BAB I
PENDAHULUAN
Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus (leher
rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk
ke arah rahim yang terletak antara rahim dan liang sanggama (vagina). Kanker
serviks disebut juga kanker leher rahim (Sukaca, 2012). Penyebab kanker
Papilloma Virus (HPV).Infeksi virus papilloma terdapat pada wanita aktif secara
HPV.Human Papilloma Virus (HPV) ini dapat menyerang alat kelamin bagian
(IARC) tahun 2008, terdapat 530.000 kasus baru kanker serviks. Negara-negara
dengan kasus kanker serviks tertinggi adalah Afrika Barat (ASR lebih dari 30,0
per 100.000), Afrika selatan (26,8 per 100.000), Asia tengah (24,6 per 100.000),
Amerika Selatan dan Afrika (masing-masing 23,9 dan 23,0 per 100.000). Negara
dengan kasus kanker serviks terendah adalah Asia Barat, Amerika Utara dan
Australia dengan ASR kurang dari 6 per 100.000. Secara keseluruhan angka
kematian yang disebabkan oleh kanker serviks mencapai 275.000 (52%) dan
untuk mendeteksi dini kanker serviks yang murah meriah menggunakan asam
pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000
kasus kanker serviks. Sekitar 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian.
musuh seperti musuh dalam selimut.Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah
lebih dari 250.000 meninggal dunia. Dari kenyataan tersebut sangat dibutuhkan
pencegahan dan deteksi dini harus dilaksanakan dengan baik (Female Cancer
serviks pada tahun 2000 pada tahun 2010 tercatat 475 kasus, di tahun 2011
sebanyak 548 kasus, tahun 2012 sebanyak 681 kasus dan tahun 2014 meningkat
menjadi 786 kasus. Masih tingginya angka penderita kanker serviks disebabkan
karena penyakit ini tidak menimbulkan gejala sehingga ibu cenderung tidak
memeriksakan diri atau melakukan test IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
3
(Septiyaningsih, 2010).
deteksi dan ditanggulangi sejak dini, namun dikarenakan minimnya gejala yang
ditimbulkan oleh kanker serviks maka penanganan terhadap penyakit ini sering
dari tahun ke tahun bahkan cenderung mengalami pergeseran ke arah usia yang
lebih muda.
memeriksa keadaan leher rahim sedini mungkin sehingga keadaan serviks dapat
diketahui lebih awal dan apabila terdapat kelainan maka dapat teratasi.
Pemeriksaan yang paling utama dalam deteksi dini kanker serviks adalah
pemeriksaan test IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) khususnya perempuan yang
sudah aktif melakukan hubungan seks (Wijaya Delia, 2010). Test IVA (Inspeksi
dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah
memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3%-5%. Perubahan leher rahim
sebelum sel-sel tersebut dapat berkembang menjadi sel kanker. Hasil test IVA
Cara inspeksi visual setelah meneteskan asam cuka atau asam acetat 3%-
5% yang dikenal dengan IVA (Inspeksi Visual dengan asam acetat atau VIA
4
(Visual Inspection with Acetat Acid). Metode ini sangat cocok di Indonesia
sensifitasnya tinggi, cepat dan cukup adekuat untuk menemukan kelainan pada
tahap kelainan sel (displasia) atau sebelum pra kanker. Untuk itu dianjurkan tes
IVA bagi semua perempuan yang sudah melakukan hubungan ( Depkes RI,
2010)
keberhasilan dalam pengendalian kanker leher rahim. Hal ini berdasarkan fakta
lebih dari 50% perempuan yang terdiagnosa kanker tidak pernah melakukan
terdiagnosa kanker tidak pernah melakukan penapisan, sehingga pada saat kanker
diketahui, kanker telah ditemukan pada stadium lanjut dan pengobatan sudah
sangat terlambat.
serviks rawat inap dari tahun 2005-2008, dalam penelitiannya tentang pengaruh
karakteristik ibu terhadap deteksi dini kanker serviks juga mengatakan bahwa
ada pengaruh karakteristik ibu terhadap deteksi dini kanker serviks meliputi
0,022), ekonomi (p value = 0,022), ekonomi (p value =0,028 dan paritas (p value
5
=0,035).
Menurut Yatim (2005), di RSCM kanker serviks terjadi pada usia 25-34
tahun dan umur 35-54 tahun. Kejadian kanker diusia muda disebabkan karena
melakukan aktivitas seksual pada usia muda. Menurut Price (2014), puncak
karsinoma adalah usia 20-30 tahun. Semakin muda wanita melakukan hubungan
seksual semakin besar risiko mendapatkan karsinoma serviks uteri dan menikah
hubungan antara kanker serviks dengan pekerjaan, dimana wanita pekerja kasar,
serviks dibandingkan wanita pekerja ringan atau bekerja dikantor. Dua kejadian
pekerjaan. Para istri pekerja kasar 4 kali lebih mungkin terkena kanker serviks
dengan kata lain penderita kanker serviks yang berpendidikan rendah merupakan
terhadap deteksi dini kanker serviks dimana nilai p value sebesar 0,023.
banyak ditemukan pada paritas tinggi tetapi tidak jelas bagaimana hubungan
jumlah persalinan dengan kejadian kanker serviks karena pada wanita yang
perilaku pemeriksaan test IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) (p value sebesar
terhadap kesehatan. Untuk berperilaku sehat misalnya dalam upaya deteksi dini
individu untuk melakukan pemeriksaan test IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).
pengetahuan masyarakat tentang test IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) untuk
kanker serviks (pemeriksaan test IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)) dengan cara
banyaknya. Sumber informasi disini bisa juga dari teman sebaya, teman kerja,
informasi tentang test IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dari petugas kesehatan
atau orang lain, media cetak dan media elektronik. Hal tersebut mengindikasikan
terpapar media massa akan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan
dengan orang yang tidak pernah terpapar media massa, hal ini menunjukkan
bahwa informasi yang kurang menjadi alasan tidak melakukan pemeriksaan test
IVA.
pada ibu, sebagaimana menurut teori Green (1980) bahwa perilaku kesehatan
nilai, sikap dan variabel demografik tertentu seperti umur, pendidikan, pekerjaan
Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, WUS yang yang
orang dan 11 orang diantaranya didapati positif.Dari data yang didapat dari
masyarakat yang tidak ikut periksa IVA. Dari 10 orang wanita usia subur yang
diwawancarai oleh penulis terdapat 7 orang wanita usia subur yang belum
melakukan deteksi dini kanker serviks, hal ini terjadi karena kurangnya informasi
tentang deteksi dini kanker serviks. Menurut mereka, belum pernah petugas
8
deteksi dini kanker serviks menurut Nafsiah (2013) adalah 80% perempuan usia
30-50 tahun melakukan test IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)setiap 5 tahun
namun cangkupan untuk tahun 2016 hanya sebesar 12% dari target usia 30-50
tahun.
tentang pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap tindakan wanita usia
subur dalam deteksi dini kanker serviks di Wilayah Desa Baru Kecamatan
internal dan eksternal terhadap tindakan wanita usia subur dalam deteksi dini
kanker serviks melalui pemeriksaaan test IVAdi Wilayah Desa Baru Kecamatan
subur dalam deteksi dini kanker serviks melalui pemeriksaaan test IVAdi
Tahun 2018
9
Tahun 2018.
wanita usia subur untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker serviks.
Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini dilakukan di wilayah Desa Baru
Kecamatan Pancur Batu, waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Januari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
merupakan pintu masuk ke arah rahim (uterus) yang terletak antara rahim dan
liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah
serviks juga dapat terjadi pada wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun
(Diananda, 2011).
dari penyakit ini adalah kematian. Namun menurut para ahli kanker, kanker
serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling dapat dicegah dan paling
Kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak kedua pada wanita dan
menjadi penyebab lebih dari 250.000 kematian pada tahun 2005.Kurang lebih
disebabkan oleh infeksi yang terus menerus dari Human Papiloma Virus
diperkirakan terdapat 500.000 kasus kanker serviks baru diseluruh dunia, 77%
(Mustari, 2006).
berkembang karena tidak adanya program skrining (deteksi dini) yang efektif
bagi wanita dengan sosial ekonomi rendah. Di Indonesia hambatan test skrining
Secara umum diseluruh dunia, baik insiden dan mortalitas kanker serviks
berada pada urutan kedua setelah kanker payudara, sedangkan pada negara
kematian pada wanita (Sarjadi, 1995). Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Medan, angka prevalensi kanker serviks pada tahun 2010 adalah 40
papilloma virus (HPV).Virus ini bisa ditransfer melalui hubungan seksual dan
bisa hadir dalam berbagai variasi.Ada beberapa kasus virus HPV yang reda
dengan sendirinya, dan ada yang berlanjut menjadi kanker serviks, sehingga
cukup mengancam kesehatan anatomi wanita yang satu ini.Salah satu problema
yang timbul akibat infeksi HPV ini seringkali tidak ada gejala atau tanda yang
Diseases, hampir separuh wanita yang terinfeksi dengan HPV tidak memiliki
gejala-gejala yang jelas.Dan lebih-lebih lagi, orang yang terinfeksi juga tidak
tahu bahwa mereka bisa menularkan HPV ke orang sehat lainnya (Depkes RI,
2010).
Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, menurut hasil studi
National Institute of Allergy and Infectious Diseases, pada tahap pra kanker
atau displasia sampai stadium I, praktis tidak ada keluhan yang dirasakan. Baru
diamati meski tidak selalu memberi petunjuk infeksi HPV, keputihan atau
2009).
13
Adanya cairan kekuningan yang berbau di area genital juga bisa menjadi
petunjuk infeksi HPV (Human Papillo Virus). Virus ini dapat menular dari
seorang penderita kepada orang lain dan menginfeksi orang tersebut. Penularan
dapat terjadi karena kontak langsung dan karena hubungan seks. Jika ditemukan
tersebut bukanlah gejala khas dari kanker serviks dan pada keadaan lanjut dapat
ditemukan perdarahan pasca senggama, jika lebih berat lagi dapat terjadi
dan akibat penyakit, berat badan baru menurun biasanya pada stadium klinik
III.Rasa nyeri di daerah bagian pinggul atau di ulu hati dapat disebabkan oleh
tumor yang terinfeksi atau radang panggul.Rasa nyeri di daerah pinggang dan
bening di sepanjang tulang belakang.Juga pada stadium lanjut dapat timbul rasa
dinding panggul.
akan menjadi kurus, anemia, malaise, nafsu makan hilang (anoreksia), gejala
1. Stadium klinik
3) Stadium II, kanker berada di bagian dekat serviks tapi bukan di luar
4) Stadium III, kanker telah menyebar ke jaringan lunak sekitar vagina dan
5) Stadium IV, pada stadium ini, kanker telah menyebar ke bagian lain
dibagi menjadi:
b. Stadium IVB, kanker telah menyebar ke organ yang lebih jauh seperti
paru-paru.
years survival rate untuk stadium I lebih dari 90%, untuk stadium II 60-
80%, stadium III kira - kira 50%, dan untuk stadium IV kurang dari 30%.
b. Stadium 1
16
Kanker serviks stadium I sering dibagi menjadi 2, IA dan IB. dari semua
c. Stadium 2
sampai 65%.
d. Stadium 3
e. Stadium 4
semakin buruk. Untuk itu program pencegahan kanker tingkat I dan II harus
2010).
1. Pencegahan primer
tahun memiliki risiko yang sangat tinggi terkena kanker serviks bila
usia 12-14 tahun, melalui suntikan sebanyak tiga kali berturut-turut tiap
2 bulan sekali dan dilakukan pengulangan satu kali lagi pada sepuluh
tahun kemudian. Hal ini dilakukan agar terhindar dari kanker yang
18
d. Hindarilah rokok
Zat yang terkandung dalam nikotin yang ada pada rokok akan
bukan perokok.
Asam Folat Vitamin C, beta karoten dan asam folat dapat memperbaiki
f. Penggunaan kondom
pada wanita usia subur di negara ini masih sekitar 0,9 persen.
dengan penurunan risiko infeksi HPV pada penis dan pada kasus
2. Pencegahan Sekunder
3. Pencegahan Tertier
cara :
20
memungkinkan lagi.
mengakibatkan banyak kasus ini ditemukan sudah pada stadium lanjut yang
Kanker serviks sering terjadi pada usia diatas 25 tahun. Oleh karena itu,
pada tempat dengan sumber daya terbatas, deteksi dini semestinya difokuskan
pada perempuan usia 25-49 tahun. Dianjurkan sekali setahun secara teratur
( Widyastuti, 2010).
21
Ada beberapa metode untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV (Human
asam asetat, kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna
putih.Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi
asetat 3-5%) dan larutan iosium lugol pada serviks dan melihat perubahan
untuk melihat adanya sel yang mengalami displasia sebagai salah satu metode
serviks yang murah meriah menggunakan asam asetat 3-5%, dan tergolong
pengolesan asam asetat atau cuka (3-5%). Daerah yang tidak normal akan
berubah warna dengan batas yang tegas menjadi putih (aceto white) yang
IVA adalah praktik yang dianjurkan untuk fasilitas dengan sumber daya
b. Akurasi tes tersebut sama dengan tes-tes lain yang digunakan untuk
e. Suplai sebagian besar peralatan dan bahan untuk pelayanan ini mudah
tersedia
dan discharge (keluar cairan) dari vagina yang abnormal atau nyeri
c. Perempuan yang tidak hamil (walaupun bukan suatu hal yang rutin,
itu IVA belum dapat dimasukkan pelayanan rutin pada klinik antenatal
23
e. Tidak hamil
f. Tidak menstruasi
diberi asam asetat 3-5% secara inspekulo. Pada lesi prakanker akan
tes IVA positif, sebagai tindak lanjut dapat dilakukan biopsi. Zat ini
sehingga membran akan kolaps dan jarak antar sel semakin dekat.
yang kurang dan cepat hilang, ini yang membedakannya dengan proses
pra kanker di mana epitel putih lebih tajam dan lebih lama hilang
yang diberi larutan asam asetat 5% akan merespon lebih cepat daripada
larutan 3%. Efek akan hilang setelah sekitar 50-60 detik. Lesi yang
83,3%.
25
Karakteristik adalah ciri-ciri atau sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu
a. Umur
Umur adalah lamanya hidup yang telah dilalui, umur reproduksi sehat adalah
20-35 tahun, Menurut Veiralls (2003) wanita umur 25-49 tahun mempunyai
risiko tinggi dan untuk timbulnya kanker senviks, tetapi sekarang telah
lebih matang dalam berpikir dan bekerja (Huclok, 1998 dalam Wawan
2010). Kanker leher rahim dapat terjadi pada usia mulai 18 tahun
tahun. Kasus kejadian kanker leher rahim paling tinggi terjadi pada usia 40
tahun dan 50 tahun, sehingga tes harus dilakukan pada usia dimana lesi pra
>35 tahun. Hal ini sesuai dengan anjuran Depkes RI, 2009, bahwa deteksi
dini kanker leher rahim dianjurkan pada perempuan usia 30-50 tahun, karena
Menurut Yatim (2005), di RSCM kanker serviks terjadi pada usia 25-34
tahun dan umur 35-54 tahun. Secara umum stadium IA lebih sering
sering ditemukan pada kelompok umur 40-49 tahun, stadium III dan IV
stadium IB, dan IIA sering terdapat pada kelompok umur 35-44 tahun,
pada usia muda, menurut Price (2006), puncak insiden karsinoma adalah
usia 20-30 tahun. Pemeriksaan pelvis dan penapisan pulasan test IVA
(Inspeksi Visual Asam Asetat) setiap tahun bagi wanita yang telah aktif
peneliti lainnya mengemukakan dalam 1000 per 100.000 dari kanker intra
Periode laten dan fase pra invasif untuk menjadi invasif memakan waktu
kanker serviks terdapat pada wanita di bawah usia 35 tahun. Menurut Aziz
tahun dan sesudahnya naik dengan cepat dan menetap pada usia 50 tahun.
Sementara kanker serviks mulai naik pada umur lebih awal, dan puncaknya
Menurut Riono (1999), kanker serviks biasanya terjadi pada wanita yang
berumur tetapi bukti statistik menunjukkan bahwa kanker serviks dapat juga
Sandra Van Loon di RSHS (1996), wanita penderita kanker serviks kawin
hubungan erat antara kanker serviks dengan kawin muda. Wanita yang
kawin muda atau pertama kali koitus pada umur 15- 20 tahun lebih sering
Umur pertama kali hubungan seksual merupakan salah satu faktor yang
Menurut Riono (1999) dalam Aziz ( 2010) wanita menikah di bawah usia 16
daripada mereka yang menikah setelah berusia 20 tahun ke atas. Pada usia
tersebut kondisi rahim seorang remaja putri sangat sensitive. Serviks remaja
perkembangan.
serviks rawat inap dari tahun 2005-2008 dengan besar sampel 69 pasien
umur 45-55 tahun 58,0%; suku batak 66,7%; ibu rumah tangga 61,0%; status
kawin 97,2%; dan daerah tempat tinggal kota Medan 53,6%. Umur rata-rata
Case Fatality Rate (CFR) tertinggi tahun 2008 20,0% dan tidak ada
29
2. Pendidikan
yang berlangsung seumur hidup, baik didalam maupun diluar sekolah dalam
berdasarkan Pancasila.
sekalian objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Menurut Mj.
kejadian kanker serviks terdapat hubungan yang kuat, dimana kanker serviks
serviks.
3. Pekerjaan
menurut sifat pekerjaan juga akan mempengaruhi pada lingkungan kerja dan
dengan pekerjaan. Para istri pekerja kasar 4 kali lebih mungkin terkena
kanker serviks dibandingkan para istri pekerja kantor atau pekerja ringan,
4. Sosial ekonomi
2012).
meningkatnya pendapatan, baik pada pria maupun wanita, oleh karena itu
Kanker serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah yang
berkaitan dengan gizi dan imunitas, pada sosial ekonomi rendah umumnya
pengaruh ekonomi terhadap deteksi dini kanker serviks dimana nilai p value
Wanita dengan sosiol ekonomi tinggi sebagai kelompok risiko rendah, dan
wanita dengan status sosial ekonomi yang rendah sebagai wanita yang
rendah, kawin usia muda, jumlah anak yang tinggi, pekerjaan dan
penghasilan tidak tetap, serta faktor gizi yang kurang akan memudahkan
5. Paritas
Kanker serviks dijumpai pada wanita yang sering partus atau melahirkan.
Harjono.1996).
Green menemukan penderita kanker serviks 7.9% adalah multi para dan
51% pada Nulli para. Dimana bila persalinan pervaginaan banyak maka
Kanker serviks banyak ditemukan pada paritas tinggi tetapi tidak jelas
karena pada wanita yang tidak melahirkan juga dapat terjadi kanker serviks
(Yakub, 2013)
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata
tingkatan, yakni :
a. Tahu (Know)
wanita yang diteliti tentang Test IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)pada
b. Memahami (Comprehention)
c. Aplikasi (Aplication)
rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
lain.
d. Analisis (Analysis)
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti
e. Sintesis (Syntesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
a. Pendidikan
orang lain agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa
makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah pula bagi mereka
b. Pekerjaan
langsung.
c. Umur
fisik dan psikologis (mental), dimana aspek psikologis ini taraf berpikir
d. Minat
mendalam.
38
e. Pengalaman
subjektif.
2. Informasi
(Notoadmotjo, 2012).
perilaku pemeriksaan test IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)(p value sebesar
Informasi adalah data yang sudah dibentuk ke dalam sebuah formulir bentuk
tentang papsmear baik dari media cetak, media elektronik, dan kelompok
referensi.
a. Media
komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronika dan media luar
2012).
5. Membangkitkan minat
6. Memperbaiki komunikasi
interaktif akan lebih efektif jika didukung dengan alat bantu berupa
media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu diucapkan oleh
adalah media Audio Visual Aids (AVA) dalam bentuk tayangan film
pendek (short film). Film yang berisi gambar gerak dan unsur suara
b. Petugas Kesehatan
tenaga kesehatan dan pasien pun telah bergeser menjadi hubungan yang
sifat – sifat komunikator. Dalam definisi ini terkandung dua hal: (1)
43
kredibilitas.
bersifat membantu dalam upaya untuk membantu orang lain (pasien atau
juga variasi demografi, seperti : status ekonomi, umur, jenis kelamin dan
susunan keluarga. Faktor ini lebih bersifat dari dalam diri individu tersebut.
Faktor Internal :
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Ekonomi Tindakan wanita usia subur dalam
5. Paritas deteksi dini kanker serviks melalui
pemeriksaan Test IVA
Faktor Eksternal :
1. Pengetahuan
2. Sumber Informasi
2.7. Hipotesis
paritas) terhadap tindakan wanita usia subur dalam deteksi dini kanker
tindakan wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks di Wilayah
Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017.
47
BAB 3
METODE PENELITIAN
secara survey analitik yaitu survey atau penelitian yang mencoba menggali
antara faktor-faktor resiko dengan efek dengan cara pendekatan, observasi atau
Penelitian ini dilakukan di Desa Baru Kec. Pancur Batu Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2018. Lokasi ini dipilih oleh peneliti karena belum
eksternal terhadap tindakan wanita usia subur dalam deteksi dini kanker
Tahun 2018.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur yang
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian yang dapat mewakili populasi untuk dijadikan
Kriteria inklusi :
Kriteria eksklusi :
random/acak.
n
{
n= Z 1
2
√P0¿¿
(Pa – P0)2
49
Keterangan :
n = Besar sampel
P0 = proporsi di populasi
dipopulasi
0,1019; Pa 10% (0,10) lebih besar dari Pa 0,329; maka diperoleh besar
sampel:
=¿
(0.329 – 0.1019)2
= 14,2652
0,05157
kepada responden.
mempengaruhi tindakan
subursampai dengan tangg
al dan
tahun pada saat diwawanca
rai.
b.Pendidikan Sekolah formal yang Ordin Kuesi3. 1. Rendah
51
5. 3. Tinggi
(Akademik/
PT)
c. Pekerjaan Suatu kegiatan yang Ordin Kuesi6. 1.Bekerja
hari.
d.Ekonomi Jumlah penghasilan wanita Ordin Kuesi 1.Rendah
Eksternal
a.Pengetahuan Hal –hal yang diketahui Ordin Kuesi 1.Baik
(meliputi pengertian,
pencegahan)
b. Sumber Merupakan suatu keadaan Ordin Kuesi 1.Petugas
Dependen
2 Tindakan Upaya yang dilakukan Ordin Kuesi 1.Dilakukan
Ren tan g
p=
Banyak Kelas
15−0
p=
2 = 7,5
Untuk mengukur tindakan wanita usia subur dalam deteksi dini kanker
1. Editing
Dilakukan dengan pengecekan ulang pada data yang telah terkumpul, bila
ulang.
54
2. Coding
terdiri atas beberapa kategori. Variabel yang dikoding adalah umur yaitu
3. Tabulating
3.8.2. AnalisisBivariat
ada hubungan antara kedua variabel dan Bila p > 0,05 maka tidak ada