Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK 1

PANCASILA

Dosen Pengampu: Sariyah Astuti, Mp.d

Oleh:
Adelia Rahmawati (19100066)
Adi Setia Budi (19100067)
Agil Dima Rizki (19100068)
Ajeng Sulistiani (19100069)
Ariyo Iqbal Al-Farizi (19100071)
Barkah Oktadinata (19100072)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER


STMIK PRINGSEWU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul PANCASILA ini tepat pada waktunya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sariyah Astuti,Mp.d, selaku
dosen mata kuliah PANCASILA yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pringsewu, 25 Januari 2020

penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................... i
Kata pengantar............................................................................................................ ii
Daftar Isi ..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang................................................................................................ 1


1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
1.3. Tujuan Makalah.............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Landasan Pendidikan Pancasila................................................................3


2.2. Tujuan Pendidikan Pancasila.....................................................................5
2.3. Pembahasan Pancasila Secara Ilmiah.....................................................6
2.4. Beberapa Pengertian Pancasila.................................................................7

2.5. Pancasila Dalam Konteks Sejarah Bangsa Indonesia.........................9

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan......................................................................................................... 15
3.2. Saran .................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia sebagaimana


tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga
Negara Indonesia harus memperlajari, mendalami, menghayati, dan
mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan.
Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dalam
perjalanan sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi
dan intrepetasi sesuai dengan kepentingan rezim yang berkuasa. Pancasila
telah digunakan sebagai alat untuk memaksa rakyat setia kepada
pemerintah yang berkuasa dengan menempatkan pancasila sebagai satu-
satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat.
Nampak pemerintahan Orde Baru berupaya menyeragamkan paham
dan ideologi bermasyarakat dan bernegara dalam kehidupan masyarakat
Indonesia yang bersifat pluralistik. Oleh sebab itu, MPR melalui sidang
Istimewa tahun 1998 dengan Tap. No.XVII/MPR/1998 tentang Pencabutan
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) dan menetapkan
Pancasila sebagai dasar Negara. Pancasila sebagaimana dimaksud dalam
Pembukaan UUD 1945 adalah dasar Negara dari Negara kesatuan RI harus
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.

1.2. Rumusan Masalah


a) Apa Landasan Pancasila?
b) Apa Tujuan Pendidikan Pancasila?
c) Bagaimana Pancasila Secara Ilmiah?
d) Apa Pengertian Pancasila?
e) Bagaimana Pancasila dalam Bangsa Indonesia?
1.3. Tujuan Penulisan
Dalam memahami Pancasila secara lengkap dan utuh terutama
dalam kaitannya dengan jati diri bangsa Indonesia, mutlak diperlukan
pemahaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk membentuk
suatu negara yang berdasarkan suatu asas hidup bersama demi
kesejahteraan hidup bersama, yaitu negara yang berdasarkan
Pancasila. Selain itu secara epistemologis sekaligus sebagai
pertanggungjawaban ilmiah, bahwa Pancasila selain sebagai dasar
negara Indonesia juga sebagai pandangan hidup bangsa, jiwa dan
kepribadian bangsa serta sebagai perjanjian seluruh bangsa Indonesia
pada waktu mendirikan negara.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Landasan Pendidikan Pancasila

A. Landasan Historis
• Proses sejarah pembentukan bangsa Indonesia (Prasejarah,
Kerajaan Kuno, Kerajaan Islam, penjajahan, perjuangan
kemerdekaan, kemerdekaan dstnya)

• Sejarah Perumusan Pancasila sebagai dasar negara (sejak sidang


BPUPKI I hingga sekarang)

B. Landasan Kultural

• Fakta budaya dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang


merupakan suatu pandangan hidup, tujuan hidup bersama dalam
suatu negara, yang setiap bangsa memiliki ciri khas tersendiri.

C. Landasan Yuridis

 Pembukaan UUD 1945 alinea II (Cita-cita bangsa Indonesia) dan


alinea IV ( tujuan dan aspirasi kemerdekaan)
 UU no. 2 tahun 1989 tentang Sisdiknas jo UU No. 20 tahun 2003
 PP No. 60 tahun 1999 tentang Dikti pasal 13 ayat (2)
 SK Ditjen Dikti No. 265/DIKTI/kep/2000 (Penyempurnaan
Kurikulum)
 SK Ditjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep/2002 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Matakuliah Pengembangan Kepribadian

3
D. Landasan Filosofis

Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis


bangsa Indonesia, merupakan suatu keharusan moral untuk secara
konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2.2. Tujuan Pendidikan Pancasila


Mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan terwujud dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa
terhadap Tuhan YME dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan
agama kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan , perilaku yang
mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran,
diarahkan pada perilaku yang mendukung upaya mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia(SK Ditjen Dikti No.
265/DIKTI/Kep./200).

Pendidikan Pancasila bertujuan menghasilkan peserta didik bersikap dan


berperilaku :

1. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.

2. berperikemanusian yang adil dan beradab.

3. mendukung persatuan bangsa.

4. mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan


bersama di atas kepentingan individu maupun golongan.

5. mendukung upaya untuk mewujudkan suatu keadilan sosial


dalam masyarakat.

4
2.3. Pembahasan Pancasila secara Ilmiah

Syarat-syarat ilmiah Pembahasan Pancasila menurut buku “Tahu dan


Pengetahuan” karangan I.R.Poedjawijatno ada 4, yaitu :

a. Berobjek

Menurut filsafat ilmu : Objek Forma dan Objek Materia

1) Objek Forma, yaitu Sudut pandang tertentu dalam Pembahasan


Pancasila.

Pancasila dapat dipandang dari sudut :

 Moral Moral Pancasila


 Ekonomi Ekonomi Pancasila
 Pers Pers Pancasila
 Hukum Pancasila Yuridis
 Filsafat Filsafat Pancasila

2) Objek Materia, yaitu Sasaran pengkajian pancasila adalah Bangsa


Indonesia dengan segala aspek budayanya yang meliputi :
 Non Empiris Budaya Empiris Adat Istiadat.
 Moral Bukti Sejarah.
 Religius Naskah Kenegaraan.
 Lembaran Sejarah.

b. Bermetode
1) Analitic Syntetic, yaitu Metode pembahasan Pancasila yang
merupakan perpaduan metode analisis dan sintetis.
2) Hermeneutika, Digunakan untuk menemukan makna dibalik objek.

5
c. Bersistem

Hubungan dalam sistem : - Interelasi artinya berhubungan

- Interpedensi artinya ketergantungan

Sifat sistem : Koheren (runtut)

Sehingga sila-sila Pancasila menjadi kesatuan yang sistematik

d. Universal

Berarti tidak terbatas untuk waktu, ruang, keadaan, situasi,


kondisi, dan jumlah.

2.4. Beberapa Pengertian Pancasila

A Secara Etimologis

Menurut Bahasa Sansekerta India

- Panca : lima
- Syila : batu sendi, alas, dasar
- Syiila : peraturan tingkah laku yang baik

Yang artinya Berbatu sendi 5 atau Dasar yang memiliki 5 unsur

B Secara Historis

Menurut Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945) :

- Peri Kebangsaan
- Peri Kemanusiaan
- Peri Ketuhanan
- Peri Kerakyatan
- Kesejahteraan Rakyat

6
Yang dituangkan menjadi :

- Ketuhanan Yang Maha Esa.


- Kebangsaan Persatuan Indonesia.
- Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Menurut Ir. Soekarno (1 Juni 1945)

- Nasionalisme / Kebangsaan Indonesia.


- Internasionalisme / Perikemanusiaan.
- Mufakat / Demokrasi.
- Kesejahteraan Sosial.
- Ketuhanan yang Berkebudayaan.

Dalam perkembangannya PANCASILA diusulkan menjadi TRISILA


yang berisi :

- Sosio Nasional : Nasionalisme dan Internasionalisme.


- Sosiso Demokrasi : Demokrasi dan Kesejahteraan Rakyat.
- Ketuhanan Yang Maha Esa

Menurut Piagam Jakarta (22 Juni 1945)

- Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam


bagi pemeluk-pemeluknya.
- Kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Persatuan Indonesia.
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
pemusyawaratan perwakilan.
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

7
2.5. Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Pancasila

Untuk memahami Pancasila secara lengkap dan utuh terutama dalam


kaitannya dengan jati diri bangsa Indonesia, mutlak diperlukan pemahaman
sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk membentuk suatu negara yang
berdasarkan suatu asa hidup bersama demi kesejahteraan hidup bersama,
yaitu negara yang berdasarkan Pancasila.

A. Zaman Kutai

Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M, dengan


ditemukannya prasasti yang berupa 7 yupa (tiang batu). Berdasarkan
prasasti tersebut dapat diketahui bahwa raja Mulawarman keturunan
dari raja Aswawarman keturunan dari Kudungga. Masyarakat kutai
menampilkan nilai - nilai sosial politik, dan ketuhanan dalam bentuk
kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada para Brahmana

Pada masa ini Raja Mulawarman telah mengadakan kenduri dan


pemberian sedekah pada Brahmana. Masyarakat Kutai yang pertama kali
mencerminkan nilai sosial politik, dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan.

B. Zaman Sriwijaya

Pada abad ke – 7 muncullah suatu kerajaan di Sumatra yaitu


kerjaan Sriwijaya, dibawah kekuasaan bangsa Syailendra.

Pada zaman itu kerajaan Sriwijaya merupakan suatu kerajaan


besar yang cukup disegani dikawasan asia selatan

Sebagai suatu kerajaan yang besar Sriwijaya sudah


mengembangkan tata negara dan tata pemerintahan yang mampu
menciptakan peraturan – peraturan yang ditaati oleh rakyat yang berada
diwilayah kekuasaannya.

8
C. Zaman Kerajaan Sebelum Majapahit

Sebelum kerajaan Majapahit muncul sebagai kerajaan yang


memamancangkan nilai – nilai nasionalisme, telah muncul kerajaan –
kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur secra silih berganti.
Menurut prasasti Kelagen, Raja Airlangga telah mengadakan
hubungan dagang dan bekerja sama dengan Benggala, Chola dan Champa
hal ini menunjukan nilai–nilai kemanusiaan.
Bahkan pada zaman itu lambang negara Indonesia yang makna
didalamnya juga melambangkan sila – sila Pancaila, digambarkan
dengann burung garuda, dengan seloka Bhinneka Tunggal Ika.

D. Zaman Majapahit

Empu Prapanca menulis Negarakertagama yang memuat istilah


Pancasila. Begitu juga Empu Tantular yang mengarang kitab Sutasoma
yang memuat Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Magrua yang
berarti walau berbeda namun satu jua adanya sebab tidak ada agama
yang memiliki Tuhan yang berbeda. Hal ini menunjukkan adanya realitas
kehidupan agama pada saat itu, yaitu Hindu dan Budha.

Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam


sidang Ratu dan Menteri-menteri di paseban keprabuan Majapahit tahun
1331, yang berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara raya
sebagai berikut : “Saya baru akan berhenti berpuasa makan pelapa,
jikalau seluruh nusantara bertakluk di bawah kekuasaan negara. Impian
ini telah mempersatukan silayah nusantara dalam sebuah kesatuan
menjadi kenyataan hingga saat ini.

9
E. Zaman Penjajahan

Setelah Majapahit runtuh pada abad XVI maka berkembanglah


agama islam dan kerajaan islam seperti Demak dan mulailah berdatangan
orang eropa yang ingin mencari rempah-rempah. Pada awalnya bangsa
portugis berdagang, namun lama-kelaman mulai menunjukan peranannya
dalam bidang perdagangan yang meningkat menjadi praktek penjajahan
misalnya Malaka pada tahun 1511. pada akhir abad ke XVI bangsa
Belanda datang ke Indonesia dengan mendirikan suatu perkumpulan
dagang yang bernama VOC (Verenigde Oost Indische Compaignie).
Namun, semua perlawanan senantiasa kandas karena tidak disertai rasa
persatuan dan kesatuan dalam menaklukkan penjajah.

Karena praktek VOC penuh dengan paksaan sehingga


mendapatkan perlawanan dari rakyat dan kerajaan-kerajaan.
Penghisapan mulai memuncak ketika belanda menerapkan system
monopoli melalui tanam paksa (1830-1870) dengan memaksakan beban
kewajiban terhadap rakyat.

F. Kebangkitan Nasional

Pada abad XX dipanggung politik internasional terjadilah


pergolakan kebangkitan dunia timur, di Indonesia kebangkitan
nasional(1908) dipelopori oleh dr.Wahidin Sudirohusodo dengan Budi
Utomo. Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 Oktober 1908
merupakan pelopor pergerakan nasional, setelah itu munculah Sarekat
Dagang Islam(1909), kemudian diganti dengan Sarekat Islam(1911)di
bawah H.O.S. Cokroaminoto, Indische Partij(1913),yang dipimpin oleh
tiga serangkai yaitu: Douwes Deker, Ciptimangunkusumo, KI Hajar
Dewantoro Pada tahun 1927 munculah Partai Nasional Indonesia yang
dipelopori oleh Soekarno, Ciptomangunkusumo, Sartono, dan tokoh

10
lainnya. Perjuangan kesatuan nasional kemudian diikuti dengan Sumpah
Pemuda tanggal 20 Oktober 1928, yang isinya satu bahasa, satu bangsa,
dan satu tanah air Indonesia.

G. Zaman Penjajahan Jepang

Indonesia jatuh ke tangan Jepang karena Belanda takluk pada


Jepang. Tak ada bedanya dengan Belanda, Jepang pun memeras tenaga
rakyat untuk kepentingan Jepang.

Janji merdeka diberikan pada Indonesia berkali-kali melalui


BPUPKI dan PPKI. BPUPKI mengadakan sidang untuk mewujudkan
keinginan merdeka, yaitu pada :

1. 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945

Membahas usulan-usulan rumusan dasar negara. Sidang ini


dihadiri oleh beberapa tokoh penting, seperti :

• Mr. Muh. Yamin


• Prof. Dr. Soepomo
• Ir. Soekarno

2. 10 Juli 1945 – 16 Juli 1945


Membentuk “Panitia Sembilan” untuk membuat pembukuan hukum
dasar yang lebih kita kenal dengan istilah Undang-Undang Dasar.

H. Sidang Bpupki

1. Sidang Pertama (18 Agustus 1945)

Sidang pertama PPKI dihadiri 27 orang dan menghasilkan


keputusan-keputusan sebagai berikut :

11
• Setelah melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta
yang kemudian berfungsi sebagai Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945.
• Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari
Badan Penyelidik pada tanggal 17 Juli 1945, setelah mengalami
berbagai perubahan karena berkaitan dengan perubahan Piagam
Jakarta, kemudian berfungsi sebagai Undang-Undang Dasar 1945.
• Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama.
• Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai
badan musyawarah darurat.

2. Sidang Kedua (19 Agustus 1945)

Pada sidang kali ini, PPKI berhaisl menetapkan daerah Propinsi


sebagai berikut :

• Jawa Barat
• Jawa Tengah
• Jawa Timur
• Sumatera
• Borneo
• Sulawesi
• Maluku
• Sunda Kecil

3. Sidang Ketiga (20 Agustus 1945)

Sidang ketiga ini dilakukan pembahasan terhadap agenda


tentang ‘Badan Penolong Keluarga Korban Perang’, adapun keputusan
yang dihasilkan adalah terdiri atas delapan pasal. Salah satu dari pasal
tersebut yaitu, pasal 2 dibentuklah suatu badan yang disebut Badan
Keamanan Rakyat (BKR)

4. Sidang Keempat (22 Agustus 1945)

12
Pada sidang keempat PPKI membahas agenda tentang Komite
Nasional Partai Nasional Indonesia, yang pusatnya berkedudukan di
Jakarta.

I. Proklamasi Kemerdekaan Dan Sidang PPKI

Proklamasi Jepang kalah perang melawan tentara sekutu, Jepang


terdesak memberikan kemerdekaan Indonesia melalui PPKI sebagai tim
perncang kemerdekaan Indoensia.

PPKI beranggotakan 21 orang, yang tidak satupun anggotanya dari


pihak Jepang sehingga dapat leluasa merundingkan proklamasi untuk
kemerdekaan Indonesia.

J. Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan

Arti proklamasi kemerdekaan bagi Indonesia :

1. Secara yuridis, Proklamasi menjadi awal tidak berlakunya hukum


kolonial, dan mulai berlakunya hukum masional.

2. Secara politis ideologis, Proklamasi berarti bahwa Indonesia


terbebas dari penjajahan dan memiliki kedulatan untuk menentukan
nasib sendiri.

Pembentukan Negara RIS

Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memeliki


kedaulatan. Oleh karena itu, persetujuan KMB bukanlah penyerahan
kedaulatan, melainkan pengalihan atau pengakuan kedaulatan.

Dekrit Presiden 5 Juli 1959

13
Ketidakstabilan negara disegala bidang membuat Presiden
Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang berisi :

• Membubarkan Konstituante.
• UUDS 1950 tidak berlaku lagi dengan diberlakukannya UUD
1945.
• Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya.

Landasan hukum Dekrit adalah hukum darurat :

• Hukum tata negara darurat subjektif

• Hukum tata negara darurat objektif

Masa Orde Baru

Muncul Tritura akibat adanya peristiwa pemberontakan PKI yang


berisi :

• Pembubaran PKI

• Pembersihan kabinet dari unsur PKI

• Penurunan harga kebutuhan pokok

Pemerintahan orde baru melaksanakan program-programnya


dalam upaya merealisasikan pembangunan nasional sebagai
perwujudan pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

a) Praktek VOC dilakukan dengan paksaan-paksaan sehingga


mendapatkan perlawanan dari rakyat dan kerajaan-kerajaan.
b) Di Indonsia kebangkitan nasional (1908) dipelopori oleh Dr. Wahidin
Sudirohusodo dengan Budi Utomo.
c) ‘Orde Baru’ yaitu suatu tatanan masyarakat dan pemerintahan yang
menuntut dilaksanakannya Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.
d) isi tritura sebagai berikut:
- Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya
- Pembersihan cabinet dari unsure G 30 S PKI
- Penurunan harga

3.2. Saran

a) Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
perbaikan dan kesempurnaan Makalah kami.
b) Bagi para pembaca, apabila ingin menambah wawasan dan ingin
mengetahui lebih jauh, maka penulis dengan rendah hati agar lebih
membaca buku-buku lainnya yang berkaitan dengan judul
“PANCASLA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
INDONESIA’’.
c) Menjadikan Makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para
mahasiswa dan mahasiswi berfikir aktif dan kreatif.

15
DAFTAR PUSTAKA

Zuhri, Rani. 2015. MAKALAH " Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan
Bangsa Indonesia" di
http://rani-zuhri.blogspot.com/2013/12/makalah-pancasila-dalam-konteks-
sejarah.html (diakses 26 Januari 2020)

OnezzeroOne, Ninip. Rangkuman Pendidikan Pancasila Prof Kaelan di


https://www.academia.edu/6643538/Rangkuman_Pendidikan_Pancasila_Pr
of_Kaelan (diakses 26 Januari 2020)

Kaelan. 2016. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma.

16

Anda mungkin juga menyukai