Resume Pemlogh
Resume Pemlogh
NPM : 3334150044
a. Rangkuman Chapter 3
Bab ini membahas efek dari mechanical work terhadap struktur dan sifat
makro dari logam dan juga klasifikasi dari proses yang digunakan untuk mechanical
working. Terdapat pengaruh panas terhadap logam yang dilakukan pengerjaan dingin,
pengerjaan panas logam, proses deformasi dan klasifikasinya, deep drawing dan
pressing, rolling, forging, stretch forming, ekstrusi, wire drawing. Logam tersusun
atas butiran dan apabila butiran ada pada kondisi unstrained, butiran ini akan terlihat
equiaxed dan strukturnya menjadi isotropik. Saat deformasi diterapkan pada struktur
yang mengandung salah satu butiran yang deformable, mereka akan memanjang dan
di waktu yang sama sifat mekanik menjadi terarah serta struktur dan sifatnya menjadi
anisotropik. Pada derajat deformasi yang sangat tinggi, struktur akan menjadi berserat
karena butiran memanjang sehingga menghilangkan karakteristiknya.
Sampel logam yang telah di cold worked 80% akan menjadi keras dan getas,
butirannya akan memanjang dan akan ada perbesaran derajat anisotropi. Apabila
sampelnya dipanaskan, temperatur akan meningkat dimana nuclei akan terbentuk
pada butiran yang terdistorsi. Pengerjaan dingin meningkatkan energi dalam dari
logam, dan semakin meningkatnya pengerjaan dingin maka akan meningkat juga sisa
energi dalamnya. Dibutuhkan persentase pengerjaan dingin yang minimum sebelum
logam mengkristal saat pemanasan (sekitar 5-7%). Semakin lama waktu sampel di
tahan pada temperatur nukleasi, semakin banyak atom yang menyebar ke nuclei dan
akan menggantikan posisi dari energi minimum. Apabila logam ditahan pada
temperatur rekristalisasi, difusi atom tetap terjadi dan beberapa butir mengembang.
Grain Growth terjadi karena proses difusi dan proses dipengaruhi oleh waktu dan
temperatur. Struktur terbaik untuk pengerjaan lebih lanjut harus memiliki butiran
equiaxed yang kecil dan seragam.
Deformasi adalah salah satu dari banyak proses yang digunakan untuk
mendapatkan bentuk terakhir dari logam. Logam cair dapat dibentuk dicor kedalam
cetakan, disemprotkan untuk mendapatkan bentuk terakhir atau dibuat menjadi
serbuk yang ditekan menjadi bentuk dan di-sintering untuk mendapatkan komponen
yang kuat. Plastisitas dipelajari untuk mengetahui hubungan arus logam dengan
tekanan yang diberikan. Apabila ini dapat ditentukan, maka bentuk yang diinginkan
bisa didapatkan dengan aplikasi dari gaya terhitung pada arah yang spesifik pada
kecepatan yang dikendalikan. Proses di industri ada 6 kategori yaitu deep drawing,
pressing, rolling, forging, stretching, extrusion, dan wiredrawing.
b. Rangkuman Chapter 4
Bab ini membahas tentang jenis forging, struktur dan sifat forging, dan efek
friction dalam proses tempa. Forging merupakan proses indirect compression-type
yang pertama dan merupakan metode pembentukan logam paling tua. Forging
melibatkan aplikasi dari compressive stress yang melebihi flow stress dari logamnya.
Tekanan dapat diterapkan secara cepat maupun lambat serta prosesnya dapat
diterapkan pada panas atau dingin, penentuan temperatur melalui faktor deformasi
yang cepat dan murah, produksi sifat mekanik yang diinginkan ataupun penyelesaian
permukaan. Terdapat dua jenis proses forging, yaitu Impact Forging dan Press
Forging. Impact Forging terbagi menjadi tiga yaitu Smith forging, Drop forging, dan
Upset forging.
Smith forging merupakan tipe penempaan paling tua, namun sekarang sudah
sedikit jarang ditemukan. Gaya impak untuk deformasi diberikan secara manual oleh
pandai besi menggunakan palu. Logam akan dipankaskan di tempa dan saat mencapai
temperatur yang sesuai akan ditempatkan pada bidang. Saat dipalu, logam ditahan
dengan tongs. Formers terkadang digunakan untuk membantu proses tempa.
Permukaan formers memiliki bentuk yang berbeda dan digunakan untuk memisahkan
bentuk untuk proses tempa. Salah satunya adalah fuller, yang memiliki bentuk
melingkar dan digunakan untuk menarik keluar atau memanjangkan benda kerja.
Working chisels digunakan untuk memotong logam, menghantam, dan menahan
lubang yang digunakan untuk punching out. Logam termudah untuk ditempa
menggunakan smith forging adalah baja karbon rendah dan medium, serta
kebanyakan logam non-ferrous. Paduan dan karbon tinggi sulit untuk di tempa
dengan ini.
Drop forging merupakan metode yang lebih modern dibanding smith forging
karena gaya yang terbatas dari pandai besi digantikan dengan palu mekanik atau palu
uap. Proses diterapkan dengan tempa terbuka dimana palu digantikan dengan tup dan
logam dimanipulasi pada bidangnya. Kualitas produk sangat bergantung pada
keterampilan forger. Penempaan terbuka digunakan secara luas untuk proses cogging
di mana benda kerja berkurang ukurannya oleh pukulan berulang-ulang karena logam
lolos di bawah forge. Penurunan ketebalan disertai dengan perpanjangan dan
menyebar. Jumlah relatif pemanjangan dan penyebaran tidak dapat dihitung secara
teoritis tetapi mereka telah ditentukan secara eksperimental untuk baja ringan. Spread
dan elongasi dapat dihitung seperti berikut:
Hasil, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 4,18, diperoleh dari mana
koefisien gesekan dihitung dengan menggunakan rumus di atas.