KLP 3 Mutu Pangan Pada Industri
KLP 3 Mutu Pangan Pada Industri
KELOMPOK 3
DITA CHAIRUNNISA
FRANLY MANAIDA
PINGKAN WEHANTOUW
REGITA MOKODOMPIT
YELDA MAICI
JURUSAN GIZI
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................................
C. Tujuan..............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
A. Pengertian Sistem Mutu...................................................................................................
B. Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan.......................................................................
C. Tinjauan Aspek Mutu Dalam Kegiatan Industri Pangan.................................................
D. Standarisasi Mutu.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari tahun ke tahun, industri pangan di Indonesia semakin berperan penting dalam
pembangunan industri nasional maupun dalam perekonomiansecara keseluruhan. Industri
pangan nasional telah menunjukkan perkembangan yang cukup berarti. Hal ini tampak
dari semakin berkembangnya berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku yang
berasal dari sektor pertanian. Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan (1995)
dalam Hadiwihardjo (1998), jumlah industri pangan berskala menengah besar dengan
jumlah investasi di atas 600 juta berjumlah 1.343 unit usaha, yang meliputi 27 jenis
industri. Total kapasitas industri mencapai 33.85 juta ton pertahun dengan total investasi
20.17 trilyun. Dengan semakin meningkatnya pengetahuan, perkembangan teknologi dan
kesadaran masyarakat akan pangan, inovasi produk olahan yang berkelanjutan sangatlah
diperlukan. Inovasi ini berkaitan dengan jenis, bentuk, kemasan produk maupun teknik–
teknik pemasaran secara terpadu.
Industri juga dituntut agar mampu menyediakan produk–produk pangan olahan yang
menarik dangan mutu yang baik, bergizi, aman serta memiliki harga jual yang
terjangkauoleh daya beli masyarakat. Perubahan kebiasaan makan, meningkatnya jumlah
konsumen pangan khusus seperti penderita penyakit tertentu dan konsumen lanjut usia,
serta kesadaran konsumen terhadap makanan sehat akan menjadi pendorong
berkembangnya industri pangan. Salah satu progam penunjang dalam bidang pangan
adalah pengawasan makanan dan minuman. Progam pengawasan pangan ini bertujuan
untuk melindungi masyarakat sehingga masyarakat tidak mengkonsumsi pangan yang
tidak memenuhi syarat kesehatan, mutu, gizi, dan bertentangan dengan keyakinan
masyarakat. Dalam progam ini tercakup pembinaan dan pengawasan penggunaan bahan
tambahan pangan, pemberian label, pelaksanaan system pengawasan makanan, serta
penyusunan peraturan dan perundang-undangan (Wirakartakusumah, 1997). Pangan yang
beredar di Indonesia haruslah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sehingga tidak
merugikan dan membahayakan kesehatan konsumen. Pada tahun 1996, telah ditetapkan
Undang-undang mengenai Pangan. Tiga pertimbangan yang digunakan dalam pembuatan
Undang–undang Pangantersebut adalah : (1) pangan merupakan kebutuhan dasar
manusia, (2) panganyang aman, bermutu, bergizi, dan beragam sebagai prasyarat utama
untuk kesehatan, dan (3) pangan sebagai komoditas dagang memerlukan system
perdagangan yang jujur dan bertanggung jawab (Soehardjo, 1997). Dalam Undang-
Undang Pangan Tahun 1996 dijelaskan bahwa standar mutu pangan adalah spesifikasi
atau persyaratan teknis yang dilakukan tentangmutu pangan, misalnya, dari segi bentuk,
warna, atau komposisi yang disusun berdasarkan kriteria tertentu yang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta aspek lain yang terkait. Standar
mutu pangan tersebut mencakup baik pangan olahan, maupun pangan yang tidak
diolah.Dalam pengertian yang lebih luas, standar yang berlaku bagi pangan mencakup
berbagai persyaratan keamanan pangan, gizi, mutu, dan persyaratan lain dalam rangka
menciptakan perdagangan pangan yang jujur, misalnya persyaratan tentang label dan
iklan. Perdagangan bebas yang jujur dan bertanggung jawab sangatlah pentinguntuk
diterapkan, terutama apabila komoditi yang diperjual belikan adalah produk pangan.
Untuk menjamin hal ini, maka telah dibentuk organisasi perdagangan dunia (WTO).
WTO telah mengembangkan dua kesepakatan yang dibuat khusus untuk menjamin
mutu dan keamanan pangan, yaitu SPS (Sanitary and Phytosanitary Measures) untuk
keamanan pangan, serta TBT (Technical Barier To Trade) untuk mutu pangan. Berbagai
progam manajemen, pedoman, dan standar untuk mewujudkan kedua kesepakatan
tersebut dikembangkan antara lainmelalui ISO–9000, ISO–14000, Good Manufacturing
Practices (GMP), Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), standar
komoditas pangan dari Codex Alimentarius Commision (CAC), serta Total Quality
Management (TQM) dalam pembinaan mutu dan keamanan pangan. Dengan semakin
berkembangnya era globalisasi, industri pangan nasionalakan menghadapi tantangan
pasar bebas berupa iklim persaingan yang semakin ketat. Membanjirnya produk pangan
impor adalah bukti bahwa fenomena pasar bebas telah berlangsung saat ini. Untuk
memenangkan persaingan ini, tantangan yang paling besar bagi industri pangan di
Indonesia adalah kemampuan untuk memberikan jaminan kepada konsumen bahwa
produk pangan yang dikonsumsi bermutu dan aman, serta pada tingkat harga yang
terjangkau. Sebagaikonsekuensi dari hal tersebut, industri pangan nasional harus mampu
menerapkan system jaminan mutu dan jaminan keamanan pangan sebagai focus kegiatan
utama dalam memproduksi pangan yang layak untuk dikonsumsi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sistem Mutu ?
2. Bagaimana Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan ?
3. Bagaimana Tinjauan Aspek Mutu Dalam Kegiatan Industri Pangan ?
4. Bagaimana Standarisasi Mutu ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Sistem Mutu
2. Untuk mengetahui bagaimana Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan
3. Untuk mengetahui Tinjauan Aspek Mutu dalam Kegiatan Industri Pangan
4. Untuk mengetahui bagaimana Standarisasi Mutu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Sistem mutu menurut ISO 9000 dalam Kadarisman (1994) mencakup mutu
(karakteristik menyeluruh produk atau jasa), kebijakan mutu (keseluruhan maksud dan
tujuan organisasi), manajemen mutu (seluruh aspek fungsi manajemen yang menetapkan
dan melaksanakan kebijakan mutu), pengendalian mutu (teknik dan kegiatan operasional
untuk memenuhi persyaratan mutu), dan jaminan mutu (perencanaan dan kegiatan
sistematis yang diperlukan untuk memberikan keyakinan. Sistem mutu dimaksudkan
untuk mengidentifikasi seluruh tugas yang berkaitan dengan mutu, mengalokasikan
tanggung jawab dan membangun hubungan kerjasama dalam perusahaan. Sistem mutu
juga dimaksudkan untuk membangun mekanisme dalam rangka memadukan semua
fungsi menjadi suatu sistem yang menyeluruh.
Sistem standarisasi mutu memuat kebijakan mutu, standarisasi mutu olehinstansi, cara
pengendalian mutu, cara analisa dan jaminan mutu. Secara umumstandarisasi mutu
memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mencapai kepastian mutu
2. Mencapai keseragaman/konsistensi mutu
3. Memperlancar transaksi dalam perdagangan.
4. Memberi pedoman mutu kepada semua pihak yang terlibat dengan komoditi
5. Bahan pembinaan mutu
6. Melindungi konsumen
DAFTAR PUSTAKA
http://suprianto083.blogspot.co.id/2015/05/manajemen-mutu-industri-dan-pangan.html
http://www.akreditasipuskesmas.com/2014/04/makalah-manajemen-mutu-dan-
keamanan_3040.html
https://www.scribd.com/doc/27853638/TINJAUAN-ASPEK-MUTU-DALAM-KEGIATAN-
INDUSTRI-PANGAN