Oke berjumpa lagi bersama saya admintrendilmu.compada kali ini kita akan
Fowler
Pengertian
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat
tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan
Tujuan
Indikasi
Pengertian
posisi sims
Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau miring kekiri. Posisi ini dilakukan untuk
memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria). Berat badan terletak pada
Tujuan
2. Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot pinggang
4. Mencegah dekubitus
Indikasi
3. Pasien paralisis
Pengertian
posisi trendeleberg
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada
bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
Tujuan
Indikasi
Pengertian
dorsal recumben
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau
direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa serta
Indikasi
Posisi Lithotomi
Pengertian
lithotomi
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya
ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan,
Tujuan
Indikasi
1. Pada pemeriksaan genekologis
Pengertian
genu pectoral
Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel
pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan
sigmoid.
Tujuan
Indikasi
1. Pasien hemorrhoid
2. Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina.
Posisi orthopeneic
Pengertian
Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar dada, seperti
pada meja.
Tujuan
Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas yang ekstrim dan tidak
bisa tidur terlentang atau posisi kepala hanya bisa pada elevasi sedang.
Indikasi
Supinasi
Pengertian
suspinasi
Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh sama dengan
Tujuan
Posisi pronasi
Pengertian
Pasien tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan wajah menghadap ke bantal.
pronasi
Tujuan
Indikasi
Posisi lateral
lateral
Pengertian
Posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian besar berat tubuh berada
Tujuan
Indikasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
ROM (Range Of Motion) merupakan latihan fisik menggerakkan anggota badan dan
anggota gerak secara teratur baik dibantu maupun secara mandiri yang berguna untuk melatih
otot-otot yang mengalami kekakuan.
Umumnya dimasyarakat apabila ada orang yang sakit, maka ia hanya tidur atau
berbaring saja tanpa melakukan aktivitas yang berguna untuk melatih otot-otot tubuhnya agar
tidak kaku. Orang biasanya takut untuk melakukan gerakan-gerakan badan ketika sakit,
karena khawatir membuat sakitnya semakin parah. Padahal tidak semua penyakit
mengharuskan seseorang diam tidak bergerak ditempat tidur saja.
Salah satu contoh penyakit yang dianjurkan untuk orang melakukan latihan gerak
badan adalah stroke, karena orang yang terkena stroke mengalami kelemahan baik otot-otot
maupun syaraf pada tubuh.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan ROM ?
2. Tujuan dari ROM ?
3. Manfaat dari ROM ?
4. Prinsip latihan dari ROM ?
5. Jenis dari ROM ?
C. TUJUAN
1. Untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ROM
2. Untuk dapat mengetahui tujuan dari ROM
3. Untuk dapat mengetahui manfaat dari ROM
4. Untuk dapat mengetahui prinsip dari ROM
5. Untuk dapat mengetahui Jenis dari ROM
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN ROM ( Range Of Motion)
ROM ( Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin
dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversal, dan
frontal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi
tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan
membagi tubuh menjadi bagian depan ke belakang. Potongan transversal adalah garis
horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.
Mobilisasi sendi disetiap potongan dibatasi oleh ligamen, otot, dan konstruksi sendi.
Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap potongan. Pada potongan sagital,
gerakannya adalah fleksi dan ekstensi (jari-jari tangan dan siku) dan hiperekstensi (pinggul).
Pada potongan frontal, gerakannya adalah abduksi dan adduksi (lengan dan tungkai) dan
eversi dan inversi (kaki). Pada potongan transversal, gerakannya adalah pronasi dan supinasi
(tangan), rotasi internal dan eksternal (lutut), dan dorsifleksi dan plantarfleksi (kaki).
Ketika mengkaji rentang gerak, perawat menanyakan pertanyaan dan mengobservasi dalam
mengumpulkan data tentang kekakuan sendi, pembengkakan, nyeri, keterbatasan gerak, dan
gerakan yang tidak sama. Klien yang memiliki keterbatasan mobilisasi sendi karena penyakit,
ketidakmampuan, atau trauma membutuhkan latihan sendi untuk mengurangi bahaya
imobilisasi. Latihan tersebut dilakukan oleh perawat yaitu latihan rentang gerak pasif.
Perawat menggunakan setiap sendi yang sakit melalui rentang gerak penuh.
Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot ataupun gaya eksternal lain
dalam ruang geraknya melalui persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang
terdapat pada persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul
sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf.
Pengertian ROM lainnya adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya
kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya
sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Latihan range of motion (ROM) adalah
latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan
kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa
otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
2. ROM Pasif
ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain (perawat)
atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak
yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50 %.
Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan
mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan
mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk,
2008).
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan
kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh persendian tubuh atau
hanya pada ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya secara
mandiri.
2. ROM Pasif
A. Indikasi :
1. Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila dilakukan pergerakan
aktif akan menghambat proses penyembuhan
2. Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak aktif pada ruas atau
seluruh tubuh, misalnya keadaan koma, kelumpuhan atau bed rest total
B. Sasaran :
1. Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat
2. Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur
3. Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot
4. Membantu kelancaran sirkulasi
5. Meningkatkan pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang rawan serta difusi persendian
6. Menurunkan atau mencegah rasa nyeri
7. Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi
8. Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasien.
1.2 Macam-macam Gerakan ROM
Ada berbagai macam gerakan ROM, yaitu :
1. Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian.
2. Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.
3. Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.
4. Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.
5. Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.
6. Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.
7. Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak membentuk sudut
persendian.
8. Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuk sudut
persendian.
9. Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke bawah.
10. Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke atas.
11. Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang
sama.
3. Siku
Gerakan Penjelasan
Fleksi Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan sendi
sejajar bahu,
Ektensi Meluruskan siku dengan menurunkan tangan,
4. Lengan bawah
Gerakan Penjelasan
Supinasi Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghad
Pronasi Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke bawa
5. Pergelangan tangan
Gerakan Penjelasan
Fleksi Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah,
Ekstensi Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan baw
arah yang sama,
Hiperekstensi Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh mungkin,
Abduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari,
Adduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari,
8. Pinggul
Gerakan Penjelasan
Fleksi Mengerakan tungkai ke depan dan atas,
Ekstensi Menggerakan kembali ke samping tungkai yang lain,
Hiperekstensi Mengerakan tungkai ke belakang tubuh,
Abduksi Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh,
Adduksi Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika mung
Rotasi dalam Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain,
Rotasi luar Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain.
Sirkumduksi Menggerakan tungkai melingkar
9. Lutut
Gerakan Penjelasan
Fleksi Mengerakan tumit ke arah belakang paha,
Ekstensi Mengembalikan tungkai kelantai,
10. Mata kaki
Gerakan Penjelasan
Dorsifleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas,
Plantarfleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke bawah,
11. Kaki
Gerakan Penjelasan
Inversi Memutar telapak kaki ke samping dalam,
Eversi Memutar telapak kaki ke samping luar,
12. Jari-Jari Kaki
Gerakan Penjelasan
Fleksi Menekukkan jari-jari kaki ke bawah,
Ekstensi Meluruskan jari-jari kaki,
Abduksi Menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain,
Adduksi Merapatkan kembali bersama-sama,
BAB III
KESIMPULAN
ROM harus dilaksanakan secara berulang, perlahan dan hati-hati sehingga tidak
melelahkan pasien. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien,
diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan,
siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki. ROM dapat di lakukan pada semua persendian
atau hanya pada bagian-bagian yang di curigai mengalami proses penyakit serta harus sesuai
waktunya.
Selain daripada yang telah disebutkan diatas, ROM dilakukan juga harus
memperhatikan tujuan, manfaat, indikasi, serta kontraindikasinya agar tidak terjadi suatu hal
yang tidak diinginkan pada pasien lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
http://kadek-suwartana.blogspot.com/2012/11/range-of-motion-rom.html
1.
ijin copas"
sangat bermanfaat sekali....
Balas
2.
Balas
Mengenai Saya
Arsip Blog
▼ 2015 (7)
o ▼ April (1)
TUGAS IDK II (ROM AKTIF DAN ROM PASIF)
o ► Maret (6)
Standar Operasional Prosedur
Pelatihan ROM (Range Of Motion)
A. Definisi
Range Of Motion (ROM) adalah tindakan/latihan otot atau persendian yang diberikan
kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit, diabilitas, atau
trauma. Dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal
baik secara aktif ataupun pasif. Atau juga dapat di definisikan sebagai jumlah maksimum
gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagital,
frontal, dan transfersal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke
belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh
dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang. Potongan transfersal
adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.
B. Tujuan
1. Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada otot yang dapat
dilakukan secara aktif maupun pasif tergantung dengan keadaan pasien.
2. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot.
C. Manfaat
a. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan
b. Mengkaji tulang sendi, otot
c. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
d. Memperlancar sirkulasi darah
D. Jenis ROM
1. ROM aktif : Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan
pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif).
2. ROM pasif : Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak
yang normal (klien pasif).
E. Indikasi
1. Klien dengan tirah baring yang lama.
2. Stroke atau penurunan tingkat kesadaran.
3. Kelemahan otot.
4. Fase rehabilitasi fisik.
F. Kontra Indikasi
1. Klien dengan fraktur.
2. Klien dengan peningkatan tekanan intrakranial.
3. Trombus/emboli pada pembuluh darah.
4. Kelainan sendi atau tulang.
5. Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung).
c. Latihan III
- Angkat tangan yang lemah menggunakan tangan yang sehat ke atas.
- Kembalikan ke posisi semula.
d. Latihan IV
- Tekuk siku yang kontraktur menggunakan tangan yang sehat.
- Luruskan siku kemudian angkat ke atas.
- Letakkan kembali tangan yang kontraktur ditempat tidur.
e. Latihan V
- Pegang pergelangan tangan yang kontraktur menggunakan tangan yang sehat angkat ke
atas dada.
- Putar pergelangan tangan ke arah dalam dan ke arah keluar.
f. Latihan VI
- Tekuk jari-jari yang kontraktur dengan tangan yang sehat kemudian luruskan.
- Putar ibu jari yang lemah menggunakan tangan yang sehat.
g. Latihan VII
- Letakkan kaki yang sehat dibawah yang kontraktur.
- Turunkan kaki yang sehat sehingga punggung kaki yang sehat dibawah pergelangan kaki
yang kontraktur.
- Angkat kedua kaki ke atas dengan bantuan kaki yang sehat, kemudian turunkan pelan-
pelan.
h. Latihan VIII
- Angkat kaki yang kontraktur menggunakan kaki yang sehat ke atas sekitar 3cm.
- Ayunkan kedua kaki sejauh mungkin kearah satu sisi kemudian ke sisi yang satunya lagi.
- Kembalikan ke posisi semula dan ulang sekali lagi.
i. Latihan IX
- Anjurkan pasien untuk menekuk lututnya, bantu pegang pada lutut yang kontraktur
dengan tangan yang lain.
- Dengan tangan yang lainnya penokong memegang oinggang pasien.
- Anjurkan pasien untuk memegang bokongnya.
- Kembalikan ke posisi semula dan ulangi sekali lagi.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Keperawatan0609.blogspot.com
www.infofisioterapi.com/info/definisi-Range-Of-Motion.html
Levine, BD. Yoshimura, K et, al, Dexamethasone in the Treatment of Acute Mountain
sincleress, The New England Journal of Medicine, vol 321.
No.25, Doc, 21 1989, pt. 1707-1713.
Reed, Charles E, Basic Mechanism of Asthma, Role of Inflanation;
CHEST/94/1/July/1988, p 175-177
Santosa, Andy, et at; Aktivitas pada waktu Luang yang dilakukan secara Teratur, pada
Seminar Nasional VIII Ikatan Ahli Ilmu Fai Indonesia (IAIFI); Surabaya; 1986.
Thibodeau, Gary A, An ilomy and Physiology, edisi I, Msby, 1987.