Microsoft Word - BAB1 PDF
Microsoft Word - BAB1 PDF
BAB 1
PENDAHULUAN
1.5. MANFAAT
Manfaat dari proyek akhir ini adalah :
1. Dapat membuat alat peraga transmisi otomatis sepeda motor,
mengetahui tahap - tahap pengerjaan dalam pembuatan alat praktek
tersebut.
2. Dapat mengetahui cara kerja transmisi otomatis sepeda motor.
7
4. BAB IV Perhitungan.
Pada bab ini akan menjelaskan perhitungan dari kekuatan rangka alat
peraga.
5. BAB V Penutup.
Setelah semua selesai dikerjakan, penulis akan menyimpulkan hasil kerja
yang diperoleh.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Transmisi
Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang
berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan
kondisi jalan dan kondisi pembebanan, yang umumnya menggunakan
perbandingan roda gigi. Prinsip dasar transmisi adalah bagaimana mengubah
kecepatan putaran suatu poros menjadi kecepatan putaran yang diinginkan.
Gigi transmisi berfungsi untuk mengatur tingkat kecepatan dan momen mesin
sesuai dengan kondisi yang dialami sepeda motor.
Sistem pemindah tenaga secara garis besar terdiri dari unit kopling,
transmisi, penggerak akhir (final drive). Fungsi transmisi adalah untuk
mengatur perbedaan putaran antara mesin dengan putaran poros yang keluar
dari transmisi. Pengaturan putaran ini dimaksudkan agar kendaraan dapat
bergerak sesuai beban dan kecepatan kendaraan.
Rangkaian pemindah pada transmisi manual tenaga berawal dari
sumber tenaga (engine) ke sistem pemindah tenaga yaitu masuk ke unit
kopling (clutch), diteruskan ke transmisi (gear box), kemudian menuju final
drive. Final drive adalah bagian terakhir dari sistem pemindah tenaga yang
memindahkan tenaga mesin ke roda belakang.
7 . Selector claw
8 . Selector pins
9 . Overshift Hmifer
10 . Selector drum
11 . 5th/6th gear fork
12 . 2m)14th gear for*
13 . 1st/3rd gear fork
14 . Detent cam
15. Gearchange lever
16 .Pawl spring
17. Forkrod
I8. Return spring anchor pr
19. Gearchange arm
20. Detent pin
21 Gearchange shaft
22 Return spring
Pada saat pedal/ tuas pemindah gigi ditekan poros pemindah gigi
berputar. Bersamaan dengan itu lengan pemutar shift drum akan mengait dan
mendorong shift drum hingga dapat berputar. Pada shift drum dipasang garpu
pemilih gigi yang diberi pin (pasak). Pasak ini akan mengunci garpu pemilih
pada bagian ulir cacing. Agar shift drum dapat berhenti berputar pada titik
yang dikehendaki, maka pada bagian lainnya (dekat dengan pemutar shift
drum), dipasang sebuah roda yang dilengkapi dengan pegas dan bintang
penghenti putaran shift drum. Penghentian putaran shift drum ini berbeda
untuk setiap jenis sepeda motor, tetapi prinsipnya sama.
Garpu pemilih gigi dihubungkan dengan gigi geser (sliding gear). Gigi
geser ini akan bergerak ke kanan atau ke kiri mengikuti gerak garpu pemillih
gigi. Setiap pergerakannya berarti mengunci gigi kecepatan yang dikehendaki
dengan bagian poros tempat gigi itu berada.
Gigi geser, baik yang berada pada poros utama (main shaft) maupun
yang berada pada poros pembalik (counter shaft/output shaft), tidak dapat
berputar bebas pada porosnya. Selain itu gigi kecepatan (1, 2, 3, 4, dan
seterusnya), gigi-gigi ini dapat bebas berputar pada masing-masing porosnya.
Jadi yang dimaksud gigi masuk adalah mengunci gigi kecepatan dengan poros
tempat gigi itu berada, dan sebagai alat penguncinya adalah gigi geser.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 2.3. Komponen puli sekunder
pulley. Belt semakin lama akan terkikis karena panas dan gerakan
berputar pada driven pulley.
2. Per CVT yang terlalu keras jika dipaksakan dapat merusak clutch /
kupling. Panas yang terjadi di bagian CVT akibat perputaran
bagian-bagiannya dapat membuat tingkat kekerasan materi
partsnya memuai. Pada tingkat panas tertentu, materi parts tidak
akan sanggup menahan tekanan pada tingkat tertentu pula.
Akhirnya per CVT bukannya melentur dan menyempit ke dalam
tapi justru malah bertahan pada kondisi yang masih lebar. Kopling
yang sudah panas pun bisa rusak karenanya.
c) Kampas kopling dan rumah kopling
Seperti pada umumnya fungsi dari kopling adalah untuk menyalurkan
putaran dari putaran puli sekunder menuju gigi reduksi. Cara kerja kopling
sentrifugal adalah pada saat putaran stasioner/ langsam (putaran rendah),
putaran poros puli sekunder tidak diteruskan ke penggerak roda. Ini terjadi
karena rumah kopling bebas (tidak berputar) terhadap kampas, dan pegas
pengembali yang terpasang pada poros puli sekunder. Pada saat putaran
rendah (stasioner), gaya sentrifugal dari kampas kopling menjadi kecil
sehingga sepatu kopling terlepas dari rumah kopling dan tertarik kearah
poros puli sekunder akibatnya rumah kopling menjadi bebas. Saat putaran
mesin bertambah, gaya sentrifugal semakin besar sehingga mendorong
kampas kopling mencapai rumah kopling dimana gayanya lebih besar dari
gaya pegas pengembali.
d) Dinding dalam puli sekunder
Bagian ini memiliki fungsi yang kebalikan dengan dinding luar puli primer
yaitu sebagai rel agar sabuk dapat bergerak ke posisi paling dalam puli
sekunder. Bagian ini ditunjukkan pada gambar 2.3. (a) sebelah kanan.
e) Torsi cam
Apabila mesin membutuhkan membutuhkan torsi yang lebih atau bertemu
jalan yang menanjak maka beban di roda belakang meningkat dan
kecepatannya menurun. Dalam kondisi seperti ini posisi belt akan kembali
15
seperti semula, seperti pada keadaan diam. Drive pulley akan membuka
sehingga dudukan belt membesar, sehingga kecepatan turun saat inilah
torsi cam bekerja. Torsi cam ini akan menahan pergerakan driven pulley
agar tidak langsung menutup. Jadi kecepatan tidak langsung jatuh. Bagian
ini ditunjukkan dengan gambar 2.3.(a) komponen kecil dan alur pada
poros .
3. Gigi reduksi
Komponen ini berfungsi untuk mengurangi kecepatan putaran yang
diperoleh dari cvt agar dapat melipat gandakan tenaga yang akan dikirim
ke poros roda. Pada gigi reduksi jenis dari roda gigi yang digunakan
adalah jenis roda gigi helical yang bentuknya miring terhadap poros.
Keterangan:
A : Rpm rendah 6. Poros roda belakang
B : Rpm sedang 7. Roller
C : Rpm tinggi
1. Ujung poros engkol
2. Bagian Puli penggerak
yang bisa bergeser
3. Puli penggerak
4. Sabuk (belt)
5. Puli yang digerakkan
Ketika celah puli mendekat maka akan mendorong sabuk kearah luar.
Hal ini membuat puli tersebut berputar dengan diameter yang lebih besar.
Setelah sabuk tidak dapat diregangkan kembali, maka sabuk akan meneruskan
putaran dari puli penggerak ke puli yang digerakkan.
Jika gaya dari puli mendorong sabuk ke arah luar lebih besar dari
tekanan pegas yang menahan puli yang digerakkan, maka puli akan tertekan
melawan pegas, sehingga sabuk akan berputar dengan diameter yang lebih
kecil. Kecepatan sepeda motor saat ini sama seperti pada gigi tinggi untuk
transmisi manual. Jika kecepatan mesin menurun, maka roller penggerak akan
bergeser ke bawah lagi dan menyebabkan bagian puli penggerak yang bisa
bergeser merenggang. Secara bersamaan tekanan pegas pada puli yang
digerakkan akan mendorong bagian puli yang bisa digeser dari puli tersebut,
sehingga sabuk berputar dengan diameter yang lebih besar pada bagian
belakang dan diameter yang lebih kecil pada bagian depan. Kecepatan saat ini
sama seperti gigi rendah untuk transmisi manual.
mampu menahan gaya geser, gaya aksial maupun momen lentur. Struktur
rangka adalah suatu struktur dimana komponen struktur rangka batangnya
hanya mampu untuk mendukung gaya aksial (desak atau tarik).
2.5.2. Beban
28
Reaksi Tumpuan
Untuk menghitung reaksi tumpuan digunakan persamaan kesetimbangan
statika yaitu :
Jumlah momen = 0 atau Σ M = 0
Jumlah gaya lintang = 0 atau Σ V = 0
Jumlah gaya normal = 0 atau Σ H = 0
Persamaan diatas dipakai pada balok ( batang horizontal ), sehingga gaya
lintang pada balok merupakan gaya dengan arah vertical dan gaya normalnya
merupakan gay dengan arah horizontal. Keadaan ini akan mengalami
perubahan pada kolom (batang vertikal ).
31
Perjanjian Tanda
Perjanjian tanda adalah suatu pernyataan untuk membedakan struktur yang
mengalami gaya tarik, desak, ataupun momen.
a. Untuk batang tarik digunakan tanda positif (+) ataupun arah panah gaya
normal meninggalkan batang.
b. Untuk batang desak digunakan tanda negatif (-) ataupun arah panah gaya
normal menuju batang.
Dalam proses pengelasan rangka, jenis las yang digunakan adalah las
listrik dengan pertimbangan akan mendapatkan sambungan las yang kuat.
2.6.1. Proses las listrik
Dalam las listrik panas yang digunakan untuk mencairkan logam
diperoleh dari busur listrik yang timbul antara benda kerja yang dilas
dengan kawat logam yang disebut elektroda. Elektroda ini terpasang pada
pegangan atau holder las dan didekatkan pada benda kerja hingga busur
listrik terjadi atau timbul panas antara ujung elektroda dan benda kerja
yang dapat mencairkan logam.
a. Mengatur busur las
Pada pesawat las AC busur dinyalakan dengan menggoreskan
elektroda pada benda kerja, sedang pada pesawat las DC busur
dinyalakan dengan menyentuhkan elektroda dari atas ke bawah pada
benda kerja. Agar hasil yang baik maka harus diatur jarak panjang
busur las. Bila diameter elektroda = d dan panjang busur, yaitu jarak
elektroda dengan benda kerja = L, maka pengelasan harus diatur
supaya L – d sehingga diperoleh alur rigi-rigi yang baik dan halus.
Bila L > d maka alur rigi-rigi las kasar, penetrasi dangkal dan percikan
kerak keluar dari jalur las. Dan bila L < d, maka biasanya terjadi
pembekuan pada ujung elektroda dan benda kerja, alur rigi tidak
merata, penetrasi kurang dan percikan kerak kasar dan berbentuk bola.
b. Mengatur gerak elektroda
Gerak elektroda dapat diatur sebagai berikut:
1. Gerak ayunan turun sepanjang sumbu elektroda.
Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda dilakukan untuk
mengatur jarak busur las ke benda kerja supaya panjang busur las
sama dengan diameter elektroda
2. Gerak ayunan dari elektroda untuk mengatur kampuh las
Gerakan ayaunan elektroda dilakukan untuk mengatur lebar las
yang dikendaki atau kampuh las.
34
BAB III
PENGERJAAN ALAT PERAGA TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR
BAB IV
ANALISA PERHITUNGAN
4.1. Batang AB
Analisa kekuatan rangka dilakukan dengan pola tegangan statis tertentu.
Rangka mendapat beban dari berat mesin. Bagian rangka yang dianalisa/ dihitung
adalah batang AB, yaitu batang yang mendukung mesin/ menyangga mesin
dengan dua baut dan batang EFG yang menyangga mesin dengan satu baut.
32
Persamaan kesetimbangan statika:
SFx = 0
SFy = 0
RAV + RBV – 11 – 11 = 0
RAV + RBV = 22 kg
SMA = 0
(W1.175 + W2 . 360 - RBV . 455) = 0
(11 .175 + 11 . 360 - RBV . 455) = 0
1925 + 3960 - RBV . 455 = 0
RBV. 455 = 5885 kg
RBV = 12,93407 kg
RAV + RBV = 22 kg
RAV = 22 – 12,93407
= 9,06593 kg
Kekuatan bahan:
Tegangan tarik yang terjadi pada profil Pipa persegi 25 x 25 dengan tebal
bahan 2 (ditinjau dari tegangan bending maksimum) dengan σmax = 240
N/mm2
Dengan:
Mmax = 1586,53775 kg.mm = 15865,3775 N.mm
Z = 1307,627 mm3
46
M .y M M
sb = = =
I I Z
y
15865,3775
=
1307,627
= 12,13295 N/mm2
Karena σmax ≥ σb , jadi profil yang digunakan aman.
Gambar 4.6. sketsa rangka mesin EFG Gambar 4.7. Reaksi gaya luar EFG
1. Gaya Normal
Gaya yang bekerja searah dengan sumbu batang FG sama dengan RGV
yaitu sebesar 6 kg.
2. Gaya geser
SFEF = RGV = 6 kg
3. Momen lentur / bending momen
BMF = (RGV ) (170) = (6) (170) = 1020 kg.mm
Kekuatan bahan:
Tegangan tarik yang terjadi pada profil Pipa persegi 25 x 25 dengan tebal
bahan 2mm (ditinjau dari tegangan bending maksimum)
Dengan:
Mmax = 1020 kg.mm = 10200 N.mm
Z = 1307,627 mm3
M .y M M
sb = = =
I I Z
y
10200
=
1307,627
= 7,804 N/mm2
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Dari rangkaian kerja Proyek Akhir yang telah dilaksanakan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Transmisi otomatis sepeda motor bekerja dengan memanfaatkan gaya
sentrifugal untuk memperoleh perbandingan putaran antara puli primer
dan puli sekunder.
2. Transmisi otomatis sepeda motor terdiri dari tiga komponen yaitu puli
primer, puli sekunder dan gigi reduksi.
5.2. SARAN
Dalam proses pembuatan alat peraga dan laporan ini masih banyak
terdapat kekurangan kekurangan yang ada didalamnya. Pada kesempatan kali
ini penyusun dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Perhatikan kondisi mesin baik itu sistem transmisi atau sistem lainnya.
2. Perhatikan kondisi roller dan belt jika aus maka harus segera diganti.
3. Kerusakan pada kopling sebaiknya cepat diatasi agar penyaluran tenaga
putar dapat berjalan lancar.
4. Jangan lupa memberi pelumasan pada bos puli primer dan pada torsi cam.