PEBDAHULUAN
Tanah merupakan dasar dari suatu struktur atau konstruksi, baik itu
konstruksi bangunan gedung, konstruksi jalan, maupun konstruksi yang
lainnya. Dalam pengertian teknik, tanah adalah akumulasi partikel mineral
yang tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain yang terbentuk karena
pelapukan dari batuan.
2.1 Tanah
Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja
di Amerika Serikat menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk
yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim,
organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring
dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut
terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.
2.1.2 Karakteristik
cukup air namun kerena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman
pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang.
Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata,
jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan
dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia
(pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap
seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena
pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap
juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang dan nitrogen. Warna
tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi
teroksidasi yang tinggi: warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi
proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan
warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana
anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna
yang terkonsentrasi.
PEMBAHASAN
Tujuan
Setelah mengikuti materi ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Melakukan pengujian kepadatan tanah dengan metoda Sand Cone
dengan baik dan benar
Dasar Teori
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan nilai kepadatan
tanah di lapangan dari lapisan yang telah dipadatkan dengan mengetahui
berat volume kering secara langsung dari lapisan tanah yang diuji.
Sementara nilai derajat kepadatan lapangan adalah dengan membuat
perbandingan berat volume kering di lapangan terhadap berat volume
kering maksimum hasil pengujian pemadatan di laboratorium.
Plat dasar untuk corong pasir dengan ukuran 30,48 x 30,48 cm dengan
lubang di tengah berdiameter 16,5 cm
Keterangan :
1. Botol Pasir 6. Plat Berlubang
2. Pasir Ottawa/Kwarsa 7. Pahat
3. Keran Corong 8. Sendok
4. Kaleng/Talam Kosong 9. Palu Karet
5. Corong Sand Cone 10. Cawan
Langkah Kerja
Pemeriksaan Berat Isi Pasir (ɣ p)
14. Hitung Derajat Kepadatan (D) ; D = x 100
Keselamatan Kerja
Hindarkan getaran ketika mengadakan pengujian ini, terutama
ketika pasir mengalir memenuhi lubang dan corong
Perawatan
Lumasi keran corong secara berkala dengan minyak untuk
mencegah karat dan macet saat pengoperasian.
Jemur pasir bila sudah lembab, dan bersihkan dari unsur-unsur lain
seperti tanah, kerikil dll.
Tujuan
Setelah mengikuti materi ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Melakukan pengujian dengan alat DCP secara baik dan benar
Dasar Teori
Pengujian cara dinamis ini dikembangkan oleh TRLL (Transport
and Road Research Laboratory), Crowthorne, Inggris dan mulai
diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1985 / 1986. Pengujian ini
dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio)
tanah dasar, timbunan, dan atau suatu sistem perkerasan. Pengujian ini
akan memberikan data kekuatan tanah sampai kedalaman + 70 cm di
bawah permukaan lapisan tanah yang ada atau permukaan tanah dasar.
Pengujian ini dilakukan dengan mencatat data masuknya konus yang
tertentu dimensi dan sudutnya, ke dalam tanah untuk setiap pukulan dari
palu/hammer yang berat dan tinggi jatuh tertentu pula.
Langkah Kerja
2. Letakkan alat pada posisi titik pengujian secara vertikal tegak lurus
terhadap permukaan tanah. Bila terjadi penyimpangan sedikit saja
akan menyebabkan kesalahan pengukuran yang relatif besar.
7. Cabut batang dan konus yang telah masuk ke dalam tanah dengan
cara menumbukkan palu geser ke atas hingga menyentuh plat alas
pemegang alat.
Keselamatan Kerja
Jaga posisi alat saat melakukan tumbukan agar selalu tetap pada
posisi vertikal tegak lurus terhadap permukaan tanah.
Perawatan
Bersihkan peralatan (terutama pada batang baja dan konus) setiap
kali selesai digunakan.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan