Anda di halaman 1dari 55

Tembakau

Perkebunan tembakau
Tembakau adalah hasil bumi yang
diproses dari daun tanaman yang juga
dinamai sama. Tanaman tembakau
terutama adalah Nicotiana tabacum dan
Nicotiana rustica, meskipun beberapa
anggota Nicotiana lainnya juga dipakai
dalam tingkat sangat terbatas.

Tembakau adalah produk pertanian


semusim yang bukan termasuk
komoditas pangan, melainkan komoditas
perkebunan. Produk ini dikonsumsi
bukan untuk makanan tetapi sebagai
pengisi waktu luang atau "hiburan", yaitu
sebagai bahan baku rokok dan cerutu.
Tembakau juga dapat dikunyah.
Kandungan metabolit sekunder yang
kaya juga membuatnya bermanfaat
sebagai pestisida dan bahan baku
obat[1].

Tembakau telah lama digunakan sebagai


entheogen di Amerika. Kedatangan
bangsa Eropa ke Amerika Utara
memopulerkan perdagangan tembakau
terutama sebagai obat penenang.
Kepopuleran ini menyebabkan
pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat
bagian selatan. Setelah Perang Saudara
Amerika Serikat, perubahan dalam
permintaan dan tenaga kerja
menyebabkan perkembangan industri
rokok. Produk baru ini dengan cepat
berkembang menjadi perusahaan-
perusahaan tembakau hingga terjadi
kontroversi ilmiah pada pertengahan
abad ke-20.

Dalam Bahasa Indonesia tembakau


merupakan serapan dari bahasa asing.
Bahasa Spanyol "tabaco" dianggap
sebagai asal kata dalam bahasa
Arawakan, khususnya, dalam bahasa
Taino di Karibia, disebutkan mengacu
pada gulungan daun-daun pada
tumbuhan ini (menurut Bartolome de Las
Casas, 1552) atau bisa juga dari kata
"tabago", sejenis pipa berbentuk y untuk
menghirup asap tembakau (menurut
Oviedo, daun-daun tembakau dirujuk
sebagai Cohiba, tetapi Sp. tabaco (juga
It. tobacco) umumnya digunakan untuk
mendefinisikan tumbuhan obat-obatan
sejak 1410, yang berasal dari Bahasa
Arab "tabbaq", yang dikabarkan ada sejak
abad ke-9, sebagai nama dari berbagai
jenis tumbuhan. Kata tobacco (bahasa
Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa, dan
pada akhirnya diterapkan untuk
tumbuhan sejenis yang berasal dari
Amerika.

Jenis dan daerah penghasil


tembakau

Dua orang pegawai perusahaan perkebunan


Dua orang pegawai perusahaan perkebunan
tembakau "Deli-Maatschappij" di awal abad ke-20 di
Deli.

Tembakau adalah produk yang sangat


sensitif terhadap cara budidaya, lokasi
tanam, musim/cuaca, dan cara
pengolahan. Karena itu, suatu kultivar
tembakau tidak akan menghasilkan
kualitas yang sama apabila ditanam di
tempat yang berbeda agroekosistemnya.
Produk tembakau sangat khas untuk
suatu daerah tertentu dan kultivar
tertentu. Akibatnya, macam-macam
produk tembakau biasanya dinamai
sesuai lokasi tanam.

Indonesia …

Di Indonesia, macam-macam tembakau


komersial yang baik hanya dihasilkan di
daerah-daerah tertentu. Kualitas
tembakau sangat ditentukan oleh
kultivar, lokasi penanaman, waktu tanam,
dan pengolahan pascapanen. Akibatnya,
hanya beberapa tempat yang memiliki
kesesuaian dengan kualitas tembakau
terbaik, tergantung produk sasarannya.
Berdasarkan cara pengolahan
pascapanen, dikenal tembakau kering-
angin (air-cured), kering-asap (fire-cured),
kering-panas (flue-cured), dan kering-
jemur (sun-cured).

Macam-macam tembakau kualitas tinggi di Indonesia


Macam/tipe Daerah Kegunaan

Deli Deli wrapper cerutu

Srintil Temanggung Temanggung, Parakan, Ngadirejo rokok (rajangan), kunyah

Klaten, Sleman, Boyolali,


Virginia-Vorstenlanden sigaret
Sukoharjo

filler, binder, dan wrapper


Vorstenlanden Klaten, Sleman
cerutu

Madura Madura rajangan rokok

Besuki Voor-Oogst
Jember, ditanam musim hujan,
(VO, "sebelum panen rajangan rokok
panen awal kemarau
padi")

Besuki Na-Oogst Jember, ditanam akhir musim


filler, binder, dan wrapper
(NO, "setelah panen hujan,
cerutu
padi") panen akhir kemarau

Virginia-Lombok Timur Lombok Timur rajangan sigaret


Selain itu, terdapat beberapa daerah
penghasil tembakau kualitas menengah
ke bawah, biasanya ditanam untuk pasar
domestik atau rokok kualitas rendah,
tingwe ("linting dhewe"), atau tembakau
kunyah, seperti tembakau Kaponan dari
Ponorogo.

Biologi

Nikotin adalah senyawa candu yang ada pada


Nikotin adalah senyawa candu yang ada pada
tembakau

Terdapat beberapa spesies dalam genus


Nicotiana yang bisa disebut tembakau.
Genus ini merupakan bagian dari famili
Solanaceae.

Berbagai tumbuhan mengandung nikotin,


senyawa neurotoksin yang mampu
mematikan serangga. Tembakau adalah
tumbuhan yang mengandung jumlah
nikotin tertinggi dibandingkan tumbuhan
lainnya. Namun tidak seperti tumbuhan
dari famili Solanaceae lainnya, tembakau
tidak mengandung senyawa tropan
alkaloida yang beracun bagi manusia.

Meski mengandung cukup nikotin dan


senyawa psikoaktif lainnya (germakren,
anabasin, dan alkaloida piperidin lainnya)
untuk mengusir herbivora, namun
sejumlah hewan telah berevolusi dan
mampu memakan spesies daru genus
Nicotiana tanpa mengalami gangguan.
Tembakau masih tidak mampu dimakan
oleh banyak spesies. Karena minimnya
predator, tembakau liar seperti Nicotiana
glauca telah menjadi spesies invasif.
Dampak produk tembakau

Sosial …

Merokok di tempat umum telah sejak


lama hanya dilakukan oleh pria. Wanita
yang merokok dianggap telah merusak
kesuciannya. Di Jepang pada zaman Edo,
pelacur dan kliennya saling mendekati
dengan berpura-pura menawarkan rokok.
Hal yang sama juga dilakukan di Eropa
pada abad ke-19.[2] Sejak Perang Sipil
Amerika, penggunaan tembakau
dikaitkan dengan maskulinitas dan
kekuasaan, dan menjadi ikon pencitraan
penguasa kapitalis.

Saat ini tembakau banyak ditentang


karena mengakibatkan banyak masalah
kesehatan[3] sehingga muncul kampanye
anti rokok di beragai tempat di seluruh
dunia. Bhutan adalah satu-satunya
negara yang melarang penjualan
tembakau.[4]

Demografi …
Tembakau hampir seluruhnya dijadikan
rokok, dan pemanfaatan tembakau
hampir seratus persen berupa rokok.
Pada tahun 2000, merokok dilakukan
oleh setidaknya 1.22 miliar orang dan
sebagian besar merupakan laki-laki.[5]
Namun selisih antar gender berkurang
dengan meningkatnya usia.[6][7] Orang
miskin memiliki kecenderungan yang
lebih besar untuk merokok, demikian
pula masyarakat di negara miskin dan
berkembang jika dibandingkan dengan
masyarakat di negara maju.[8] Hingga
tahun 2004, WHO melaporkan jumlah
kematian sebesar 5.4 juta jiwa akibat
rokok.[9]

Kesehatan …

Berdasarkan WHO, tembakau merupakan


penyebab terbesar kematian oleh
penyakit-yang-dapat-dicegah.[10] Bahaya
penggunaan tembakau mencakup
penyakit yang terkait dengan jantung dan
paru-paru seperti serangan jantung,
stroke, penyakit paru obstruktif kronik,
emfisema, dan kanker (terutama kanker
paru-paru, kanker laring, dan kanker
pankreas).

WHO memperkirakan bahwa tembakau


menyebabkan kematian bagi 5.4 juta jiwa
pada tahun 2004.[11] 100 juta kematian
akibat tembakau telah terjadi akibat
tembakau sepanjang abad ke 20.[12]
Tembakau juga penyebab kematian bayi
dan janin di seluruh dunia[13] karena
orang tua perokok.

Perokok pasif meski tidak merokok,


dapat mengalami kanker paru-paru. Di
Amerika Serikat 3000 orang dewasa
meninggal akibat paparan asap rokok
sebagai perokok pasif. Setidaknya 46000
orang perkok pasif mengalami penyakit
jantung dan meninggal.[14]

Jumlah perokok secara umum berkurang


dengan meningkatnya kesejahteraan dan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
suatu negara. Dengan kata lain, jumlah
perokok berkurang seiring dengan
bergeraknya suatu negara menjadi
negara maju. Di Amerika Serikat, jumlah
perokok telah berkurang setengahnya
secara persentase sejak tahun 1965, dari
42% menjadi 20.8%.[15] Sedangkan di
negara miskin dan negara berkembang,
jumlah perokok justru meningkat secara
persentase per tahunnya.[16] Badan
Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi
jumlah perokok di Indonesia sendiri akan
meningkat sebanyak 24 juta jiwa dari
2015-2025 mendatang.[17] India dan
China, dengan penduduk yang sangat
berlimpah dan IPM yang tidak terlalu
tinggi menjadikan keduanya pasar bagi
rokok dari seluruh dunia. China sendiri
telah menjadi produsen rokok terbesar di
dunia dengan memproduksi 2.4 triliun
batang rokok per tahun atau setara
dengan 40% produksi total dunia.[18]

Dalam beberapa tahun terakhir ini, para


ahli mulai meneliti Alternative Nicotine
Delivery Systems (ANDS) atau produk
penghantar nikotin alternatif dalam
upaya pengendalian tembakau.[19]
Produk mengandung nikotin seperti koyo
nikotin, rokok elektronik, dan produk
tembakau yang dipanaskan bukan
dibakar yang tidak melibatkan proses
pembakaran, 95% lebih rendah risiko
kesehatan dibanding rokok konvensional
yang membakar tembakau untuk
menghantarkan nikotin ke sistem
penggunanya.[20]

Di Indonesia, pada tahun 2005 Muncul


Tokoh Ulama yang menghasilkan rokok
kesehatan. Yang membedakan adalah
Saus yang menjadi bagian dari racikan
Tembakau dan Cengkih nya adalah saus
dari bahan/unsur ramuan tradisional
yang berasal dari dalam negeri
(Indonesia) maupun dari beberapa
Negara Penghasil Rempah-rempah.
Syarat Tumbuh
Ada beberapa krteria yang menjadi
syarat tumbuhnya tanaman tembakau,
yakni suhu, curah hujan, dan kondisi
tanah. Suhu yang baik untuk
pertumbuhan tembakau berada pada
rentang 200C sampai 300 C dari mulai
transplantasi hingga panen. Namun
kondisi yang ideal untuk produksi daun
tembakau dengan kualitas yang baik
biasanya pada suhu 260 C dengan
kelembapan 70-80%. Selain itu,
tembakau membutuhkan distribusi curah
hujan tahunan antara 500 hingga
1.250 mm. Namun, kelebihan air dapat
menyebabkan tanaman menjadi tipis dan
bersisik. Untuk kondisi tanah, tembakau
umumnya dapat tumbuh pada berbagai
jenis tanah. Akan tetapi tanah yang baik
untuk pertumbuhan tembakau adalah
tanah liat yang dalam dan berdrainase
baik dengan sedikit atau tanpa risiko
banjir. Meskipun tembakau toleran
terhadap kekeringan, tembakau tumbuh
optimum pada tanah dengan suhu 20
hingga 30 derajat dengan kapasitas
pasokan air yang tinggi[21]
Proses Budidaya Tembakau
Proses penanaman atau budidaya
tembakau dimulai dari proses
pengolahan lahan. Keadaan lahan sangat
penting karena pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tembakau
sangat dipengaruhi oleh perakaran yang
aktif. Pertumbuhan perakaran
dipengaruhi oleh aerasi tanah yang baik
dan kelembaban yang cukup. Untuk
memaksimalkan pertumbuhan tembakau
dibutuhkan aerasi tanah yang baik,
kecukupan air dan nutrisi tanaman.[22].
Penentuan bulan tanam disesuaikan
dengan waktu panen. Tembakau
umumnya ditanam di akhir musim hujan
yang umumnya hujan sudah jarang, dan
dipanen saat musim kemarau. Ketepatan
penentuan waktu tanam berpengaruh
pada saat panen dan prosesing. Waktu
panen yang salah dapat berpengaruh
terhadap mutu tembakau yang
dihasilkan. Penanaman tembakau
dilakukan pada saat umur bibit 40–45
hari dan penanaman dilakukan pada sore
hari, karena sore hari intensitas cahaya
matahari telah menurun sehingga
penguapan lebih rendah. Setelah bibit
tembakau ditanam Kemudian dilakukan
pemupukan. Dalam pemupukan
tembakau ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu pupuk harus sesuai
dengan kebutuhan tanaman dan tidak
mengandung klor (Cl) dalam jumlah
besar karena klor dalam daun lebih dari
1% dapat menurunkan daya bakar.[23].
Waktu pemberian pupuk disesuaikan
dengan kebutuhan tanaman. Tanaman
tembakau mengalami pertumbuhan
sangat cepat pada umur 3 - 7 minggu,
ditandai dengan peningkatan bahan
kering tanaman (McCants dan Woltz
1967) . Intensitas penyiraman
dipengaruhi ada/tidaknya hujan.
Kebutuhan air untuk tembakau sawah
berbeda dengan tembakau tegal, pada
kondisi tanpa hujan masing-masing
memerlukan 0,5 liter dan 2 liter dalam
sekali penyiraman. Penyiraman dilakukan
hingga 39 kali.[24] Kualitas air yang
digunakan untuk menyiram tanaman
tembakau juga harus diperhatikan,
terutama kandungan klor di dalamnya,
yaitu tidak lebih dari 20 mg/liter.[25]
Tanaman tembakau umumnya berbunga
pada umur 60 - 70 hari setelah tanam.
Pada fase ini perlu dilakukan
pemangkasan bunga (topping).
Pemangkasan adalah kegiatan
pemotongan tangkai bunga dan daun
pucuk dengan tujuan untuk
merangsang/memacu pertumbuhan dan
perkembangan daun terutama daun atas,
serta memperoleh kualitas sesuai
permintaan pasar. Karena tidak ada
pembentukan biji maka energi/fotosintat
yang dihasilkan tanaman digunakan
untuk meningkatkan luas daun, berat,
bodi, dan kadar nikotin.[22] Panen
tembakau dilakukan pada saat tepat
masak secara fisiologis, dengan ciri-ciri
warna sudah berubah menjadi hijau
kekuningan dan gagangnya mudah
dipatahkan pada saat dipetik. Waktu
yang tepat untuk panen adalah pada pagi
hari setelah embun menguap sekitar jam
8 pagi. Dalam pemeraman dibutuhkan
kadar air cukup agar proses kimia dapat
berlangsung, tetapi kelebihan air juga
dapat mengakibatkan tanaman busuk
saat diperam. Jangan memanen daun
muda karena klorofilnya masih stabil,
sehingga menghasilkan warna hijau
mati. Dalam asap rokok klorofil
menyebabkan bau langu/getir. Setelah
dipanen, dilakukan sortasi daun yaitu
dikelompokkan sesuai dengan ukuran
dan tingkat kemasakan daun dan
dilanjutkan dengan pemeraman.
Pemeraman biasanya berlangsung 2–3
hari. Jika warna daun telah berubah
menjadi kuning rata dilanjutkan dengan
perajangan dan pengeringan.[23]

Kajian Metabolomik yang


telah dilakukan
Kajian metabolomik terkait tembakau
telah dilakukan. Salah satu penelitian
tembakau melalui pendekatan
metabolomik adalah menentukan
senywara aktif yang terkandung dalam
daun tembakau. Uji Keberadaan
komponen senyawa tersebut berguna
untuk penentuan kualitas daun tembakau
yang baik serta kondisi geografis yang
baik bagi pertumbuhan tembakau. Pada
penelitian tersebut, Daun tembakau yang
berasal dari Cina dan Zimbabwe digiling
dan diekstraksi dengan dua pelarut,
untuk melepaskan komponen hidrofilik
dan hidrofobik. Dalam kondisi ekstraksi
yang dioptimalkan, lebih dari 79 dan 84%
dari metabolit hidrofilik dan hidrofobik,
masing-masing (terhitung 96,3 dan 92,2%
dari kuisioner) memiliki CV lebih rendah
dari 20%, yang dianggap bahwa
reproduktifitas tembakau tersebut
memiliki kualitas baik [26]

Lihat pula
Industri hasil tembakau

Referensi
1. ^ [1]
2. ^ Timon Screech, "Tobacco in Edo
Period Japan" in Smoke, pp. 92-99
3. ^ Dampak kesehatan dari tembakau
4. ^ The First Nonsmoking Nation ,
Slate.com
5. ^ "Guindon & Boisclair" 2004, pp. 13-
16.
. ^ Women and the Tobacco Epidemic:
Challenges for the 21st Century
2001, pp.5-6.
7. ^ Surgeon General's Report —
Women and Smoking 2001, p.47.
. ^ "WHO/WPRO-Tobacco" . World
Health Organization Regional Office
for the Western Pacific. 2005.
Diakses tanggal 2009-01-01.
9. ^ The Global Burden of Disease 2004
Update 2008, p.23.
10. ^ World Health Organization (2008).
WHO Report on the Global Tobacco
Epidemic 2008: The MPOWER
Package (PDF). Geneva: World
Health Organization. ISBN 92-4-
159628-7.
11. ^ "WHO global burden of disease
report 2008" (PDF). Diakses tanggal
2013-10-03.
12. ^ "WHO Report on the Global
Tobacco Epidemic, 2008" (PDF).
Diakses tanggal 2013-10-03.
13. ^ "Nicotine: A Powerful Addiction ."
Centers for Disease Control and
Prevention.
14. ^ Secondhand Smoke by
BeTobaccoFree.gov
15. ^ "Cigarette Smoking Among Adults -
United States, 2006" . Cdc.gov.
Diakses tanggal 2013-10-03.
1 . ^ WHO/WPRO-Smoking Statistics
17. ^ Drope J, Schluger N, Cahn Z, Drope
J, Hamill S, Islami F, Liber A, Nargis
N, Stoklosa M. 2018. The Tobacco
Atlas. Atlanta: American Cancer
Society and Vital Strategies.
1 . ^ Robert N. Proctor The history of the
discovery of the cigarette-lung
cancer link: evidentiary traditions,
corporate denial, global toll ,
Tobacco Control, Tobacco Control
2012;21:87e91.
doi:10.1136/tobaccocontrol-2011-
050338
19. ^ Abrams, D.B., Glasser, A.M.,
Pearson, J.L., Villanti, A.C., Collins,
L.K., & Niaura, R.S. (2018). Harm
minimization and tobacco control:
Reframing societal views of nicotine
use to rapidly save lives. Annual
Review of Public Health, 39(14), 1-21
20. ^ 20. Pengurangan Risiko dan
Pengendalian Tembakau: Mengubah
Pandangan Masyarakat tentang
Nikotin untuk Menyelamatkan Nyawa
lebih Cepat. (2019). Retrieved from
https://koalisibebastar.com/article/2
019/02/09/pengurangan-risiko-dan-
pengendalian-tembakau-mengubah-
pandangan-masyarakat-tentang-
nikotin-untuk-menyelamatkan-nyawa-
lebih-cepat/145
21. ^ DAFF.2015.Production Guideline
Tobacco.[Online].
https://www.daff.gov.za/Daffweb3/P
ortals/0/Brochures%20and%20Produ
ction%20guidelines/tobacco%20prod
uction%20guideline%20publication.p
df diakses pada 5/4/2019
22. ^ a b Tso, T.C. 1990. Production,
Physiology, and Biochemistry of
Tobacco Plant. Beltsville, Maryland,
USA: IDEALS, Inc
23. ^ a b Nurhidayati, Sulis
Nur.Spuriyadi.2019.Budidaya
Tembakau Madura. Balai Penelitian
Tanaman Pemanis dan Serat
24. ^ Rahman, A. dan Suwarso. 2003.
“Studi Populasi pada Tembakau
Madura dengan Cara Panen Satu
Kali”. dalam Jurnal Littri 9(3): 98-103.
September 2003
25. ^ Karaivazoglou, N.A., D.K.
Papakosta, and S. Divanidis. 2005.
Effect of Chloride in Irrigation Water
and Form of Nitrogen Fertilizer on
Virginia (Flue-Cured) Tobacco. dalam
Field Crops Research, 92(2005):61–
74
2 . ^ SeparationsNow.2019.Tobacco
Metabolomics by LC/MS:
Geographical variations in leafy
components.[Online].
https://www.separationsnow.com/de
tails/ezine/sepspec24698ezine/Toba
cco-metabolomics-by-LCMS-
Geographical-variations-in-leafy-
components.html?
tzcheck=1,1,1,1,1&&tzcheck=1
diakses pada 5/4/2019

Bahan bacaan terkait


"WHO REPORT on the global TOBACCO
epidemic" (PDF). World Health
Organization. 2008. Diakses tanggal
2008-01-01.
"The Global Burden of Disease 2004
Update" (PDF). World Health Organization.
2008. Diakses tanggal 2008-01-01.
G. Emmanuel Guindon, David Boisclair
(2003). "Past, current and future trends in
tobacco use" (PDF). Washington DC: The
International Bank for Reconstruction and
Development / The World Bank. Diakses
tanggal 2008-01-02.
The World Health Organization, and the
Institute for Global Tobacco Control, Johns
Hopkins School of Public Health (2001).
"Women and the Tobacco Epidemic:
Challenges for the 21st Century" (PDF).
World Health Organization. Diakses tanggal
2009-01-02.
"Surgeon General's Report — Women and
Smoking" . Centers for Disease Control and
Prevention. 2001. Diakses tanggal
2009-01-03.
Richard Peto, Alan D Lopez, Jillian
Boreham, and Michael Thun (2006).
"Mortality from Smoking in Developed
Countries 1950-2000: indirect estimates
from national vital statistics" (PDF). New
York, NY: Oxford University Press. Diakses
tanggal 2009-01-03.
Gilman, Sander L.; Zhou, Xun (2004).
Smoke: A Global History of Smoking .
Reaktion Books. ISBN 978-1-86189-200-3.
Diakses tanggal 2009-01-01.
"Cancer Facts and Figures 2004: Basic
Cancer Facts" . American Cancer Society.
Diakses tanggal 2009-01-21.
Environmental and Heritable Factors in the
Causation of Cancer — Analyses of Cohorts
of Twins from Sweden, Denmark, and
Finland . 343. New England Journal of
Medicine. 2000. Diakses tanggal
2009-01-21.
Montesano, R., and Hall, J. (2001).
"Environmental causes of human cancers" .
European Journal of Cancer. Diakses
tanggal 2009-01-21.
Janet E. Ash, Maryadele J. O'Neil, Ann
Smith, Joanne F. Kinneary (1997) [1996].
The Merck Index (edisi ke-12). Merk and Co.
ISBN 0-412-75940-3.
Benedict, Carol. Golden-Silk Smoke: A
History of Tobacco in China, 1550-2010
(2011)
Breen, T. H. (1985). Tobacco Culture.
Princeton University Press. ISBN 0-691-
00596-6. Source on tobacco culture in 18th-
century Virginia pp. 46–55
Burns, Eric. The Smoke of the Gods: A
Social History of Tobacco. Philadelphia:
Temple University Press, 2007.
W.K. Collins and S.N. Hawks. "Principles of
Flue-Cured Tobacco Production" 1st Edition,
1993
Fuller, R. Reese (Spring 2003). Perique, the
Native Crop. Louisiana Life.
Gately, Iain. Tobacco: A Cultural History of
How an Exotic Plant Seduced Civilization.
Grove Press, 2003. ISBN 0-8021-3960-4.
Graves, John. "Tobacco that is not Smoked"
in From a Limestone Ledge (the sections on
snuff and chewing tobacco) ISBN 0-394-
51238-3
Grehan, James. Smoking and "Early
Modern" Sociability: The Great Tobacco
Debate in the Ottoman Middle East
(Seventeenth to Eighteenth Centuries). The
American Historical Review, Vol. III, Issue 5.
2006. 22 March 2008 online
Hahn, Barbara. Making Tobacco Bright:
Creating an American Commodity, 1617-
1937 (Johns Hopkins University Press;
2011) 248 pages; examines how marketing,
technology, and demand figured in the rise
of Bright Flue-Cured Tobacco, a variety first
grown in the inland Piedmont region of the
Virginia-North Carolina border.
Killebrew, J. B. and Myrick, Herbert (1909).
Tobacco Leaf: Its Culture and Cure,
Marketing and Manufacture. Orange Judd
Company. Source for flea beetle typology
(p. 243)
Murphey, Rhoads. Studies on Ottoman
Society and Culture: 16th-18th Centuries.
Burlington, VT: Ashgate: Variorum, 2007
ISBN 978-0-7546-5931-0 ISBN 0-7546-
5931-3
Price, Jacob M. “Tobacco Use and Tobacco
Taxation: A battle of Interests in Early
Modern Europe”. Consuming Habits: Drugs
in History and Anthropology. Jordan
Goodman, et al. New York: Routledge, 1995
166-169 ISBN 0-415-09039-3
Poche, L. Aristee (2002). Perique tobacco:
Mystery and history.
Tilley, Nannie May The Bright Tobacco
Industry 1860–1929 ISBN 0-405-04728-2.
Source on flea beetle prevention (pp. 39–43),
and history of flue-cured tobacco
Rivenson A., Hoffmann D., Propokczyk B. et
al. Induction of lung and pancreas exocrine
tumors in F344 rats by tobacco-specific
and areca-derived N-nitrosamines. Cancer
Res (48) 6912–6917, 1988. (link to
abstract; free full text pdf available)
Schoolcraft, Henry R. Historical and
Statistical Information respecting the
Indian Tribes of the United States
(Philadelphia, 1851–57)
Shechter, Relli. Smoking, Culture and
Economy in the Middle East: The Egyptian
Tobacco Market 1850–2000. New York: I.B.
Tauris & Co. Ltd., 2006 ISBN 1-84511-137-0

Pranala luar
International Tobacco Growers'
Association
Natural Resources Conservation
Service Plant Sheet - Wild tobacco
Ottoman Back Archives and Research
Centre
Questions on European Union partial
ban on some smokeless tobacco
products (i.e. snus)
Scientists Search for Healthy Uses for
Tobacco
Timeline of tobacco history
The European tobacco growers
website
The Legacy Tobacco Documents
Library
UCSF Tobacco Industry Videos
Collection
CDC - Smoking and Tobacco Use Fact
Sheet
TobReg - WHO Study Group on
Tobacco Product Regulation
- Statistics and general information
about the effects of secondhand-
smoke
Medicinal history
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/artic
les/PMC1079499/
Patria N. Mengenal Cerutu Indonesia .
VivaNews Daring. Rabu, 28 November
2012, 14:54 WIB.
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Tembakau&oldid=17137508"

Terakhir disunting 1 bulan yang lalu oleh Rachmat04

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali


dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai