Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

PEMBELAJARAN SENI RUPA

Dosen Pengampu

Drs. Darsan Bagus, M.Pd.

Disusun Oleh :
Purnama Sari
NIM ADA 117 061

UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2020
Bagaimana cara menciptakan karya seni waktu manusia lahir, dewasa dan meninggal?

Jawab :

1. Karya seni sejak manusia lahir seperti :


Sebenrnya sejak kita dalam kandungan disitu terjadi sebuah proses pembentukan
tubuh seperti kaki, tangan, kepala, dan anggota tubuh lainnya yang bisa dikatakan
sebagai seni.
 Wajah adalah salah satu karya seni yang nampak
 Bersuara, seperti halnya suara tangisan
 Gerak yang tercipta sejak lahir hingga sekarang
 Mulai bisa meniru apa yang dicontohkan oleh kedua orang tua
 Mulai bisa mengerti dengan bahasa yang dikomunikasikan oleh kedua orang
tua nya
 Seni tumbuh dan berkembang yang ada sejak lahir hingga sekarang
 Mulai belajar merangkak dan berjalan.

2. Karya seni sejak manusia dewasa seperti halnya tumbuh dan berkembang dan mampu
menciptakan karya seni seperti :
 Seni rupa yaitu, menggambar atau melukis
 Seni musik yaitu, mengeluarkan suara seperti benyanyi, bermain musik dan
semacam nya
 Seni tari yaitu, melakukan gerakan seperti menari dan sebagainya
 Seni terapan yaitu, mampu menggelola atau membuat karya seni seperti tas
anyaman, sepatu dari kulit, kursi dari rotan, dan tikar anyaman (tikar purun).

3. Karya seni yang ada sejak manusia meninggal,


Dari manusia lahir hingga manusia mati masih meninggalkan seni. Ada beberapa
agama dan budaya yang menjadi salah satu karya seni seperti adat Suku Dayak, Suku
Batak, Suku Bali, dan Suku Toraja.
 Suku Dayak, memiliki upacara adat yang terkenal dimasyarakatnya seperti
upacara Tiwah, upacara tiwah ini merupakan ritual yang dilakukan oleh suku
dayak untuk mengantarkan tulang orang yang telah meninggal ke sandung
(rumah kecil) yang telah dibuat. Bagi kebanykan suku dayak upacara tiwah ini
adalah upacara yang sangat sakral. Upacara ini juga diiringi dengan tarian-
tarian, suara gong, serta hiburan lainnya.
 Suku Batak, memiliki upacara adat yang terkenal dengan nama Saur Matua,
makna dari upacara adat ini adalah kematian yang ideal yang mana orang yang
meninggal sudah tidak memiliki tanggungan apa-apa lagi karena seluruh
anaknya sudah berkeluarga. Upacara ini juga merupakan bentuk rasa kasih
sayang dan hormat dari anak kepada orang tuanya. Pada acara in bagian-
bagian tubuh kurban seperti kerbau atau sapi akan dibagikan kepada keluarga
dan masyarakat dalam keadaan yang mentah. Setelah itu seluruh keluarga dan
masyarakat akan memberikan kata-kata hiburan pada keluarga yang sedang
berduka dan dilanjutkan dengan tari tor-tor diiringi dengan orkes musik
tradisional.
 Suku Bali, memiliki upacara adat yang dikenal dimasyarakat dengan nama
Ngaben, upacara ini biasanya diadakan oleh masyarakat Hindu di Bali.
Upacara ini membutuhkan proses dan waktu yang begitu lama karena untuk
melakukan upacara ini biaya yang harus dikeluarkan begitu besar. Menurut
kepercayaan orang Hindu di Bali upacara Ngaben adalah upacara yang
dilakukan untuk menyempurnakan kematian dimana proses ini adalah untuk
mempercepat pengembalian unsur-unsur Panca Maha Bhuta ke asalnya.
Dalam upacara Ngaben di Bali, jenazah akan diberikan menara pengusung
jenazah yang tinggi dan megahnya sesuai dengan status sosialnya. Lalu
jenazah akan diiring ke tempat pemakaman untuk dibakar agara atma,
sehingga suksma seriranya dapat terbebas.
 Suku Toraja, memiliki upara adat yang dikenal dengan nama Rambu Solo,
sama halnya dengan upacara Ngaben di Bali upacar Rambu Solo pun
memerlukan biaya yang cukup banyak, makanya orang yang meninggal disana
baru bisa dimakamkan beberapa bulan setelah kematian nya, jenazah yang
belum dimakamkan diperlakukan seperti layaknya orang yang sakit dan tidak
bisa melakukan apa-apa, sama dengan upacara Ngaben di Bali upacara Rambu
Solo ini adalah upacara yang bermakna menyempurnakan kematian seseorang,
yang mana upacara ini merupakan pintu gerbang bagi jenazah untuk
memasuki alam yang baru. Upacara ini dilakukan di sebelah barat tongkonan
(rumah adat toraja) pada saat matahari terbenam sebagai simbol rasa duka.
Jenazah lalu akan dimakamkan di sebuah tebing batu bersama dengan harta
bendanya. Semakin tinggi jenazah diletakkan, maka semakin cepat pula
rohnya sampai ke puya.

Anda mungkin juga menyukai