Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS JURNAL

PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH DI DESA BLEMBEM
WILAYAH KERJA PUKESMAS GONDANGREJO

Disusun oleh:
1. Amalia Yuyun P (1910206017) 7. Ifada Amaliya (1910206022)
2. Wening Pangestuti (1910206129) 8. Pipin Nur Setyawati (1910206150)
3. Iryan desianta Putri (1910206014) 9. Mutiara Rahmawati (1910206054)
4. Lusi Saraswati (1910206144) 10. Wanhar (1910206056)
5. Ade Kurniawan (1910206026) 11. Lusia Niken Candra (1910206058)
6. Devi Nurmalia S. (1910206155)
12. Tia Rista Meilani (1910206157)

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
A. PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH DI DESA BLEMBEM
WILAYAH KERJA PUKESMAS GONDANGREJO
Fenomena di Dusun Tlogo RW 28 Ambarketawang Gamping Sleman
Yogyakarta
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik > 90 mmHg. Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan
suatu keadaaan tekanan darah seorang berada pada tingkatan di atas normal. Menurut
WHO, batasan hipertensi tanpa memandang usia dan jenis kelamin adalah Tekanan
darah < 140/90 mmHg, disebut Normotensi. Tekanan darah > 160/95 mmHg,
dinyatakan Hipertensi pasti. Tekanan darah 140/90 mmHg sampai 160/95 mmHg
disebut Hipertensi perbatasan. Menurut data dari WHO tahun 2011 seluruh dunia,
sekitar 972 juta orang tau 26,4% pria dan 26,1% wanita menderita hipertensi. Angka
ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2 di tahun 2025 dari 972 juta pengidap
hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara
berkembang termasuk Indonesia. Berdasarkan hasil survei kesehatan pada tahun 2011
di Indonesia terdapat 46% penduduk tidak menderita hipertensi dan 54% diantaranya
menderita hipertensi ( Depkes RI, 2011 ). Hasil Riskesdas (2013) kecenderungan
prevalensi hipertensi mengalami kenaikan dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5% pada
tahun 2013.
Penyakit hipertensi menjadi masalah utama dalam kesehatan mesyarakat yang
ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Studi pendahuluan
yang telah dilakukan didapatkan data dari sepuluh besar penyakit di wilayah
Puskesmas Gondangrejo jumlah penderita hipertensi pada bulan Januari sampai bulan
Maret 2015 sejumlah 167 kasus atau 16% dari jumlah kunjungan pasien rawat jalan.
Hipertensi terutama diderita oleh lansia dengan jumlah penderita hipertensi pada
tahun 2014 sejumlah 591 penderita. Berdasarkan wawancara terhadap 20 lansia yang
berkunjung 11 orang menyatakan tekanan darah meningkat karena jarang makan
sayur, tidak pernah kontrol dan tidak olahraga, 4 orang menyatakan karena merokok
dan 5 orang kontrol dan minum obat tidak teratur. Berdasarkan latar belakang maka
tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan
tekanan darah di Desa Blembem Wilayah Kerja Puskesmas Gondangrejo.
Berdasarkan hasil pengkajian di Dusun Tlogo Ambarketawang tanggal 09
Maret 2020 didapatkan hasil sebagian besar riwayat penyakit pada usia dewasa dan
lansia adalah penyakit hipertensi sebanyak 23,6%. Warga yang menderita hipertensi
sudah menderita sejak lama dan sebagian besar merupakan karena faktor keturunan
dan pola hidup kurang sehat. Warga yang menderita hipertensi mengatakan setiap
dilakukan cek tekanan darah hasilnya selalu tinggi. Beberapa warga mengatakan
memiliki riwayat penyakit hipertensi dan sudah lama mengalami tekanan darah tinggi.
Penderita hipertensi tidak mengetahui bagaimana mengatur pola makan ataupun
perilaku yang harus dilakukan agar gula darah mereka menurun. Penderita hipertensi
dan keluarga juga belum tahu cara merawat keluarga yang menderita hipertensi. Oleh
karena itu, sesuai dengan hasil pengkajian yang didapatkan dari fenomena yang ada,
kami mengambil jurnal yang berjudul “Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Di Desa Blembem Wilayah Kerja Pukesmas
Gondangrejo”.
Dengan adanya presentasi jurnal ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat
diimplementasikan oleh keluarga dalam melakukan perawatan pada penderita
hipertensi.

B. Abstract
PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH DI DESA BLEMBEM WILAYAH KERJA PUKESMAS
GONDANGREJO
Wahyuningsih Safitri, Hutari Puji Astuti
Prodi S-1 Keperawatan, STIKes Kusuma Husada Surakarta
wahyuningsihsafitri@gmail.com
Prodi DIII Kebidanan, STIKes Kusuma Husada Surakarta
uthe_dwi@yahoo.co.id
ABSTRAK
Gaya hidup masyarakat yang lebih seperti makanan cepat saji, dapat
menyebabkan berbagai masalah kesehatan termasuk hipertensi, gagal jantung,
diabetes mellitus, stroke, dan penyakit ginjal. Hipertensi merupakan masalah
kesehatan yang dialami oleh banyak orang tua. Salah satu cara untuk mencegah
komplikasi hipertensi tidak terjadi dapat diberikan senam tindakan hipertensi.
Penelitian ini berjudul pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah
di Blembem Desa Puskesmas Gondangrejo. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah di Desa
Blembem Puskesmas Gondangrejo. Metode penelitian adalah preeksperimen dengan
satu kelompok pre-test dan desain post-test. Pengumpulan data dilakukan pada saat
sebelum dan sesudah diberikan intervensi senam hipertensi latihan. Sampling dengan
purposive sampling dan sampel beberapa 40 orang. Alat penelitian ini terdiri
sphygmomanometer, stetoskop dan tekanan darah lembar observasi tekanan darah pre
test dan post test. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian
menunjukkan tidak ada efek senam hipertensi untuk pengurangan tekanan darah di
Desa Blembem Puskesmas Gondangrejo dengan nilai p 0.000. Berdasarkan hasil
penelitian senam hipertensi dapat digunakan sebagai informasi dan pertimbangan
dalam memilih intervensi untuk orang tua yang memiliki hipertensi.
Kata Kunci : Hipertensi, Lansia, Senam Hipertensi
Analisa abstract jurnal:
Kelebihan:
Dalam abstract sudah dipaparkan mengenai latar belakang, tujuan penelitian,
rancangan penelitian, populasi, sampel, hasil analisa dan kesimpulan.
Kekurangan:
Kekurangan dalam abstract ini adalah tidak dipaparkan jumlah populasi.
C. GAP Of Knowlegde
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik > 90 mmHg. Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan
suatu keadaaan tekanan darah seorang berada pada tingkatan di atas normal. Menurut
WHO, batasan hipertensi tanpa memandang usia dan jenis kelamin adalah Tekanan
darah < 140/90 mmHg, disebut Normotensi. Tekanan darah >160/95 mmHg,
dinyatakan Hipertensi pasti. Tekanan darah 140/90 mmHg sampai 160/95 mmHg
disebut Hipertensi perbatasan.
Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan pengobatan Farmakologi dan
Non Farmakologi Obat-obatan yang biasanya digunakan dengan pemberian obat
antihipertensi yaitu Diuretik, Beta Bloker dan Alpha bloker dan lain-lain. Obat yang
telah berhasil diproduksi teknologi kedokteran harganya masih relatif mahal sehingga
menjadi kendala penanganan hipertensi, terutama bagi yang memerlukan pengobatan
jangka panjang. Sebenarnya, selain diberikan obat antihipertensi gaya hidup dan pola
makan juga bisa mempengaruhi penurunan tekanan darah. Hipertensi juga bisa
ditanggulangi dengan pengobatan tradisional yaitu dengan menggunakan mentimun
(Cucumis Sativus) yang diolah menjadi jus minuman. Mentimun sering digunaka
sebagai lalapan, makanan diet atau pun sebagai masker untuk kecantikan. Banyak
khasiat yang dapat diperoleh dari mentimun, salah satunya adalah mengobati
Hipertensi (Myrank,2009).

D. Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode preeksperimen dengan satu kelompok pre-
test dan desain post-test. Pengumpulan data dilakukan pada saat sebelum dan sesudah
diberikan intervensi senam hipertensi latihan. Sampling dengan purposive sampling
dan sampel beberapa 40 orang dengan batas usia dari 51-59 tahun dan 60-74 tahun.
Penelitian dilakukan pada bulan pada bulan Januari sampai bulan Maret 2015. di Desa
Blembem Wilayah Kerja Puskesmas Gondangrejo.
Analisis:
Kelebihan:
1. Rancangan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
preeksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah one group pre-test dan
post-test design untuk mengetahui perubahan tekanan darah setelah pemberian
tindakan senam hipertensi. Rancangan penelitian one group pre post test design yaitu
penelitian yang dilakukan dengan cara memberikan pratest (pengamatan awal)
terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi, setelah itu diberikan intervensi,
kemudian dilakukan posstest dan sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh
peneliti.
2. Peneliti sudah mencantumkan analisis yaitu menggunakan analisis yaitu
menggunakan analisis bivariat.
3. Peneliti sudah memilih responden yang memiliki batasan usia yang sama, sehingga
responden tergolong homogen.
Kekurangan:
1. Peneliti tidak menyebutkan lama intervensi yang diberikan kepada responden.
2. Peneliti tidak menyebutkan cara senam hipertensi yang tepat.
3. Peneliti tidak menyebutkan populasi yang dibutuhkan dalam penelitian.
4. Jumlah pertanyaan kuesioner tidak dijelaskan oleh peneliti.
5. Metode penelitian tidak menjelaskan secara detail prosesnya, sehingga pembaca
harus memahami lebih banyak isinya.
E. Hasil
Hasil analisis data Tekanan darah lansia sebelum dilakukan senam hipertensi
diperoleh nilai rata-rata sebesar 158/96 mmHg (hipertensi ringan). Tekanan darah
lansia setelah dilakukan senam hipertensi diperoleh nilai rata-rata sebesar
146,88/88,75 mmHg (hipertensi ringan). Berdasarkan hasil Uji Beda Wilcoxson
diketahui bahwa p value adalah 0,000 sehingga H0 ditolak artinya ada pengaruh
senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah di Desa Blembem Wilayah Kerja
Puskesmas Gondangrejo, jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh senam
hipertensi terhadap penurunan tekanan darah di Desa Blembem Wilayah Kerja
Puskesmas Gondangrejo dengan p value 0,000.
Analisis :
Kelebihan :
1. Hasil penelitian telah memaparkan mengenai karakteristik responden dan hasil
prepost maupun postest.
2. Hasil penelitian telah memaparkan hasil perbandingan postest pada kelompok
intervensi yang disajikan dalam bentuk tabel, sehingga memudahkan pembaca
untuk memahaminya
Kekurangan:
Hasil penelitian hanya menyebutkan kelompok kontrol, sehingga pembaca hanya
dapat melihat hasil dari kelompok yang diberikan perlakuan saja.

F. Pembahasan
Hasil analisis data Tekanan darah lansia sebelum dilakukan senam hipertensi
diperoleh nilai rata-rata sebesar 158/96 mmHg (hipertensi ringan). Tekanan darah
lansia setelah dilakukan senam hipertensi diperoleh nilai rata-rata sebesar
146,88/88,75 mmHg (hipertensi ringan).
Berdasarkan hasil Uji Beda Wilcoxson diketahui bahwa p value adalah 0,000
sehingga H0 ditolak artinya ada pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan
tekanan darah di Desa Blembem Wilayah Kerja Puskesmas Gondangrejo, jadi dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah
di Desa Blembem Wilayah Kerja Puskesmas Gondangrejo dengan p value 0,000.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Margiyati yang menyatakan bahwa
senam lansia dapat menurunkan tekanan darah pada
lansia penderita hipertensi. Olahraga yang cukup dapat menurunkan kecemasan, stres,
dan menurunkan tingkat depresi. Penurunan tersebut akan menstimulasi kerja sistem
saraf perifer terutama parasimpatis yang menyebabkan vasodilatasi penampang
pembuluh darah akan mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan darah baik
sistolik maupun diastotik. Penelitian lain menunjukkan aktifitas fisik senam bugar
lansia dapat menurunkan tekanan darah penderita hipertensi, dimana tekanan sistolik
menunjukan perbedaan yang bermakna sedangkan pada diastolik mengalami
peningkatan tapi masih dalam batas normal ( Moniaga, 2013)
Analisis
Kelebihan
1. Penelitian ini sudah mencantumkan kesimpulan hasil penelitian, hasil penelitian
sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Pembahasan penelitian ini peneliti sudah tepat membandingkan/membahas hasil
penelitiannya dengan teori-teori yang ada pada penelitian-penelitian sebelumnya.
Kekurangan
Penelitian ini belum menyebutkan penelitian yang tidak sejalan

G. Rekomendasi
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik > 90 mmHg. Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan
suatu keadaaan tekanan darah seorang berada pada tingkatan di atas normal. Menurut
WHO, batasan hipertensi tanpa memandang usia dan jenis kelamin adalah Tekanan
darah < 140/90 mmHg, disebut Normotensi. Tekanan darah > 160/95 mmHg,
dinyatakan Hipertensi pasti. Tekanan darah 140/90 mmHg sampai 160/95 mmHg
disebut Hipertensi perbatasan. Menurut data dari WHO tahun 2011 seluruh dunia,
sekitar 972 juta orang tau 26,4% pria dan 26,1% wanita menderita hipertensi. Angka
ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2 di tahun 2025 dari 972 juta pengidap
hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara
berkembang termasuk Indonesia. Berdasarkan hasil survei kesehatan pada tahun 2011
di Indonesia terdapat 46% penduduk tidak menderita hipertensi dan 54% diantaranya
menderita hipertensi (Depkes RI, 2011) Sementara itu di Provinsi Riau periode
2013–2014 tercatat penyakit hipertensi mencapai 24%. Padahal tahun 2010 – 2011
dapat turunkan ,9% tetapi justru terjadi penambahan tahun 2012 menjadi 11,4% dan
tahun 2013 terus meningkat mejadi 24%. (Profil Kesehatan Riau, 2012).
Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan pengobatan Farmakologi dan
Non Farmakologi Obat-obatan yang biasanya digunakan dengan pemberian obat
antihipertensi yaitu Diuretik, Beta Bloker dan Alpha bloker dan lain-lain. Obat yang
telah berhasil diproduksi teknologi kedokteran harganya masih relatif mahal sehingga
menjadi kendala penanganan hipertensi, terutama bagi yang memerlukan pengobatan
jangka panjang. Sebenarnya, selain diberikan obat antihipertensi, gaya hidup, pola
makan dan latihan fisik juga bisa mempengaruhi penurunan tekanan darah. Dengan
adanya latihan fisik atau senam lansia yang teratur dan terus menerus maka katup-
katup jantung yang tadinya mengalami sklerosis dan penebalan berangsur kembali
pada kondisi dasar atau normal, miokard tidak terjadi kekakuan lagi, adanya kontraksi
otot jantung, isi sekuncup dan curah jantung tidak lagi mengalami peningkatan. Hal
ini akan mengakibatkan tekanan darah tidak lagi meningkat atau mengalami
penurunan tekanan darah (Maryam, 2008). Rismayanthi berpendapat bahwa olahraga
aerobik terutama bermanfaat untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan
dan daya tahan jantung, paru, peredaran darah, otot-otot, dan sendi-sendi.
Ini menandakan bahwa program ini dapat diimplementasikan di masyarakat
pada umumnya
Hasil analisis pada jurnal ini didapatkan banyak keuntungan yaitu:
1. Dari segi kesehatan dapat mencegah penyakit
2. Dari segi biaya tidak dibutuhkan dana
3. Dari segi waktu yang digunakan sudah terstruktur
4. Dari segi budaya cocok untuk digunakan dalam cakupan wilayah Indonesia.

H. Daftar Pustaka
Analisa
Kelebihan
Daftar pustaka sudah lengkap, daftar pustaka sudah sesuai kaidah penulisan, daftar
pustaka menggunakan karya ilmiah dan literatur dari sumber yang jelas.
Kekurangan
Tidak mencantumkan literatur dari makalah atau penelitian seperti karya ilmiah,
masih menggunakan literatur lama lebih dari 10 tahun terahir yaitu tahun 2006

Anda mungkin juga menyukai