KIMIA ANALISIS
“PENETAPAN KADAR VITAMIN C SECARA IODOMETRI”
RK.b/Semeter 4
Anggota :
M. Samfiya. K 17010132
Nadya Paramita . R 17010138
Rina Karina 17010158
Shiti Thia Fitriany 17010166
Chintya Retno Ningsih 15010014
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga
saya dapat menyelesaikan laporan ini. Penyusunan laporan ini adalah salah satu syarat untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS Dan harapan saya
semoga penyusunan laporan ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca terutama bagi
saya khususnya. Saya tau bahwasanya laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari
itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun untu kesempurnaan laporan ini
untuk kedepannya lagi.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................;...2
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.........................................................................3
B.Tujuan..................................................................................;...3
BAB 2 DASAR TEORI
Dasar Teori................................................................................;.5
BAB 3 ALAT DAN BAHAN
Alat Dan Bahan........................................................................;..7
BAB 4 CARA KERJA
Cara Kerja...................................................................................8
BAB 5 HASIL DAN PENGAMATAN
Perhitungan.................................................................................9
BAB 6 PEMBAHASAN..............................................................11
KESIMPULAN............................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................15
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Titrasi iodometri dan iodimetri adalah salah satu metode titrasi yang didasarkan
pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih banyak digunakan dalam analisa jika
dibandingkan dengan metode lain. Alasan dipilihnya metode ini karena perbandingan
stokiometri yang sederhana pelaksanannya, praktis dan tidak banyak masalah serta
mudah.
Iodimetri adalah jika titrasi terhadap zat-zat reduktor dengan titrasi langsung dan
tidak langsung. Dilakukan percobaan ini untuk menentukan kadar zat-zat oksidator
secarraa langsung, seperti kadar yang terdapat dalam serbuk vit C.Dalam bidang
farmasi metode ini digunakan untuk menentukan kadar zat-zat yang mengandung
oksidator misalnya CL2 Fe (III) Cu (II) dan sebagainya, sehingga mengetahui kadar
suatu zat berarti mengetahui mutu dan kualitasnya.
Vitamin sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia yang berfungsi untuk pengaturan
dan berbaikan tubuh manusia.sebab vitamin tidak dihasilkan dalam tubuh. Vitamin
pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu vitamin yang larut
dalam lemak yang meliputi vitamin A, D, E, dan K dan vitamin yang larut dalam air
yang meliputi vitamin C dan vitamin B.
Vitamin C atau asam askorbat merupakan vitamin yang larut dalam air. Vitamin C
bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan
antioksidan. Vitamin ini dapat secara langsung atau tidak langsung memberikan
elektron ke enzim yang membutuhkan ion-ion logam tereduksi dan bekerja sebagai
kofaktor untuk prolil dan lisil hidroksilase dalam biosintesis kolagen. Zat ini
3
berbentuk kristal dan bubuk putih kekuningan, stabil pada keadaan kering (Dewoto
2007). Vitamin tidak dapat di produksi dalam tubuh dengan sendirinya, melainkan
didapatkan dalam bangan pangan seperti buah dan sayuran. Vitamin terutma vitamin
C sangat mudah rusak sehingga jumlah vitamin C dalam tubuh jauh lebih sedikit
sehingga dibutuhkan cara penggunaan dan penangan vitamin secara benar.
Dalam mengolah bahan pangan dengan benar, alangkan baiknya mengetahui kadar
vitamin terutama vitamin C dalam bahan pangan tersebut. Oleh karena itu perlu
dilakukan analisis kadar vitamin C yang lebih mendalam untuk mengetahui
kandungan vitamin C dalam bahan pangan tersebut. Dalam menganalisis kadar
vitamin C dalam bahan pangan di butuhkan suatu metode.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
4
BAB 2
DASAR TEORI
1. Dasar Teori
Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan reduksi. Kedua
proses ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi redoks biasanya
menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir. Untuk mengetahui kadar vit
C metode titrasi redoks yang digunakan adalah titrasi langsung yang menggunakan
larutan iodium. Iodium akan mengoksidasi senyaw-senyawa yang mempunyai
potensial reduksi yang lebih kecil dibanding iodium. Vit C mempunyai potensial
reduksi yang lebih kecil daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung
dengan iodium. Pendektesian titik akhir pada titrasi iodimetri ini adalah dilakukan
dengan menggunakan indikator amilum yang akan memberikan warna biru pada
tercapainya titik akhir.
Vitamin C disebut juga asam askorbat, struktur kimianya terdiri dari rantai 6
atomC dan kedudukannya tidak stabil (C6H8O6) karena mudah bereaksi dengan O2
di udara menjadi asam dehidroaskorbat merupakan vitamin yang paling sederhana.
Sifat vitamin C adalah mudah berubah akibat oksidasi namun stabil jika merupakan
kristal (murni). Mudah berubah akibat oksidasi, tetapi amat berguna bagi manusia.
Vitamin C adalah salah satu vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Vitamin C
mempunyai peranan yang penting bagi tubuh. Vitamin C mempunyai sifat sebagai
antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh. Vitamin C juga mempunyai peranan yang penting pagi tubuh manusiia seperti
dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine terlibat dalam metabolisme kolesterol
menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan neurotranmiter
norepinefrin.
5
Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh. Vitamin C mempunyai sifat
sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh. Vitamin C juga mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia
seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat dalam metabolism
kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan
neurotransmitter norepinefrin. (Arifin, dkk., 2007).Pemberian kombinasi vitamin C
dengan bioflavonoid dapat menghalangi dan menghentikan pembentukkan
superoksida dan hydrogen peroksida, sehinggadapat mencegah terjadinya kerusakan
jaringan akibat oksidan. Suplemen vitamin C diantaranya adalah kombinasi vitamin C
dan bioflavonoid, dipasaran diantaranya adalah Ester C®. Bioflavonoid berfungsi
meningkatkan efektivitas kerja vitamin C sehingga dapat mengurangi konversi asam
askorbat menjadi dehidroaskorbat. Vitamin C juga mengandung likopen, likopen
merupakan senyawa potensial untuk antikanker dan mempunyai aktifitas antioksidan
dua kali lebih kuat dari beta karoten (Wahyuni, dkk., 2008).
6
BAB 3
A. Alat
Gelas Piala
Buret
Statif
Bunsen
Kasa
Kaki Tiga
Erlenmeyer
Blender
Labu Ukur
B. Bahan
KI
I2
Asam Borat
Asam Arsenit ( HAsO2 )
Buffer Karbonat
Larutan Iodium
Larutan Kanji
7
BAB 4
CARA KERJA
4. Persiapan Sampel
Persamaan Reaksi :
I2 + 2Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6
9
Pembakuan I2 0.1 N dengan Na2S2O3 0.1 N (140mg)
W Sampel = 140 mg
mg sampel
𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
volume titrasi x x fp x BST oksalat
𝑚𝑔
=
𝑥2
= 0.0940 N
= x 100
= 101.74 %
10
BAB 6 PEMBAHASAN
Iodin adalah unsur yang secara kimiawi berkaitan dengan klorin. Iodin
bersifat sebagai disinfektan jika berada di dalam larutan yang mengandung alkohol.
Iodin salah satu anggota halogen yang berupa padatan pada temperatur kamar
hingga untuk keperluan percobaan mudah ditangani. Iodin mempunyai karakteristik
antara lain sifat polaritas yang signifikan dalam golongannya hingga kelarutannya
dalam pelarut dengan berbagai tingkat kepolaran dapat di identifikasi. Sifat lain
yang sangat dramatik yaitu interaksinya dengan amilum menghasilkan warna biru
dan ini merupakan indikator untuk membedakan dengan ionnya iodida ; dengan
demikian sifat sebagai oksidator dalam sistem I2 – I- sangat informatif dalam proses
redoks. Karakteristik lain yang berbeda dari golongannya yaitu kemampuannya
11
membentuk senyawa komplek sebagai ion I3- ( I2 dalam I- ).
Iodin terdapat di air laut hanya sampai kadar 6.10-7 %, tetapi senyawa ini
terkonsentrasi dalam spesies rumput laut tertentu, dimana abunya dapat dijadikan
sebagai sumber iodin yang layak untuk diperjualbelikan. Iodin terkandung dalam
hormon pengatur pertumbuhan tiroksin, yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid.
Kebanyakan garam dapur yang dijual mengandung 0,01 %. NaI tambahan untuk
mencegah penyakit gondong, yaitu pembengkakan kelenjar tiroid. Perak iodida
digunakan dalam film fotografik berkecepatan tinggi.
Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah vitamin C. Indikator yang
digunakan adalah indikator kanji. Kanji digunakan karena akan membentuk kompleks
iod amilum yang berwarna biru tua meskipun konsentrasi I2 sangat kecil dan molekul
iod terikat kuat pada permukaan beta amilosa seperti amilum. Indikator kanji yang
digunakan harus dalam keadaan panas agar mendapatkan hasil titrasi yang maksimal
dan juga karena kanji tidak dapat larut jika tidak dipanaskan. Tetapi, dalam
pemanasannya harus diperhatikan agar larutan kanji tersebut tidak berubah menjadi
encer.
12
tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks
dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya., sehingga
menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut. Berikut ini reaksi yang terjadi
antara vitamin C dengan iodium :
13
BAB 6 KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Helmi, Vivi Delvita, dan Almahdy A., 2007, Pengaruh Pemberian
Vitamin C terhadap Fetus pada Mencit Diabetes, Jurnal Sains dan
Teknologi Farmasi, Vol. 12, No. 1, ISSN : 1410 – 0177, Andalas.
Safaryani, Nurhayati, Sri Haryanti, dan Endah Dwi Hastuti, 2007, Pengaruh
Suhu dan Lama Penyimpanan terhadap Penurunan Kadar Vitamin C
Brokoli (Brassica oleracea L), Buletin Anatomi dan Fisiologi, Vol. XV, No.
2, Semarang.
https://www.academia.edu/7838841/Iodometri-Iodimetri
15