Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS
“PENETAPAN KADAR VITAMIN C SECARA IODOMETRI”

Dosen Pengampu : Lilik Sulastri M.Farm

Penanggung Jawab : Maurien Alfareza 17010124

RK.b/Semeter 4

Anggota :

 M. Samfiya. K 17010132
 Nadya Paramita . R 17010138
 Rina Karina 17010158
 Shiti Thia Fitriany 17010166
 Chintya Retno Ningsih 15010014

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI


BOGOR
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga
saya dapat menyelesaikan laporan ini. Penyusunan laporan ini adalah salah satu syarat untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS Dan harapan saya
semoga penyusunan laporan ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca terutama bagi
saya khususnya. Saya tau bahwasanya laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari
itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun untu kesempurnaan laporan ini
untuk kedepannya lagi.

Bogor , juni 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................;...2

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.........................................................................3
B.Tujuan..................................................................................;...3
BAB 2 DASAR TEORI
Dasar Teori................................................................................;.5
BAB 3 ALAT DAN BAHAN
Alat Dan Bahan........................................................................;..7
BAB 4 CARA KERJA
Cara Kerja...................................................................................8
BAB 5 HASIL DAN PENGAMATAN
Perhitungan.................................................................................9
BAB 6 PEMBAHASAN..............................................................11
KESIMPULAN............................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Titrasi iodometri dan iodimetri adalah salah satu metode titrasi yang didasarkan
pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih banyak digunakan dalam analisa jika
dibandingkan dengan metode lain. Alasan dipilihnya metode ini karena perbandingan
stokiometri yang sederhana pelaksanannya, praktis dan tidak banyak masalah serta
mudah.

Iodimetri adalah jika titrasi terhadap zat-zat reduktor dengan titrasi langsung dan
tidak langsung. Dilakukan percobaan ini untuk menentukan kadar zat-zat oksidator
secarraa langsung, seperti kadar yang terdapat dalam serbuk vit C.Dalam bidang
farmasi metode ini digunakan untuk menentukan kadar zat-zat yang mengandung
oksidator misalnya CL2 Fe (III) Cu (II) dan sebagainya, sehingga mengetahui kadar
suatu zat berarti mengetahui mutu dan kualitasnya.

Vitamin sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia yang berfungsi untuk pengaturan
dan berbaikan tubuh manusia.sebab vitamin tidak dihasilkan dalam tubuh. Vitamin
pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu vitamin yang larut
dalam lemak yang meliputi vitamin A, D, E, dan K dan vitamin yang larut dalam air
yang meliputi vitamin C dan vitamin B.

Vitamin C atau asam askorbat merupakan vitamin yang larut dalam air. Vitamin C
bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan
antioksidan. Vitamin ini dapat secara langsung atau tidak langsung memberikan
elektron ke enzim yang membutuhkan ion-ion logam tereduksi dan bekerja sebagai
kofaktor untuk prolil dan lisil hidroksilase dalam biosintesis kolagen. Zat ini
3
berbentuk kristal dan bubuk putih kekuningan, stabil pada keadaan kering (Dewoto
2007). Vitamin tidak dapat di produksi dalam tubuh dengan sendirinya, melainkan
didapatkan dalam bangan pangan seperti buah dan sayuran. Vitamin terutma vitamin
C sangat mudah rusak sehingga jumlah vitamin C dalam tubuh jauh lebih sedikit
sehingga dibutuhkan cara penggunaan dan penangan vitamin secara benar.

Dalam mengolah bahan pangan dengan benar, alangkan baiknya mengetahui kadar
vitamin terutama vitamin C dalam bahan pangan tersebut. Oleh karena itu perlu
dilakukan analisis kadar vitamin C yang lebih mendalam untuk mengetahui
kandungan vitamin C dalam bahan pangan tersebut. Dalam menganalisis kadar
vitamin C dalam bahan pangan di butuhkan suatu metode.

Dan metode yang biasanya di gunakan dalam menganalisis kandungan vitamin C


dalam bahan pangan biasanya menggunakan metode titrasi iodium dan metode
spektrofotometri UV-Vis (panjang gelombang 265 nm). Namun metode yang sering
digunakan adalah metode iodium. Cara melakukan analisis dengan menggunakan
senyawa pereduksi iodium yaitu secara langsung disebut iodimetri, dimana digunakan
larutan iodium untuk mengoksidasi reduktor-reduktor yang dapat dioksidasi secara
kuantitatif pada titik ekivalennya. Dan metode ini paling banyak digunakan, karena
murah, sederhana, dan tidak memerlukan peralatan laboratorium yang canggih. titrasi
ini memakai Iodium sebagai oksidator yang mengoksidasi vitamin C dan memakai
amilum sebagai indikatornya (Wijanarko, 2002).

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Menetapkan kadar vit C dalam tablet vitamin C

4
BAB 2

DASAR TEORI

1. Dasar Teori

Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan reduksi. Kedua
proses ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi redoks biasanya
menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir. Untuk mengetahui kadar vit
C metode titrasi redoks yang digunakan adalah titrasi langsung yang menggunakan
larutan iodium. Iodium akan mengoksidasi senyaw-senyawa yang mempunyai
potensial reduksi yang lebih kecil dibanding iodium. Vit C mempunyai potensial
reduksi yang lebih kecil daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung
dengan iodium. Pendektesian titik akhir pada titrasi iodimetri ini adalah dilakukan
dengan menggunakan indikator amilum yang akan memberikan warna biru pada
tercapainya titik akhir.

Vitamin C disebut juga asam askorbat, struktur kimianya terdiri dari rantai 6
atomC dan kedudukannya tidak stabil (C6H8O6) karena mudah bereaksi dengan O2
di udara menjadi asam dehidroaskorbat merupakan vitamin yang paling sederhana.
Sifat vitamin C adalah mudah berubah akibat oksidasi namun stabil jika merupakan
kristal (murni). Mudah berubah akibat oksidasi, tetapi amat berguna bagi manusia.
Vitamin C adalah salah satu vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Vitamin C
mempunyai peranan yang penting bagi tubuh. Vitamin C mempunyai sifat sebagai
antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh. Vitamin C juga mempunyai peranan yang penting pagi tubuh manusiia seperti
dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine terlibat dalam metabolisme kolesterol
menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan neurotranmiter
norepinefrin.

5
Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh. Vitamin C mempunyai sifat
sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh. Vitamin C juga mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia
seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat dalam metabolism
kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan
neurotransmitter norepinefrin. (Arifin, dkk., 2007).Pemberian kombinasi vitamin C
dengan bioflavonoid dapat menghalangi dan menghentikan pembentukkan
superoksida dan hydrogen peroksida, sehinggadapat mencegah terjadinya kerusakan
jaringan akibat oksidan. Suplemen vitamin C diantaranya adalah kombinasi vitamin C
dan bioflavonoid, dipasaran diantaranya adalah Ester C®. Bioflavonoid berfungsi
meningkatkan efektivitas kerja vitamin C sehingga dapat mengurangi konversi asam
askorbat menjadi dehidroaskorbat. Vitamin C juga mengandung likopen, likopen
merupakan senyawa potensial untuk antikanker dan mempunyai aktifitas antioksidan
dua kali lebih kuat dari beta karoten (Wahyuni, dkk., 2008).

Asam askorbat terbukti berkemampuan memerankan fungsi sebagai inhibitor.


Kristal asam askorbat ini memiliki sifat stabil di udara, tetapi cepat teroksidasi dalam
larutan dan dengan perlahan-lahan berdekomposisi menjadi dehydro-ascorbic acid
(DAA). Selanjutnya secara berurutan akan berdekomposisi lagi menjadi beberapa
molekul asam dalam larutan sampai menjadi asam oksalat (oxalic acid) dengan pH di
atas 4. Pengaruh perubahan lingkungan asam askorbat tertentu tidak berfungsi sebagai
inhibitor (Tjitro, dkk., 200

6
BAB 3

ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat dan Bahan

A. Alat

 Gelas Piala
 Buret
 Statif
 Bunsen
 Kasa
 Kaki Tiga
 Erlenmeyer
 Blender
 Labu Ukur

B. Bahan

 KI
 I2
 Asam Borat
 Asam Arsenit ( HAsO2 )
 Buffer Karbonat
 Larutan Iodium
 Larutan Kanji

7
BAB 4
CARA KERJA

1. Pembuatan larutan Iodium 0,01N


Timbang sebanyak 1-2,5 g KI bebas iodat dan 1,269 g I2, larutkan dalam air suling
sampai 1 liter.

2. Pembuatan Larutan Kanji (indikator)


1 gram kanji dibuat pasta dengan sedikit air. Tuangkan pasta ini kedalam 100 ml air
mendidih sambil terus di aduk dan biarkan mendidih selama 1 menit setelah dingin
tambahkan 2-3 gram KI dan sedikit asam borat kemudian simpan dalam botol yang
tertutup.

3. Standarisasi Larutan Iodium 0,01N


Ditimbang Na2S2O3 padat sebanyak sekitar 150 mg ditambahkan air sekitar 100 ml
lalu ditambahkan 2ml larutan kanji. Titar larutan ini dengan larutan iodium sampai
berwarna biru muncul.

4. Persiapan Sampel

Ditimbang 5 - 10 tablet vitamin C dengan kadar 25 mg per tablet. Setelah itu


digerus hingga homogen, kemudian ditimbang serbuk vitamin C sebanyak 500 mg.
Dimasukkan kedalam labu ukur lalu ditambahkan air suling sebanyak 100 ml.
Dikocok hingga larut dan homogen.
Dipipet 10 ml filtrat ke dalam 125ml labu erlenmeyer, ditambahkan 2ml larutan
kanji dan ditambahkan air suling jika perlu.Dtitrasi dengan larutan standar iodium
sampai berwarna biru muncul
.
5. Hitung Kadar Vitamin C
1ml 0,01N iodium setara dengan 0,88mg vitamin C
8
BAB 5

HASIL DAN PENGAMATAN

SEBELUM TITRASI SETELAH TITRASI

Kekuningan Warna biru muncul

Persamaan Reaksi :
I2 + 2Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6

Volume Titrasi 1 2 Rata-rata


Pembakuan Titran 6.00 ml 6.00 ml 6.00 ml
Bobot Na2S2O3 140mg 140mg 140mg
Titrasi Sampel 6.2 ml 6.1 ml 6.15 ml
Bobot Sampel 500mg

9
Pembakuan I2 0.1 N dengan Na2S2O3 0.1 N (140mg)

Volume sampel = 6,00 ml

W Sampel = 140 mg

mg sampel
𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
volume titrasi x x fp x BST oksalat

𝑚𝑔
=
𝑥2

= 0.0940 N

Penentuan Kadar Vitamin C

= x 100

= 101.74 %

10
BAB 6 PEMBAHASAN

Pada percobaan ini, dilakukan penetapan kadar vitamin C dengan metode


iodimetri. Iodimetri adalah titrasi langsung dan merupakan metode penentuan atau
penetapan kuantitatif yang dasar penentuannya adalah jumlah I2 yang bereaksi
dengan sampel atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodida.
Iodimetri adalah titrasi redoks dengan I2 sebagai pentiternya. Dalam reaksi redoks
harus selalu ada oksidator dan reduktor , sebab bila suatu unsur bertambah bilangan
oksidasinya (melepaskan elektron), maka harus ada suatu unsur yang bilangan
oksidasinya berkurang atau turun (menangkap elektron). Dalam bidang farmasi
penetapan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kadar yang terkandung di
dalam suatu sediaan, apakah sudah sesuai dengan aturan atau tidak.

Pati adalah suatu polisakarida yang mengandung amilosa dan amilopektin.


Amilosa merupakan polisakarida berantai lurus bagian dari butir-butir pati yang
terdiri atas molekul-molekul glukosa yang terikat satu sama lain melalui ikatan α-
1,4- glikosidik . Amilosa merupakan bagian dari pati yang larut dalam air, yang
mempunyai berat molekul antara 50.000-200.000, dan bila ditambah dengan iodium
akan memberikan warna biru.

Iodin adalah unsur yang secara kimiawi berkaitan dengan klorin. Iodin
bersifat sebagai disinfektan jika berada di dalam larutan yang mengandung alkohol.
Iodin salah satu anggota halogen yang berupa padatan pada temperatur kamar
hingga untuk keperluan percobaan mudah ditangani. Iodin mempunyai karakteristik
antara lain sifat polaritas yang signifikan dalam golongannya hingga kelarutannya
dalam pelarut dengan berbagai tingkat kepolaran dapat di identifikasi. Sifat lain
yang sangat dramatik yaitu interaksinya dengan amilum menghasilkan warna biru
dan ini merupakan indikator untuk membedakan dengan ionnya iodida ; dengan
demikian sifat sebagai oksidator dalam sistem I2 – I- sangat informatif dalam proses
redoks. Karakteristik lain yang berbeda dari golongannya yaitu kemampuannya
11
membentuk senyawa komplek sebagai ion I3- ( I2 dalam I- ).

Iodin terdapat di air laut hanya sampai kadar 6.10-7 %, tetapi senyawa ini
terkonsentrasi dalam spesies rumput laut tertentu, dimana abunya dapat dijadikan
sebagai sumber iodin yang layak untuk diperjualbelikan. Iodin terkandung dalam
hormon pengatur pertumbuhan tiroksin, yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid.
Kebanyakan garam dapur yang dijual mengandung 0,01 %. NaI tambahan untuk
mencegah penyakit gondong, yaitu pembengkakan kelenjar tiroid. Perak iodida
digunakan dalam film fotografik berkecepatan tinggi.

Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah vitamin C. Indikator yang
digunakan adalah indikator kanji. Kanji digunakan karena akan membentuk kompleks
iod amilum yang berwarna biru tua meskipun konsentrasi I2 sangat kecil dan molekul
iod terikat kuat pada permukaan beta amilosa seperti amilum. Indikator kanji yang
digunakan harus dalam keadaan panas agar mendapatkan hasil titrasi yang maksimal
dan juga karena kanji tidak dapat larut jika tidak dipanaskan. Tetapi, dalam
pemanasannya harus diperhatikan agar larutan kanji tersebut tidak berubah menjadi
encer.

Kemudian larutan vitamin C dititrasi secara perlahan-lahan dengan larutan


iodium. Ketika akan mencapai batas akhir titrasi larutan vitamin C terkadang
menimbulkan warna biru akan tetapi warna biru tersebut hilang lagi. Hal ini
dikarenakan masih ada vitamin C yang belum bereaksi dengan larutan iodium. Setelah
beberapa saat maka didapatkanlah hasil larutan yang berwarna biru mantap. Hal ini
menandakan bahwa vitamin C telah habis bereaksi dan titik akhir titrasi telah tercapai.
Warna biru terbentuk karena dalam larutan pati, terdapat unti-unit glukosa
membentuk rantai heliks karena adanya ikatan konfigurasi pada

12
tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks
dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya., sehingga
menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut. Berikut ini reaksi yang terjadi
antara vitamin C dengan iodium :

C6H8O6 + I2 ------------------------------ > C6H6O6 + 2I + 2H

Kemudian setelah itu dihitung kadar vitamin C yang terkandung di dalam


sampel dan didapatkan hasil jika kadar sampel tersebut adalah sebesar 101. 74%.
.hasil kadar cukup besar ini kemungkinan terjadi akibat kesalahan pada saat preparasi
sampel atau saat standarisasi iod atau kesalahn saat menentukan titik akhir

13
BAB 6 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan:

1. Struktur kimia vitamin c terdiri dari rantai 6 atom C dan kedudukannya


tidak stabil (C6H8O6)
2. Iodimetri adalah suatu metode titrasi secara langsung dimana yang
menjadi penitrasinya adalah iodinnya langsung.
3. Hasil titik akhir titrasi yaitu ditunjukkan dengan adanya perubahan warna
larutan menjadi warna biru mantap.
4. Didapat kadar vitamin C yaitu 101.74% ini kadarnya > 100 % ini disebabkan
karena kesalahan penentuan titik akhir

14
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Helmi, Vivi Delvita, dan Almahdy A., 2007, Pengaruh Pemberian
Vitamin C terhadap Fetus pada Mencit Diabetes, Jurnal Sains dan
Teknologi Farmasi, Vol. 12, No. 1, ISSN : 1410 – 0177, Andalas.

Gandjar, Ibnu G. dan Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis,


Pustaka Pelajar, Yogyakarta. (Hal. 153 - 154)

Safaryani, Nurhayati, Sri Haryanti, dan Endah Dwi Hastuti, 2007, Pengaruh
Suhu dan Lama Penyimpanan terhadap Penurunan Kadar Vitamin C
Brokoli (Brassica oleracea L), Buletin Anatomi dan Fisiologi, Vol. XV, No.
2, Semarang.

Tjitro, soejono, Juliana Anggono, Adriana Anteng Anggorowati, dan


Gatut Phengkusaksomo, 2000, Studi Prilaku Korosi Tembaga dengan
Variasi Konsentrasi Asam Askorbat (Vitamin C) dalam Lingkungan Air
yang Mengandung Klorida dan Sulfat, Jurnal Teknik Mesin, Vol. 2, No.
1, Surabaya.

https://www.academia.edu/7838841/Iodometri-Iodimetri

15

Anda mungkin juga menyukai