Sebagai cadangan energi terutama sebagai lemak seperti telah diuraikan diatas.
b. Faktor Keturunan Penelitian pada manusia maupun hewan menunjukan bahwa
obesitas terjadi karena faktor interaksi gen dan lingkungan.
c. Faktor Hormon Menurunya hormon tyroid dalam tubuh akibat menurunya fungsi
kelenjar tyroid akan mempengaruhi metabolisme dimana kemampuan menggunakan
energi akan berkurang.
d. Faktor Psikologis Pada beberapa individu akan makan lebih
banyak dari biasa bila merasa diperlukan suatu kebutuhan khusus untuk keamanan
emosional (security food).
e. Gaya Hidup (Life Style) yang Kurang Tepat Kemajuan sosial ekonomi, teknologi dan
informasi yang global telah menyebabkan perubahan gaya hidup yang meliputi pola
pikir dan sikap, yang terlihat dari pola kebiasaan makan dan beraktifitas fisik.
f. Pemakaian Obat-Obatan Efek samping beberapa obat dapat menyebabkan
meningkatnya berat badan, misalnya obat kontrasepsi.
E. Cara Pengukuran Tingkat Obesitas a. Pengukuran Secara Antropometrik 1. Body
Mass Index (BMI) Body Mass Index (BMI) adalah sebuah ukuran “berat terhadap tinggi”
badan yang umum digunakan untuk menggolongkan orang dewasa ke dalam kategori
Underweight (kekurangan berat badan), Overweight (kelebihan berat badan) dan
Obesitas (kegemukan). Rumus atau cara menghitung BMI, yaitu
2. RLPP (rasio lingkar pinggang dan pinggul) Untuk menilai timbunan lemak perut dapat
digunakan cara lain, yaitu dengan mengukur rasio lingkar pinggang dan pinggul (RLPP)
atau mengukur lingkar pinggang (LP). Rumus yang digunakan cukup sederhana yaitu :
Sebagai patokan, pinggang berukuran ≥ 90 cm merupakan tanda bahaya bagi pria,
sedangkan untuk wanita risiko tersebut meningkat bila lingkar pinggang berukuran ≥ 80
cm. Jadi “Jangan hanya menghitung tinggi badan, berat badan dan IMT saja, lebih baik
jika disertai dengan mengukur lingkar pinggang”.
3. Indeks BROCCA Salah satu cara lain untuk mengukur obesitas adalah dengan
menggunakan indeks Brocca, dengan rumus sebagai berikut: Bila hasilnya : 90-110% =
Berat badan normal 110-120% = Kelebihan berat badan (Overweight) > 120% =
Kegemukan (Obesitas)
b. Mekanisme Terjadinya Obesitas Obesitas terjadi karena energi intake lebih besar
dari energi expenditure. Apapun penyebabnya, yang menjadikan seseorang obesitas
pada dasarnya adalah energi intake atau masukan yang didapat dari makanan atau
lainnya lebih besar dibandingkan energi expenditure atau energi yang dikeluarkan.
c. Dampak yang Timbul Akibat Obesitas Obesitas juga dapat meningkatkan resiko
terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti:
• Penyakit Jantung Koroner
• Tekanan Darah Tinggi
• Diabetes Melitus (tipe 2)
• Gangguan Pernapasan
• Stroke
d. Cara-Cara Penanggulangan Obesitas. Dalam penanggulangan penyakit obesitas
dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini : 1. Merubah Gaya Hidup 2. Konsultasi
Masalah Kejiwaan 3. Pemberian Obat-Obatan Ada dua obat resep yang sudah di
izinkan oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk pengobatan jangka panjang
obesitas.
Yaitu;
· Sibutramine.
· Orlistat (Xenical). 4. Pembedahan
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan Obesitas merupakan suatu kondisi kelebihan berat tubuh akibat
tertimbunnya lemak, untuk pria dan wanita masing- masing melebihi 20% dan 25% dari
berat tubuh dan dapat membahayakan kesehatan. Kriteria dan klasifikasi obesitas
secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan ciri fisik klinis yang terjadi dan
antropometri (berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) / Body Mass Index (BMI) dan
berdasarkan pengukuran rasio lingkar pinggang dan perbandingan antara lingkar
pinggang dengan lingkar pinggul) dan secara biokimia (penentuan lemak dalam tubuh
dilakukan dengan menggunakan Bio – Impedance analisis (BIA). Faktor-faktor
penyebab obesitas adalah faktor genetik, hormon, makanan, pola makan (gaya hidup),
phisikologis dan pemakaian obat-obatan. Adapun faktor yang paling berpengaruh
adalah pola makan (gaya hidup). Gaya hidup yang salah akan memperparah tingkat
obesitas. Obesitas dengan BMI > 40 dapat diatasi dengan pembedahan sedangkan
obesitas yang tidak terlalu parah dapat diatasi dengan cara hidup yang sehat dan
seimbang.
2. Saran Bagi penderita obesitas disarankan untuk bisa memilih makanan yang baik
dan sehat serta sesuai dengan kecukupan tubuhnya. Selain itu disarankan pula
melakukan exercise dengan prinsip FIT (frequency, intensity and time). Bagi penderita
super obesitas disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui
treatment (jenis bedah atau
terapi) apa yang dibutuhkan dan cocok untuk keadaannya.
DAFTAR PUSTAKA § Khomsan, Ali. 2005. Pangan dan Gizi Untuk
Kesehatan. Bogor : IPB Press. § www.google.co.id/adul2008’sblog/ §
www.wikipedia.com/ § Steven B, Halls. 2003. Relationship Between The Body Mass
Index and Body Compotition. Article : Review and Comment (last edited 10 November,
2003), Copyright. § www.google.co.id/klinikdr.rocky/ § Manuaba, I.A. 2004. Dampak
Buruk Obesitas.http://www.balipost.co.id/balipost/ 2004/3/7/cez.htm. § Katahn, Martin.
1987. Program 28 Hari Tanpa Diet. Semarang : Dahara prize. § http://gizi.net./cgi-bin §
Efendy,Y.H 1992. Tinjauan Sekilas Tentang Obesitas. Jurnal Jurusan Gizi dan
Masyarakat dan Sumber Daya Masyarakat, Vol. 1, No.1, Bogor : Institute Pertanian
Bogor § Poerwandari, E.K. 1998. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologis ;
Depok; Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai